Balon Lebaran Ponorogo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Pakbejo (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Diki Ananta
Tag: Pengembalian
Kurun waktu
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Balon- Lebaran Ponorogo diterbangkan oleh anak-Bantaranginanak pada 1909.jpg|jmpl|Sekelompok anak kecil menerbangkan balon Ponorogo tahun 1909]]
'''Balon Lebaran Ponorogo''' merupakan salah satu tradisi yang tetap lestari hingga saat ini di [[Ponorogo]], [[Jawa Timur]] yang berlangsung pada setiap lebaran hari raya[[Lebaran]] [[Idulfitri]] bulan [[Syawal]] pada [[kalender HijriyahHijriah]].<ref>Badan Pelestarian Nilai Budaya D.I Yogyakarta
 
https://twitter.com/bpnbdiy/status/1133329753165795328?lang=id</ref> Tradisi menerbangkan balon lebaran di Ponorogo telah lestari dan menjadi tradisi lebih dari 6000 Tahun yang lalu.
 
== Sejarah ==
Masyarakat Ponorogo awalnya menyebut tradisi Balon Lebaran dengan ''"umbulan"'' atau ''"ombolan"'' yang berarti menerbangkan seperti bulan, dengan perkembangan zaman kini disebut balon'''Balon'''.
 
Balon Lebaran Ponorogo telah diberlangsungberlangsung sejak abad ke -15 tepatnya tahun 1496M1496 M yang pada awalnya merupakan tradisi masyarakat Ponorogo yang kala itu beragama [[Buddha]], tradisi menerbangkan balon di wengker telah ada pada abad ke 7 sejak zaman [[Sriwijaya]] hingga [[Medang]] sebelum masuknya islam di Ponorogo.<ref>{{Cite web|last=Yogyakarta|first=BPNB D.I.|date=28 Mei 2019|title=BPNB D.I. Yogyakarta|url=https://www.facebooktwitter.com/pawargobpnbdiy/photos/a.590100267799134.1073741828.585800441562450/730260940449732status/1133329753165795328?typelang=3|title=Pawargo Paguyuban Warga Ponorogoid|website=www.facebooktwitter.com|language=id|access-date=2017-06-2428 Mei 2019}}</ref>
 
[[Bathara Katong]] selaku pendakwah islam dan bupati pertama di Ponorogo kala itu mengubah tradisi tradisi menerbangkan balon yang biasa digunakan umat Buddha Ponorogo menjadi balon yang bernafaskan islami dengan di terbangkannya setiap idul fitri, yang pada awalnya sebagai penghormatan kepada ki ageng kutu surya alam untuk mengurangi gejolak masyarakat Ponorogo atas gugurnya pimpinannya.
Baris 28 ⟶ 30:
 
== Perkembangan ==
[[Berkas:Balon-Ponorogo-Bantarangin.jpg|jmpl|241x241px|Balon lebaran Ponorogo berukuran 40 Meter]]
Kini Balon Lebaran Ponorogo tidak hanya dibuat dari kertas saja, melainkan juga di buat dari plastik transparan maupun berwarna-warni dengan ukuran 16 hingga 40 meter, ukuran ini ini selalu bertambah setiap tahunnya. Tidak berhenti pada bahan dan ukuran balon, biasanya pada bawah balon juga diberi petasan yang sangat banyak sehingga menimbulkan suara ledakan ketia berada di udara.
 
Baris 37 ⟶ 40:
Dengan hasil kreasi dan inovasi yang tinggi masyarakat Ponorogo terhadap Balon Lebaran, Tradisi Balon Lebaran Ponorogo ini mengkhawatirkan beberapa pihak dengan adanya keluhan dari [[Perusahaan Listrik Negara|PT PLN]], Bandara Udara, Kepolisian karena dikatakan sangat berbahaya.
 
Dari pihak PT PLN tradisi balon lebaran di Ponorogo sangat berbahaya, karena sangat rawan apabila balon tersebut jatuh dan mendarat di tiang lsitriklistrik maupun kabel yang melintang karena dapat menyebabkan padamnya listrik.<ref>http://www.kompasiana.com/bunnan/balon-udara-tradisi-yang-sebentar-lagi-punah_57b4148cc122bd4e11a1cba0</ref>
 
Sedangkan dari Bandara Udara menyebutkan bahwa tradisi masyarakat Ponorogo terkait menerbangkan balon sangat berbahaya bagi penerbangan pesawat terbang karena sangat mengganggu pandangan perjalanan pesawat juga apabila terkena badan pesawat maupun masuk ke dalam turbin, terlebih pernah terjadi mendaratnya balon udara raksasa dari Ponorogo di sekitar [[Bandar Udara Internasional Adisutjipto|bandara udara Adisutjipto]] [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], juga Mendarat di Wonogiri, Madiun, Magetan, Kediri, Nganjuk, Pacitan, Ngawi, Solo, tulungagung, Gresik hingga [[Kota Malang|Malang]].<ref>http://krjogja.com/web/news/read/2705/Balon_Udara_Raksasa_Diduga_Diterbangkan_dari_Ponorogo</ref>
 
Sedangkan dari pihak kepolisian dan pemerintah daerah dibawah bupati Ponorogo [[Ipong Muchlissoni]] sudah menerbitkan pelarangan menjalankan tradisi menerbangkan Balon Lebaran Ponorogo yang dinilai berbahaya ini hingga di siarkan di radio setempat dan media masa koran,<ref name=":0">http://www.solopos.com/2017/06/21/lebaran-2017-bupati-ponorogo-melarang-warga-terbangkan-balon-udara-saat-idulfitri-827458</ref><ref name="limadetik.com">https://limadetik.com/2017/06/21/pemkab-ponorogo-himbau-warganya-untuk-tidak-menerbangkan-balon-udara/{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> namun tetap saja masyarakat Ponorogo melakukan tradisi menerbangkan balon lebaran, karena memang tradisi balon lebaran ini sudah ada lebih 500 tahun.
 
Solusi pernah di sosialisasikan untuk tidak terbangnya balon kemana-kemana tanpa arah, alangkah baiknya di beri tali seperti layang-layang, tetapi terdapat kontra karena dengan demikian bukan menerbangkan balon melainkan melayangkan balon.
Baris 47 ⟶ 50:
memang masyarakat Ponorogo gemar menerbangkan sesuatu ketika lebaran seperti balon dan layangan suwangan, karena apabila pelarangan balon lebaran terjadi akan berdampak juga pada layangan suwangan. karena layangan suwangan di Ponorogo ketika lebaran memiliki ukuran dari 2 hingga 6 meter tanpa mengenal waktu untuk menerbangakannya, ketika malam banyak layangan di beri lampu berkelap-kelip, bahayanya lagi karena layangan di tinggalkan saja tanpa ada yang mengawasi.
 
Dalam Lebaran, Masyarakat Ponorogo tidak lengkap bila tidak melaksanak tradisi secara turun-menurun seperti menerbangkan balon lebaran yang saat ini juga mulai di lirik oleh kota lain sebagai icon wisata.<ref>https:// name="limadetik.com"/2017/06/21/pemkab-ponorogo-himbau-warganya-untuk-tidak-menerbangkan-balon-udara/</ref>
 
Pada tahun 2017, penerbangan balon diwajibkan menggunakan tali agar tidak mengganggu jalur pesawat.
Baris 59 ⟶ 62:
 
=== Trenggalek ===
Tradisi menerbangkan balon Lebaran Ponorogo juga di lakukan di [[Trenggalek]] yang berbatasan langsung dengan Ponorogo, masuknya tradisi menerbangkan Balon Lebaran Ponorogo ketika lebaran karena diplomasi kedua kota tersebut sejak lama karena bupati Trenggalek memiliki menantu putri dari Warok Suromenggolo dari Ponorogo.
 
=== KulonProgo ===
[[Berkas:Balon Lebaran ponorogo di Malaysia tahun 2017.jpg|jmpl|sebuah balon Ponorogo diterbangkan di Malaysia]]
Tradisi menerbangkan balon lebaran juga di lakukan di [[Kulonprogo]]. Tradisi menerbangkan balon lebaran dibawa ke Kulonprogo oleh orang-orang Ponorogo yang di beri hadiah berupa tanah oleh Amangkurat II yang telah menyelamatkan keraton. tradisi balon lebaran ini kemudian menyebar ke berbagai daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah seperti klaten, Wonosobo, Pekalongan.
 
=== Sumenep ===
Tradisi menerbangkan balon lebaran juga di lakukan di Madura terutama [[Sumenep]] dan Pameksan. Tradisi menerbangkan balon lebaran di bawa oleh Adipati Sungenep Raden Arya Jaran Panoleh yang merupakan adik dari Batoro Katong Adipati Ponorogo. Selain membawa Tradisi Balon Lebaran, Adipati Sumenep juga membawa pakaian adat Ponorogo, Selompret yang dikenal dengan [[Saronen]] dsebagai sarana dakwah Islami di Madura, Balon Lebaran di Sumenep disebut dengan Themar Korong, namun menerbangakan balon lebaran di sumenep tidak semeriah dan sebanayaksebanyak di Ponorogo.
 
=== Luar Jawa ===
Seperti biasanya, orang-orang Ponorogo yang merantau ke suatu daerah membawa budayanya seperti reog dan balon lebaran saat memasuki hari raya idul fitri, Balon lebaran dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan hingga Papua.
 
=== Malaysia ===
Baris 75 ⟶ 82:
 
=== Brasil ===
Di [[Brasil]] juga terdapat tradisi menerbangkan balon udara seperti Ponorogo. Beberapa diantaranya juga merupakan [[balon udara tenaga surya]].
 
== Referensi ==