Ali bin Husain: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Moving from Category:Imam Syi'ah to Category:Imam Syiah using Cat-a-lot |
||
(15 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 20:
| successor1 = [[Muhammad al-Baqir]] menurut [[Syiah Dua Belas Imam]] dan [[Ismailiyah]], [[Zaid bin Ali]] menurut Syiah [[Zaidiyyah]].
| religion = [[Islam]]
| spouse = Fatimah binti Hasan
| children = [[Muhammad al-Baqir]]<br />[[Zaid bin Ali]]<br/>Hasan<br />Husain al-Akbar<br />[[Husain bin Ali bin Husain|Husain al-Asghar]]<br />Abdullah al-Bahar<br />Abdurrahman<br />Sulaiman<br />Muhammad al-Asghar<br />Umar al-Ashraf<br />Ali<br />Ummu Kultsum<br />Khadijah<br />Fatimah<br />Aliyyah
| parents = [[Husain bin Ali]] (ayah)<br />Shahrbanu (ibu)<ref name="WOFIS"/><ref>{{Cite book |last=Tabataba'i |first=Muhammad Husayn |title=Shi'ite Islam |url=https://archive.org/details/shiiteislam0000muha |year=1979 |publisher= State University of New York Press |page=[https://archive.org/details/shiiteislam0000muha/page/201 201]}}</ref>
| relatives =
}}
Baris 28:
{{Syi'ah}}
'''<nowiki/>'Ali Zainal 'Abidin as-Sajad bin Husain''' ({{lang-ar|عَلِيّ بن ٱلْحُسَيْن}}), juga dikenal sebagai '''As-Sajjad''' ({{lang-ar|ٱلسَّجَّاد}}, "Selalu Bersujud") atau hanya '''Zainal 'Abidin''' ({{lang-ar|زَيْن ٱلْعَابِدِين}}, "Perhiasan Orang yang Taat Beribadah"), (ca. 4 Januari 659 – kr. 20 Oktober 713) adalah seorang [[Imamah|yang dianggap Imam dalam Islam Syiah]] setelah ayahnya [[Husain bin Ali]], pamannya [[Hasan bin Ali]], dan kakeknya, [[Ali bin Abi Thalib]].
Ali bin Husain selamat dari [[Pertempuran Karbala]] pada tahun 680 M, setelah itu ia dan anggota keluarga dan sahabat Husain lainnya yang masih hidup dibawa ke Yazid bin Muawiyyah di [[Damaskus]]. Akhirnya, dia diizinkan untuk kembali ke [[Madinah]], di mana dia menjalani kehidupan terpencil dengan beberapa teman akrab. Kehidupan dan pernyataannya sepenuhnya dikhususkan untuk asketisme dan ajaran agama, sebagian besar dalam bentuk doa dan permohonan. Permohonannya yang terkenal dikenal sebagai ''Shahifah Sajjadiah'' "Kitab Suci Sajjad".{{refn|<ref>{{cite book|last1=Imam Ali ibn al-Hussein|title=The Complete Edition of the Treatise on Rights|date=2001|publisher=Ansariyan Publications|location=Qum|page=16}}</ref><ref name="Imam Ali ubnal Husain">{{harvnb|Imam Ali ubnal Husain|2009|pp=7–10}}</ref><ref>{{harvnb|Sharif al-Qarashi|2000|p=450}}</ref><ref name="Dungersi">{{cite book|last1=Dungersi PhD|first1=M. M.|title=A Brief Biography of Ali Bin Hussein (as)|date=1 December 2013|publisher=CreateSpace Independent Publishing Platform|isbn=978-1494328696}}</ref>}}
Baris 37:
Beberapa sejarawan Sunni, termasuk [[Ibnu Sa'ad]], [[Ibnu Qutaibah]], [[Ahmad bin Yahya bin Jabir al-Baladzuri|al-Baladzuri]] dan [[Ibnu Jarir ath-Thabari|at-Thabari]], menyebut Zainal Abidin sebagai Ali al-Asghar. Kadi an-Nu'man menyebut Zainal Abidin Ali al-Akbar, kakak tertua.<ref name="Kohlberg"/>
[[Kunya]] Ali adalah Abu al-Ḥasan, Abu al-Ḥusain, Abū Muḥammad, Abū Bakar, dan Abu Abdullāh.<ref name="
== Kelahiran dan kehidupan awal ==
Ali bin Husain lahir di [[Madinah]] di [[Hijaz]], sekarang di [[Arab Saudi]], pada tahun 38 H/658–9 M.{{efn|Tanggal lain menyebutkan bahwa 33 H/653–4 M, 36 H/656–7 M, 37 H/657–8 M, 50 H/670 M<ref name="Imam Ali ubnal Husain"/>}} Dia mungkin terlalu muda untuk mengingat kakeknya, Ali; ia dibesarkan di hadapan pamannya [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan ayahnya [[Husain bin Ali|Husain]], cucu [[Muhammad]]. Menurut Donaldason, Ali bin Husain berusia dua tahun ketika kakeknya, Ali, meninggal. Dia hidup sepuluh tahun selama Imamah pamannya, Hasan bin Ali, sepuluh tahun selama [[Imamah]] ayahnya, Husain bin Ali, dan tiga puluh lima tahun sebagai Imam sendiri. Jadi Ali meninggal pada tahun 94/95 H pada usia lima puluh tujuh tahun menurut penanggalan Hijriah
== Tragedi Karbala ==
Baris 50:
Ali bin Husain bersama para wanita dan anak-anak digiring ke Kufah sebagai tawanan. Menurut [[Al-Shaykh Al-Mufid|al-Syekh al-Mufid]], mereka dibawa dengan unta telanjang, rantai dikalungkan di leher Ali yang berdarah, sementara dia dilenyapkan oleh penyakit. Wanita Kufah mulai menangis saat melihat para tawanan, dan Ali mengatakan bahwa, "Mereka menangis dan meratapi kita! Jadi siapa yang membunuh kita?"<ref>{{harvnb|Sharif al-Qarashi|2000|p=146}}</ref>
Ali dihadirkan di hadapan [[Ubaidillah bin Ziyad]] sebagai tawanan. Ketika Ibnu Ziyad memintanya untuk memperkenalkan diri, dia menjawab, "Saya Ali bin Husain." Ibnu Ziyad kali ini bertanya, “Bukankah Allah membunuh Ali bin Husain?” Dia menjawab, "Dulu aku punya kakak laki-laki yang juga bernama Ali, yang kamu bunuh." "Tuhan membunuhnya," teriak Ibnu Ziyad. Ali kemudian mengutip sebuah ayat Quran, dengan alasan bahwa Tuhan mengambil jiwa pada saat kematian, menyiratkan bahwa Tuhan tidak membunuh manusia. Ibnu Ziyad meledak dalam kemarahan dan memerintahkan dia untuk dieksekusi. Dia, bagaimanapun, diselamatkan oleh intervensi [[Zainab binti Ali|Zainab]].<ref name="Madelung"/><ref>{{harvnb|Sharif al-Qarashi|2000|p=148}}</ref
==== Di Damaskus ====
Ali bin Husain dan para wanita kemudian dikirim ke Yazid di [[Damaskus]]. Diriwayatkan bahwa Yazid, membawa tawanan di hadapan orang-orang yang berkumpul di istananya, kemudian meminta seseorang untuk memberikan pidato menentang Husain dan pemberontakannya, setelah itu Ali bin Husain meminta Yazid untuk menyampaikan pidato yang diridhai Allah dan membawa kebaikan kepada orang-orang yang dihadirkan di sana. Atas desakan masyarakat, Yazid menerimanya. Ali memanfaatkan kesempatan itu untuk memperkenalkan dirinya dan keluarganya, [[Ahlul Bait]], secara efektif kepada orang-orang yang belum mengenalnya dengan baik. Yazid menjadi khawatir, untuk menyela, memerintahkan muazin untuk memanggil orang-orang untuk sholat. Ketika [[Muazin|muadzin]] berteriak, “Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”, Ali bin Husain bertanya:<ref>{{harvnb|Sharif al-Qarashi|2000|pp=153–157}}</ref>
Baris 60:
Setelah tragedi Karbala, Zainal Abidin menjalani kehidupan yang terisolasi di [[Madinah]], membatasi dirinya pada lingkaran terbatas pengikutnya, yang merujuk dia untuk masalah agama.<ref name="Donaldson"/> Dia menjauhkan diri dari kegiatan politik, mendedikasikan waktunya untuk sholat, yang membuatnya mendapatkan gelar kehormatan Zainal Abidin dan Sajjad.<ref name="Kohlberg"/><ref name="Madelung"/> Menurut Chittick, Zainal Abidin menghabiskan waktunya dalam ibadah dan pembelajaran, seorang ahli hukum dan [[Hadis|hadits]], dan paling dikenal karena karakter dan kesalehannya.<ref name="Chittick 2009 11">{{Harvnb|Chittick|2009|p=11}}</ref>
Beberapa catatan mencatat kesedihan mendalam Zainal Abidin atas pembantaian tersebut. Dikatakan bahwa, selama tiga puluh empat tahun setelah peristiwa di Karbala, Ali akan menangis ketika makanan dihidangkan di hadapannya. Suatu hari seorang pelayan berkata kepadanya, "Wahai putra Rasulullah! Bukankah sudah waktunya kesedihanmu berakhir?" Dia menjawab, "Oh, Anda tidak melakukan keadilan dengan mengatakan ini! [[Yakub (tokoh Al-Qur'an)|Yakub]], sang nabi, memiliki dua belas anak, dan Tuhan membuat salah satu dari mereka menghilang. Matanya memutih karena menangis terus-menerus, kepalanya memutih karena kesedihan, dan punggungku menjadi bungkuk dalam kegelapan, meskipun putranya masih hidup. Tapi aku menyaksikan ayahku, saudara laki-lakiku, pamanku, dan tujuh belas anggota keluargaku dibantai di sekelilingku. Bagaimana kesedihanku harus berakhir?"<ref name="Imam Ali ib Husain 2009 10"/><ref>From Shaykh as-Sadooq, al-Khisal; quoted in al-Ameen, A’yan, IV, 195. The same is quoted from Bin Shahraashoob's Manaqib in Bihar al-Anwar, XLVI, 108; Cf. similar accounts, Ibid, pp. 108–10</ref
=== Pertempuran al-Harrah ===
[[Pertempuran al-Harrah]] adalah pemberontakan [[Abdullah bin Zubair]] melawan [[Kekhalifahan Umayyah
Zainal Abidin menjaga jarak dari otoritas Umayyah dan pengikut Zubair, dan tidak memihak dalam Pertempuran al-Harrah. Jadi, ketika pemberontakan ditundukkan, Ali, tidak seperti penduduk Madinah lainnya, dibebaskan dari sumpah setia kepada Yazid.<ref name="Lalani 2000 31">{{Harvnb|Lalani|2000|p=31}}</ref> Ini juga sebagian karena dia melindungi [[Marwan bin al-Hakam|Marwan bin Hakam]] dan keluarganya pada satu kesempatan.<ref name="Kohlberg"/> Sumber-sumber non-Syiah menggambarkan hubungan persahabatan antara Zainal Abidin dan Marwan, karena Marwan meminjamkannya uang untuk membeli selir, dan berkonsultasi dengannya tentang pesan yang diterimanya dari kaisar Bizantium. Sumber-sumber Syiah, di sisi lain, menolak klaim ini, dengan alasan bahwa interaksi Sajjad dengan pihak berwenang didasarkan pada prinsip [[Taqiyyah|Taqiyah]].<ref name="Kohlberg"/>
=== Pemberontakan Mukhtar al-Tsaqafi ===
Rakyat Kufah
Gubernur Madinah tidak menganggap bahwa Zainal Abidin bertanggung jawab atas tindakan Mukhtar, karena dia sudah meninggalkan Madinah ke pinggiran kota untuk menghindari terlibat dalam gerakan politik. Selain itu, ada bukti bahwa dia tidak diganggu dan dibebaskan dari kesetiaan kepada Yazid, setelah Pertempuran Harrah, di mana penduduk Madinah dijarah dan dijarah oleh tentara Yazid.<ref name="Donaldson"/><ref name="Lalani 2000 31"/>
Baris 78:
Setelah kematian Muhammad bin Hanafiyyah, beberapa pengikutnya, yang disebut Karbiyyah, menjadi percaya bahwa Muhammad tidak mati, tetapi bersembunyi di sebuah gunung dekat Madinah; dan akan muncul kembali sebagai [[Imam Mahdi|Mahdi]], untuk memenuhi dunia dengan keadilan. Kelompok lain, yang disebut Hasyimiyyah, menyatakan bahwa Muhammad bin Hanafiyya telah meninggal di gunung dan telah memberikan Imamah kepada putranya [[Abdullah bin Muhammad bin al-Hanafiyah|Abu Hasyim]]. Semua sekte Kaisaniyyah dibedakan oleh kecintaan pada Ali dan keluarganya dan kebencian pada dinasti yang berkuasa. Menurut Abdul Jabbar bin Ahmad, setelah kematian Muhammad bin Hanafiyyah, beberapa Kaisaniyyah bergabung dengan Zainal Abidin. Sekitar waktu inilah doktrin Nass, (sebutan eksplisit Imam sebagai penggantinya) mendapat arti penting dalam [[Fikih|Fiqih]] Syiah.<ref>{{Harvnb|Lalani|2000|pp=35–36}}</ref>
== Keluarga ==
Berikut keturunan 'Ali Zainal 'Abidin bin Husain,
Ali bin Husain memiliki antara delapan dan lima belas anak, empat di antaranya lahir dari Ummu Abdullah Fatimah binti Hasan, yang lain dari selir.<ref name="Kohlberg"/><ref name="Madelung"/> Menurut Chittick, Zainal Abidin ayah dari lima belas anak, sebelas laki-laki dan empat perempuan.<ref name="Chittick 2009 11"/> Menurut Syeikh Al-Mufid, nama anak-anaknya adalah: [[Muhammad al-Baqir]], [[Zaid bin Ali|Zaid]], Hasan, Husain al-Akbar, Husain al-Asghar, Abdullah al-Bahar, Abdurrahman, Sulaiman, Muhammad al- Asghar, Umar al-Ashraf, Ali, Ummu Kultsum, Khadijah, Fatimah dan Aliyyah.<ref>Mufid, al-Irshad, p. 155</ref>▼
# [[Muhammad al-Baqir]]
## [[Ja'far ash-Shadiq]]
### Isma'il al-A'raj
### [[Musa al-Kadzim]]
### Ishak al-Mu'taman
### Muhammad ad-Dibaj
#### al-Qasim
##### 'Abdullah
##### Yahya
#### 'Ali
### [[Ali bin Ja'far|'Ali al-'Uraidhi]]
#### Ja'far al-Asghar
#### Ahmad asy-Sya'rani
#### [[Muhammad an-Naqib]]
##### [[Isa ar-Rumi|'Isa ar-Rumi]]
#### Hasan
# [[Zaid bin Ali|Zaid]]
## Muhammad
## Isa
## Husain
## Yahya
# Hasan
# Husain al-Akbar
# [[Husain bin Ali bin Husain|Husain al-Ashghar]]
## 'Ubaidillah al-A'raj, menurunkan sebagian Syarif.
## 'Abdullah al-'Aqiqi, menurunkan sebagian Syarif.
## Sulaiman
## 'Ali
## Hasan
# 'Abdullah al-Bahar
# 'Abdurrahman
# Sulaiman
# Muhammad
# 'Umar
# 'Ali
▲Ali bin Husain memiliki antara delapan dan lima belas anak, empat di antaranya lahir dari Ummu Abdullah Fatimah binti Hasan, yang lain dari selir.<ref name="Kohlberg" /><ref name="Madelung" /> Menurut Chittick, Zainal Abidin ayah dari lima belas anak, sebelas laki-laki dan empat perempuan.<ref name="Chittick 2009 11" /> Menurut Syeikh Al-Mufid, nama anak-anaknya adalah: [[Muhammad al-Baqir]], [[Zaid bin Ali|Zaid]], Hasan, Husain al-Akbar, Husain al-Asghar, Abdullah al-Bahar, Abdurrahman, Sulaiman, Muhammad al- Asghar, Umar al-Ashraf, Ali, Ummu Kultsum, Khadijah, Fatimah dan Aliyyah.<ref>Mufid, al-Irshad, p. 155</ref>
== Kematian ==
[[File:Grave Fatema(single one) and other Imams.JPG|thumb|Makam Ali Zainal Abidin dan keluarganya di Pemakaman Baqi]]
Zainal Abidin diracun oleh penguasa Umayyah yang saat itu berkuasa, [[Al-Walid bin Abdul-Malik
== Penerus ==
Baris 104 ⟶ 142:
* {{id}}[http://www.al-shia.org/html/id/index.php?p=2&part=2 ''Imam Ali Zainal Abidin, Keindahan kaum 'Abid.''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150324091032/http://www.al-shia.org/html/id/index.php?p=2&part=2 |date=2015-03-24 }} Biografi Ali Zainal Abidin dari al-shia.org
* https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d4.htm#i22
{{S-start}}
Baris 116 ⟶ 155:
[[Kategori:Ahlul Bait]]
[[Kategori:Imam
[[Kategori:Empat belas masum]]
[[Kategori:Dua Belas Imam]]
|