Ahmadiyyah di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kontak pertama: ejaan di koran 1927
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Islam by country}}
[[Berkas:Jemaat Ahmadiyah Indonesia Padang.jpg|jmpl|300x300px|Kompleks kantor [[Jemaat Ahmadiyah Indonesia]] di [[Kota Padang|Padang]], [[SumatraSumatera Barat]]]]
'''Ahmadiyah di Indonesia''' adalah bagian dari aliran [[Ahmadiyah|Islam Ahmadiyah]] yang berada di [[Indonesia]]. Sejarah awal komunitas di Indonesia dimulai pada masa-masa awal [[Mirza Bashir-ud-Din Mahmood Ahmad|Khalifah Kedua]], ketika seorang misionaris, Rahmat Ali, berkunjung ke Sumatra pada tahun 1925 dan mendirikan gerakan dengan 13 pengikut di [[Tapaktuan]], [[Aceh]].<ref name="Burhani143">{{cite book|author=[[Ahmad Najib Burhani]]|date=December 18, 2013|title=Islam and Christian–Muslim Relations|publisher=Taylor & Francis|volume=25|pages=143–144| chapter=The Ahmadiyya and the Study of Comparative Religion in Indonesia: Controversies and Influences | authorurl-status=Ahmad Najib Burhani live| volume=25 | issue=2 | pages=143–144 | publisher=Taylor & Francis | date=December 18, 2013}}</ref> Komunitas ini memiliki sejarah yang berpengaruh dalam perkembangan agama di Indonesia,<ref name="Burhani151"/> tetapi pada zaman modern ini telah menghadapi peningkatan intoleransi dari pendirian agama di negara ini dan permusuhan fisik dari kelompok Muslim radikal.<ref name="Rahman418"/> [[Association of Religion Data Archives]] memperkirakan sekitar 400.000 Muslim Ahmadi,<ref name="ARDA"/> tersebar di 542 cabang di seluruh negeri.
 
Ahmadiyah di Indonesia terdiri dari [[Jamaah Muslim Ahmadiyah]] dan [[Gerakan Ahmadiyah Lahore]]. Jamaah Muslim Ahmadiyah di Indonesia dikenal sebagai ''Jemaat Ahmadiyah Indonesia'' (JAI), sedangkan Gerakan Ahmadiyah Lahore dikenal sebagai ''Gerakan Ahmadiyah Indonesia'' (GAI).<ref name="gai">[http://ahmadiyah.org/gerakan-ahmadiyah-indonesia/ Profil Gerakan Ahmadiyah Indonesia], Ahmadiyah.org. Diakses 23 Februari 2015.</ref>
Baris 9:
== Sejarah ==
=== Kontak pertama ===
[[File:ThreePioneersAhmadiyah.gif|thumb|right|300px|Tiga Perintis, pada tahun-tahun terakhir mereka. Dari kiri ke kanan: Ahmad Nurdin, Abubakar Ayubbin Oejoep, Zaini Dahlan]]
Sejarah Jemaat Muslim Ahmadiyah di Indonesia dimulai pada tahun 1925, pada masa [[Hindia Belanda|penjajahan Belanda]] di kepulauan Indonesia, kurang lebih dua dekade sebelum [[Revolusi Indonesia]]. Namun, kontak dengan orang-orang Indonesia dan Muslim Ahmadi di [[India]] dimulai beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 1922, untuk melanjutkan studi agamanya, tiga santri Indonesia, Abubakar Ayyubbin Oejoep, Ahmad Nuruddin dan Zaini Dahlan, dari [[Sumatera Thawalib]], sebuah pesantren di [[Sumatra]], pada awalnya berencana untuk melakukan perjalanan ke lembaga-lembaga Islam di [[Mesir]], yang pada masa itu dikenal untuk reputasi mereka di [[dunia Islam]]. Namun, guru mereka menyarankan mereka untuk melakukan perjalanan ke India, yang menurut mereka semakin menjadi pusat pemikiran Islam. Telah dikemukakan bahwa sejumlah jurnal dan buku Muslim Ahmadi yang diterbitkan di India diedarkan secara luas di negara-negara [[Asia Tenggara]] seperti [[Singapura]], [[Malaysia]] dan Indonesia, pada tahun 1920-an.<ref name="IslamicConnection">{{cite book | url=https://books.google.com/books?id=2MyHnPaox9MC&pg=PA138 | title=Islamic Connections: Muslim Societies in South and Southeast Asia | page=138 | author=R Michael Feener, Terenjit Seve| year=2009 | isbn=9789812309235 }}</ref> Selain itu, pada bulan Oktober 1920, [[Khwaja Kamal-ud-Din]], pemimpin kelompok sempalan [[Gerakan Ahmadiyah Lahore]] melakukan tur ke Asia Tenggara di mana ia berhasil berhasil mendapatkan kepercayaan di antara beberapa Muslim Indonesia. Ia menyampaikan sejumlah pidato di [[Surabaya]] dan [[Batavia]] yang menjadi tajuk utama di beberapa surat kabar terkemuka. Telah didalilkan bahwa ini mungkin menjadi pemicu bagi para guru untuk merekomendasikan perjalanan ke India.<ref name="Burhani660">{{cite journal | journal=Journal of Social Issues in Southeast Asia | title=Conversion to Ahmadiyya in Indonesia: Winning Hearts through Ethical and Spiritual Appeals | date=2014 | volume=29 | issue=3 | author=Ahmad Najib Burhani | publisher=Sojourn | pages=660–663}}</ref>
 
[[File:Ahmadi Students Dutch East Indies.png|thumb|left|300px|Santri Ahmadi dan penganut baru dari Hindia Belanda di hadapan Khalifah [[Mirza Bashir-ud-Din Mahmood Ahmad]]]]
Baris 69:
* 1 Maret, Pemerintah [[Provinsi Banten]] mengeluarkan Peraturan Gubernur No.5 tahun 2011 tentang "Larangan aktivitas penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di wilayah Provinsi Banten".<ref>{{Cite web |url=http://indonesiatoleran.or.id/wp-content/uploads/2012/12/hukum_lokal_pergub-banten-larangan-ahmadiyah.pdf |title=Pergub No.5 tahun 2011 |access-date=2015-02-23 |archive-date=2015-02-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150223090713/http://indonesiatoleran.or.id/wp-content/uploads/2012/12/hukum_lokal_pergub-banten-larangan-ahmadiyah.pdf |dead-url=yes }}</ref>
* 2 Maret, Pemerintah [[Provinsi Jawa Barat]] mengeluarkan Peraturan Gubernur No. 12 tahun 2011 tentang "Larangan kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Jawa Barat".<ref>{{Cite web |url=http://jabar.kemenag.go.id/file/file/ProdukHukum/sbyi1354606249.pdf |title=Pergub No.12 tahun 2011 |access-date=2015-02-23 |archive-date=2014-08-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140814191419/http://jabar.kemenag.go.id/file/file/ProdukHukum/sbyi1354606249.pdf |dead-url=yes }}</ref>
* 24 Maret, Pemerintah [[Provinsi SumatraSumatera Barat]] mengeluarkan Peraturan Gubernur No.17 tahun 2011 tentang “Larangan kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Provinsi SumatraSumatera Barat”.<ref>{{Cite web |url=http://www.sumbarprov.go.id/read/99/12/14/59/200-produk-hukum/peraturan-gubernur/728-peraturan-gubernur-sumatera-barat-nomor-17-tahun-2011.html |title=Pergub No.17 tahun 2011 |access-date=2015-02-23 |archive-date=2015-02-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150223092709/http://www.sumbarprov.go.id/read/99/12/14/59/200-produk-hukum/peraturan-gubernur/728-peraturan-gubernur-sumatera-barat-nomor-17-tahun-2011.html |dead-url=yes }}</ref>
* 17 Juni, Pemerintah [[Provinsi Jambi]] mengeluarkan Peraturan Gubernur No. 27 tahun 2011, tentang "Larangan Kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Provinsi Jambi".<ref>{{Cite web |url=https://b8d560481afebbec8914059bc3a5ddb8a50fb48d.googledrive.com/host/0B0GMRRWvwXb6Q0lDTk5ZZGRodW8/Peraturan-Gubernur-Jambi-Pelarangan-Kegiatan-JAI-Provinsi-Jambi.pdf |title=Pergub No. 27 tahun 2011 |access-date=2015-02-23 |archive-date=2015-02-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150223073503/https://b8d560481afebbec8914059bc3a5ddb8a50fb48d.googledrive.com/host/0B0GMRRWvwXb6Q0lDTk5ZZGRodW8/Peraturan-Gubernur-Jambi-Pelarangan-Kegiatan-JAI-Provinsi-Jambi.pdf |dead-url=yes }}</ref>