Samaun Bakri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jayrangkoto (bicara | kontrib) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(43 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
|
|
|
|
|caption =
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}
'''Samaun Bakri''' ({{lahirmati|[[Kurai Taji, Nan Sabaris, Padang Pariaman|Kurai Taji]], [[Nan Sabaris, Padang Pariaman|Nan Sabaris]], [[Kabupaten Padang Pariaman|Padang Pariaman]], [[Sumatera Barat]]|28|4|1908|[[Way Kanan]]|10|10|1948}}) adalah seorang [[wartawan]] dan pejuang kemerdekaan [[Indonesia]].<ref name="niadilova.blogdetik.com">[https://niadilova.wordpress.com/2015/01/12/minang-saisuak-205-samaun-bakri-pahlawan-nasional-putra-kuraitaji/ "Minang Saisuak #205 - Samaun Bakri: Pahlawan Nasional Putra Kuraitaji"] ''[[Surya Suryadi]] - [[Harian Singgalang|Singgalang]]'', 11 Januari 2015. Diakses 28-04-2021.</ref> Samaun merupakan teman akrab dan utusan kepercayaan presiden pertama Indonesia, [[Soekarno]]. Ia pernah bertugas sebagai Wakil Residen [[Banten]].<ref name="historia.co.id">[https://historia.id/politik/articles/samaun-bakri-utusan-dan-kepercayaan-sukarno "Samaun Bakri, Utusan dan Kepercayaan Sukarno"]{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} ''Majalah Historia'', 07-10-2014. Diakses 28-04-2021.</ref><ref name="korantransaksi.com">[http://korantransaksi.com/yahya-ganti-sh-sandang-datuk-tamin-alam-generasi-ke-14-bijo-raji-ulakan-tapakis/ "Yahya Ganti SH Sandang Datuk Tamin Alam, Generasi Ke-14, Bijo Raji Ulakan Tapakis"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141231010623/http://korantransaksi.com/yahya-ganti-sh-sandang-datuk-tamin-alam-generasi-ke-14-bijo-raji-ulakan-tapakis/ |date=2014-12-31 }} ''Korantransaksi.com'', 17-11-2011. Diakses 31-12-2014.</ref>
== Riwayat perjuangan ==
Pada awal 1926, Samaun muda bekerja di kantor
Perjuangan Samaun juga dilakukan melalui [[media massa]] dengan menjadi wartawan [[surat kabar]] ''Persamaan'' pada tahun 1929. Ia mengkritik kebijakan pemerintah kolonial sehingga membuat ''kontrolir'' [[Pariaman]], Spits, marah dan mengusir Samaun dari tanah kelahirannya melalui [[Wali Nagari]] Kurai Taji, Moehammad Noer Majolelo yang masih ber[[kerabat]] dengannya.<ref name="historia.co.id"/>
Samaun kemudian disarankan untuk meninggalkan kampung halaman, karena menurut pandangan Wali Nagari Kurai Taji itu Samaun akan menjadi orang besar kalau pergi meninggalkan kampung halaman. Moehammad Noer Majolelo kemudian memberikan bekal senilai tujuh [[ringgit]] sambil berkata: "Samaun, sebenarnya kau terlalu besar, sedang daerah ini terlalu kecil untuk perkembangan bakatmu. Lebih baik kau pergi ke kota besar. Ini uang sekadar biaya. Pergilah!. Saya aman dari semburan Spits dan kau bisa berkembang, mungkin nanti kau jadi orang besar".<ref name="historia.co.id"/>
Dengan membawa istrinya, Siti Maryam, dan anaknya, Abdul Muis, Samaun kemudian memulai [[Merantau|perantauannya]] menuju [[Kota Medan|Medan]], namun tak lama kemudian ia hijrah ke [[Kota Bengkulu|Bengkulu]]. Di kota ini Samaun aktif sebagai anggota Muhammadiyah dan sebagai wartawan pada surat kabar ''Sasaran''. Ia kemudian mendirikan surat kabar ''Penabur'' setelah media sebelumnya di[[breidel]] oleh pemerintah kolonial Belanda. Samaun juga pernah menjadi wakil majelis pemuda Muhammadiyah daerah Bengkulu.<ref name="historia.co.id"/>
Semasa di Bengkulu inilah Samaun berperan sebagai pimpinan dalam penyambutan Soekarno ketika tempat pengasingannya dipindahkan ke Bengkulu dari [[Kota Ende|Ende]], [[Nusa Tenggara Timur|Nusa Tenggara]], pada [[14 Februari]] 1938. Selanjutnya, ia pun berteman akrab dan kemudian menjadi orang yang sangat dipercaya oleh Soekarno.<ref name="historia.co.id"/> ▼
▲Semasa di Bengkulu inilah Samaun berperan sebagai pimpinan dalam penyambutan Soekarno ketika tempat pengasingannya dipindahkan ke Bengkulu dari [[Kota Ende|Ende]], [[Nusa Tenggara Timur|Nusa Tenggara]], pada [[14 Februari]] 1938. Selanjutnya, ia pun berteman akrab dan kemudian menjadi orang yang sangat dipercaya oleh Soekarno.<ref name="historia.co.id"/>
Ketika [[Jepang]] masuk dan menduduki wilayah [[Nusantara]], Samaun menjadi pembantu [[Mas Mansoer|KH Mas Mansoer]], yang bersama Sukarno, [[Mohammad Hatta]], dan [[Ki Hajar Dewantara]] (Empat Serangkai) memimpin organisasi bentukan Jepang yang bernama [[Putera]] (Pusat Tenaga Rakyat). Ia juga sempat menjadi anggota [[Jawa Hokokai]], organisai bentukan Jepang lainnya.<ref name="historia.co.id"/> Samaun merupakan salah seorang saksi perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia bersama beberapa pejuang muda lainnya, seperti [[Sayuti Melik]], [[B.M. Diah]], [[Adam Malik]], dan [[Sukarni]].<ref name="historia.co.id"/> ▼
▲Ketika [[Jepang]] masuk dan menduduki wilayah [[Nusantara]], Samaun menjadi pembantu [[Mas Mansoer|KH Mas Mansoer]], yang bersama Sukarno, [[Mohammad Hatta]], dan [[Ki Hajar Dewantara]] (Empat Serangkai) memimpin organisasi bentukan Jepang yang bernama [[Putera]] (Pusat Tenaga Rakyat). Ia juga sempat menjadi anggota [[Jawa Hokokai]], organisai bentukan Jepang lainnya.<ref name="historia.co.id"/> Samaun merupakan salah seorang saksi perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia bersama beberapa pejuang muda lainnya, seperti [[Sayuti Melik]], [[B.M. Diah]], [[Adam Malik]], dan [[Sukarni]].<ref name="historia.co.id"/>
Setelah kemerdekaan, ia sempat menjadi pembantu [[Gubernur Jakarta|Walikota Jakarta]] [[Suwiryo]]. Ketika [[tentara Sekutu]] datang pasca kekalahan Jepang, Samaun dan keluarga hijrah ke [[Jawa Barat]]. Ia aktif sebagai anggota [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP) sebagai wakil dari Jawa Barat, juga sebagai anggota Badan Pekerja KNIP, dan sempat pula menjadi sekretaris penjabat [[Gubernur Jawa Barat]] [[Datuk Djamin|Mr Datuk Djamin]] merangkap anggota Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) yang memutuskan pembumihangusan [[kota Bandung]] pada [[23 Maret]] 1946. Setahun kemudian Samaun menulis buku ''Setahoen Peristiwa Bandoeng'' untuk mengenang peristiwa yang dikenal sebagai ''[[Bandung Lautan Api]]'' itu. Pada tahun 1947, Samaun dipercaya menjabat sebagai Wakil Residen Banten, yang merupakan bagian dari Jawa Barat.<ref name="historia.co.id"/> ▼
▲Setelah kemerdekaan, ia sempat menjadi pembantu [[Gubernur Jakarta|
Pada tahun 1948, dari [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] sebagai ibukota negara ketika itu, ia ditugaskan oleh Presiden Soekarno mengambil emas seberat 20 kg dari [[Cikotok, Cibeber, Lebak|Cikotok]], Banten, untuk membeli pesawat ke [[India]]. Ia kemudian berangkat dengan pesawat capung [[Dakota]] RI-002 milik Bobby Earl Freeberg dari lapangan udara Gorda, [[Kota Serang|Serang]], menuju [[Tanjung Karang]], [[Lampung]], namun pesawatnya kemudian rusak dan jatuh di tengah hutan di wilayah [[Lampung Tengah]] ketika dalam perjalanan dari Tanjung Karang menuju [[Kota Bukit Tinggi|Bukit Tinggi]] pada [[1 Oktober]] 1948.<ref name="historia.co.id"/><ref name="korantransaksi.com"/> ▼
=== Misteri RI 002 ===
Seorang pencari rotan menemukan bangkai pesawat tersebut 30 tahun kemudian, tepatnya pada [[14 April]] 1978 di bukit Punggur, Lampung, lalu melaporkan penemuannya kepada Pemerintah Lampung Tengah. Kerangka Samaun bersama empat awak pesawat lainnya kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tanjung Karang pada [[29 Juli]] 1978. Ia kemudian dianugerahi [[Bintang Mahaputra Utama]] oleh [[pemerintah Indonesia]] pada tahun 2002.<ref name="historia.co.id"/><ref name="korantransaksi.com"/><ref name="matakepri.com">[http://www.matakepri.com/samaun-bakri-ditetapkan-wartawan-perintis-kemerdekaan-menyandang-gelar-bintang-mahaputra-utama/ "Samaun Bakri Ditetapkan Wartawan Perintis Kemerdekaan, Menyandang Gelar Bintang Mahaputra Utama"] ''Matakepri.com'', 31-08-2014. Diakses 31-12-2014.</ref>▼
▲Pada tahun 1948, dari [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] sebagai
▲Seorang pencari rotan menemukan bangkai pesawat tersebut 30 tahun kemudian, tepatnya pada [[14 April]] 1978 di [[Gunung Punggur|bukit Punggur]], Lampung, lalu melaporkan penemuannya kepada Pemerintah Lampung Tengah. Semua kerangka jenazah penumpang dan awak pesawat berhasil ditemukan, kecuali kerangka Bobby Earl Freeberg. Kerangka Samaun bersama empat
Untuk mengenang jasa-jasa dan perjuangannya, anaknya Fuad S. Bakri bersama Teguh Wiyono menulis buku dengan judul ''Samaun Bakri, Sang Jurnalis dan Misteri Jatuhnya RI 002''. Buku yang diterbitkan oleh Rajawali Konsultan itu diluncurkan pada [[20 September]] 2014 di [[Museum Perumusan Naskah Proklamasi|Museum Teks Proklamasi]], Jakarta.<ref name="wartatv.com">[http://www.wartatv.com/index.php?view=video&id=17379:samaun-bakri-sang-jurnalis-pejuang&option=com_jomtube&Itemid=163 "Samaun Bakri, Sang Jurnalis Pejuang"] ''Wartatv.com'', 23-09-2014. Diakses 01-01-2015.</ref><ref name="kominfo.go.id">[http://infopublik.kominfo.go.id/read/88357/peluncuran-buku-samaun-.html "Peluncuran Buku Samaun Bakri"]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} ''Kominfo.go.id'', 01-09-2014. Diakses 01-01-2015.</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Samaun Bakri lahir pada 28 April 1908 di Nagari Kurai Taji, Nan Sabaris, Padang Pariaman,
Ia menempuh pendidikan menengah pertama di ''Vervolgschool'', lalu di [[
Samaun juga berperan besar
== Referensi ==
▲Samaun juga berperan besar dalam hubungan awal antara Soekarno dengan [[Fatmawati]]. Ketika Soekarno berada di Jakarta setelah bebas dari pengasingan di Bengkulu, Samaun diutus Soekarno untuk membawa pesan dan bingkisan untuk Fatmawati di Bengkulu. Ia bersama [[Abdul Karim Oei Tjeng Hien|Abdul Karim Oei]] dan [[Mohammad Djamil|dr. Djamil]] kemudian juga berperan mengurus pernikahan Fatmawati dengan Soekarno pada [[1 Juni]] 1943, yang diwakilkan teman dekatnya, opseter (pengawas) Sarjono. Setelah pernikahan itu, Samaun kemudian membawa dan mengawal Fatmawati dan rombongannya yang terdiri dari orangtua, serta paman dari ibu Fatmawati, Moh. Kancil, yang juga penjahit pakaian Bung Karno saat di Bengkulu, ke Jakarta.<ref name="historia.co.id"/>
{{Reflist|2}}
==
* [https://www.google.co.id/books/edition/Samaun_Bakri_BERJUANG_UNTUK_REPUBLIK_HIN/PqEMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=%22TIONGHOA+PADANG%22+REVOLUSI%22&printsec=frontcover Samaun Bakri: Berjuang untuk Republik hingga Akhir Hayat]
* [https://www.facebook.com/notes/dasman-djamaluddin/gedung-itu-seakan-akan-bergetar-dengan-pekik-merdeka/10150325438687547?comment_id=19191847&offset=0&total_comments=3 "Gedung Itu Seakan-akan Bergetar dengan Pekik "Merdeka""]<small> ''Facebook.com'', 15-10-2011. Diakses 31-12-2014.</small>▼
* [http://www.suaramerdeka.com/harian/0211/09/nas4.htm "Mertua Mega Dapat Gelar Pahlawan"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924111349/http://www.suaramerdeka.com/harian/0211/09/nas4.htm |date=2015-09-24 }} ''[[Suara Merdeka|Suaramerdeka.com]]''.
* [http://www.pariamantoday.com/2014/08/mengenal-samaun-bakri-sang-jurnalis.html "Mengenal Samaun Bakri Sang Jurnalis Pahlawan Perintis Kemerdekaan Asal Kuraitaji"] ''Pariamantoday.com''.
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]▼
▲* [https://www.facebook.com/notes/dasman-djamaluddin/gedung-itu-seakan-akan-bergetar-dengan-pekik-merdeka/10150325438687547?comment_id=19191847&offset=0&total_comments=3 "Gedung Itu Seakan-akan Bergetar dengan Pekik "Merdeka""]
{{URUTANBAKU:Bakri, Samaun}}
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
▲[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Pariaman]]
[[Kategori:Tokoh Muhammadiyah]]
|