Badak jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Desertasad (bicara | kontrib)
k Rapikan
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12:
}}
}}
'''Badak jawa''' (''Rhinoceros sondaicus'') juga disebut '''badak sunda''' atau, '''badak sumbu''' ,<ref>https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/badak_sumbu</ref> atau '''badak bercula satu kecil,''', adalah anggota famili [[Rhinocerotidae]] yang sangat langka dan merupakan salah satu dari lima spesies [[badak]] yang masih hidup. Badak ini memiliki genus yang sama dengan [[Badak India|badak india]] dan memilkimemiliki kulit yang menyerupai baju zirah dengan pola mosaik. Namun, ukurannya lebih kecil dari badak india, lebih mirip dengan badak hitam dari genus Diceros, dengan panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Cula badak ini biasanya kurang dari 25 cm dan lebih kecil dari cula spesies badak lainnya. Hanya badak jantan dewasa yang memiliki cula, sedangkan bada betina tidak memiliki cula sama sekali.
 
Badak Jawa dulunya dapat ditemukan di banyak daerah di Asia Tenggara dan Samudera Pasifik, termasuk [[Jawa]], [[Sumatra]], [[India]], dan Cina[[Tiongkok|China]]. Namun, spesies ini sekarang [[Terancam kritis|terancam punah]] dan hanya memiliki satu populasi yang diketahui di alam liar, tanpa individu di penangkaran. Hanya ada sekitar 74 ekor badak ini di [[Taman Nasional Ujung Kulon]] di [[Indonesia]],<ref>{{Cite web|title=Rhino population figures|url=https://www.savetherhino.org/rhino_info/rhino_population_figures|publisher=SaveTheRhino.org|access-date=2 February 2021}}</ref> menjadikannya mamalia besar paling langka di dunia.<ref name=":0">{{Cite book|last=Dinerstein|first=Eric|date=2003|url=https://www.worldcat.org/oclc/861793037|title=The return of the unicorns : the natural history and conservation of the greater one-horned rhinoceros|location=New York|isbn=978-0-231-50130-9|oclc=861793037}}</ref> Sayangnya, populasi badak jawa di [[Taman Nasional Cat Tien]] di Vietnam telah punah sejak 2011.<ref>{{Cite journal|last=Brook, S. M.|last2=Dudley, N.|last3=Mahood, S. P.|last4=Polet, G.|last5=Williams, A. C.|last6=Duckworth, J. W.|last7=Van Ngoc, T.|last8=Long, B.|year=2014|title=Lessons learned from the loss of a flagship: The extinction of the Javan rhinoceros ''Rhinoceros sondaicus annamiticus'' from Vietnam|url=https://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/139/1399979245.pdf|journal=Biological Conservation|volume=174|pages=21–29|doi=10.1016/j.biocon.2014.03.014}}</ref> Penurunan populasi spesies ini terutama disebabkan oleh perburuan liar, terutama untuk diambil culanya yang berharga hingga US$30.000 per kg di [[pasar gelap]].<ref name=":0" /> Perburuan untuk mendapatkan piala juga berkontribusi terhadap penurunan jumlah badak jawa seiring dengan meningkatnya kehadiran orang Eropa di wilayah jelajah mereka. Hilangnya habitat, terutama akibat dari perang seperti [[Perang Vietnam]], juga berperan penting dalam penurunan spesies ini dan menghambat upaya pemulihan.<ref name="Santiapillai2">{{Cite journal|last=Santiapillai|first=C.|year=1992|title=Javan rhinoceros in Vietnam|url=http://www.poachingfacts.com/docs/Pachyderm/pachy15.pdf#page=26|journal=Pachyderm|volume=15|pages=25–27}}</ref> Meskipun populasi yang tersisa berada di dalam [[Taman Nasional Ujung Kulon|kawasan lindung nasional]], badak-badak ini masih menghadapi risiko dari pemburu liar, penyakit, dan hilangnya keanekaragaman genetik yang dapat menyebabkan [[depresi perkawinan sekerabat]].
== Populasi dan habitat ==
Badak Jawa dulunya dapat ditemukan di banyak daerah di Asia Tenggara, termasuk [[Jawa]], [[Sumatra]], [[India]], dan Cina. Namun, spesies ini sekarang [[Terancam kritis|terancam punah]] dan hanya memiliki satu populasi yang diketahui di alam liar, tanpa individu di penangkaran. Hanya ada sekitar 74 ekor badak ini di [[Taman Nasional Ujung Kulon]] di [[Indonesia]],<ref>{{Cite web|title=Rhino population figures|url=https://www.savetherhino.org/rhino_info/rhino_population_figures|publisher=SaveTheRhino.org|access-date=2 February 2021}}</ref> menjadikannya mamalia besar paling langka di dunia.<ref name=":0">{{Cite book|last=Dinerstein|first=Eric|date=2003|url=https://www.worldcat.org/oclc/861793037|title=The return of the unicorns : the natural history and conservation of the greater one-horned rhinoceros|location=New York|isbn=978-0-231-50130-9|oclc=861793037}}</ref> Sayangnya, populasi badak jawa di [[Taman Nasional Cat Tien]] di Vietnam telah punah sejak 2011.<ref>{{Cite journal|last=Brook, S. M.|last2=Dudley, N.|last3=Mahood, S. P.|last4=Polet, G.|last5=Williams, A. C.|last6=Duckworth, J. W.|last7=Van Ngoc, T.|last8=Long, B.|year=2014|title=Lessons learned from the loss of a flagship: The extinction of the Javan rhinoceros ''Rhinoceros sondaicus annamiticus'' from Vietnam|url=https://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/139/1399979245.pdf|journal=Biological Conservation|volume=174|pages=21–29|doi=10.1016/j.biocon.2014.03.014}}</ref> Penurunan populasi spesies ini terutama disebabkan oleh perburuan liar, terutama untuk diambil culanya yang berharga hingga US$30.000 per kg di [[pasar gelap]].<ref name=":0" /> Perburuan untuk mendapatkan piala juga berkontribusi terhadap penurunan jumlah badak jawa seiring dengan meningkatnya kehadiran orang Eropa di wilayah jelajah mereka. Hilangnya habitat, terutama akibat dari perang seperti [[Perang Vietnam]], juga berperan penting dalam penurunan spesies ini dan menghambat upaya pemulihan.<ref name="Santiapillai2">{{Cite journal|last=Santiapillai|first=C.|year=1992|title=Javan rhinoceros in Vietnam|url=http://www.poachingfacts.com/docs/Pachyderm/pachy15.pdf#page=26|journal=Pachyderm|volume=15|pages=25–27}}</ref> Meskipun populasi yang tersisa berada di dalam [[Taman Nasional Ujung Kulon|kawasan lindung nasional]], badak-badak ini masih menghadapi risiko dari pemburu liar, penyakit, dan hilangnya keanekaragaman genetik yang dapat menyebabkan [[depresi perkawinan sekerabat]].
 
Badak Jawa dapat hidup hingga 30-45 tahun di habitat aslinya. Mereka biasa tinggal di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah, dan dataran banjir yang luas. Badak ini merupakan makhluk yang suka menyendiri, kecuali saat pacaranberpasangan dan saat membesarkan anak. Namun, mereka dapat berkumpul di dekat jilatan garam atau berkubang sesekali. Di daerah jelajahnya, badak jawa tidak memiliki [[Pemangsaan|predator]] alami selain manusia. Badak ini biasanya menghindari manusia, dan para ilmuwan serta ahli konservasi jarang melakukan penelitian langsung karena statusnya yang sangat langka dan potensi bahaya yang dapat mengganggu spesies ini. Para peneliti bergantung pada [[kamera jebakan]] dan sampel tinja untuk mempelajari perilaku dan kesehatan mereka, membuat badak jawa menjadi spesies badak yang paling sedikit diteliti.
[[WWF]] Indonesia berupaya untuk mengembangkan badak Jawa karena jika terjadi serangan penyakit, bencana alam seperti [[tsunami]], letusan gunung [[Krakatau]], dan [[gempa bumi]], maka populasi badak jawa akan langsung punah. Selain itu, karena invasi langkap ([[arenga]]) dan kompetisi dengan banteng untuk wilayah dan makanan, maka populasi badak jawa semakin terdesak. Kawasan yang diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah [[Taman Nasional Halimun]] di [[Gunung Salak]], [[Jawa Barat]] yang pernah menjadi habitat badak Jawa.<ref name="habitat" />
 
Pada 28 Februari 2011 dan April 2012, video yang menunjukkan pasangan induk dan anak serta pasangan dewasa yang sedang berpacaranbersama, membuktikan bahwa badak jawa masih berkembang biak di alam liar. Sayangnya, hanya ada 58 hingga 68 ekor badak yang tersisa di habitat aslinya,<ref name="setiawan">{{Cite journal|last=Setiawan, R.|last2=Gerber, B. D.|last3=Rahmat, U. M.|last4=Daryan, D.|last5=Firdaus, A. Y.|last6=Haryono, M.|last7=Khairani, K. O.|last8=Kurniawan, Y.|last9=Long, B.|date=2018|title=Preventing Global Extinction of the Javan Rhino: Tsunami Risk and Future Conservation Direction|journal=Conservation Letters|volume=11|issue=1|page=e12366|doi=10.1111/conl.12366}}</ref> dan tidak ada satupun yang berada di penangkaran. Pada April 2018, seekor badak jawa jantan bernama Samson mati pada usia 30 tahun, jauh lebih muda dari usia umumnya yang mencapai 50 hingga 60 tahun. Tes DNA saat ini sedang dilakukan untuk menyelidiki penyebab kematiannya, termasuk kemungkinan adanya degenerasi perkawinan sedarah.<ref>{{Cite web|last=Basten Gokkon|date=4 May 2018|title=Indonesia cites twisted bowel in death of Javan rhino|url=https://news.mongabay.com/2018/05/indonesia-cites-twisted-bowel-in-death-of-javan-rhino/}}</ref>
Badak Jawa dapat hidup hingga 30-45 tahun di habitat aslinya. Mereka biasa tinggal di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah, dan dataran banjir yang luas. Badak ini merupakan makhluk yang suka menyendiri, kecuali saat pacaran dan saat membesarkan anak. Namun, mereka dapat berkumpul di dekat jilatan garam atau berkubang sesekali. Di daerah jelajahnya, badak jawa tidak memiliki [[Pemangsaan|predator]] alami selain manusia. Badak ini biasanya menghindari manusia, dan para ilmuwan serta ahli konservasi jarang melakukan penelitian langsung karena statusnya yang sangat langka dan potensi bahaya yang dapat mengganggu spesies ini. Para peneliti bergantung pada [[kamera jebakan]] dan sampel tinja untuk mempelajari perilaku dan kesehatan mereka, membuat badak jawa menjadi spesies badak yang paling sedikit diteliti.
 
== Penamaan dan taksonomi ==
Pada 28 Februari 2011 dan April 2012, video yang menunjukkan pasangan induk dan anak serta pasangan dewasa yang sedang berpacaran, membuktikan bahwa badak jawa masih berkembang biak di alam liar. Sayangnya, hanya ada 58 hingga 68 ekor badak yang tersisa di habitat aslinya,<ref name="setiawan">{{Cite journal|last=Setiawan, R.|last2=Gerber, B. D.|last3=Rahmat, U. M.|last4=Daryan, D.|last5=Firdaus, A. Y.|last6=Haryono, M.|last7=Khairani, K. O.|last8=Kurniawan, Y.|last9=Long, B.|date=2018|title=Preventing Global Extinction of the Javan Rhino: Tsunami Risk and Future Conservation Direction|journal=Conservation Letters|volume=11|issue=1|page=e12366|doi=10.1111/conl.12366}}</ref> dan tidak ada satupun yang berada di penangkaran. Pada April 2018, seekor badak jawa jantan bernama Samson mati pada usia 30 tahun, jauh lebih muda dari usia umumnya yang mencapai 50 hingga 60 tahun. Tes DNA saat ini sedang dilakukan untuk menyelidiki penyebab kematiannya, termasuk kemungkinan adanya degenerasi perkawinan sedarah.<ref>{{Cite web|last=Basten Gokkon|date=4 May 2018|title=Indonesia cites twisted bowel in death of Javan rhino|url=https://news.mongabay.com/2018/05/indonesia-cites-twisted-bowel-in-death-of-javan-rhino/}}</ref>
 
== Penamaan ==
Nama genus ''Rhinoceros'' berasal dari dua kata [[Bahasa Yunani Kuno|Yunani kuno]] ῥίς (ris) yang berarti "hidung" dan κέρας (keras) yang berarti "cula binatang".<ref>{{Cite book|last=Liddell, H. G.|last2=Scott, R.|year=1940|title=A Greek-English Lexicon|location=Oxford|publisher=Clarendon Press|edition=Revised and augmented|chapter=ῥίς|chapter-url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3Dr(i%2Fs}}</ref><ref>{{Cite book|last=Liddell, H. G.|last2=Scott, R.|year=1940|title=A Greek-English Lexicon|location=Oxford|publisher=Clarendon Press|edition=Revised and augmented|chapter=κέρᾳ|chapter-url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3Dke%2Fras}}</ref> Sementara itu, ''sondaicus'' berasal dari ''[[Sundaland|sunda]]'', sebuah wilayah [[Biogeografi|biogeografis]] yang meliputi Sumatra, Jawa, [[Kalimantan]], dan pulau-pulau kecil lainnya. Badak jawa juga dikenal sebagai badak bercula satu kecil, untuk membedakaanya dengan badak bercula satu besar, yang meripakan nama lain dari [[badak India]].<ref>{{Cite web|title=Javan Rhino (Rhinoceros sondaicus)|url=http://www.rhinos-irf.org/javan/|publisher=International Rhino Foundation|archive-url=https://web.archive.org/web/20110722044955/http://www.rhinos-irf.org/javan/|archive-date=22 July 2011|access-date=17 December 2014|url-status=dead}}</ref>
 
Penelitian pertama badak Jawa dilakukan oleh para penyelidik alam dari luar daerah pada tahun [[1787]], ketika dua binatang ditembak di Jawa. Tulang badak Jawa dikirim kepada para penyelidik alam [[Belanda]]ke [[Petrus Camper]] (Belanda), yangtetapi ia meninggal tahunpada [[1789]] sebelum sempat menerbitkan penemuannya bahwa badak Jawajawa adalahmerupakan spesies tersendiri. Badak Jawa lainnya ditembak di [[Pulau Sumatra]] oleh [[Alfred Duvaucel]], yangdan mengirim spesimennyaspesimen ke ayah tirinya, [[Georges Cuvier]], ilmuwan ([[Prancis]] yang terkenal). Cuvier menyadari binatang ini sebagai spesies tersendiri tahunpada [[1822]], dan pada tahun yang sama diidentifikasi oleh [[Anselme Gaëtan Desmarest]] sebagai ''Rhinoceros sondaicus''. Spesies ini adalah spesies badak terakhir yang diidentifikasi.<ref name="Rookmaaker">{{Cite book|author=Rookmaaker, Kees|year=2005|title=Save the rhinos: EAZA Rhino Campaign 2005/6|location=London|publisher=[[European Association of Zoos and Aquaria]]|editor=Fulconis, R.|pages=52|chapter=First sightings of Asian rhinos}}</ref> Desmarest pada awalnya mengidentifikasi badak ini berasal dari Jawa, tetapi nantinya mengubah dan mengatakan spesimennya berasal dari pulau Jawa.<ref name="Zeitschrift">{{Cite journal|author=Rookmaaker, L.C.|year=1982|title=The type locality of the Javan Rhinoceros (''Rhinoceros sondaicus'' Desmarest, 1822)|journal=Zeitschrift fur Saugetierkunde|volume=47|issue=6|pages=381–382}}</ref>
 
[[Anselme Gaëtan Desmarest]] menggunakan nama ilmiah ''Rhinoceros sondaicus'' untuk mendeskripsikan badak dari Jawa yang dikirim ke [[Museum Nasional Sejarah Alam Prancis|Museum Nasional Sejarah Alam]] di Prancis oleh [[Pierre-Médard Diard]] dan [[Alfred Duvaucel]].<ref name="Desmarest1822">{{Cite book|last=Desmarest, A. G.|year=1822|title=Mammalogie, ou, Description des espèces de mammifères|location=Paris|publisher=Mme Agasse|volume=2|pages=399–400|chapter=Rhinocéros des Îles de La Sonde|chapter-url=https://archive.org/details/mammalogieoudesc02desm/page/399}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Rookmaaker|first=L.C.|year=1982|title=The type locality of the Javan Rhinoceros (''Rhinoceros sondaicus'' Desmarest, 1822)|url=http://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/117/1175861997.pdf|journal=Zeitschrift für Säugetierkunde|volume=47|issue=6|pages=381–382}}</ref> Sepanjang abad ke-19, berbagai spesimen badak tak bercula juga dideskripsikan:
 
* ''Rhinoceros inermis,'' diusulkan oleh [[René-Primevère Lesson|René Lesson]] pada1838 untuk badak betina tanpa cula yang ditembak di [[Sundarban|Sundarbans]].<ref>{{Cite book|last=Lesson, R. P.|year=1838|title=Compléments de Buffon|location=Paris|publisher=Pourrat Frères|edition=Deuxième, revue, corrigée et augmentée|volume=1|pages=514–515|chapter=Le Rhinocéros sans cornes ou Gaindar|chapter-url=https://archive.org/details/complmentsdebu01less/page/514}}</ref>
* ''Rhinoceros nasalis'' dan ''Rhinoceros floweri,'' diusulkan oleh [[John Edward Gray]] pada 1867, dua nama untuk tengkorak badak yang masing-masing ditemukan di Kalimantan dan Sumatra.<ref>{{Cite journal|last=Gray, J. E.|year=1864|title=Observations on the preserved specimens and skeletons of the Rhinocerotidae in the collection of the British Museum and Royal College of Surgeons, including the descriptions of three new species|url=https://archive.org/details/proceedingsofzoo1867zool/page/1012|journal=Proceedings of the Zoological Society of London|volume=1867|pages=1003–1032}}</ref>
* ''Rhinoceros annamiticus,'' diusulkan oleh [[Pierre Marie Heude]] pada 1892 untuk spesimen yang ditemukan di Vietnam.<ref>{{Cite journal|last=Heude, P. M.|year=1892|title=Étude sur les suillens. Chapitre II|journal=Mémoires concernant l'Histoire naturelle de l'Empire chinois; par des Pères de la Compagnie de Jésus|volume=2|pages=85–115, XIX–XXIX}}</ref>
 
Pada 2005, tiga subspesies badak jawa dianggap sebagai [[takson|taksa]] [[Nama yang valid (zoologi)|yang valid]]:
 
* ''R. s. sondaicus'', [[Subspesies|subspesies yang dicalonkan]], dikenal sebagai badak jawa indonesia, yang pernah hidup di Pulau Jawa dan Sumatra. Kini populasinya hanya sekitar 40-50 di [[Taman Nasional Ujung Kulon]]. Satu peneliti mengusulkan bahwa badak Jawa di [[Sumatra]] masuk ke dalam subspesies yang berbeda, ''R.s. floweri'', tetapi ahli-ahli banyak yang belum menyetujuinya.<ref>{{IUCN|author=Asian Rhino Specialist Group|year=1996|ID=19497|title=Rhinoceros sondaicus ssp. sondaicus|downloaded=16 Oktober 2007|IUCN_Year=2007}} Diakses pada [[16 Oktober]] [[2007]].</ref><ref name="CG">{{Cite journal|author=Fernando, Prithiviraj|year=2006|title=Genetic diversity, phylogeny and conservation of the Javan hinoceros (Rhinoceros sondaicus)|journal=Conservation Genetics|volume=7|issue=3|pages=439–448|month=Juni|coauthors=Gert Polet, Nazir Foead, Linda S. Ng, Jennifer Pastorini, and Don J. Melnick}}</ref>
== Taksonomi ==
* '''''RhinocerosR. sondaicuss. inermis''''', diketahuidikenal sebagai '''Badakbadak Jawajawa India'''india atau badak india kecil, pernah hidup di [[Benggala]] sampai [[Burma]] (Myanmar), tetapi dianggap punah pada dasawarsa awal tahun [[1900-an]]. ''Inermis'' berarti ''tanpa cula'', karena karakteristik badak ini adalahyaitu culabercula kecil pada badak jantan, dan tak ada cula pada betina. Spesimen spesies ini adalah betina yang tidak memiliki culabercula. Situasi politik di [[Burma]] mencegahmembuat taksirantidak diketahui jumlah spesies ini di negara itu, tetapi keselamatannya dianggap tak dapat dipercayadipastikan.<ref name="Foose">{{Citation | last = Foose | first = Thomas J. | coauthors = Nico van Strien | year = 1997 | title = Asian Rhinos – Status Survey and Conservation Action Plan. | publisher = IUCN, Gland, Switzerland, and Cambridge, UK | isbn = 2-8317-0336-0}}</ref><ref name="Pachy">{{Cite journal | journal author=Rookmaaker, Pachyderm Kees|year=1997| title = Records of the Sundarbans Rhinoceros (''Rhinoceros sondaicus inermis'') in India and Bangladesh | author journal= Rookmaaker, Kees Pachyderm| volume = 24 | year = 1997 | pages = 37–45}}</ref><ref name="NE India" />
Terdapat tiga subspesies, yang hanya dua subspesies yang masih ada, sementara satu subspesies telah punah:
* '''''[[Rhinoceros sondaicus sondaicus'''annamiticus|R. s. annamiticus]]'', tipedikenal subspesiessebagai yangbadak diketahuijawa sebagaivietnam atau ''badak Jawa Indonesia'''vietnam, yang pernah hidup di Pulausepanjang Jawa[[Vietnam]], dan[[Kamboja]], Sumatra.[[Laos]], Kini[[Thailand]] populasinyadan hanya[[Malaysia]]. sekitar''Annamiticus'' 40-50berasal didari nama [[Tamanderetan NasionalAnnam|deretan Ujungpegunungan KulonAnnam]], yang terletakmerupakan dibagian ujungdari barattempat Pulauhidup Jawaspesies ini. SatuKini penelitipopulasinya mengusulkandiperkirakan bahwakurang badakdari Jawa12, hidup di hutan daratan rendah di [[SumatraTaman Nasional Cat Tien]], masuk[[Vietnam]]. keAnalisis dalamgenetika menunjukkan bahwa dua subspesies yang berbedamasih ada, ''R.s.memiliki floweri'',leluhur tetapiyang halsama iniantara tidak300.000 diterimadan secara2 luasjuta tahun yang lalu.<ref name="CG" /><ref>{{IUCN|author=Asian Rhino Specialist Group|year=1996|ID=1949719498|title=Rhinoceros sondaicus ssp. sondaicusannamiticus|downloaded=[[16 Oktober]] [[2007 ]]| IUCN_Year = 2007}} Diakses pada [[16 Oktober]] [[2007]].</ref><ref name=CG/>
* '''''Rhinoceros sondaicus annamiticus''''', diketahui sebagai '''Badak Jawa Vietnam''' atau '''Badak Vietnam''', yang pernah hidup di sepanjang [[Vietnam]], [[Kamboja]], [[Laos]], [[Thailand]] dan [[Malaysia]]. ''Annamiticus'' berasal dari [[deretan Annam|deretan pegunungan Annam]] di [[Asia Tenggara]], bagian dari tempat hidup spesies ini. Kini populasinya diperkirakan lebih sedikit dari 12, hidup di hutan daratan rendah di [[Taman Nasional Cat Tien]], [[Vietnam]]. Analisis genetika memberi kesan bahwa dua subspesies yang masih ada memiliki leluhur yang sama antara 300.000 dan 2 juta tahun yang lalu.<ref name=CG>{{Cite journal | title = Genetic diversity, phylogeny and conservation of the Javan hinoceros (Rhinoceros sondaicus) | journal = Conservation Genetics | volume = 7 | issue = 3 | year = 2006 | month = Juni | pages = 439–448 | author = Fernando, Prithiviraj | coauthors = Gert Polet, Nazir Foead, Linda S. Ng, Jennifer Pastorini, and Don J. Melnick }}</ref><ref>{{IUCN|author=Asian Rhino Specialist Group|year=1996|ID=19498|title=Rhinoceros sondaicus ssp. annamiticus|downloaded=[[16 Oktober]] [[2007]] | IUCN_Year = 2007}} Diakses pada [[16 Oktober]] [[2007]].</ref>
* '''''Rhinoceros sondaicus inermis''''', diketahui sebagai '''Badak Jawa India''', pernah hidup di [[Benggala]] sampai [[Burma]] (Myanmar), tetapi dianggap punah pada dasawarsa awal tahun [[1900-an]]. ''Inermis'' berarti ''tanpa cula'', karena karakteristik badak ini adalah cula kecil pada badak jantan, dan tak ada cula pada betina. Spesimen spesies ini adalah betina yang tidak memiliki cula. Situasi politik di [[Burma]] mencegah taksiran spesies ini di negara itu, tetapi keselamatannya dianggap tak dapat dipercaya.<ref name=Foose>{{Citation | last = Foose | first = Thomas J. | coauthors = Nico van Strien | year = 1997 | title = Asian Rhinos – Status Survey and Conservation Action Plan. | publisher = IUCN, Gland, Switzerland, and Cambridge, UK | isbn = 2-8317-0336-0}}</ref><ref name=Pachy>{{Cite journal | journal = Pachyderm | title = Records of the Sundarbans Rhinoceros (''Rhinoceros sondaicus inermis'') in India and Bangladesh | author = Rookmaaker, Kees | volume = 24 | year = 1997 | pages = 37–45}}</ref><ref name="NE India"/>
 
=== Evolusi ===
[[Berkas:Panzernashorn2004.jpg|jmpl|[[Badak India]] berhubungan dekat dengan badak Jawa; mereka adalah dua anggota tipe genus badak.]]
 
LeluhurNenek badakmoyang pertamaawal kalibadak terpisahbercabang dari ''[[Perissodactyl]]'' lainnya padaselama masaperiode [[Eosen|Eosen awal]]. Perbandingan [[DNA]] [[mitokondria]] memberikan kesanmenunjukkan bahwa leluhur badak modern terpisah dari leluhurnenek moyang [[Equidae]] sekitar 50 juta tahun yang lalu.<ref name=DNA/> Famili[[Rhinocerotidae]] yang masih ada, [[Rhinocerotidae]]saat ini, pertama kali muncul pada Eosen akhir di [[Eurasia]] pada periode Eosen akhir, dan leluhurnenek moyang spesies badak modernyang munculada saat ini mulai berpindah dari Asia pada awal masa [[Miosen]].<ref name=Lacombat>{{Cite book|author = Lacombat, Frédéric|year = 2005|chapter = The evolution of the rhinoceros|pages = 46–49|editor = Fulconis, R.|title = Save the rhinos: EAZA Rhino Campaign 2005/6|location = London|publisher = [[European Association of Zoos and Aquaria]] }}</ref>
 
Badak Jawajawa dan badak India adalah satu-satunya anggotaspesies dalam genus ''[[Rhinoceros (genus)|Rhinoceros]],'' yangdan pertama kali muncul padadalam rekamancatatan [[fosil]] di [[Asia]] sekitarpada masa [[Pleistosen Awal]]. Catatan paling awal tentang keberadaan mereka berasal dari endapan berusia 1,6 juta-3,35 juta tahun yangdi laluTrinil, Jawa. PerkiraanNamun, molekulperkiraan memberikanmolekuler kesanmenunjukkan bahwa kedua spesies telahini berbeda satu sama lain terbentukjauh lebih awal, sekitar 11,7 juta tahun yang lalu.<ref name=DNA>{{Cite journal | title = The Complete Mitochondrial DNA Sequence of the Greater Indian Rhinoceros, ''Rhinoceros unicornis'', and the Phylogenetic Relationship Among Carnivora, Perissodactyla, and Artiodactyla (+ Cetacea) | author = Xu, Xiufeng | coauthors = Axel Janke, and Ulfur Arnason | journal = Molecular Biology and Evolution | volume = 13 | issue = 9 | pages = 1167–1173 | url = http://mbe.oxfordjournals.org/cgi/reprint/13/9/1167 | accessdate = 2007-11-04}}</ref><ref name = Tougard>{{Cite journal | author = Tougard, C. | coauthors = T. Delefosse, C. Hoenni, and C. Montgelard | year = 2001 | title = Phylogenetic relationships of the five extant rhinoceros species (Rhinocerotidae, Perissodactyla) based on mitochondrial cytochrome b and 12s rRNA genes | journal = Molecular Phylogenetics and Evolution | volume = 19 | issue = 1 | pages = 34–44}}</ref> Walaupun masuk ketermasuk dalam tipe genus yang sama, badak Jawaiawa dan [[India]]badak india dipercayadiperkirakan tidak berhubunganberkerabat dekat dengan spesies badak lainnya. PenelitianBerbagai berbedapenelitian telah mengeluarkanmenunjukkan hipotesisberbagai bahwakemungkinan hubungan evolusi mereka, mungkinseperti berhubunganberkerabat dekat dengan spesies yang telah punah seperti ''Gaindetherium'' atau ''Punjabitherium.'' yangSebuah telah punah. Analisisanalisis [[klad]] terperinci tentang Rhinocerotidae meletakkantelah mengelompokkan ''Rhinoceros'' dan ''Punjabitherium'' yang telah punah pada klad dengan ''[[Dicerorhinus]]'', badak Sumatrasumatra. Penelitian lain mengusulkanmenunjukkan bahwa [[badak Sumatrasumatra]] lebih berhubungan dekat hubungannya dengan dua spesies badak di [[Afrika]].<ref name=Cerdeno>{{Cite journal | last = Cerdeño | first = Esperanza | url = http://digitallibrary.amnh.org/dspace/bitstream/2246/3566/1/N3143.pdf | journal = Novitates | publisher = [[American Museum of Natural History]] | year = 1995 | title = Cladistic Analysis of the Family Rhinocerotidae (Perissodactyla) | issn = 0003-0082 | number = 3143 | accessdate = 2007-11-04 | archive-date = 2009-03-27 | archive-url = https://web.archive.org/web/20090327065404/http://digitallibrary.amnh.org/dspace/bitstream/2246/3566/1/N3143.pdf | dead-url = yes }}</ref> Badak Sumatrasumatra mungkindiyakini terpisah dari badak-badak Asia lainnya sekitar 15 juta tahun yang lalu atau bahkan lebih awal lagi, hingga 25,9 jutahun yang lalu berdasarkan data mitokondria.<ref name=Dinerstein/><ref name=Lacombat/>
 
== Deskripsi ==
Baris 64 ⟶ 67:
 
=== Makanan ===
Badak Jawa adalah [[HerbivoraHerbivor|hewan herbivora]] danyang makanmengonsumsi bermacam-macamberbagai spesiesjenis tanaman, terutama [[tunas]]bagian pucuk, ranting, daun-daunandedaunan muda, dan buah yang jatuh. KebanyakanBadak tumbuhanJawa disukaibiasanya olehmencari spesies ini tumbuhmakan di daerah yang terkenacerah sinardi matahari: padadalam pembukaan hutan, [[Belukar|semak-semak belukar]], dan tipejenis vegetasi lainnyalain tanpayang tidak memiliki pohon besar. BadakUntuk menjatuhkanmendapatkan pohonmakanannya, mudabadak untukmerobohkan mencapaianakan makanannyapohon dan mengambilnya denganmenggunakan bibir atasnya yang dapatlentur memeganguntuk mencengkeram pohon. Badak Jawaini adalahmerupakan pemakan yang paling dapatmudah beradaptasi daridi antara semua spesies badak dan mungkin pernah menjadi penjelajah sekaligus penggembala dalam sejarahnya. Badak diperkirakanini makanmengkonsumsi sekitar 50&nbsp; kg makanan per hari. Sepertidan badakmembutuhkan Sumatragaram dalam makanannya, spesiesmirip dengan badak inisumatera. memerlukanMeskipun jilatan [[garam]] untukadalah makanannya.hal Tempatyang mencariumum mineraldi umumwilayah jelajah badak Jawa, hal ini tidak adaditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon,. tetapiPengamatan menunjukkan bahwa badak Jawadi terlihatUjung Kulon minummeminum air laut untuk nutrisimendapatkan samaasupan nutrisi yang dibutuhkan.<ref name="van Strien"/>
 
=== Reproduksi ===
Sifat seksual badak Jawa sulit dipelajari karena spesies ini jarang diamati secara langsung dan tidak ada kebun binatang yang memiliki spesimennya. Betina biasanya mencapai kematangan seksual pada usia 3-4 tahun, sementara jantan mencapai kematangan seksual jantan pada umurusia 6 tahun. KemungkinanPeriode kemungkinan untuk hamil diperkirakan munculterjadi pada periodeantara 16-19 bulan. Interval kelahiran spesies ini 4–5adalah 4-5 tahun dan anaknya membuatbiasanya berhentidisapih pada waktuusia sekitar 2 tahun. EmpatSifat pasangan dari empat spesies badak lainnya memiliki sifat pasangan yang miripserupa.<ref name=IZY/>
 
== Konservasi ==
Baris 106 ⟶ 109:
 
=== Di penangkaran ===
Tidak terdapat satupun badak Jawa di kebun binatang. Pada tahun 1800-an, setidaknya empat badak dipamerkan di [[Adelaide]], [[Kolkata]] dan [[London]]. 22 badak Jawa telah didokumentasikan dan disimpan di penangkaran, dan mungkin jumlahnya lebih besar karena spesies ini terkadang dikira sebagai badak India.<ref name = Garten>{{Cite journal | author = Rookmaaker, L.C. | year = 2005 | title = A Javan rhinoceros, ''Rhinoceros sondaicus'', in Bali in 1839 | journal = Zoologische Garten | volume = 75 | issue = 2 | pages = 129–131}}</ref> Badak Jawa tidak pernah ditangani dengan baik di penangkaran: badak tertua yang hidup hanya mencapai usia 20 tahun, sekitar setengah dari usia yang dapat dicapai badak di alam bebas. Badak Jawa terakhir yang ada di penangkaran mati di [[Kebun Binatang Adelaide]], [[Australia]] tahun 1907, tempat spesies tersebut sedikit diketahui karena telah ditunjukkan sebagai badak India.<ref name="van Strien"/> Akibat dari program panjang dan mahal tahun 1980-an dan 1990-an untuk mengembangbiakkan badak Sumatra di kebun binatang gagal, usaha untuk melindungi badak Jawa di kebun binatang tidak dapat dipercaya.<ref name=Dinerstein>{{Cite book|title = The Return of the Unicorns; The Natural History and Conservation of the Greater One-Horned Rhinoceros|url = https://archive.org/details/returnofunicorns0000dine|last = Dinerstein|first = Eric|publisher = [[Columbia University Press]]|location = [[New York]]|year = 2003|isbn = 0-231-08450-1 }}</ref>
 
=== Usaha persiapan habitat kedua ===
Badak Jawa yang hidup berkumpul di satu kawasan utama sangat rentan terhadap kepunahan yang dapat diakibatkan oleh serangan penyakit, bencana alam dan lain sebagainya. Selain itu, badak ini juga kekurangan ruang jelajah dan sumber akibat invasi tumbuhan langkap ([[arenga]]) dan kompetisi dengan banteng.
 
Penelitian awal [[WWF]] mengidentifikasi habitat yang cocok, aman dan relatif dekat adalah [[Taman Nasional Halimun]] di [[Gunung Salak]], [[Jawa Barat]], yang dulu merupakan habitat Badak Jawa. Jika habitat kedua ditemukan, maka badak yang sehat, baik, dan memenuhi kriteria di Ujung Kulon akan dikirim ke wilayah yang baru. Habitat ini juga akan menjamin keamanan populasinya.<ref name="habitat"/>