Genosida Rwanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 7 books for Wikipedia:Pemastian (20240413sim)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
(25 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{under construction}}
{{Infobox civilian attack
| title = Genosida Rwanda
Baris 88 ⟶ 87:
[[File:RTLM Monogram.png|thumb|Monogram Radio Télévision Libre des Mille Collines]]
 
Kelompok Power percaya bahwa stasiun radio nasional, [[Radio Rwanda]], telah menjadi terlalu liberal dan mendukung oposisi; mereka mendirikan stasiun radio baru, [[Radio Télévision Libre des Mille Collines]] (RTLM). RTLM dirancang untuk menarik generasi muda di Rwanda dan memiliki jangkauan yang luas. Tidak seperti surat kabar yang hanya dapat ditemukan di kota-kota, siaran radio dapat diakses oleh sebagian besar penduduk pedesaan di Rwanda yang merupakan petani. Format siarannya mencerminkan acara bincang-bincang radio gaya Barat yang memutar musik populer, mengadakan wawancara, dan mendorong partisipasi penonton. Para penyiar menyampaikan lelucon kasar dan menggunakan bahasa ofensif yang sangat kontras dengan laporan berita Radio Rwanda yang lebih formal.<ref>{{cite book |last1=Kirschke |first1=Linda |title=Broadcasting Genocide: Censorship, Propaganda & State-sponsored Violence in Rwanda 1990–1994 |date=1996 |publisher=Article 19 |isbn=978-1-870798-33-4 |doi=10.1163/2210-7975_HRD-2210-0154 }}{{page needed|date=March 2021}}</ref> Hanya 1,52% jam tayang RTLM didedikasikan untuk berita, sementara 66,29% jam tayang menampilkan para jurnalis mendiskusikan pemikiran mereka tentang topik yang berbeda.<ref name="Kimani 110–124">{{cite book |last1=Kimani |first1=Mary |chapter=RTLM: the Medium That Became a Tool for Mass Murder |title=The Media and the Rwanda Genocide |year=2007 |editor1-first=Allan |editor1-last=Thompson |publisher=Pluto Press |pages=110–124 |jstor=j.ctt18fs550.14 |doi=10.2307/j.ctt18fs550.14 |isbn=978-0-7453-2625-2 }}</ref> Menjelang dimulainya genosida, siaran RTLM berfokus pada propaganda anti-Tutsi. Mereka mencirikan Tutsi sebagai musuh berbahaya yang ingin merebut kekuasaan politik dengan mengorbankan Hutu. Dengan menghubungkan Tentara Patriotik Rwanda dengan partai politik Tutsi dan warga Tutsi biasa, mereka mengklasifikasikan seluruh kelompok etnis sebagai satu ancaman homogen terhadap warga Rwanda. RTLM melangkah lebih jauh dari sekedar memperkuat perpecahan etnis dan politik; mereka juga menjuluki Tutsi sebagai ''inyenzi'', yang berarti hama atau kecoak yang bukan manusia, yang harus dimusnahkan.<ref>{{cite journal |last1=Fujii |first1=Lee Ann |title=Jean Hatzfeld. Machete Season: The Killers in Rwanda Speak. New York: Farrar, Straus and Giroux, 2005/Picador, 2006. Translated by Linda Coverdale. Preface by Susan Sontag. xiv + 253 pp. Maps. Chronology of Events. Photograph. Index. $24.00. Cloth. $14.00. Paper. |url=https://archive.org/details/sim_african-studies-review_2007-04_50_1/page/155 |journal=African Studies Review |date=April 2007 |volume=50 |issue=1 |pages=155–156 |doi=10.1353/arw.2005.0101 |s2cid=142781769 }}</ref>
 
Menjelang genosida, ada 294 kejadian RTLM yang menuduh Tentara Patriotik Rwanda melakukan kekejaman terhadap Hutu, bersama dengan 252 siaran yang menyerukan Hutu untuk membunuh Tutsi.<ref name="Kimani 110–124"/> Salah satu siaran menyatakan, "Seseorang harus... membuat mereka menghilang selamanya... menghapus mereka dari ingatan manusia... untuk memusnahkan Tutsi dari permukaan bumi".<ref>{{cite book |doi=10.18356/59527281-en-fr |title=Bibliography on ICTR, ICTY and IRMCT 2018 |series=International Criminal Tribunal for Rwanda (ICTR) Special Bibliography |year=2018 |isbn=978-92-1-047319-4 |s2cid=239791188 }}{{page needed|date=March 2021}}</ref> Pada saat kekerasan dimulai, populasi muda Hutu telah menyerap propaganda rasis selama berbulan-bulan yang mencirikan semua orang Tutsi sebagai musuh berbahaya yang harus dibunuh sebelum mereka menguasai negara tersebut. Peran RTLM dalam genosida membuatnya mendapat julukan "Parang Radio" karena terkait dengan hasutan mereka untuk melakukan genosida.<ref>{{cite journal |last1=Straus |first1=Scott |title=What Is the Relationship between Hate Radio and Violence? Rethinking Rwanda's "Radio Machete" |url=https://archive.org/details/sim_politics-society_2007-12_35_4/page/609 |journal=Politics & Society |date=December 2007 |volume=35 |issue=4 |pages=609–637 |doi=10.1177/0032329207308181 |s2cid=154402375 }}</ref> Sebuah studi tahun 2014 yang dilakukan oleh peneliti [[Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy|Harvard Kennedy School]] David Yanagizawa-Drott menemukan bahwa sekitar 10% dari keseluruhan kekerasan selama genosida Rwanda dapat dikaitkan dengan stasiun radio baru ini.<ref>{{cite journal |last1=Yanagizawa-Drott |first1=David |title=Propaganda and Conflict: Evidence from the Rwandan Genocide * |url=https://archive.org/details/sim_quarterly-journal-of-economics_2014-11_129_4/page/1947 |journal=The Quarterly Journal of Economics |date=1 November 2014 |volume=129 |issue=4 |pages=1947–1994 |doi=10.1093/qje/qju020 }}</ref> Gordon Danning, peneliti dari kelompok advokasi [[Kebebasan berbicara|kebebasan berpendapat]] [[Yayasan Hak dan Ekspresi Individu|Foundation for Individual Rights in Education]] mempertanyakan asumsi makalah tersebut bahwa ketersediaan media berkorelasi dengan konsumsi media.<ref>{{cite journal |last1=Danning |first1=Gordon |title=Did Radio RTLM Really Contribute Meaningfully to the Rwandan Genocide?: Using Qualitative Information to Improve Causal Inference from Measures of Media Availability |journal=Civil Wars |date=2 October 2018 |volume=20 |issue=4 |pages=529–554 |doi=10.1080/13698249.2018.1525677 |s2cid=150075267 }}</ref>
 
Pada tahun 1993, kelompok garis keras mengimpor parang dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk pertanian, serta peralatan lain yang dapat digunakan sebagai senjata, seperti silet, gergaji dan gunting. Alat-alat ini didistribusikan ke seluruh negeri, seolah-olah sebagai bagian dari jaringan pertahanan sipil.{{sfn|Melvern|2004|p=56}}
Baris 116 ⟶ 115:
 
== Genosida ==
[[File:Rwandan Genocide Murambi skulls.jpg|thumb|left|Tengkorak korban genosida di [[Pusat Peringatan Genosida Murambi]]]]
Pembunuhan genosida dimulai keesokan harinya. Tentara, polisi, dan milisi dengan cepat mengeksekusi para pemimpin militer dan politik penting Tutsi dan Hutu moderat yang seharusnya bisa mengambil alih kendali ketika terjadi kekosongan kekuasaan. Pos pemeriksaan dan barikade didirikan untuk menyaring seluruh pemegang KTP Rwanda yang memuat klasifikasi etnis. Hal ini memungkinkan pasukan pemerintah untuk secara sistematis mengidentifikasi dan membunuh orang Tutsi.
 
Pembunuhan genosida dimulai keesokan harinya. Tentara, polisi, dan milisi dengan cepat mengeksekusi para pemimpin militer dan politik penting Tutsi dan Hutu moderat yang seharusnya bisa mengambil alih kendali ketika terjadi kekosongan kekuasaan. Pos pemeriksaan dan [[barikade]] didirikan untuk menyaring seluruh pemegang KTP Rwanda yang memuat klasifikasi etnis. Hal ini memungkinkan pasukan pemerintah untuk secara sistematis mengidentifikasi dan membunuh orang Tutsi.
Mereka juga merekrut dan menekan warga sipil Hutu untuk mempersenjatai diri dengan parang, pentungan, benda tumpul, dan senjata lainnya serta mendorong mereka untuk memperkosa, melukai, dan membunuh tetangga Tutsi mereka serta menghancurkan atau mencuri harta benda mereka. FPR memulai kembali serangannya segera setelah pembunuhan Habyarimana. Mereka dengan cepat menguasai bagian utara negara itu dan merebut Kigali sekitar 100 hari kemudian pada pertengahan Juli, mengakhiri genosida. Selama peristiwa ini dan setelahnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara termasuk Amerika Serikat, Britania Raya, dan Belgia dikritik karena tidak bertindak dan gagal memperkuat kekuatan dan mandat misi penjaga perdamaian PBB untuk Rwanda (UNAMIR). Pada bulan Desember 2017, media melaporkan pengungkapan bahwa pemerintah Prancis diduga mendukung pemerintah Hutu setelah genosida dimulai.<ref>[https://www.nytimes.com/2017/12/13/world/africa/rwanda-france-genocide.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181210152843/https://www.nytimes.com/2017/12/13/world/africa/rwanda-france-genocide.html|date=10 December 2018}}, ''New York Times'', 13 December 2017</ref><ref>[https://www.cnn.com/2017/12/13/africa/french-officials-rwanda-genocide/index.html "French Officials Aided Rwanda Genocide"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180914203746/https://www.cnn.com/2017/12/13/africa/french-officials-rwanda-genocide/index.html |date=14 September 2018 }}, CNN, 13 December 2017</ref><ref>[http://www.newsweek.com/rwanda-genocide-french-connection-508940 "Rwanda Genocide: French Connection"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190129025545/https://www.newsweek.com/rwanda-genocide-french-connection-508940 |date=29 January 2019 }}, ''Newsweek'',</ref><ref>[http://www.lemonde.fr/afrique/article/2017/06/27/genocide-au-rwanda-des-revelations-sur-le-role-de-la-france_5151690_3212.html "Genocide au Rwanda: des revelations sur le rôle de la France"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190119132252/https://www.lemonde.fr/afrique/article/2017/06/27/genocide-au-rwanda-des-revelations-sur-le-role-de-la-france_5151690_3212.html |date=19 January 2019 }}, ''Le Monde'', 27 June 2017 {{in lang|fr}}</ref>
 
Mereka juga merekrut dan menekan warga sipil Hutu untuk mempersenjatai diri dengan parang, pentungan, benda tumpul, dan senjata lainnya serta mendorong mereka untuk memperkosa, melukai, dan membunuh tetangga Tutsi mereka serta menghancurkan atau mencuri harta benda mereka. FPR memulai kembali serangannya segera setelah pembunuhan Habyarimana. Mereka dengan cepat menguasai bagian utara negara itu dan merebut Kigali sekitar 100 hari kemudian pada pertengahan Juli, mengakhiri genosida. Selama peristiwa ini dan setelahnya, [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] dan negara-negara termasuk [[Amerika Serikat]], [[Britania Raya]], dan [[Belgia]] dikritik karena tidak bertindak dan gagal memperkuat kekuatan dan mandat misi penjaga perdamaian PBB untuk Rwanda (UNAMIR). Pada bulan Desember 2017, media melaporkan pengungkapan bahwa pemerintah [[Prancis]] diduga mendukung pemerintah Hutu setelah genosida dimulai.<ref>[https://www.nytimes.com/2017/12/13/world/africa/rwanda-france-genocide.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181210152843/https://www.nytimes.com/2017/12/13/world/africa/rwanda-france-genocide.html|date=10 December 2018}}, ''New York Times'', 13 December 2017</ref><ref>[https://www.cnn.com/2017/12/13/africa/french-officials-rwanda-genocide/index.html "French Officials Aided Rwanda Genocide"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180914203746/https://www.cnn.com/2017/12/13/africa/french-officials-rwanda-genocide/index.html |date=14 September 2018 }}, CNN, 13 December 2017</ref><ref>[http://www.newsweek.com/rwanda-genocide-french-connection-508940 "Rwanda Genocide: French Connection"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190129025545/https://www.newsweek.com/rwanda-genocide-french-connection-508940 |date=29 January 2019 }}, ''Newsweek'',</ref><ref>[http://www.lemonde.fr/afrique/article/2017/06/27/genocide-au-rwanda-des-revelations-sur-le-role-de-la-france_5151690_3212.html "Genocide au Rwanda: des revelations sur le rôle de la France"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190119132252/https://www.lemonde.fr/afrique/article/2017/06/27/genocide-au-rwanda-des-revelations-sur-le-role-de-la-france_5151690_3212.html |date=19 January 2019 }}, ''Le Monde'', 27 June 2017 {{in lang|fr}}</ref>
 
=== Pembunuhan ===
[[File:Administrative divisions of Rwanda in 1994.svg|thumb|Rwanda dibagi menjadi 11 prefektur dan 145 komune pada tahun 1994.<ref>{{cite report |first=André |last=Guichaoua |date=August 1998 |publication-place=Arusha |id=Record Number: 13685, Exhibit Number: P31B in ICTR-01-74 |title=Local government in Rwanda: Expert report prepared at the request of the International Criminal Tribunal for Rwanda |page=14 |publisher=ICTR }}</ref>]]
 
Pembunuhan besar-besaran terhadap Tutsi atas dasar etnis<ref>{{Cite journal | year= 2015 | last1= James | first1= Paul | author-link1= Paul James (academic) | title= Despite the Terrors of Typologies: The Importance of Understanding Categories of Difference and Identity | url= http://www.tandfonline.com/toc/riij20/17/2#.VR03CzuUdPM | journal= Interventions: International Journal of Postcolonial Studies | volume= 17 | issue= 2 | pages= 174–95 | doi= 10.1080/1369801x.2014.993332 | s2cid= 142378403 | access-date= 2 April 2015 | archive-url= https://web.archive.org/web/20151017111914/http://www.tandfonline.com/toc/riij20/17/2#.VR03CzuUdPM | archive-date= 17 October 2015 | url-status=live | df= dmy-all }}</ref> dimulai beberapa jam setelah kematian Habyarimana.{{sfn|Melvern|2004|p=165}} Komite krisis, yang dipimpin oleh Théoneste Bagosora, mengambil alih kekuasaan di negara tersebut setelah kematian Habyarimana,{{sfn|Melvern|2004|p=172}} dan merupakan otoritas utama yang mengkoordinasikan genosida.{{sfn|Prunier|1999|p=240}} Setelah pembunuhan Habyarimana, Bagosora segera mulai mengeluarkan perintah untuk membunuh Tutsi, berbicara langsung kepada kelompok interahamwe di Kigali,{{sfn|Melvern|2004|pp=146–47}} dan melakukan panggilan telepon kepada para pemimpin di prefektur.{{sfn|Melvern|2004|p=163}} Pelaku terkemuka lainnya di tingkat nasional adalah Menteri Pertahanan [[Augustin Bizimana]]; komandan pasukan terjun payung Aloys Ntabakuze; dan kepala Pengawal Presiden, [[Protais Mpiranya]]. Pengusaha [[Félicien Kabuga]] mendanai RTLM dan Interahamwe, sementara Pascal Musabe dan [[Joseph Nzirorera]] bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan milisi Interahamwe dan Impuzamugambi secara nasional.{{sfn|Prunier|1999|p=240}}
 
Para pemimpin militer di [[Provinsi Gisenyi|prefektur Gisenyi]], jantung suku ''akazu'', pada awalnya merupakan pihak yang paling terorganisir, dengan mengadakan pertemuan Interahamwe dan warga sipil Hutu; para komandan mengumumkan kematian presiden, menyalahkan FPR, dan kemudian memerintahkan massa untuk "mulai bekerja" dan "tidak ada yang perlu dikasihani", termasuk bayi.{{sfn|Melvern|2004|p=164}} Pembunuhan tersebut menyebar ke prefektur [[Provinsi Ruhengeri|Ruhengeri]], [[Provinsi Kibuye|Kibuye]], [[Kigali]], [[Provinsi Kibungo|Kibungo]], [[Provinsi Gikongoro|Gikongoro]] dan [[Provinsi Cyangugu|Cyangugu]] pada tanggal 7 April;{{sfn|Prunier|1999|p=236}} dalam setiap kasus, pejabat lokal, sebagai tanggapan atas perintah dari Kigali, menyebarkan rumor bahwa FPR telah membunuh presiden, yang diikuti dengan perintah untuk membunuh Tutsi.{{sfn|Melvern|2004|p=169}} Penduduk Hutu, yang telah dipersiapkan dan dipersenjatai selama beberapa bulan sebelumnya, dan mempertahankan tradisi patuh pada pemimpin Rwanda, melaksanakan perintah tersebut tanpa ragu-ragu.{{sfn|Prunier|1999|pp=244–45}} Di sisi lain, terdapat pandangan bahwa genosida tidak terjadi secara tiba-tiba, tidak dapat ditolak, atau diatur secara seragam, namun merupakan "rangkaian titik kritis, dan setiap titik kritis merupakan hasil dari persaingan lokal, intra-etnis untuk mendapatkan dominasi (di antara Hutu)".<ref>{{cite book |last1=Straus |first1=Scott |title=The Order of Genocide |date=2006 |publisher=Cornell University Press |location=Ithaca and London |page=93}}</ref>{{sfn|Totten|Parsons|2009|p=411}} Perjuangan yang berlarut-larut untuk mendapatkan supremasi di komunitas lokal berarti bahwa sikap yang lebih tegas dari komunitas internasional kemungkinan besar akan mencegah terjadinya hal terburuk.<ref>{{cite book |last1=Straus |first1=Scott |title=The Order of Genocide |date=2006 |publisher=Cornell University Press |location=Ithaca and London}}</ref> {{sfn|Totten|Parsons|2009|p=427}}
 
[[File:Child survivors of the Tutsi genocide.jpg|thumb|left|Anak-anak yang selamat dari genosida.]]
 
Di Kigali, genosida dipimpin oleh Pengawal Presiden, unit elit tentara.{{sfn|Prunier|1999|p=242–43}} Mereka dibantu oleh Interahamwe dan Impuzamugambi,{{sfn|Prunier|1999|p=243}} yang memasang penghalang jalan di seluruh ibu kota; setiap orang yang melewati penghalang jalan diharuskan menunjukkan kartu identitas nasional, yang mencakup etnis, dan siapa pun yang memiliki kartu Tutsi akan langsung dibunuh.{{sfn|Prunier|1999|p=261}} Milisi juga memulai penggeledahan rumah-rumah di kota, membunuh orang Tutsi dan menjarah harta benda mereka.{{sfn|Prunier|1999|p=243}} [[Tharcisse Renzaho]], prefek atau pejabat Kigali-ville, memainkan peran utama, menjelajahi penghalang jalan untuk memastikan efektivitasnya dan menggunakan posisinya di puncak pemerintahan provinsi Kigali untuk menyebarkan perintah dan memecat pejabat yang tidak cukup aktif dalam pembunuhan tersebut.{{sfn|Melvern|2004|p=204}}
 
Di daerah pedesaan, hierarki pemerintah daerah dalam banyak kasus juga merupakan rantai komando pelaksanaan genosida. Prefek masing-masing prefektur, bertindak atas perintah Kigali, menyebarkan instruksi kepada para pemimpin [[Distrik di Rwanda|komune]] (''bourgmestres''), yang pada gilirannya memberikan arahan kepada para pemimpin sektor, sel dan desa dalam komune mereka.{{sfn|Prunier|1999|p=244}} Mayoritas pembunuhan di pedesaan dilakukan oleh warga sipil, di bawah perintah para pemimpin.{{sfn|Prunier|1999|p=247}} Tutsi dan Hutu tinggal berdampingan di desa mereka, dan semua keluarga saling mengenal satu sama lain, sehingga memudahkan Hutu untuk mengidentifikasi dan menargetkan tetangga Tutsi mereka.{{sfn|Prunier|1999|p=261}} Gerard Prunier menganggap keterlibatan massal masyarakat ini disebabkan oleh kombinasi ideologi "mayoritas demokratis", yang mengajarkan Hutu untuk menganggap Tutsi sebagai musuh yang berbahaya,{{sfn|Prunier|1999|p=247}} budaya ketaatan yang membuta pada otoritas,{{sfn|Prunier|1999|p=245}} dan faktor paksaan—penduduk desa yang menolak melaksanakan perintah pembunuhan sering kali dicap sebagai simpatisan Tutsi dan mereka sendiri yang dibunuh.{{sfn|Prunier|1999|p=247}}
 
Terdapat sedikit pembunuhan di prefektur [[Provinsi Gitarama|Gitarama]] dan [[Provinsi Butare|Butare]] selama fase awal, karena para prefek di wilayah tersebut adalah kelompok moderat yang menentang kekerasan tersebut.{{sfn|Melvern|2004|p=169}} Genosida dimulai di Gitarama setelah pemerintah sementara dipindahkan ke prefektur pada 12 April.{{sfn|Melvern|2004|p=195}} Butare diperintah oleh satu-satunya prefek Tutsi di negara tersebut, [[Jean-Baptiste Habyalimana]]. Habyalimana menolak mengizinkan pembunuhan apa pun di wilayahnya, dan untuk sementara waktu Butare menjadi tempat perlindungan bagi pengungsi Tutsi dari tempat lain di negara tersebut.{{sfn|Melvern|2004|pp=209–10}} Hal ini berlangsung hingga tanggal 18 April, ketika pemerintah sementara memecatnya dari jabatannya dan menggantikannya dengan loyalis pemerintah Sylvain Nsabimana.{{sfn|Prunier|1999|p=261}}
 
Komite krisis menunjuk pemerintahan sementara pada tanggal 8 April; menggunakan ketentuan konstitusi tahun 1991 dan bukan Perjanjian Arusha, komite menunjuk [[Théodore Sindikubwabo]] sebagai presiden sementara Rwanda, sementara [[Jean Kambanda]] menjadi perdana menteri baru.{{sfn|Melvern|2004|p=171}} Semua partai politik terwakili dalam pemerintahan, namun sebagian besar anggotanya berasal dari sayap "Hutu Power" di partainya masing-masing.{{sfn|Prunier|1999|p=233}} Pemerintahan sementara dilantik pada tanggal 9 April, namun dipindahkan dari Kigali ke [[Muhanga|Gitarama]] pada tanggal 12 April, dengan alasan menghindari kemajuan FPR di ibu kota.{{sfn|Guichaoua|2015|p=212}}{{sfn|Melvern|2004|p=193}} Komite krisis secara resmi dibubarkan, namun Bagosora dan para perwira senior tetap menjadi penguasa ''de facto'' negara tersebut.{{sfn|Melvern|2004|pp=213–14}} Pemerintah memainkan perannya dalam memobilisasi penduduk, memberikan kesan legitimasi pada rezim tersebut, namun secara efektif merupakan rezim boneka yang tidak memiliki kemampuan untuk menghentikan tentara atau aktivitas Interahamwe.{{sfn|Melvern|2004|pp=213–14}}{{sfn|Dallaire|2005|p=278}} Ketika Roméo Dallaire mengunjungi kantor pusat pemerintah seminggu setelah pembentukannya, ia mendapati sebagian besar pejabat sedang bersantai dan menggambarkan kegiatan mereka sebagai "menyusun rencana tempat duduk untuk pertemuan yang tidak akan diadakan dalam waktu dekat".{{sfn|Dallaire|2005|p=329}}
 
=== Jumlah korban tewas dan garis waktu ===
[[File:Panorama of Photos of Genocide Victims - Genocide Memorial Center - Kigali - Rwanda.jpg|thumb|Panorama korban genosida di [[Pusat Peringatan Genosida Kigali]]]]
 
Selama sisa bulan April dan awal Mei, Pengawal Presiden, gendarmerie, dan milisi pemuda, dibantu oleh penduduk setempat, terus melakukan pembunuhan dengan tingkat yang sangat tinggi.{{sfn|Prunier|1999|p=261}} Tujuannya adalah untuk membunuh setiap orang Tutsi yang tinggal di Rwanda{{sfn|Prunier|1999|p=248}} dan, kecuali tentara pemberontak FPR yang bergerak maju, tidak ada kekuatan oposisi yang dapat mencegah atau memperlambat pembunuhan tersebut.{{sfn|Prunier|1999|p=261}} Oposisi dalam negeri telah dilenyapkan, dan UNAMIR secara tegas dilarang menggunakan kekerasan kecuali untuk membela diri.{{sfn|Dallaire|2005|p=233}} Di daerah pedesaan, di mana Tutsi dan Hutu tinggal berdampingan dan keluarga-keluarganya saling mengenal, mudah bagi Hutu untuk mengidentifikasi dan menargetkan tetangga Tutsi mereka. Di daerah perkotaan, dimana penduduknya lebih anonim, identifikasi difasilitasi dengan menggunakan penghalang jalan yang dijaga oleh militer dan interahamwe; setiap orang yang melewati penghalang jalan diharuskan menunjukkan kartu identitas nasional, yang mencakup etnis, dan siapa pun yang memiliki kartu Tutsi akan langsung dibunuh. Banyak orang Hutu juga dibunuh karena berbagai alasan, termasuk dugaan simpati terhadap partai oposisi moderat, menjadi jurnalis, atau sekadar berpenampilan Tutsi.{{sfn|Prunier|1999|p=261}} Ribuan jenazah dibuang ke [[Sungai Kagera]], yang mengalir di sepanjang perbatasan utara antara Rwanda dan Uganda dan mengalir ke [[Danau Victoria]]. Pembuangan jenazah ini menyebabkan kerusakan besar pada industri perikanan Uganda, karena konsumen menolak membeli ikan yang ditangkap di Danau Victoria karena takut ikan tersebut ternoda oleh jenazah yang membusuk. Pemerintah Uganda menanggapinya dengan mengirimkan tim untuk mengambil jenazah dari Sungai Kagera sebelum mereka memasuki danau.<ref>{{cite AV media| people = Pauw, Jacques (reporter)| title = 1994 special report on the Rwandan genocide| medium = Television production| publisher = [[South African Broadcasting Corporation]]| date = 1994| url = https://www.youtube.com/watch?v=ytxQmbNqiXo| access-date = 4 September 2020| archive-date = 1 October 2020| archive-url = https://web.archive.org/web/20201001131833/https://www.youtube.com/watch?v=ytxQmbNqiXo&gl=US&hl=en| url-status = live}}</ref>
 
FPR meraih kemenangan secara perlahan namun stabil di bagian utara dan timur negara tersebut, mengakhiri pembunuhan di setiap wilayah yang didudukinya. Genosida secara efektif berakhir pada bulan April di wilayah Ruhengeri, Byumba, Kibungo dan Kigali. Pembunuhan berhenti pada bulan April di jantung Akazu di Ruhengeri barat dan Gisenyi, karena hampir semua orang Tutsi telah dibasmi.{{sfn|Prunier|1999|p=261}} Sejumlah besar warga Hutu di wilayah yang ditaklukkan FPR melarikan diri karena takut akan pembalasan atas genosida tersebut;{{sfn|Prunier|1999|p=312}} 500.000 penduduk Kibungo berjalan melewati [[Jembatan Rusumo|jembatan]] di [[Air Terjun Rusumo]] ke [[Tanzania]] dalam beberapa hari pada akhir April,{{sfn|Dallaire|2005|p=336}} dan ditampung di Kamp-kamp PBB secara efektif dikendalikan oleh para pemimpin rezim Hutu yang digulingkan,{{sfn|Prunier|1999|pp=313–14}} dengan mantan prefek prefektur Kibungo yang memegang kendali keseluruhan.{{sfn|Dallaire|2005|p=337}}
 
[[File:RPF Buergerkrieg Ruanda 1994.jpg|thumb|left|Pergerakan FPR merebut Rwanda dari pemerintah Hutu.]]
 
Di prefektur-prefektur lainnya, pembunuhan terus terjadi sepanjang bulan Mei dan Juni, meskipun pembunuhan tersebut semakin terjadi secara kecil-kecilan dan sporadis;{{sfn|Prunier|1999|p=261}} sebagian besar orang Tutsi sudah tewas, dan pemerintah sementara ingin mengekang anarki yang semakin meningkat dan melibatkan penduduk dalam memerangi FPR.{{sfn|Melvern|2004|p=236}} Pada tanggal 23 Juni, sekitar 2.500 tentara memasuki barat daya Rwanda sebagai bagian dari [[Operasi Turquoise]] PBB yang dipimpin Prancis.{{sfn|Prunier|1999|p=291}} Hal ini dimaksudkan sebagai misi kemanusiaan, namun para prajurit tidak mampu menyelamatkan banyak nyawa. Otoritas genosida terang-terangan menyambut baik orang Prancis, mengibarkan bendera Prancis di kendaraan mereka, namun membunuh orang Tutsi yang keluar dari persembunyiannya untuk mencari perlindungan.{{sfn|Prunier|1999|p=292}} Pada bulan Juli, FPR menyelesaikan penaklukan mereka atas negara tersebut, dengan pengecualian zona yang diduduki oleh Operasi Turquoise. FPR merebut Kigali pada tanggal 4 Juli,{{sfn|Dallaire|2005|p=459}} dan Gisenyi serta wilayah barat laut lainnya pada tanggal 18 Juli.{{sfn|Prunier|1999|pp=298–99}} Genosida telah berakhir, namun seperti yang terjadi di Kibungo, penduduk Hutu melarikan diri secara massal melintasi perbatasan, kali ini ke Zaire, ditemani Bagosora dan para pemimpin lainnya.{{sfn|Prunier|1999|p=316}}
 
Pemerintahan FPR berikutnya mengklaim bahwa 1.074.017 orang terbunuh dalam genosida tersebut, 94% di antaranya adalah orang Tutsi.<ref name=lemarchand>{{cite journal |first=René |last=Lemarchand |author-link=René Lemarchand |title=Rwanda: the state of Research {{!}} Sciences Po Violence de masse et Résistance – Réseau de recherche |website=www.sciencespo.fr |date=25 June 2018 |url=https://www.sciencespo.fr/mass-violence-war-massacre-resistance/en/document/rwanda-state-research |issn=1961-9898 |access-date=13 December 2018 |archive-url=https://web.archive.org/web/20181119173416/https://www.sciencespo.fr/mass-violence-war-massacre-resistance/en/document/rwanda-state-research |archive-date=19 November 2018 |url-status=live }}</ref> Sebaliknya, [[Human Rights Watch]], berdasarkan penelitian di lapangan, memperkirakan korban jiwa mencapai 507.000 orang. Menurut simposium [[Journal of Genocide Research]] pada tahun 2020, angka resmi tersebut tidak dapat dipercaya karena terlalu melebih-lebihkan jumlah orang Tutsi di Rwanda sebelum terjadinya genosida. Dengan menggunakan metodologi yang berbeda, para pakar dalam simposium tersebut memperkirakan 500.000 hingga 600.000 kematian akibat genosida—sekitar dua pertiga dari populasi Tutsi di Rwanda pada saat itu.<ref name=McDoom>{{cite journal |last1=McDoom |first1=Omar Shahabudin |title=Contested Counting: Toward a Rigorous Estimate of the Death Toll in the Rwandan Genocide |journal=Journal of Genocide Research |date=2020 |volume=22 |issue=1 |pages=83–93 |doi=10.1080/14623528.2019.1703252 |s2cid=214032255 |url=http://eprints.lse.ac.uk/103205/1/McDoom_Contested_Counting_accepted_version.pdf |quote=Jika kita memeriksa klaim mengenai jumlah keseluruhan orang yang terbunuh, yang paling tinggi adalah angka 1.074.017 orang Rwanda yang tewas. Jumlah ini berasal dari pemerintah Rwanda yang melakukan sensus nasional pada bulan Juli 2000, enam tahun setelah genosida. Di bagian bawah terdapat perkiraan dari Human Rights Watch, salah satu organisasi pertama yang menyelidiki genosida tersebut, sekitar 507.000 orang Tutsi yang terbunuh... Saya memperkirakan antara 491.000 dan 522.000 orang Tutsi, hampir dua pertiga dari jumlah orang Tutsi di Rwanda sebelum terjadinya genosida, terbunuh antara tanggal 6 April dan 19 Juli 1994. Saya menghitung jumlah korban tewas ini dengan mengurangkan perkiraan saya antara 278.000 dan 309.000 orang Tutsi yang selamat dari perkiraan saya mengenai populasi dasar Tutsi yang berjumlah hampir tepat 800.000, atau 10,8% dari keseluruhan populasi, pada menjelang terjadinya genosida... Dibandingkan dengan perkiraan atas dan bawah, perkiraan saya jauh lebih rendah dibandingkan angka sensus genosida Pemerintah Rwanda yang berjumlah 1.006.031 orang Tutsi terbunuh. Saya yakin angka ini tidak kredibel. |access-date=6 July 2021 |archive-date=31 July 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210731105754/http://eprints.lse.ac.uk/103205/1/McDoom_Contested_Counting_accepted_version.pdf |url-status=live }}</ref><ref name="Meierhenrich" /> Ribuan janda, banyak di antaranya menjadi korban pemerkosaan, menjadi positif [[HIV]]. Terdapat sekitar 400.000 anak yatim piatu dan hampir 85.000 di antaranya terpaksa menjadi kepala keluarga.<ref>Maximo, Dady De (2012). "A Genocide that could have been avoided". ''New Times''.</ref> Diperkirakan 2.000.000 warga Rwanda, sebagian besar Hutu, kabur dan menjadi pengungsi.<ref>[http://www.history.com/topics/rwandan-genocide Rwandan Genocide] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160325012529/http://www.history.com/topics/rwandan-genocide |date=25 March 2016 }}, History.com</ref> Selain itu, 30% dari suku [[Pigmi]] [[Twa]] dibunuh.<ref name=AmericanUniversity>{{cite web|last1=Sheshadri|first1=Raja|title=Pygmies in the Congo Basin and Conflict|url=http://www1.american.edu/ted/ice/pygmy.htm|website=[[American University]]|access-date=22 March 2017|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304025741/http://www1.american.edu/ted/ice/pygmy.htm|archive-date=4 March 2016}}</ref><ref name=SurvivalInternational>{{cite web|title=The 'Pygmies'|url=http://www.survivalinternational.org/tribes/pygmies|website=[[Survival International]]|access-date=22 March 2017|archive-url=https://web.archive.org/web/20170331170845/http://www.survivalinternational.org/tribes/pygmies|archive-date=31 March 2017|url-status=live}}</ref>
 
[[File:Life expectancy development in Rwanda.svg|thumb|left|Dampak genosida terhadap rata-rata harapan hidup]]
 
=== Sarana pembunuhan ===
Prefektur Butare merupakan pengecualian terhadap genosida lokal. Jean-Baptiste Habyalimana adalah satu-satunya prefek Tutsi, dan prefektur tersebut adalah satu-satunya prefektur yang didominasi oleh partai oposisi.{{sfn|Prunier|1998|p=244}} Menentang genosida, Habyalimana mampu membuat prefekturnya tenang, sampai ia digulingkan oleh ekstremis Sylvain Nsabimana. Karena mengetahui bahwa penduduk Butare menolak untuk membunuh warganya, pemerintah mengirim milisi dari Kigali dengan helikopter, dan mereka dengan mudah membunuh orang Tutsi.{{sfn|Prunier|1998|p=244}}
 
Sebagian besar korban dibunuh di desa mereka sendiri atau di kota, sering kali oleh tetangga dan sesama penduduk desa. Milisi biasanya membunuh korbannya dengan [[machete]], meskipun beberapa unit tentara menggunakan senapan. Geng Hutu mencari korban yang bersembunyi di gereja dan gedung sekolah dan membantai mereka. Pejabat lokal dan radio yang disponsori pemerintah menghasut warga biasa untuk membunuh tetangga mereka, dan mereka yang menolak membunuh sering kali dibunuh di tempat: "Entah Anda ikut serta dalam pembantaian tersebut, atau Anda sendiri yang dibantai".{{sfn|Prunier|1995|p=247}}
 
[[File:Reuse example (6266230631).jpg|thumb|Contoh machete atau parang yang digunakan di Rwanda.]]
 
Salah satu [[Pembantaian Nyarubuye|pembantaian terjadi di Nyarubuye]]. Pada 12 April, lebih dari 1.500 orang Tutsi mencari perlindungan di sebuah gereja Katolik di Nyange, kemudian di komune Kivumu. Interahamwe setempat, yang bekerja sama dengan pihak berwenang, menggunakan buldoser untuk merobohkan gedung gereja.<ref name="appeals01">{{cite web |url=http://www.unictr.org/tabid/155/Default.aspx?ID=91 |title=Appeals Chamber Decisions |publisher=International Criminal Tribunal for Rwanda |access-date=13 August 2014 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140814074058/http://www.unictr.org/tabid/155/Default.aspx?ID=91 |archive-date=14 August 2014 |url-status=dead }}</ref> Milisi menggunakan parang dan senapan untuk membunuh setiap orang yang mencoba melarikan diri. Pendeta setempat [[Athanase Seromba]] kemudian dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh ICTR karena perannya dalam pembongkaran gerejanya; dia dihukum karena kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.<ref name="appeals01"/><ref>{{cite press release|title=Catholic Priest Athanase Seromba Sentenced to Fifteen Years|date=13 December 2006|url=http://www.unictr.org/Cases/tabid/127/PID/42/default.aspx?id=5&mnid=4|publisher=International Criminal Tribunal for Rwanda|access-date=13 August 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20141001004940/http://www.unictr.org/Cases/tabid/127/PID/42/default.aspx?id=5&mnid=4|archive-date=1 October 2014|url-status=live}}</ref><ref>{{cite press release|title=Prosecutor to Appeal Against Seromba's Sentence |publisher=International Criminal Tribunal for Rwanda |date=22 December 2006 |url=http://69.94.11.53/ENGLISH/PRESSREL/2006/507.htm |access-date=7 January 2007 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20070505122707/http://69.94.11.53/ENGLISH/PRESSREL/2006/507.htm |archive-date=5 May 2007 }}<!--Second ref cites the charges against the priest--></ref> Dalam kasus lain, ribuan orang mencari perlindungan di Sekolah Teknik Resmi (''École Technique Officielle'') di Kigali dimana tentara UNAMIR Belgia ditempatkan. Pada tanggal 11 April, tentara Belgia mundur, dan angkatan bersenjata serta milisi Rwanda membunuh semua orang Tutsi.<ref>{{cite book|title=''ICTR Yearbook 1994–1996''|publisher=International Criminal Tribunal for Rwanda|pages=77–78|url=http://129.194.252.80/catfiles/0714.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20030627030034/http://129.194.252.80/catfiles/0714.pdf|url-status=dead|archive-date=27 June 2003|access-date=7 January 2007}}</ref>
 
=== Kekerasan seksual ===
[[Pemerkosaan]] digunakan sebagai alat oleh Interahamwe, pelaku utama, untuk menghancurkan populasi yang heterogen dan secara drastis menguras kelompok lawan.<ref name="Hayden">{{Harvnb|Hayden|2000}}.</ref> Penggunaan propaganda memainkan peranan penting baik dalam genosida maupun kekerasan spesifik gender. Propaganda Hutu menggambarkan perempuan Tutsi sebagai "'[[kolom kelima]]' yang menggoda secara seksual dalam persekutuan dengan musuh-musuh Hutu". Kebrutalan [[kekerasan seksual]] yang luar biasa, serta keterlibatan perempuan Hutu dalam serangan tersebut, menunjukkan bahwa penggunaan propaganda efektif dalam mengeksploitasi kebutuhan gender yang telah memobilisasi perempuan dan laki-laki untuk berpartisipasi.{{sfn|Jones|2010|pp=138–41}} Prajurit [[Tentara untuk Pembebasan Rwanda|Angkatan Darat untuk Pembebasan Rwanda]] dan [[Pasukan Pertahanan Rwanda]], termasuk Pengawal Presiden, dan warga sipil juga melakukan pemerkosaan terhadap sebagian besar perempuan Tutsi. Meskipun perempuan Tutsi menjadi sasaran utama, perempuan Hutu moderat juga diperkosa.<ref name="de Brouwer 2005 13">{{Harvnb|de Brouwer|2005|p=[https://books.google.com/books?id=JhY8ROsA39kC&pg=PA13 13]}}</ref>
 
[[File:Godelieve Mukasarasi (Rwanda) 1 4Eq0j0kBd0t2nty6JXS3jQ.jpg|left|thumb|Godelieve Mukasarasi yang mendedikasikan hidupnya mempromosikan hak-hak perempuan korban kekerasan seksual di zona konflik setelah Genosida Rwanda.]]
 
Selain kelompok moderat Hutu, perempuan Hutu yang menikah atau menyembunyikan orang Tutsi juga menjadi sasaran.{{sfn|Nowrojee|1996}} Dalam laporannya mengenai Rwanda pada tahun 1996, Pelapor Khusus PBB Rene Degni-Segui menyatakan, "Pemerkosaan adalah perintah dan tidak adanya tindakan tersebut merupakan pengecualian". Ia juga mencatat, "Pemerkosaan bersifat sistematis dan digunakan sebagai senjata". Dengan pemikiran ini dan menggunakan metode kekerasan dan ancaman, para [[Genocidaires|pelaku genosida]] memaksa orang lain untuk diam saja ketika terjadi pemerkosaan. Sebuah kesaksian dari seorang perempuan bernama Marie Louise Niyobuhungiro mengenang bagaimana masyarakat lokal, jenderal lain, dan laki-laki Hutu menyaksikan dia diperkosa sekitar lima kali sehari. Bahkan ketika dia berada di bawah pengawasan seorang perempuan, perempuan tersebut tidak memberikan simpati atau bantuan dan lebih jauh lagi memaksanya untuk bertani di lahan di sela-sela pemerkosaan.<ref name="Sandra">{{cite journal |last1=Chu |first1=S. Ka Hon |last2=de Brouwer |first2=A.M. |title=Rwanda's Rape Victims Speak Out |journal=Herizons |date=Spring 2009 |volume=22 |issue=4 |page=16 |url=http://www.herizons.ca/node/263 |access-date=20 March 2021 |archive-date=11 February 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210211034805/http://www.herizons.ca/node/263 |url-status=dead }}</ref>
 
Banyak dari mereka yang selamat tertular HIV dari laki-laki pengidap yang direkrut oleh pelaku genosida.<ref name="Elbe">{{Harvnb|Elbe|2002}}.</ref> Selama konflik, ekstremis Hutu membebaskan ratusan pasien penderita AIDS dari rumah sakit, dan membentuk mereka menjadi "pasukan pemerkosa". Tujuannya adalah untuk menulari dan menyebabkan "kematian yang lambat dan tak terhindarkan" bagi calon korban pemerkosaan Tutsi.<ref name = "Drumbl 2012">{{Harvnb|Drumbl|2012}}.</ref> Perempuan Tutsi juga menjadi sasaran dengan tujuan menghancurkan kemampuan reproduksi mereka. [[Modifikasi dan mutilasi alat kelamin|Mutilasi seksual]] terkadang terjadi setelah pemerkosaan dan termasuk [[Pemotongan kelamin perempuan|mutilasi vagina]] dengan parang, pisau, tongkat runcing, air mendidih, dan asam.{{sfn|Nowrojee|1996}} Laki-laki juga menjadi korban pelanggaran seksual, termasuk mutilasi alat kelamin di depan umum.<ref name="de Brouwer 2005 13"/> Beberapa ahli memperkirakan bahwa antara 250.000 dan 500.000 perempuan diperkosa selama genosida.{{sfn|Nowrojee|1996}}
 
== Referensi ==
Baris 126 ⟶ 177:
{{refbegin|30em}}
* {{cite book |url=https://books.google.com/books?id=A0XNvklcqbwC |title=Encyclopedia of Africa, Volume 1 |last2=Gates |first2=Henry Louis |publisher=Oxford University Press |year=2010 |isbn=978-0-19-533770-9 |edition=Illustrated |location=Oxford |last1=Appiah |first1=Anthony |access-date=25 September 2016 |archive-date=11 January 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230111210158/https://books.google.com/books?id=A0XNvklcqbwC |url-status=live }}
* {{cite journal |last=Akhavan |first=Payam |year=1996 |title=The International Criminal Tribunal for Rwanda: The Politics and Pragmatics of Punishment |url=https://archive.org/details/sim_american-journal-of-international-law_1996-07_90_3/page/501 |journal=[[American Journal of International Law]] |volume=90 |pages=501–10 |jstor=2204076 |author-link=Payam Akhavan |number=3 |doi=10.2307/2204076 |s2cid=147317048 }}
* {{cite news |url=https://www.reuters.com/article/newsMaps/idUSL568658520080805 |title=Rwanda accuses France directly over 1994 genocide |last=Asiimwe |first=Arthur |date=5 August 2008 |publisher=Reuters |access-date=13 July 2014 |archive-date=20 December 2008 |archive-url=https://web.archive.org/web/20081220061639/http://www.reuters.com/article/newsMaps/idUSL568658520080805 |url-status=live }}
* {{cite news |url=https://www.nytimes.com/2008/08/06/world/africa/06briefs-FRENCHACCUSE_BRF.html |title=Rwanda: French accused in genocide |date=6 August 2008 |newspaper=The New York Times |agency=Associated Press |access-date=13 July 2014 |archive-date=11 June 2015 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150611010257/http://www.nytimes.com/2008/08/06/world/africa/06briefs-FRENCHACCUSE_BRF.html |url-status=live }}
Baris 148 ⟶ 199:
* {{cite book |last=Guichaoua |first=André |title=From War to Genocide: Criminal Politics in Rwanda, 1990–1994 |date=2015 |publisher=University of Wisconsin Press |isbn=978-0299298203 }}
* {{cite book |url=https://books.google.com/books?id=8OiMfpTiApQC |title=We Wish To Inform You That Tomorrow We Will Be Killed With Our Families |last=Gourevitch |first=Philip |publisher=Picador |year=2000 |isbn=978-0-330-37120-9 |edition=Reprint |location=London; New York |access-date=25 September 2016 |archive-date=11 January 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230111210200/https://books.google.com/books?id=8OiMfpTiApQC |url-status=live }}
* {{cite journal |last=Hayden |first=Robert M. |year=2000 |title=Rape and Rape Avoidance in Ethno-National Conflicts: Sexual Violence in Liminalized States |url=https://archive.org/details/sim_american-anthropologist_2000-03_102_1/page/27 |journal=[[American Anthropologist]] |volume=102 |pages=27–41 |doi=10.1525/aa.2000.102.1.27|jstor=683536 |number=1 }}
* {{cite book |last1=Ingelaere |first1=Bert |title=Inside Rwanda's Gacaca Courts: Seeking Justice After Genocide |date=2016 |publisher=University of Wisconsin Press |location=Madison |isbn=978-0-299-30970-1 |url=https://books.google.com/books?id=tBmfDQAAQBAJ&q=ingelaere+gacaca |access-date=28 August 2019 |archive-date=16 January 2024 |archive-url=https://web.archive.org/web/20240116051252/https://books.google.com/books?id=tBmfDQAAQBAJ&q=ingelaere+gacaca#v=snippet&q=ingelaere%20gacaca&f=false |url-status=live }}
* {{Cite journal | year= 2015 | title= Despite the Terrors of Typologies: The Importance of Understanding Categories of Difference and Identity | url= http://www.tandfonline.com/toc/riij20/17/2#.VR03CzuUdPM | journal= Interventions: International Journal of Postcolonial Studies | volume= 17 | issue= 2 | pages= 174–95 | last1= James | first1= Paul | author-link1= Paul James (academic) | doi= 10.1080/1369801x.2014.993332 | s2cid= 142378403 | access-date= 2 April 2015 | archive-date= 17 October 2015 | archive-url= https://web.archive.org/web/20151017111914/http://www.tandfonline.com/toc/riij20/17/2#.VR03CzuUdPM | url-status= live }}
Baris 171 ⟶ 222:
* {{cite book |last=Prunier |first=Gérard |year=2009 |title=Africa's World War: Congo, the Rwandan Genocide, and the Making of a Continental Catastrophe |location=Oxford |publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-970583-2 }}
* {{cite news |url=http://www.english.rfi.fr/africa/20140410-twenty-years-after-genocide-france-and-rwanda-give-different-versions-history |title=Twenty years after genocide France and Rwanda give different versions of history |date=10 April 2014 |ref={{sfnref|RFI|2014}} |author=Radio France International (RFI) |author-link=Radio France International |access-date=13 July 2014 |archive-date=4 March 2016 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160304081248/http://www.english.rfi.fr/africa/20140410-twenty-years-after-genocide-france-and-rwanda-give-different-versions-history |url-status=live }}
* {{cite journal |last=Rettig |first=Max |year=2008 |title=Gacaca: Truth, Justice, and Reconciliation in Post-conflict in Rwanda? |url=https://archive.org/details/sim_african-studies-review_2008-12_51_3/page/25 |journal=[[African Studies Review]] |volume=51 |pages=25–50 |doi=10.1353/arw.0.0091|jstor=27667378 |number=3 |s2cid=144438458 }}
* {{cite news |url=https://www.reuters.com/article/ozatp-france-rwanda-relations-idAFJOE5AS09920091129 |title=France and Rwanda agree to restore relations |date=29 November 2009 |work=Reuters |access-date=9 February 2013 |archive-date=7 January 2016 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160107171801/http://www.reuters.com/article/ozatp-france-rwanda-relations-idAFJOE5AS09920091129 |url-status=live }}
* {{cite book|last=Reyntjens|first=Filip|title=Political Governance in Post-Genocide Rwanda|date=2013|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-1-107-67879-8|location=Cambridge}}
Baris 177 ⟶ 228:
* {{cite journal |last=Sarkin |first=Jeremy |year=2001 |title=The Tension between Justice and Reconciliation in Rwanda: Politics, Human Rights, Due Process, and the Role of the Gacaca Courts in Dealing with the Genocide |journal=[[Journal of African Law]] |volume=45 |pages=143–72 |doi=10.1017/s0221855301001675|jstor=3558953 |number=2 |s2cid=145601527 }}
* {{cite web |url=http://repositories.lib.utexas.edu/bitstream/handle/2152/4746/3833.pdf?sequence=1 |title=The Rwandan Conflict: Origin, Development, Exit Strategies |last=Shyaka |first=Anastase |publisher=National Unity and Reconciliation Commission, Republic of Rwanda |access-date=16 February 2012 |archive-date=3 May 2019 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190503190158/https://repositories.lib.utexas.edu/bitstream/handle/2152/4746/3833.pdf?sequence=1 |url-status=live }}
* {{cite journal |last=Silva-Leander |first=Sebastian |year=2008 |title=On the Danger and Necessity of Democratisation: trade-offs between short-term stability and long-term peace in post-genocide Rwanda |url=https://archive.org/details/sim_third-world-quarterly_2008_29_8/page/1601 |journal=[[Third World Quarterly]] |volume=29 |pages=1601–20 |doi=10.1080/01436590802528754 |number=8 |s2cid=153736296 }}
* {{cite journal |last=Tiemessen |first=Alana Erin |year=2004 |title=After Arusha: Gacaca Justice in Post-Genocide Rwanda |url=http://www.africa.ufl.edu/asq/v8/v8i1a4.pdf |journal=[[African Studies Quarterly]] |volume=8 |pages=57–76 |number=1 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20121216203838/http://www.africa.ufl.edu/asq/v8/v8i1a4.pdf |archive-date=16 December 2012 }}
* {{cite book |title=Dictionary of Genocide, Volume 2: M–Z |last2=Bartrop |first2=Paul Robert |last3=Jacobs |first3=Steven L. |publisher=[[Greenwood Publishing Group]] |year=2008 |isbn=978-0-313-34644-6 |location=Westport, CT |last1=Totten |first1=Samuel }}