Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
baru
 
Tidak ada ringkasan suntingan
(23 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp}}
{{artikel pilihan}}
{{for|tempat di Iran|Pareh, Iran (disambiguasi){{!}}Pareh, Iran}}
{{Infobox film
| name = Pareh
| image = Pareh Title card.png
| image_size =
| border =
| alt =
| caption = Kartu judul
| director = {{plainlist|
*[[Mannus Franken]]
*[[Albert Balink]]
}}
| producer = Albert Balink
| screenplay = {{plainlist|
*Mannus Franken
*Albert Balink
}}
| story =
| starring = {{plainlist|
*[[Rd. Mochtar]]
*Doenaesih
Baris 23 ⟶ 25:
*Soekarsih
}}
| music = Paul Schram
| cinematography = {{plainlist|
*Mannus Franken
*[[Joshua Wong]]
*[[Othniel Wong]]
}}
| editing =
| studio = [[Java Pacific Film]]
| distributor =
| released = {{Film date|1936|11|20|df=yes|Hindia Belanda}}
| runtime = 92 menit
| country = [[Hindia Belanda]]
| language =
| budget = 75.000 [[Gulden Hindia BElandaBelanda|gulden]]{{sfn|Biran|2009|p=160}}
| gross =
}}
'''''Pareh''''' (dalam [[bahasa Sunda]] berarti "beras"), dirilis di luar negeri dengan judul '''''Pareh, Song of the Rice''''', adalah sebuah film [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia) tahun 1936. Film ini disutradarai [[Albert Balink]] dan [[Mannus Franken]] dari Belanda dan dibintangi oleh aktor amatir [[pribumi Indonesia|pribumi]] [[Raden Mochtar]] dan Doenaesih. Alurnya bercerita tentang cinta terlarang antara seorang nelayan dan putri petani.
Baris 43 ⟶ 45:
Balink mulai mengerjakan film ini pada 1934, bekerja sama dengan [[Wong Bersaudara]] selaku [[sinematografer]]nya. Mereka mengumpulkan dana sebesar 75.000 [[gulden Hindia Belanda|gulden]] – lebih besar daripada film-film lokal lainnya – dan memboyong Franken dari Belanda untuk membantu pembuatannya. Film ini disunting di Belanda setelah direkam di Hindia Belanda. Film ini sukses dan disambut hangat oleh penonton Eropa, namun mengecewakan para penonton pribumi; meski sukses, ''Pareh'' membuat para produsernya bangkrut.
 
''Pareh'' menjadi tonggak peralihan dunia perfilman Hindia Belanda yang sudah lama berorientasi pada penonton CinaTionghoa. Film-film selanjutnya mulai ditargetkan pada penonton setempat. Balink kemudian sukses besar melalui ''[[Terang Boelan]]'' (1937). Antropolog visual Amerika Serikat [[Karl G. Heider]] menganggap ''Pareh'' dan ''Terang Boelan'' dua karya sinema Hindia Belanda terpenting tahun 1930-an.{{sfn|Heider|1991|p=15}}
 
== Premis ==
Mahmud ([[Rd. Mochtar]]), seorang nelayan, jatuh cinta dengan Wagini (Doenaesih), putri seorang petani. Akan tetapi, takhayul yang berkembang saat itu meramalkan hubungan mereka akan membawa petaka. Hal ini seolah benar-benar terjadi setelah [[keris]] kepala desa dicuri, tetapi akhirnya Mahmud dan Wagini berhasil bersatu.
 
== Produksi ==
Sepanjang 1934 dan awal 1935, semua film fitur yang dirilis di [[Hindia Belanda]] diproduseri [[The Teng Chun]], diadaptasi dari [[mitologi CinaTiongkok]] atau seni bela diri, dan ditargetkan pada penonton kelas bawah, umumnya orang [[Cina Tionghoa-Indonesia|etnis Cina]].{{sfn|Biran|2009|pp=380–381}} Situasi ini tercipta akibat [[Depresi Besar]] yang memaksa pemerintah Hindia Belanda menaikkan pajak, sehingga pengiklan meminta bayaran lebih tinggi, dan bioskop menjual karcis lebih murah. Strategi tersebut berusaha menciptakan [[margin laba]] yang sangat rendah bagi perfilman lokal. Pada waktu itu, bioskop-bioskop di Hindia Belanda masih menayangkan film [[Hollywood]].{{sfn|Biran|2009|p=145}}
 
[[FileBerkas:A Wong Brother KR 30 April 1947.jpg|thumbjmpl|uprightlurus|250px|Salah satu [[Wong Bersaudara]], {{circa}} 1947]]
[[Albert Balink]], seorang jurnalis Belanda, mulai mengerjakan ''Pareh'' tahun 1934. Tidak seperti The Teng Chun, Balink yang tidak berpengalaman memutuskan menargetkan filmnya pada penonton Belanda.{{sfn|Biran|2009|p=146}} Ia mempekerjakan dua anggota [[Wong Bersaudara]], pembuat film CinaTiongkok yang tidak aktif setelah membuat ''[[Zuster Theresia]]'' (''Sister Theresa'') tahun 1932.{{sfn|Biran|2009|p=155}} Wong Bersaudara menyumbangkan studio mereka – pabrik [[tepung tapioka]] lama – dan peralatan pembuatan film mereka. Sementara itu, pendanaannya berasal dari pihak lain. Menurut sejarawan film Indonesia [[Misbach Yusa Biran]], dananya berasal dari pengusaha perfilman Buse,{{sfn|Biran|2009|p=156}} sedangkan catatan [[EYE Film Institute Netherlands|EYE Film Institute]] menunjukkan bahwa pendanaan film ini dibantu oleh ''Centrale Commissie voor Emigratie en Kolonisatie van Inheemschen'' dan bertujuan mempromosikan migrasi dari [[Jawa]] ke [[SumateraSumatra]].{{sfn|EYE Film Institute 2011, Pareh}}
 
Balink dan Wong Bersaudara menghabiskan dua tahun untuk mengumpulkan dana dan Balink ditugaskan memimpin [[Java Pacific Film]], sebuah usaha patungan.{{sfn|Biran|2009|p=157}} Balink justru menginginkan kesempurnaan dan memiliki bayangan jelas tentang aktor yang ia inginkan dalam film tersebut.{{sfn|Biran|2009|p=157}} Tidak seperti pembuat-pembuat film sebelumnya di negara ini, Balink menghabiskan waktu dan uangnya untuk mencari lokasi dan aktor sebagus mungkin tanpa mempertimbangkan apakah ia terkenal atau tidak.{{sfn|Biran|Ramadhan K.H.|Labrousse|1973|p=167}}
Baris 60 ⟶ 62:
Pengarahan artistiknya dan sebagian penulisan naskahnya ditangani [[Mannus Franken]], seorang pembuat film dokumenter ''[[avant-garde]]'' asal Belanda yang dibawa Balink ke Hindia Belanda. Franken memaksa agar film ini menyertakan adegan [[etnografi]]s agar dapat menampilkan budaya lokal secara lebih baik kepada penonton asing.{{sfn|Biran|2009|p=159}} Franken tertarik dengan aspek dokumenter dan etnografi dalam film ini dan menyutradarai adegannya, sedangkan Wong Bersaudara menangani adegan umum. Menurut Biran, pembagian tugas mereka terlihat dari [[sudut kamera]] yang digunakan.{{sfn|Biran|2009|p=160}}
 
Film ini, yang direkam menggunakan [[film 35 mm]] dengan [[perekaman sistem tunggal|peralatan sistem tunggal]], dibawa ke Belanda untuk menjalani penyuntingan. Di sana, suara-suara asli pemerannya dialihkan ke suara aktor Belanda, sehingga bahasanya bercampur dan memiliki aksen Belanda yang kental.{{sfn|Biran|2009|p=160}}{{sfn|EYE Film Institute 2011, Pareh}} Sejak awal sampai akhir pembuatannya, ''Pareh'' menghabiskan 75.000 [[gulden Hindia Belanda|gulden]] (sekitar [[US$]] 51.000{{sfn|New York Times 1936, Foreign Exchange}}), 20 kali lebih banyak ketimbang film reguler lokal.{{sfn|Biran|2009|p=162}} AfterSetelah editingproses therepenyuntingan, weredihasilkan 2,.061 metres ofmeter film, equalatau tosama 92dengan minutesdurasi of92 runtimemenit.{{sfn|EYE Film Institute 2011, Pareh}}{{sfn|Filmindonesia.or.id, Pareh}}
 
== Rilis dan tanggapan ==
''Pareh'' ditayangkan di Belanda dengan judul ''Pareh, een Rijstlied van Java'' (dan ''Het Lied van de Rijst'') pada 20 November 1936 dan juga ditayangkan di Hindia Belanda.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Pareh}} Film ini gagal mengembalikan biaya produksi dan membuat produsernya bangkrut.{{sfn|Biran|2009|pp=161–162}} Film ini mendapat tanggapan positif di Belanda, sebagian karena keterlibatan Franken.{{sfn|Biran|2009|p=160}} Meski berhasil menarik perhatian kaum intelek Hindia Belanda, ''Pareh'' tidak diminati [[Pribumi Indonesia|penonton pribumi]]. Mochtar tidak pernah menontonnya sampai habis. Penulis dan kritikus budaya Indonesia [[Armijn Pane]] menulis bahwa ''Pareh'' melihat penduduk pribumi Hindia Belanda dari mata Eropa saja dan ini salah besar.{{sfn|Biran|2009|pp=161–162}}
 
Sejarawan film Amerika Serikat John Lent tahun 1990 mendeskripsikan ''Pareh'' sebagai film yang "sangat terperinci dan memakan biaya" yang bertujuan tidak hanya mendapatkan uang, tetapi memperkenalkan budaya setempat.{{sfn|Gray|2010|p=83}} Antropolog visual Amerika Serikat [[Karl G. Heider]] menganggap ''Pareh'' sebagai satu dari dua karya sinematik Hindia Belanda terpenting padpada 1930-an; satu lagi adalah film terakhir Balink, ''[[Terang Boelan]]'' (1937).{{sfn|Heider|1991|p=15}} Heider, [[John H. McGlynn]], dan Salim Said menulis bahwa film ini memiliki kualitas teknis yang masih bisa dimaklumi, tetapi dikenal justru karena mengubah arus perkembangan perfilman di negara ini.{{sfn|Said|McGlynn|Heider|1991|p=2}}
 
== Pengaruh ==
Peluncuran ''Pareh'' diikuti oleh pergantian genre yang dipopulerkan oleh bioskop setempat. The Teng Chun, yang terus menjadi satu-satunya pembuat film aktif bersama Balink di negara ini sampai 1937. mulaiMulai beralih ke cerita yang lebih modern dan populer di kalangan pribumi. Biran berpendapat bahwa aksi ini dipengaruhi oleh ''Pareh''.{{sfn|Biran|2009|p=163}} Sejumlah pembuat film lain pada akhir 1930-an yang terinspirasi ''Pareh'' mulai memperbaiki kualitas suara pada film-film mereka.{{sfn|Prayogo|2009|p=15}}
 
Mochtar dan Soekarsih, yang pertama kali bertemu saat ambil peran dalam ''Pareh'', akhirnya menikah setelah terlibat dalam ''Terang Boelan''.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Pareh}} Film tersebut melibatkan pemeran yang sama dan sukses besar, sehingga memunculkan kembali ketertarikan masyarakat terhadap industri perfilman Hindia Belanda.{{sfn|Biran|2009|p=171}} ''Terang Boelan'' menjadi film lokal paling sukses sampai ''Krisis'' tahun 1953 yang dirilis setelah Indonesia merdeka.{{sfn|Anwar|2004|p=84}}
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar film Hindia Belanda]]
 
== Referensi ==
'''Catatan kaki'''
{{reflist|colwidth=30em}}
Baris 81 ⟶ 83:
'''Daftar pustaka'''
{{refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=YWHjTT3FEycC
|title=Sejarah Kecil "petite histoire" Indonesia
|isbn=978-979-709-428-7
|trans_title=A Short History of Indonesia
|last=Anwar
|language=Indonesian
|publisher=Kompas
|isbn=978-979-709-428-7
|year=2004
|last=Anwar
|location=Jakarta
|publisher=Kompas
|first=Rosihan
|year=2004
|ref=harv
|location=Jakarta
|first=Rosihan
|ref=harv
}}
* {{cite book
|title=[[Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa]]
|last=Biran
|trans_title=History of Film 1900–1950: Making Films in Java
|first=Misbach Yusa
|language=Indonesian
|lastauthor-link=Misbach Yusa Biran
|location=Jakarta
|first=Misbach Yusa
|publisher=Komunitas Bamboo workingbekerja withsama thedengan JakartaDewan ArtKesenian CouncilJakarta
|author-link=Misbach Yusa Biran
|year=2009
|location=Jakarta
|isbn=978-979-3731-58-2
|publisher=Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council
|ref=harv
|year=2009
|isbn=978-979-3731-58-2
|ref=harv
}}
* {{cite journal
|last1=Biran
|first1=Misbach Yusa
Baris 117 ⟶ 115:
|title=Les Vedettes du Cinéma Indonésien
|trans_title=The Stars of Indonesian Cinema
|language=FrenchPrancis
|url=http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/arch_0044-8613_1973_num_5_1_1048
|journal=Archipel
Baris 127 ⟶ 125:
|doi=10.3406/arch.1973.1048
}}
* {{Cite news
|title=Foreign Exchange
|date=13 FebruaryFebruari 1936
|work=The New York Times
|location=New York
|accessdate=25 November 2012
|url=http://query.nytimes.com/gst/abstract.html?res=F50917F83D54147B93C6A81789D85F428385F9
|language=Indonesian Inggris
|ref={{sfnRef|New York Times 1936, Foreign Exchange}}
}} {{subscription required}}
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=8MpnoVvnB5cC
|title=Cinema: A Visual Anthropology
|isbn=978-1-84520-793-9
|last1=Gray
|first1=Gordon
|date=2010
|publisher=Berg
|location=Oxford
|language=Indonesian Inggris
|ref=harv
}}
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=m4DVrBo91lEC
|title=Indonesian Cinema: National Culture on Screen
|isbn=978-0-8248-1367-3
|author1=Heider
|first1=Karl G
|year=1991
|publisher=University of Hawaii Press
|location=Honolulu
|language=Indonesian Inggris
|ref=harv
}}
* {{cite web
|title=Pareh
|language=Indonesian
|url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-p005-35-063498_pareh#.UAyscqDE_Mw
|work=filmindonesia.or.id
|publisher=Konfidan Foundation
|location=Jakarta
|accessdate=23 JulyJuli 2012
|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/69Mlnc59M?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-p005-35-063498_pareh#.UAyscqDE_Mw
|archivedate=23 July 2012-07-23
|ref={{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Pareh}}
|dead-url=no
}}
* {{cite web
|title=Pareh, een rijstlied van Java
|url=http://www.filmmuseum.nl/en/film/pareh-een-rijstlied-van-java?quicktabs_2=2
Baris 176 ⟶ 177:
|publisher=[[EYE Film Institute Netherlands]]
|location=Amsterdam
|date=20 OctoberOktober 2011
|accessdate=23 JulyJuli 2012
|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/69MxyYcIp?url=http://www.filmmuseum.nl/en/film/pareh-een-rijstlied-van-java?quicktabs_2=2
|archivedate=23 July 2012-07-23
|ref={{sfnRef|EYE Film Institute 2011, Pareh}}
|dead-url=yes
}}
* {{Cite thesis
|type=Bachelour's of History Thesis
|chapter=Sekilas Perkembangan Perfilman di Indonesia
|trans_chapter=An Overview of the Development of Film in Indonesia
|language=Indonesian
|title=Kebijakan Pemerintahan Orde Baru Terhadap Perfilman Indonesia Tahun 1966–1980
|trans_title=New Order Policy Towards Indonesian Films (1966–1980)
|last=Prayogo
|first=Wisnu Agung
|year=2009
|publisher=University ofUniversitas Indonesia
|ref=harv
}}
* {{cite book
|title=Cinema of Indonesia: Eleven Indonesian Films, Notes & Synopses
|last1=Said
|first1=Salim
|last2=McGlynn
|first2=John H.
|author2-link=John H. McGlynn
|last3=Heider
|first3=Karl G.
|author3-link=Karl G. Heider
|publisher=Festival of Indonesia Foundation
|location=New York
|year=1991
|isbn=978-1-879578-00-5
|ref=harv
}}
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=9kLvaPvUoeUC
|title=Identitas Dan Postkolonialitas Di Indonesia
|isbn=978-979-21-0851-4
|trans_title=Identity and Postcolonialism in Indonesia
|author1=Susanto
|isbn=978-979-21-0851-4
|first1=A. Budi
|author1=Susanto
|year=2003
|first1=A. Budi
|publisher=Kanisius
|year=2003
|location=Yogyakarta
|publisher=Kanisius
|ref=harv
|location=Yogyakarta
|ref=harv
}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
* {{IMDb title|0281037|Pareh}}
* [https://youtube.com/SAW9KbLIspg ''Pareh'' di Youtube]{{Pranala mati|date=November 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
[[CategoryKategori:Film Hindia Belanda tahun 1936]]
[[CategoryKategori:Film hitam putih]]
[[CategoryKategori:Film yang disutradarai Albert Balink]]