Muhammad Djamil Djambek: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k minor cosmetic change |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(42 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}{{Infobox
'''Syekh Muhammad Jamil Jambek''' <!--({{lahirmati||||}})--> (lahir di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], [[Hindia Belanda]], 1862 atau 1860 - meninggal di Bukittinggi, [[30 Desember]] [[1947]] pada umur 85 atau 87)<ref name="hidayatullah.com">[http://www.hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2011/12/14/981/syeikh-jamil-jambek-sang-penentang-hukum-adat.html#.VLGoJ9KUeEw "Syeikh Jamil Jambek, Sang Penentang Hukum Adat"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171005134859/http://www.hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2011/12/14/981/syeikh-jamil-jambek-sang-penentang-hukum-adat.html#.VLGoJ9KUeEw |date=2017-10-05 }} ''Hidayatullah.com'', 14-12-2011. Diakses 11-01-2015.</ref> adalah seorang ulama pelopor pembaruan [[Islam]] dari [[Ranah Minang|Minangkabau]] pada awal abad ke-20. Ia juga dikenal sebagai ahli ilmu [[falak]] terkemuka.<ref name="Surya Suryadi">[
|name = Muhammad Jamil Jambek▼
▲'''Syekh Muhammad Jamil Jambek''' <!--({{lahirmati||||}})--> (lahir di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], [[Hindia Belanda]], 1862 atau 1860 - meninggal di Bukittinggi, [[30 Desember]] [[1947]] pada umur 85 atau 87)<ref name="hidayatullah.com">[http://www.hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2011/12/14/981/syeikh-jamil-jambek-sang-penentang-hukum-adat.html#.VLGoJ9KUeEw "Syeikh Jamil Jambek, Sang Penentang Hukum Adat"] ''Hidayatullah.com'', 14-12-2011. Diakses 11-01-2015.</ref> adalah seorang ulama pelopor pembaruan [[Islam]] dari [[Ranah Minang|Minangkabau]] pada awal abad ke-20. Ia juga dikenal sebagai ahli ilmu falak terkemuka.<ref name="Surya Suryadi">[http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/900 "Minang Saisuak #80 - Syekh Muhammad Djamil Djambek"] ''[[Surya Suryadi]] - [[Harian Singgalang|Singgalang]]'', Minggu 11 Maret 2012. Diakses 11-01-2015.</ref>
== Riwayat ==
=== Kehidupan
Syekh Muhammad Jamil Jambek lebih dikenal dengan sebutan Syekh Muhammad Jambek, dilahirkan dari keluarga bangsawan. Ayahnya, Saleh Datuak Maleka, merupakan seorang [[penghulu]] dan kepala [[nagari]] Kurai, sedangkan ibunya berasal dari [[Suku Sunda|Sunda]].<ref>{{Cite book|date=2006|url=https://books.google.com/books?id=XejXAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Djambek%22+%22banten%22&q=%22Djambek%22+%22banten%22&hl=en|title=Sabili: majalah Islam|publisher=Bina Media Sabili|language=id}}</ref>
Masa kecilnya tidak banyak diketahui. Namun, yang jelas Syekh Muhammad Jambek mendapatkan pendidikan dasarnya di Sekolah Rendah yang khusus mempersiapkan pelajar untuk masuk ke sekolah guru. Kemudian, dia dibawa ke [[Mekkah]] oleh ayahnya pada usia 22 tahun untuk menimba ilmu.
=== Pendidikan ===
Ketika di Mekkah ia berguru kepada [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi|Syekh Ahmad Khatib Minangkabau]]. Semula Syekh Muhammad Jambek tertarik untuk mempelajari [[ilmu sihir]],
Keahliannya di bidang ilmu falak mendapat pengakuan luas di Mekkah. Oleh sebab itu, ketika masih berada di tanah suci, Syekh Muhammad Jambek pun mengajarkan ilmunya itu kepada para penuntut ilmu dari [[Minangkabau]] yang belajar di Mekkah. Seperti, [[Ibrahim Musa|Syekh Ibrahim Musa Parabek]] (pendiri perguruan Tawalib Parabek) serta [[Abdullah Abbas|Syekh Abbas Abdullah]] (pendiri perguruan
=== Aktivitas ===
[[Berkas:Ulama Minangkabau Guru Ummat.jpg|jmpl|260x260px|Duduk dari kanan: [[Daud Rasyidi|Syekh Daud Rasyidi]], Syekh Djamil Djambek, [[Sulaiman Ar-Rasuli|Syekh Sulaiman Ar-Rasuli]] (Inyiak Canduang), [[Ibrahim Musa|Syekh Ibrahim Musa]] (Inyiak Parabek), [[Abdullah Ahmad|Syekh DR. Abdullah Ahmad]]]]
Pada tahun 1903, dia kembali ke tanah air. Ia pun memilih mengamalkan ilmunya secara langsung kepada masyarakat; mengajarkan ilmu tentang ketauhidan dan mengaji. Di antara murid-muridnya terdapat beberapa guru tarekat. Lantaran itulah Syekh Muhammad Jambek dihormati sebagai Syekh Tarekat.
Baris 44 ⟶ 24:
Demikian halnya dengan kebiasaan membaca riwayat [[Isra Mi'raj]] Nabi Muhammad dari kitab berbahasa [[Bahasa Arab|Arab]]. Dia menggantinya dengan tablig yang menceritakan peristiwa tersebut dalam bahasa Melayu, sehingga dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat. Termasuk juga tradisi membaca kitab, digantinya dengan membahas masalah kehidupan sehari-hari. Menurutnya, semua itu dilakukan karena agama diperuntukkan bagi siapa saja yang dapat memahaminya. Ia pun dikenal sebagai ulama yang lebih bergiat di aktivitas tablig dan ceramah.
Seiring perjalanan waktu, sikap dan pandangannya terhadap tarekat mulai berubah. Syekh Muhammad Jambek kemudian tidak lagi tertarik pada tarekat. Pada awal tahun 1905, ketika diadakan pertemuan ulama guna membahas keabsahan tarekat yang berlangsung di [[Bukit Surungan, Padangpanjang Barat, Padangpanjang|Bukit Surungan]], [[Kota Padangpanjang|Padang Panjang]], Syekh Muhammad Jambek berada di pihak yang menentang tarekat. Dia "berhadapan" dengan Syekh Bayang dan Haji Abbas yang membela tarekat.
Kemudian dia menulis buku mengenai kritik terhadap tarekat berjudul ''Penerangan Tentang Asal Usul Thariqatu al-Naksyabandiyyah dan Segala yang Berhubungan dengan Dia'', terdiri atas dua jilid. Salah satu penjelasan dalam buku itu, yakni tarekat Naksyabandiyyah diciptakan oleh orang dari [[Persia]] dan [[India]]. Syekh Muhammad Jambek menyebut orang-orang dari kedua negeri itu penuh takhayul dan khurafat yang makin lama makin jauh dari ajaran Islam.
Baris 51 ⟶ 31:
Di samping juga untuk memelihara dan mengusahakan agar Islam terhindar dari bahaya yang dapat merusaknya. Selain itu, dia juga turut menghadiri kongres pertama [[LKAAM|Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau]] tahun 1939. Yang tak kalah pentingnya dalam perjalanan dakwahnya, pada masa [[Sejarah Indonesia (1942-1945)|pendudukan Jepang]], Syekh Muhammad Jambek mendirikan Majelis Islam Tinggi (MIT) berpusat di Bukittinggi.
Syekh Djamil Djambek diangkat oleh [[Presiden Republik Indonesia]] [[Soekarno]] menjadi Anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] Republik Indonesia sejak 25 September 1945.<ref>https://www.google.co.id/books/edition/Himpunan_Undang_Undang_Peraturan_Peratur/Im6skyjI-X4C?hl=en&gbpv=1&dq=djamil+djambek+dewan+pertimbangan+agung&pg=PA91&printsec=frontcover</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Jamil Jambek dikaruniai Allah 17 orang putra-putri dari lima orang istri yaitu Ummi Matun, Ummi Majida, Ummi Siti Arab, Ummi Darana dan Ummi Liun. Tujuh belas anak tersebut yaitu :
# Fatimah Djambek,
# Abdul Majid Djambek,
# M. Saleh Djambek,
# M. Zain Djambek,
# M. Zainuddin Djambek,
# [[Zainal Abidin Djambek]],
# Abdul Gaffar Djambek,
# [[Saadoe'ddin Djambek|Saadoe'ddin Jambek]],
# Muhammad Rasyid Djambek,
# Muhammad Rasyad Djambek,
# [[Abdul Bari Djambek]],
# Djamilah Djambek,
# [[Dahlan Djambek|Muhammad Dahlan Jambek]],
# Zahrah Djambek,
# Naimah Djambek
# Halimah Djambek.<ref>{{Cite book|last=Islam|first=Yayasan Nurul|date=1978|url=https://books.google.com/books?id=MkdjAAAAIAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22anak%22+muhammad+jamil+jambek&q=%22anak%22+muhammad+jamil+jambek&hl=en|title=Kenang-kenangan 70 tahun Buya Hamka|publisher=Yayasan Nurul Islam|language=id}}</ref><ref>http://e-campus.iainbukittinggi.ac.id/ecampus/AmbilLampiran?ref=93148&jurusan=&jenis=Item&usingId=false&download=false&clazz=ais.database.model.file.LampiranLain</ref>
== Penghargaan ==
* [[Bintang Mahaputera Utama]] dari [[Presiden Republik Indonesia]] (1995)<ref>{{Cite web|date=10 September 2018|title=Daftar Warga Negara Republik Indonesia yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Tahun 1959 s.d. 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|website=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2021-08-12}}</ref>
== Referensi ==
Baris 62 ⟶ 67:
== Pranala luar ==
* [http://jatim1.kemenag.go.id/file/dokumen/295agama2.pdf "Kebangkitan Islam di Minangkabau (I)"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160308121033/http://jatim1.kemenag.go.id/file/dokumen/295agama2.pdf |date=2016-03-08 }}<small> ''Kemenag.go.id - MPA'' 295 / April 2011. Diakses 11-01-2015.</small>
* [http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,12-id,14593-lang,id-c,buku-t,Mengenal+Ahli+Hisab+Rukyat-.phpx "Mengenal Ahli Hisab-Rukyat"]<small> ''Website Resmi [[NU]]'', 10-11-2008. Diakses 11-01-2015.</small>
{{Islam di Indonesia}}
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Jambek, Muhammad Jamil}}▼
▲{{DEFAULTSORT:Jambek, Muhammad Jamil}}
[[Kategori:Ulama Minangkabau]]▼
[[Kategori:Ahli Falak Indonesia]]▼
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh dari Bukittinggi|Muhammad Jamil Jambek]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Ulama Nusantara|Muhammad Jamil Jambek]]
▲[[Kategori:Ulama Minangkabau]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Dewan Pertimbangan Agung]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
|