Bahasa Semende: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Xiangliangzai (bicara | kontrib)
Menambahkan keterangan persebaran bahasa Semende di Provinsi Lampung secara lebih komprehensif dengan menyertakan contoh.
Cepat pulang jangan siang siang datang nya
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(34 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
----
| region = * {{flag|Lampung}}
* {{flag|SumatraSumatera Selatan}}
| speakers = 40.000
| date = 1979
Baris 17:
| glotto = seme1248
| contoh_teks =
| nativename = Bahase/Base Semende (بهاس سمند) / Kecek Semende (كچيك سمند)
}}
 
'''Bahasa Melayu Semende''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]: بهاس ملايو سمند) atau '''bahasaBahase/Base Semende''' adalah isolek bahasa Melayu Tengah atau [[bahasa Melayu Barisan Selatan]] yang dituturkan oleh [[suku Semende]] (Melayu Semende) yang mendiami daerah [[Sumatera Selatan|SumatraSumatera Selatan]]<ref name=":1">{{Cite book|last=Saleh|first=Yuslizal|last2=Lamsari|first2=Muhammad|last3=Madjid|first3=Abdul|last4=Silahiddin|first4=Sofyan|last5=Wahab|first5=Zainin|date=1979|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/files/upload/bbs_VUDRPYAE_1568917342.pdf|title=Bahasa Semende|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|pages=2|url-status=live}}</ref> ([[Kabupaten Muara Enim]], [[Kota Prabumulih]], [[Kabupaten Ogan Komering Ilir]], [[Kabupaten Ogan Komering Ulu]], [[Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan]]) serta [[Lampung|Provinsi Lampung]] ([[Kabupaten Lampung Barat]], [[Kabupaten Tanggamus]], dan [[Kabupaten TanggamusWay Kanan]]). Di luar wilayah tuturnya, bahasa ini dikenal dengan nama '''bahasa Semendo'''.<ref>{{Cite book|last=Saleh|first=Yuslizal|last2=Lamsari|first2=Muhammad|last3=Madjid|first3=Abdul|last4=Silahiddin|first4=Sofyan|last5=Wahab|first5=Zainin|date=1979|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/files/upload/bbs_VUDRPYAE_1568917342.pdf|title=Bahasa Semende|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|pages=5|url-status=live}}</ref>
 
Bahasa Semende pada umumnya dipakai sebagai bahasa pergaulan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pada acara-acara resmi seperti saat berpidato atau berkhotbah, para penutur bahasa ini akan tetap menggunakan [[bahasa Indonesia]] sebagai bahasa pengantar.<ref name=":0">{{Cite book|last=Saleh|first=Yuslizal|last2=Lamsari|first2=Muhammad|last3=Madjid|first3=Abdul|last4=Silahiddin|first4=Sofyan|last5=Wahab|first5=Zainin|date=1979|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/files/upload/bbs_VUDRPYAE_1568917342.pdf|title=Bahasa Semende|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|pages=XV|url-status=live}}</ref> Karena cakupan wilayahnya yang relatif kecil, variasi dialektis dalam bahasa Semende bersifat minim dan terletak pada pemilihan kosakata yang cenderung disebabkan karena perbedaan regional atau status dan tingkatan jabatan serta pendidikan.<ref name=":0" /> Bahasa Semende pernah memiliki sistem penulisannya sendiri yang disebut dengan '''''[[Surat Ulu]]''''' dan masih berkerabat dengan [[Aksara Rejang]] serta [[Surat Lampung|Aksara Lampung]]. Bahasa Semende juga pernah ditulis dengan menggunakan sistem penulisan [[Abjad Jawi|Arab-Melayu]], yang membuktikan pengaruh Islam yang kuat dan mengakar dalam budaya Melayu Semende.<ref name=":0" />
 
Sistem bahasa Semende memiliki banyak persamaan dengan [[Bahasa Basemah|bahasa Besemah]].<ref name=":0" /> Secara fonologis, bahasa Semende memiliki 28 fonem, 4 vokal, 20 konsonan, serta 4 fonem supra segmental.<ref name=":0" /> Adapun pola suku kata dalam bahasa Semende antara lain ialah V, VK, KV, KVK, dan KKV.<ref name=":0" />
Baris 92:
Lebih tua nenek dari pada aku
|-
|''Ditatap ade, dikinak dek bedieKatek''
''Tenggulah!''
 
Baris 139:
!Indonesia
|-
|''IndungEndung''
|Ibu
|''Kite''
Baris 147:
|Ayah
|''Kudai, kele''
|Nanti dulu, Nanti
|Dulu, nanti, nanti dulu
|-
|''Nining''
Baris 195:
|-
|''Nian''
|Sungguh, Jujur
|Sangat, sekali
|''Lok, luk''
|Nampak
|Seperti
|-
|''Budak''
Baris 206:
|''Abang, miha''
|Merah
|''Mak, Makkaye''
|Seperti
|Ibu
|-
|''Abut''
Baris 287:
|Ayah
|''Ribang''
|Suka, Senang
|Merdu
|-
|''Balak, bebalak''
Baris 312:
|Bodoh, dungu
|''Sare''
|Sengsara
|Payah, susah
|-
|''Basing''
Baris 341:
|''Buntu''
|Bokek, tidak memiliki uang
|''Suhang, suhanganDiwek''
|Sendirian, Sendiri
|Sendiri, sendirian
|-
|''Busung''
Baris 351:
|''Buyan''
|Bodoh, tidak cerdik
|''Sutek, Sikok''
|Satu, Seorang
|-
|''Cabi''
Baris 419:
|Kakak dari ayah atau ibu
|-
|''Galak, Enggok''
|Mau, ingin,Tidak sukaMau
|''Uwi''
|Rotan
Baris 434:
|Bercanda
|-
|''Gawi, gawe''
|Kerja, berbuat
|''Kacai, tekacai''
|Lepas, terlepas
Baris 454:
|Abang, kakak laki-laki
|-
|''GhumahHumah''
|Rumah
|''Kamah, kamak''
Baris 515:
|-
|''Ige''
|Terlalu
|Sangat, terlalu, berlebih-lebihan
|''Kemiling''
|Kemiri
Baris 555:
|}
 
=== Cepat pulang jangan siang-siang datangnya ===
=== Kalimat ===
{| class="wikitable"
|+
Baris 561:
!Indonesia
|-
|''NakNdak kemane?''
|Hendak kemana?
|-
Baris 568:
|-
|''Hase ati aku dek lemak nian dari kemahi''
|Perasaanku sungguh tidak enak dari kemarin hari
|-
|''AmeKalu dek galakenggok, biarkah aku saje yang makannye''
|Kalau tidak mau, biar aku saja yang memakannya
|-
|''Jangan mak itu, kuterajang nian palak kabah kele!''
|Jangan seperti itu, Sungguh kutendang kepalamu nanti!
|-
|''Belagak niansekali die tu, padahalawak aslinye bange!''
|Bergaya sekali dia itu, padahal aslinya bodoh!
|-
Baris 585:
|Bagaimana kabarnya, Ibu?
|-
|''Tunggu lah kudaidulu, lagi tangeh nian perjalanannye tini!''
|Tunggu lah dulu, masih lama sekali perjalanannya ini!
|-
|''Masin nianbenah rasehase gulai tini, yang masaknye ni nak kawin ape mak mane?''
|Asin sekali rasa masakan ini, yang masaknya ini kebelet kawin atau bagaimana?
|-
Baris 594:
|Istrinya yang sekarang tidak sebaik istrinya yang dahulu
|-
|''GhumahHumah kami sebesak ghumahnyehumahnye''
|Rumah kami sebesar rumahnya
|}
 
== Wilayah tutur ==
=== SumatraSumatera Selatan ===
Bahasa Melayu Semende adalah bahasa ibu dari [[Suku Semende|suku Melayu Semende]]. Suku Melayu Semende merupakan salah satu suku Melayu pribumi di SumatraSumatera Selatan yang utamanya terkonsentrasi di [[Semende Darat Laut, Muara Enim|Kecamatan Semende Darat Laut]], [[Semende Darat Tengah, Muara Enim|Kecamatan Semende Darat Tengah]], dan [[Semende Darat Ulu, Muara Enim|Kecamatan Semende Darat Ulu]] di [[Kabupaten Muara Enim]]. Suku Melayu Semende di SumatraSumatera Selatan dapat diklasifikasikan menjadi dua subsuku yaitu '''Semende Darat''' dan '''Semende Lembak'''. Selain di Kabupaten Muara Enim, suku Melayu Semende juga terkonsentrasi di [[Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan]] tepatnya di [[Mekakau Ilir, Ogan Komering Ulu Selatan|Kecamatan Mekakau Ilir]], [[Pulau Beringin, Ogan Komering Ulu Selatan|Kecamatan Pulau Beringin]], [[Sindang Danau, Ogan Komering Ulu Selatan|Kecamatan Sindang Danau]] dan [[Sungai Are, Ogan Komering Ulu Selatan|Kecamatan Sungai Are]]. Suku Semende juga menetap di [[Kota Prabumulih]], [[Kabupaten Ogan Komering Ilir]] dan [[Kabupaten Ogan Komering Ulu]].
 
=== Lampung ===
Selain di SumatraSumatera Selatan, para penutur bahasa Semende juga tersebar di beberapa wilayah di [[Lampung|Provinsi Lampung]]. Merujuk data yang dihimpun dariPada [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], suku Melayu adalah kelompok suku terbesar keempat di Provinsi Lampung setelah suku JawaSemende, sukupenutur Lampungbahasa dan suku Sunda dengan jumlah 427.326 jiwa dan mencakup 5Semende,64% dari total penduduk Provinsi Lampung. Suku Melayu yang tercatatdicatat dalam data tersebut sudah termasuk seluruhsebagai subsuku Melayu asal SumatraSumatera Selatan sepertibersama [[Suku Basemah|suku Besemah]], [[suku Lintang]], [[suku Kikim]], [[suku Lematang]], [[suku Enim]], [[suku Ogan]], [[suku Semende]], [[Kabupaten Mesuji|suku Mesuji]] dan [[Suku Palembang|suku Melayu Palembang]]. Suku Melayu di Lampung mencapai 427.326 jiwa dan mencakup 5,64% dari total penduduk Provinsi Lampung sehingga menjadi kelompok suku terbesar keempat setelah suku Jawa, Lampung, dan Sunda.
 
Secara signifikan suku Semende dapat ditemukan di [[Kabupaten Lampung Barat]], [[Kabupaten Tanggamus]], dan [[Kabupaten Way Kanan]]. Suku Semende di Kabupaten Tanggamus dapat ditemukan di [[Gunung Megang, Pulau Panggung, Tanggamus|Pekon Gunung Megang]], [[Pulau Panggung, Tanggamus|Pekon Muara Dua]], [[Penantian, Pulau Panggung, Tanggamus|Pekon Penantian]], [[Pulau Panggung, Pulau Panggung, Tanggamus|Pekon Pulau Panggung]], dan [[Tekad, Pulau Panggung, Tanggamus|Pekon Tekad]] di [[Pulau Panggung, Tanggamus|Kecamatan Pulau Panggung]]; [[Banding Agung, Talang Padang, Tanggamus|Pekon Banding Agung]], [[Sinar Banten, Talang Padang, Tanggamus|Pekon Sinar Banten]], [[Sinar Semendo, Talang Padang, Tanggamus|Pekon Sinar Semendo]], [[Suka Merindu, Talang Padang, Tanggamus|Pekon Suka Merindu]] dan [[Talang Padang, Talang Padang, Tanggamus|Pekon Talang Padang]] di [[Talang Padang, Tanggamus|Kecamatan Talang Padang]]; serta seluruh [[pekon]] di [[Ulu Belu, Tanggamus|Kecamatan Ulubelu]] (16 pekon). Sebagian nama-nama pekon tersebut memiliki kesamaan nama dengan nama-nama daerah yang dihuni suku Semende di daerah asalnya di Sumatera Selatan, seperti [[Gunung Megang, Muara Enim|Gunung Megang]], [[Muaradua, Ogan Komering Ulu Selatan|Muara Dua]], dan [[Penantian, Pagar Gunung, Lahat|Penantian]].
 
==== Akulturasi dengan bahasa Jawa ====
Populasi penutur bahasa Semende di Kabupaten Tanggamus terkonsentrasi di Kecamatan Ulubelu. Kecamatan ini merupakan daerah tujuan [[Transmigrasi|program transmigrasi era Soekarno]] dan Soeharto sehingga mayoritas penduduk di kecamatan ini berasal dari suku Jawa, lebih spesifiknya para penutur [[bahasa Jawa Mataraman]] yang berasal dari [[Kabupaten Ponorogo]] di [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]] saat ini. Hal ini kemudian memunculkan fenomena [[akulturasi]] bahasa dan budaya [[Bahasa Jawa Mataraman|Jawa Mataraman]] dengan bahasa dan budaya [[Bahasa Semende|'''Semende''']] yang sudah lebih dahulu menduduki wilayah Kecamatan Ulubelu jauh sebelum para transmigran dari Jawa hadir dan menetap. Akulturasi ini salah satunya tercermin dari penyerapan kosakata bahasa Jawa Mataraman ke dalam bahasa Semende, seperti penggunaan kata '''''"lanang"''''' dan '''''"mambu"''''' untuk menyebut laki-laki dan sesuatu yang berbau busuk. Sebagian besar generasi tua masih menggunakan kosakata asli Semende untuk merujuk kepada dua hal tersebut, yakni '''''"jantan"''''' untuk laki-laki dan '''''"busok"''''' untuk merujuk kepada sesuatu yang berbau busuk. Dalam kehidupan sehari-hari, para penutur bahasa Jawa Mataraman ini masih tetap melestarikan penggunaan bahasa Jawa Mataraman bahkan jika lawan bicaranya bukan berasal dari suku Jawa. Penggunaan bahasa Jawa dikecualikan di lingkungan sekolah dan saat acara-acara resmi digelar, bahkan tidak jarang para guru juga mengajar dengan menggunakan bahasa Jawa selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Hal ini kemudian memunculkan suatu fenomena unik dimana para penutur bahasa Semende memiliki keahlian dalam berbahasa Jawa dan terkadang ikut mencampuradukkan bahasa Jawa dengan bahasa Semende dalam kehidupan sehari-hari.
 
==== Pengaruh dalam bahasa Lampung Api ====
Bahasa Semende juga memiliki banyak persamaan kosakata dengan [[bahasa Lampung Api]]. Berikut adalah daftar kosakata yang sama antara bahasa Semende dan bahasa lampung Api, terutama bahasa Semende yang dituturkan oleh orang Semende yang berada di Provinsi Lampung:
{| class="wikitable"
|+
!Melayu Semende
!Lampung Api
!Indonesia
|-
|''Nian''
|''Nihan''
|Sungguh, Jujur
|-
|''Ading''
|''Ading''
|Adik
|-
|''Bak''
|''Bak''
|Ayah
|-
|''Bawak''
|''Bawak''
|Kulit
|-
|''Buhok''
|''Bughak''
|Buruk, jelek
|-
|''Cabi''
|''Cabi''
|Cabai
|-
|''Cuping''
|''Cuping''
|Telinga
|-
|''Embau''
|''Imbau''
|Bau, mencium, aroma
|-
|''Empai, mpai''
|''Ampai''
|Baru, baru saja, barusan terjadi
|-
|''Gawi, gawe''
|''Gawi, guwai''
|Kerja, berbuat
|-
|''Gugoh''
|''Gugogh, gogogh''
|Gugur, jatuh, berjatuhan
|-
|''Hadu''
|''Ghadu''
|Biar, sudah (pasrah)
|-
|''Hanjak''
|''Hanjak''
|Senang, bergembira, bersemangat
|-
|''Ihak, mihak''
|''Mighak''
|Ingin sekali
|-
|''Jeme''
|''Jema''
|Manusia, orang
|-
|''Jurai''
|''Jughai''
|Keturunan dekat
|-
|''Juadah''
|''Juadah''
|Kue, roti
|-
|''Kacai, tekacai''
|''Kacai, tekacai''
|Terlepas
|-
|''Kamah, kamak''
|''Kamak''
|Kotor
|-
|''Kance''
|''Kanca''
|Kawan, teman, sahabat
|-
|''Kanjat, tekanjat''
|''Kanjat, tekanjat''
|Kaget, terkejut, tersentak
|-
|''Kelisoh, tekelisoh''
|''Kelisoh, tekelisoh''
|Tergelincir
|-
|''Kembahang''
|''Kembahang''
|Keladi
|-
|''Kemiling''
|''Kemiling''
|Kemiri
|-
|''Kuwawe''
|''Kuwawa''
|Berani, sanggup
|-
|''Lading''
|''Lading''
|Pisau kecil
|-
|''Liut, liyut''
|''Liut, liyut''
|Licin
|-
|''Mak''
|''Mak''
|Ibu
|-
|''Payu''
|''Payu''
|Iya, ayo, mari, setuju
|-
|''Pihing, pinggan''
|''Pighing, panjang''
|Piring
|-
|''Tangeh''
|''Tangeh''
|Masih lama
|-
|''Tebudi, tebudik''
|''Tebudi, tebudik''
|Tertipu, dibohongi
|-
|''Tetak, netak''
|''Tettak, nettak''
|Potong, memotong
|-
|''Tihok, tihuk''
|''Tighuk''
|Congek (penyakit atau kotoran telinga)
|-
|''Usung, diusung''
|''Usung, diusung''
|Bawa, pikul, dibawa, dipikul
|}
 
==== Bahasa Semende di Way Kanan ====
Selain [[Bahasa Ogan]], bahasa Semende juga eksis di [[Kabupaten Way Kanan]]. Wilayah tutur bahasa Semende di [[Kabupaten Way Kanan]] terdapat di sepanjang wilayah barat [[Kabupaten Way Kanan]]. Mayoritas penutur bahasa Semende berada di [[Kasui, Way Kanan|Kecamatan Kasui]], [[Banjit, Way Kanan|Kecamatan Banjit]], [[Rebang Tangkas, Way Kanan|Kecamatan Rebang Tangkas]], sebagian [[Baradatu, Way Kanan|Kecamatan Baradatu]], dan sebagian wilayah [[Umpu Semenguk, Way Kanan|Kecamatan Umpu Semenguk]]. Penutur bahasa Semende di [[Kabupaten Way Kanan]] adalah masyarakat Semende yang bermarga Rebang Kasui. Di [[Kabupaten Way Kanan]], khususnya di tiga kecamatan penutur bahasa Semende terbanyak ([[Kasui, Way Kanan|Kasui]], [[Banjit, Way Kanan|Banjit]], dan [[Rebang Tangkas, Way Kanan|Rebang Tangkas]]) menjadikan bahasa Semende sebagai bahasa sehari-hari serta sebagai bahasa pasar. Bahasa Semende di [[Kabupaten Way Kanan]] sudah banyak berakulturasi dengan bahasa-bahasa lain di [[Kabupaten Way Kanan]]. Hingga saat ini, wilayah [[Kabupaten Way Kanan]] khususnya di wilayah sebelah barat Way Kanan, bahasa Semende menjadi bahasa mayoritas penduduk yang tinggal di daerah tersebut.
 
==== Bahasa Semende di Kota Bandar Lampung ====
Populasi suku Melayu Semende serta penutur bahasa Melayu Semende dalam jumlah yang signifikan dapat ditemukan di [[Kabupaten Lampung Barat]] dan [[Kabupaten Tanggamus]]. Suku Melayu Semende di Kabupaten Tanggamus dapat ditemukan di [[Gunung Megang, Pulau Panggung, Tanggamus|Pekon Gunung Megang]], [[Pulau Panggung, Tanggamus|Pekon Muara Dua]], [[Penantian, Pulau Panggung, Tanggamus|Pekon Penantian]], [[Pulau Panggung, Pulau Panggung, Tanggamus|Pekon Pulau Panggung]], dan [[Tekad, Pulau Panggung, Tanggamus|Pekon Tekad]] di [[Pulau Panggung, Tanggamus|Kecamatan Pulau Panggung]]; [[Banding Agung, Talang Padang, Tanggamus|Pekon Banding Agung]], [[Sinar Banten, Talang Padang, Tanggamus|Pekon Sinar Banten]], [[Sinar Semendo, Talang Padang, Tanggamus|Pekon Sinar Semendo]], [[Suka Merindu, Talang Padang, Tanggamus|Pekon Suka Merindu]] dan [[Talang Padang, Talang Padang, Tanggamus|Pekon Talang Padang]] di [[Talang Padang, Tanggamus|Kecamatan Talang Padang]]; serta seluruh [[pekon]] di [[Ulu Belu, Tanggamus|Kecamatan Ulubelu]] (16 pekon). Kesamaan yang terdapat pada nama-nama pekon yang dihuni oleh suku Melayu Semende di Kabupaten Tanggamus dengan nama-nama daerah di Sumatra Selatan ini mencerminkan betapa dominannya pengaruh suku Melayu Semende di wilayah-wilayah tersebut. [[Gunung Megang, Muara Enim|Gunung Megang]] adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Muara Enim sekaligus nama sebuah desa di [[Jarai, Lahat|Kecamatan Jarai]], [[Kabupaten Lahat]]. [[Muaradua, Ogan Komering Ulu Selatan|Muara Dua]] adalah nama dari ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sekaligus nama sebuah kelurahan di [[Prabumulih Timur, Prabumulih|Kecamatan Prabumulih Timur]], [[Kota Prabumulih]].
Sebagai salah satu kota terbesar sekaligus kota terpadat di Pulau Sumatra dan di luar Pulau Jawa, [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]] memainkan perananan penting sebagai pusat perekonomian, pusat pendidikan serta pusat kebudayaan di Provinsi Lampung. Hal ini menjadikan Bandar Lampung sebagai sebuah kota yang sarat akan multikulturalisme, kota yang berbilang bangsa dan berbilang kaum dengan jumlah penduduk sebesar 1.209.937 jiwa dan kepadatan penduduk 6.100 jiwa per kilometer persegi.<ref>{{Cite book|date=2021|url=https://bandarlampungkota.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=YTBkOGM5MTk4YTc0YmZjYjk4YmQwOTAy&xzmn=aHR0cHM6Ly9iYW5kYXJsYW1wdW5na290YS5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAyMy8wMi8yOC9hMGQ4YzkxOThhNzRiZmNiOThiZDA5MDIva290YS1iYW5kYXItbGFtcHVuZy1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDIzLmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMy0wOS0xOSAxMjoyNjo1OQ%3D%3D|title=Kota Bandar Lampung Dalam Angka 2023|location=Bandar Lampung|publisher=Badan Pusat Statistik|url-status=live}}</ref>
 
Para penutur bahasa Semende di Kota Bandar Lampung memiliki kecenderungan untuk mencampuradukkan bahasa Semende dengan bahasa-bahasa daerah lain atau bahkan bahasa asing, terutama [[Bahasa Palembang|bahasa Melayu Palembang]], [[bahasa Indonesia]] dan [[bahasa Inggris]]. Salah satu contoh yang paling kentara adalah pengadopsian sufiks ''-ke'' yang diadopsi dari bahasa Melayu Palembang untuk menggantikan sufiks ''-kah'' dalam bahasa Semende, serta kata ''yang'' yang diadopsi dari bahasa Indonesia untuk menggantikan kata ''ye'' dalam bahasa Semende. Dengan demikian, para penutur bahasa Semende di Kota Bandar Lampung akan menggunakan kalimat ''"Nak dimasuk'''ke''' ke mane?"'' untuk menggantikan kalimat ''"Nak dimasuk'''kah''' ke mane?"'' dan akan menggunakan kalimat ''"'''Yang''' mane?"'' untuk menggantikan kalimat ''"'''Ye''' mane?"''. Selain itu, terdapat juga kosakatata yang diserap dari bahasa Melayu klasik seperti ''surai'' untuk menggantikan kata ''gumbak'' (rambut) dan kosakata seperti ''blangkit'' yang diserap dari bahasa Inggris ''blanket'' (selimut).
Kecamatan Ulubelu merupakan daerah tujuan [[Transmigrasi|program transmigrasi era Soekarno]] dan Soeharto sehingga mayoritas penduduk di kecamatan ini berasal dari suku Jawa, lebih spesifiknya para penutur [[bahasa Jawa Mataraman]] yang berasal dari [[Kabupaten Ponorogo]] di [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]] saat ini. Hal ini kemudian memunculkan fenomena [[akulturasi]] bahasa dan budaya [[Bahasa Jawa Mataraman|Jawa Mataraman]] dengan bahasa dan budaya [[Bahasa Semende|'''Melayu Semende''']] yang sudah lebih dahulu menduduki wilayah Kecamatan Ulubelu jauh sebelum para transmigran dari Jawa hadir dan menetap. Akulturasi ini salah satunya tercermin dari penyerapan kosakata bahasa Jawa Mataraman ke dalam bahasa Melayu Semende, seperti penggunaan kata '''''"lanang"''''' dan '''''"mambu"''''' untuk menyebut laki-laki dan sesuatu yang berbau busuk. Sebagian besar generasi tua masih menggunakan kosakata asli bahasa Melayu Semende untuk merujuk kepada dua hal tersebut, yakni '''''"jantan"''''' untuk laki-laki dan '''''"busok"''''' untuk merujuk kepada sesuatu yang berbau busuk. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari, para penutur bahasa Jawa Mataraman ini masih tetap melestarikan penggunaan bahasa Jawa Mataraman bahkan jika lawan bicaranya tidak berasal dari suku Jawa. Penggunaan bahasa Jawa dikecualikan di lingkungan sekolah dan saat acara-acara resmi digelar, bahkan tidak jarang para guru juga mengajar dengan menggunakan bahasa Jawa selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Hal ini kemudian memunculkan satu fenomena unik dimana para penutur bahasa Melayu Semende memiliki keahlian dalam berbahasa Jawa dan terkadang ikut mencampuradukkan bahasa Jawa dengan bahasa Melayu Semende dalam kehidupan sehari-hari.
 
== Lihat pula ==
Baris 613 ⟶ 771:
* [[Suku Semende]]
* [[Bahasa Melayu Barisan Selatan]]
* [[Bahasa Palembang|Bahasa Melayu Palembang]]
* [[Bahasa Lampung Api]]
* [[Aksara Rejang]]
* [[Surat Lampung]]