Kuku Pancanaka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
stub |
||
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{rapikan}}
'''Kuku Pancanaka''' adalah pusaka [[Werkudara]] berupa [[kuku]] panjang runcing seperti [[pisau]] kecil di [[jempol]]
Alkisah [[putra]] [[Dewi Kunti]] yang berasal dari hasil puja cipta
Nilai filosofis yang terkandung dalam peristiwa tersebut kelahiran Arya Werkudara yang melibatkan ilmu pengetahuan dimana kehadiran Gajah Setu Sena adalah juga merupakan kehadiran ilmu pengetahuan untuk membantu kelahiran bayi tersebut. Proses menyatunya sukma juga merupakan lambang keberhasilan ilmu pengetahuan membantu kelahiran Arya Werkudara. Pada perspektif lain, kondisi bakat bayi tersebut juga dilambangkan memperoleh anugerah bakat kepandaian yang akan berguna bagi kebijaksanaan hidupnya kelak (gajah adalah lambang ilmu pengetahuan). Peristiwa pada saat sang bayi mematahkan gading serta menempelnya kedua gading pada ibu jari disamping melambangkan anugerah bakat bagi bayi tersebut, juga merupakan pesan untuk mengutamakan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup yang harus ditetapkan semenjak awal kehidupan manusia (gading adalah bagian paling berharga dari gajah, hal ini dapat diartikan sebagai intisari ilmu pengetahuan).
Kuku itu diberi nama Kuku Pancanaka. (''Berdasar Pagelaran Wayang Lakon "Bhima Bungkus" oleh Ki Anom Suroto''). Secara filosofis, "kuku" terkait makna "kukuh" (teguh dan kuat keyakinan serta berlatih); "panca"
Lima daya berupa: 1. daya bumi, 2. air, 3. api, 4. angin, dan 5.ether.
Lima paugeran dapat berupa:
1. Pengendalian nafsu membunuh/angkara,
2. Pengendalian nafsu makan minum, 3. Pengendalian nafsu seks,
4. Pengendalian nafsu kesenangan indrawi, dan
5. Pengendalian nafsu mencuri/merugikan orang lain.
Bisa juga berarti lima hawa sakti dalam diri: 1. prana, 2. apana, 3. samana, 4. udana, dan 5. vyana.
Kuku Pancanaka dapat juga diartikan kekuatan dari hasil mampu mengendalikan panca indriya.
Kuku Pancanaka ini adalah pusaka untuk mengalahkan musuh (=kejahatan) dengan menggenggamkan seluruh jari di kedua tangan erat-erat. Maknanya adalah pemusatan pikiran dan kesadaran akan lima daya / kekuatan.
Seperti telah dijelaskan
Jari telunjuk adalah perlambang tujuan dan jari tengah adalah lambang netralitas atau posisi paling bijak, sehingga dapat disimpulkan bahwa "kepandaian / ilmu pengetahuan harus dikendalikan dengan bijaksana dan tidak boleh membuat seseorang tinggi hati (dilihat dari letak ibu jari yang diapit) dimana dalam penggunaanya harus berdaya guna bagi kepentingan orang banyak (keutamaan ilmu pengetahuan)"
Sedangkan letak kuku di sebelah kanan dan kiri adalah lambang penguasaan ilmu pengetahuan baik yg bermanfaat (kuku kanan) maupun yg dpt merusak sendi kehidupan (kuku sebelah kiri) harus dipergunakan dengan bijaksana.▼
{{wayang-stub}}▼
▲Sedangkan letak kuku di sebelah kanan dan kiri adalah lambang penguasaan ilmu pengetahuan baik
▲{{wayang-stub}}
[[Kategori:Wayang]]
[[Kategori:Lakon Wayang]]
|