Sampah padat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Sampah menggunakan HotCat |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
==
Sampah padat merupakan material bahan buangan dari segala aktivitas manusia yang berwujud padat. Menurut Widyaningrum ''et al''. (2016),<ref>{{Cite journal|last=Widyaningrum|last2=Pujiati|last3=Moelyaningrum|date=2016|title=Pengelolaan limbah padat di fakultas kesehatan dan non kesehatan|journal=Jurnal Pustaka Kesehatan|volume=4|issue=2|pages=330-335}}</ref>
==
Jenis sampah tergantung dari jenis material yang dikonsumsi. Secara umum, jenis sampah digolongkan menjadi dua yaitu, sampah organik biasa atau disebut sampah basah dan sampah anorganik disebut sampah kering. Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, antara lain serasah dedaunan dan sampah dapur termasuk sisa makanan. Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi (''undegradable''), sedangkan sampah organik dapat terdegradasi (''degradable'') dan hancur secara alami (Banowati 2012).<ref>{{Cite journal|last=Banowati|date=2012|title=Pengembangan green community UNNES melalui pengelolaan sampah|journal=Indonesian Journal of Conservation|volume=1|issue=1|pages=11-19}}</ref>
=== Sampah organik ===
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba. Sampah padat ini mudah diuraikan dengan proses alami. Sampah padat organik sangat mudah diuraikan secara sempurna dengan proses biologi baik aerob maupun anaerob. Sampah yang ada di lingkungan sekitar atau sampah rumah tangga sebagian besar termasuk sampah padat organik, misalnya sisa makanan, sayuran, kulit buah, sampah dari dapur, daun, ranting, sisa-sisa hewan, sampah pertanian, dan sampah perkebunan (Kurniaty ''et al''. 2016).<ref>{{Cite journal|last=Kurniaty|last2=Nararaya|last3=Nurmuhamad|last4=Turawan|date=2016|title=Mengefektifkan pemisahan jenis sampah sebagai upaya pengelolaan sampah terpadu di kota magelang|journal=Varia Justicia|volume=12|issue=1|pages=135-150}}</ref>
=== Sampah anorganik atau non organik ===
Sampah ini merupakan sampah padat yang berasal dari bahan-bahan non hayati yang tidak dapat didegradasi oleh mikroba. Umumnya sampah padat non organik tidak dapat diurai oleh alam atau mikroorganisme secara sempurna namun ada juga yang dapat diurai dengan waktu yang lama.
Selain itu, jenis sampah juga dapat dikelompokkan berdasarkan sifat fisiknya antara lain:
# Sampah padat basah, yaitu sampah padat yang mengandung [[kadar air]] serta mudah busuk. Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk seperti sisa makanan, buah dan sayuran.
# Sampah
# Sampah padat lembut atau kecil, yaitu sampah dengan partikel kecil, ringan dan mudah beterbangan. Sampah padat ini dapat membahayakan dan mengganggu pernafasan serta mata seperti debu.
# Sampah padat besar, yaitu sampah padat yang berukuran besar, contohnya seperti bekas peralatan rumah tangga.
# Sampah padat B3, sampah padat yang berbahaya dan beracun terhadap manusia, hewan, serta tanaman sehingga sampah jenis ini memerlukan penanganan khusus. Sampah padat ini misalnya baterai dan jarum suntik bekas (Kurniaty ''et al.'' 2016).
==
Sampah padat memberikan banyak dampak negatif yang akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai, dan lautan.
=== Dampak pada Sungai ===
==== 1.
Air sungai yang mulanya bersih dan jernih serta dapat digunakan untuk kegiatan masyarakat seperti mencuci atau bahkan untuk dikonsumsi dapat tercemar apabila di dalam sungai tersebut terdapat sampah padat. Air sungai yang tercemar tidak dapat digunakan oleh masyarakat untuk menunjang kehidupan manusia seperti mencuci atau bahkan dikonsumsi (Hasibuan 2016).<ref>{{Cite journal|last=Hasibuan|date=2007|title=Analisis dampak limbah/sampah rumah tangga terhadap pencemaran lingkungan hidup|journal=Jurnal Ilmiah “Advokasi”|volume=4|issue=1|pages=42-52}}</ref>
==== 2.
Sampah padat yang terlalu banyak yang terdapat di Sungai dapat menimbulkan tidak sedap yang dapat mengganggu lingkungan (Sulistiyorini 2018).<ref>{{Cite book|last=Sulistiyorini|date=2018|title=Sampah dan Pencemaran|location=Jakarta|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|url-status=live}}</ref>
==== 3.
Sampah padat yang terlalu banyak dapat menyumbat air sungai untuk terus mengalir. Apabila air sungai tidak mengalir dengan baik dapat menyebabkan banjir ketika terjadi hujan lebat.
==== 4.
Air sungai yang berhasil mengalir melewati tumpukan sampah padat sudah pasti tercemar. Ketika air tersebut digunakan untuk mandi oleh masyarakat, bisa jadi masyarakat yang menggunakan air tersebut akan merasa gatal.
==== 5.
Sampah padat yang terdapat di sungai akan terlihat seperti makanan bagi makhluk hidup yang berada di sungai. Hal tersebut dapat menyebabkan tersumbatnya saluran pencernaan bahkan menyebabkan kematian.
=== Dampak pada Daratan ===
==== 1.
Tumpukkan sampah padat yang menggunung dapat merusak estetika lingkungan.
==== 2.
Sampah padat khususnya sampah plastik sangat mudah terjadi reaksi kimia pada suhu tinggi. Hal tersebut mengakibatkan senyawa mikroplastik mudah terlepas ke lingkungan sekitar. Tak hanya itu, sampah padat jika terkena suhu tinggi dapat mempercepat bakteri berkembang biak dan dapat menyebabkan penyakit diare pada manusia. Selain itu, Marliani (2014)<ref>{{Cite journal|last=Marliani|date=2014|title=Pemanfaatan limbah rumah tangga (sampah anorganik) sebagai bentuk implementasi dari pendidikan lingkungan hidup|journal=Jurnal Formatif|volume=4|issue=2|pages=124-132}}</ref> menyatakan bahwa jika pembakaran sampah plastik tidak sempurna akan menghasilkan senyawa dioksin yang apabila terhirup manusia dapat memicu penyakit hepatitis, kanker, gangguan sistem saraf, dan pembengkakan hati.
==== 3.
Sampah padat yang menumpuk dapat menimbulkan bau tidak sedap jika tidak dikelola dengan baik.
==
Kurniaty ''et al.'' (2016) menyatakan dalam buku berjudul Memproses Sampah yang ditulis oleh Ir. Wied Harry Apriadji, alur pembuangan sampah terdiri tiga tahap, yaitu penampungan sampah (''refuse storage''), pengumpulan sampah (''refuse collection''), dan pembuangan sampah (''refuse disposal'').
=== 1.
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat
Pembuatan
Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah jadi, kultur mikroorganisme, atau cacing tanah. Contoh kultur mikroorganisme yang telah banyak dijual di pasaran dan dapat digunakan untuk membuat kompos adalah Effective Microorganism 4 (EM4). Mikroorganisme yang terdapat di dalamnya secara genetika bersifat asli bukan rekayasa. Umumnya EM4 dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat (Hadisuwito, 2007).<ref>{{Cite book|last=Hadisuwito|last2=Sukamto|date=2007|title=Membuat Pupuk Kompos Cair, Cetakan ketiga|location=Jakarta|publisher=Agromedia Pustaka|url-status=live}}</ref>
=== 2.
Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru. Proses daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah karena bahan buangan diolah menjadi bahan yang dapat digunakan kembali.
Sejauh ini keterlibatan masyarakat dalam mengurangi pemakaian dan mendaur ulang plastik masih sangat minim. Biasanya plastik dibakar untuk memusnahkannya dari pandangan. Padahal, jika pembakaran plastik tidak sempurna dapat membentuk dioksin, yaitu senyawa yang dapat memicu kanker, hepatitis, pembengkakan hati dan gangguan sistem saraf (Sirait 2009).<ref>{{Cite book|last=Sirait|date=2009|title=Sulap Sampah Plastik Lunak Jadi Jutaan Rupiah|location=Yogyakarta|publisher=B-First|url-status=live}}</ref>
Bahan-bahan yang didaur ulang dapat dijadikan produk baru yang jenisnya hampir sama atau sama dengan produk jenis lain. Contohnya, limbah kertas bisa didaur ulang menjadi kertas kembali. Limbah kaca dalam bentuk botol atau wadah bisa didaur ulang menjadi botol atau wadah kaca kembali atau dicampur dengan aspal untuk menjadi bahan pembuat jalan.
Baris 71:
Kunci keberhasilan pengolahan sampah tersebut adalah memilah sampah. Sampah dipisahkan menjadi sampah organic, anorganik, kaca, polyetilentertalat (PET). Sampah organic menjadi kompos, sampah anorganik yang tidak berguna dimasukkan ke dalam insinerasi, dan sampah anorganik yang berguna seperti kaca dan PET didaur ulang. Pemilahan yang paling efektif dilakukan di hulu atau di rumah tangga. Pemilahan di rumah tangga dapat berhasil apabila didukung oleh edukasi, regulasi dan penyediaan infrastruktur dari pemerintah.
=== 3.
Penimbunan merupakan salah satu proses pengolahan limbah padat atau sampah dengan mengumpulkan sampah di tempat terbuka yang cukup jauh dengan aktivitas manusia. Penimbunan sampah dapat dilakukan dengan menimbun sampah di bawah permukaan tanah agar sampah dapat terdekomposisi secara alami oleh tanah. Proses penimbunan di bawah tanah memiliki kekurangan yang berdampak kepada lingkungan di sekitarnya yaitu polusi tanah dan pencemaran kepada air sumur (Fadhillah ''et al.'' 2011).<ref>Fadhillah A, Sugianto H, Hadi K, Firmandhani SW, Murtini TW, Pandelaki EE. 2011. Kajian pengelolaan sampah kampus jurusan arsitektur fakultas teknik Universitas Diponegoro. ''MODUL.'' 11 (2): 63-71</ref>
=== 4.
Pembakaran merupakan salah satu proses pengolahan limbah padat yang menggunakan api untuk menghilangkan massa limbah padat atau sampah menjadi debu. Pembakaran limbah padat dapat membantu untuk menurunkan polusi lingkungan yang disebabkan oleh penimbunan limbah (Trisaksono 2002).<ref>{{Cite journal|last=Trisaksono|date=2002|title=Pengelolaan dan pemanfaatan sampah menggunakan teknologi incinerator|journal=Jurnal Teknologi Lingkungan|volume=3|issue=1|pages=17-23}}</ref>
Proses pembakaran limbah padat atau ''incineration'' diawali dengan proses pemisahan limbah padat atau sampah menjadi tiga jenis, yaitu sampah plastik dan elektrik, sampah kayu, dan sampah lainnya. Sampah yang dapat dibakar merupakan sampah kayu dan sampah lainnya, sedangkan sampah plastik dan sampah elektronik diolah dengan cara lain karena mengandung zat yang berbahaya bagi lingkungan sekitar apabila dilakukan proses pembakaran. Sampah lainnya dipisahkan kembali antara sampah basah dan kering dengan mendeteksi kelembaban pada sampah tersebut, agar sampah basah dapat dicampur dengan sampah kayu untuk memaksimalkan proses pembakaran. Proses pembakaran dilakukan hingga sampah hancur. Proses pembakaran tersebut menghasilkan tiga jenis ''output'' yaitu energi panas, uap, dan emisi (Straka ''et al.'' 2018).<ref>{{Cite journal|last=Straka|last2=Rosova|last3=Malindzakova|last4=Khouri|last5=Culkova|date=2018|title=Evaluating the waste incineration process for sustainable development through modelling, logistics, and simulation|journal=Pol. J. Environ. Stud|volume=27|issue=6|pages=2739-2748}}</ref>
Pembakaran sampah dapat dilakukan menggunakan mesin ''incenerator.'' Mesin ''incinerator'' memiliki dua jenis mesin, yaitu mesin ''incenerator'' tanpa memanfaatkan energi panas dan mesin ''incenerator'' dengan memanfaatkan konversi energi panas. Mesin ''incinerator'' tanpa memanfaatkan energi panas dapat membakar limbah padat dalam skala yang relatif kecil, yaitu sebanyak 0,2 hingga 1 ton limbah padat/jam. Mesin ''incinerator'' dengan memanfaatkan dan konversi energi panas dapat membakar limbah padat yang lebih banyak dibandingkan dengan mesin ''incinerator'' yang tidak memanfaatkan energi panas yaitu hingga 40 ton limbah padat/jam (Trisaksono 2002).
Baris 84:
<references />
[[Kategori:Sampah|padat]]
|