Infeksi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Penyebab: + paragraf untuk menjelaskan definisi |
k Mengembalikan suntingan oleh 180.244.161.81 (bicara) ke revisi terakhir oleh Bebasnama Tag: Pengembalian |
||
(35 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox medical condition (new)
|name = Infeksi
Baris 6 ⟶ 5:
|image_size =
|alt =
|caption = Gambar [[mikroskop elektron]] yang diwarnai menunjukkan [[sporozoit]] [[malaria]] yang berpindah melalui [[epitelium]] usus [[tikus]].
|pronounce =
|penderita = <!--jika penyakit tidak hanya diderita oleh manusia (multispesies)-->
Baris 26 ⟶ 25:
|deaths =
}}
'''Infeksi''', '''jangkitan''', atau '''
Individu terinfeksi dapat melawan infeksi menggunakan [[sistem imun]] mereka. Mamalia yang terinfeksi bereaksi dengan [[sistem imun bawaan]], yang sering kali melibatkan [[peradangan]], dan kemudian diikuti oleh [[sistem imun adaptif]].<ref>{{cite journal |author=Alberto Signore|title=About inflammation and infection |journal=EJNMMI Research |volume=8 |issue=3 |year=2013 |url=http://www.ejnmmires.com/content/pdf/2191-219X-3-8.pdf}}</ref>
Baris 33 ⟶ 32:
== Penyebab ==
Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai [[entitas]] biologi yang dikenal dengan sebutan ''agen infeksi''. Kata sifat ''patogenik'' disematkan kepada entitas biologi yang mampu menimbulkan penyakit, misalnya bakteri patogenik dan cacing patogenik. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak semua bakteri dan cacing bersifat patogenik; banyak di antara mereka yang mampu hidup dan berkembang biak tanpa menyerang dan menimbulkan penyakit pada organisme lain. Entitas biologi yang mengakibatkan penyakit disebut sebagai ''[[patogen]]'', dan sering disinonimkan dengan ''agen infeksi''.
Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme infeksius, seperti [[bakteri]], [[virus]], [[fungi]], [[prion]], dan [[cacing]].<ref>{{Cite book|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/B9780080552323608499|title=xPharm: The Comprehensive Pharmacology Reference|last=Kotra|first=Lakshmi P.|date=2007|publisher=Elsevier|isbn=978-0-08-055232-3|location=|pages=1–2|language=en|chapter=Infectious Diseases|doi=10.1016/b978-008055232-3.60849-9|pmc=PMC7152327|url-status=live}}</ref> Dalam penggunaan medis, agen infeksi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu [[mikroorganisme]] patogenik (bakteri, virus, prion, fungi) dan [[parasit]] (seperti cacing, [[protozoa]], dan [[artropoda]]).<ref>{{Cite web|url=https://www.merckmanuals.com/home/infections/biology-of-infectious-disease/overview-of-infectious-disease|title=Overview of Infectious Disease|last=Bush|first=Larry M.|date=Februari 2019|website=Merck Manuals Consumer Version|language=|access-date=23 April 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.merckmanuals.com/home/infections/parasitic-infections-an-overview/overview-of-parasitic-infections|title=Overview of Parasitic Infections|last=Pearson|first=Richard D.|date=Mei 2019|website=Merck Manuals Consumer Version|language=|access-date=23 April 2020}}</ref> Meskipun secara konseptual serupa dengan infeksi, tetapi serangan parasit pada tubuh manusia atau hewan biasanya disebut ''[[infestasi]]'' alih-alih infeksi. Umumnya, istilah infestasi digunakan untuk menyebut serangan [[ektoparasit]], misalnya [[kutu]], [[tungau]], [[caplak]], dan [[pinjal]], yang menginvasi bagian luar tubuh inangnya dalam jumlah besar.<ref>{{Cite journal|last=da Silva|first=Luiz Jacintho|date=Desember 1997|year=|title=The Etymology of Infection and Infestation|url=https://journals.lww.com/pidj/fulltext/1997/12000/the_etymology_of_infection_and_infestation.23.aspx|journal=The Pediatric Infectious Disease Journal|language=|volume=16|issue=12|pages=1188|doi=|issn=0891-3668}}</ref>
== Klasifikasi ==
=== Klinis, subklinis, dan laten ===
Infeksi yang menimbulkan [[gejala]] dan [[tanda klinis|tanda]] yang terlihat jelas disebut infeksi ''klinis'', sedangkan infeksi yang aktif tetapi tidak menghasilkan gejala yang nyata dapat disebut infeksi ''diam'' atau ''subklinis''. Infeksi yang tidak aktif atau dorman disebut ''infeksi laten''.<ref>{{cite book |author1=Kayser, Fritz H |author2=Kurt A Bienz |author3=Johannes Eckert |author4=Rolf M Zinkernagel | title = Medical microbiology |url=https://archive.org/details/medicalmicrobiol00kays_926 | publisher = Georg Thieme Verlag | location = Stuttgart | year = 2005 | page = [https://archive.org/details/medicalmicrobiol00kays_926/page/n424 398] | isbn = 978-3-13-131991-3 | oclc = }}</ref> Contoh infeksi bakteri laten adalah [[tuberkulosis laten]]. Beberapa infeksi virus juga bisa bersifat laten, contoh [[latensi virus|virus laten]] berasal dari keluarga ''[[Herpesviridae]]''.<ref>{{Cite journal|last=Grinde|first=Bjørn|date=2013-10-25|title=Herpesviruses: latency and reactivation – viral strategies and host response|journal=Journal of Oral Microbiology|volume=5|pages=22766|doi=10.3402/jom.v5i0.22766|issn=0901-8328|pmc=3809354|pmid=24167660}}</ref>
Kata ''infeksi'' dapat menunjukkan adanya patogen tertentu (tidak peduli seberapa sedikit), tetapi juga sering digunakan untuk menyatakan infeksi yang ''tampak secara klinis'' (dengan kata lain, kasus penyakit infeksi).<ref name="Dorlands">{{Citation |author=Elsevier |authorlink=Elsevier |title=Dorland's Illustrated Medical Dictionary |publisher=Elsevier |url=http://dorlands.com/ |postscript=.}}</ref> Penggunaan ini kadang-kadang menciptakan beberapa [[ambiguitas]] atau mendorong diskusi penggunaan kata infeksi; untuk menyiasatinya, para tenaga kesehatan biasanya menyebut ''kolonisasi'' (bukan infeksi) ketika mereka menyatakan keberadaan patogen, tanpa adanya infeksi yang tampak secara klinis (tidak ada penyakit).
Baris 62 ⟶ 51:
; Patogen oportunistik
: Patogen oportunistik dapat mengakibatkan penyakit infeksi pada inang dengan sistem pertahanan yang tertekan ([[defisiensi imun]]) atau jika mereka memiliki akses yang tidak biasa ke bagian dalam tubuh (misalnya melalui [[trauma mayor|trauma]]). Infeksi oportunistik dapat diakibatkan oleh mikrob yang biasanya bersentuhan dengan inang, seperti bakteri atau fungi patogenik di [[usus]] atau [[saluran pernapasan]] bagian atas, dan mereka juga dapat berasal dari inang lain (seperti pada [[kolitis]] akibat ''[[Clostridium sulitile]]'') atau dari lingkungan sebagai akibat dari [[cedera]] (misalnya infeksi luka pem[[bedah]]an atau [[retak tulang|patah tulang]]). Penyakit oportunistik membutuhkan kerusakan pertahanan inang, yang dapat terjadi sebagai akibat dari [[penyakit genetik|cacat genetik]] (seperti [[penyakit granuloma kronik]]), paparan obat [[antimikrob]] atau bahan kimia [[imunosupresif]] (seperti yang mungkin terjadi setelah keracunan atau [[kemoterapi]]), paparan [[radiasi pengion]], atau sebagai akibat dari penyakit infeksi dengan aktivitas imunosupresif (seperti [[campak]], [[malaria]], atau [[AIDS]]). Patogen primer juga dapat mengakibatkan penyakit yang lebih parah pada inang dengan imunitas yang tertekan dibandingkan bila terjadi ipada inang yang imunitasnya memadai.<ref name=Sherris>{{cite book |veditors=Ryan KJ, Ray CG | title = Sherris Medical Microbiology |url=https://archive.org/details/sherrismedicalmi0000unse_q1i3 | edition = 4th | publisher = McGraw Hill | year = 2004 | isbn = 978-0-8385-8529-0 }}</ref>
; Infeksi primer versus infeksi sekunder
Baris 68 ⟶ 57:
==== Jenis infeksi lain ====
Jenis infeksi lain terdiri dari infeksi campuran, [[iatrogenik]], [[nosokomial]], dan infeksi yang didapat dari masyarakat. Infeksi campuran adalah infeksi yang disebabkan oleh dua atau lebih patogen. Contohnya adalah [[apendisitis]], yang disebabkan oleh ''[[Bacteroides fragilis]]'' dan ''[[Escherichia coli]]''. Jenis kedua adalah infeksi iatrogenik, yaitu infeksi yang ditularkan dari petugas kesehatan ke pasien. Infeksi nosokomial,
=== Infeksius atau tidak ===
Salah satu cara untuk membuktikan bahwa suatu penyakit bersifat infeksius
Akan tetapi, postulat Koch biasanya tidak dapat diuji dalam praktik modern karena alasan etis. Membuktikan penyakit akan memerlukan infeksi eksperimental pada individu yang sehat menggunakan patogen yang diproduksi sebagai kultur murni. Sebaliknya, bahkan penyakit yang jelas-jelas infeksius tidak selalu memenuhi kriteria tersebut; misalnya, ''[[Treponema pallidum]]'', bakteri penyebab [[sifilis]], tidak dapat dikultur secara ''[[in vitro]]'', tetapi mikroorganisme ini dapat dikultur dalam testis kelinci. Belum diketahui dengan jelas mengapa kultur murni diperoleh dari hewan yang menjadi inang dibandingkan dengan perolehan dari kultur lempeng.
Baris 97 ⟶ 86:
Kolonisasi [[luka]] mengacu pada mikroorganisme yang tidak bereplikasi di dalam luka, sedangkan pada luka terinfeksi, mikroorganisme mengalami replikasi dan mengakibatkan kelukaan jaringan.<ref>{{Cite journal|last=Negut|first=Irina|last2=Grumezescu|first2=Valentina|last3=Grumezescu|first3=Alexandru Mihai|date=2018-09-18|title=Treatment Strategies for Infected Wounds|journal=Molecules : A Journal of Synthetic Chemistry and Natural Product Chemistry|volume=23|issue=9|doi=10.3390/molecules23092392|issn=1420-3049|pmc=6225154|pmid=30231567|page=2392}}</ref> Semua [[organisme multiseluler]] dikolonisasi sampai tingkat tertentu oleh organisme ekstrinsik, dan sebagian besar kolonisasi ini berada dalam hubungan [[mutualisme]] atau [[komensalisme]]. Contoh hubungan mutualisme adalah spesies [[bakteri anaerob]], yang melakukan kolonisasi pada usus mamalia, dan contoh komensalisme adalah berbagai spesies ''[[Staphylococcus]]'' yang ada pada kulit manusia. Tak satu pun dari kolonisasi ini dianggap infeksi. Perbedaan antara infeksi dan kolonisasi sering kali hanya masalah keadaan. Organisme nonpatogenik dapat menjadi patogenik dalam kondisi spesifik, dan bahkan organisme yang paling virulen (ganas) membutuhkan kondisi tertentu untuk menimbulkan infeksi yang membahayakan. Di dalam tubuh, beberapa bakteri seperti ''[[Corynebacteria]]'' sp. dan ''[[streptococci viridans]]'', mencegah adhesi dan kolonisasi bakteri patogenik sehingga mereka memiliki hubungan simbiosis dengan inang, mencegah infeksi, dan mempercepat [[penyembuhan luka]].
[[Berkas:Pathogenic Infection.png|jmpl|250px|
Variabel yang terlibat dan memengaruhi hasil akhir infeksi meliputi rute masuknya patogen, akses yang diperolehnya untuk memasuki bagian tubuh tertentu inang, virulensi intrinsik patogen, jumlah patogen di awal inokulasi, dan status kekebalan inang. Sebagai contoh, beberapa spesies [[stafilokokus]] tidak berbahaya pada kulit, tetapi ketika mereka berada dalam tempat yang biasanya [[steril]], misalnya di dalam kapsul [[sendi]] atau [[peritoneum]], mereka akan berkembang biak tanpa perlawanan dan menyebabkan kerusakan.
Baris 121 ⟶ 110:
* [[Penularan vertikal]], yaitu penularan langsung dari ibu ke embrio, janin, atau bayi selama kehamilan atau persalinan. Hal ini bisa terjadi ketika ibu mendapat infeksi sebagai penyakit penyerta dalam kehamilan.
* Penularan [[iatrogenik]], karena prosedur medis seperti injeksi atau transplantasi bahan yang terinfeksi.
* Penularan melalui vektor, yaitu organisme yang tidak menderita penyakit tetapi ikut menularkan infeksi dengan membawa patogen dari satu inang ke inang lainnya.<ref>[http://www.metapathogen.com/ Pathogens and vectors] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171005150918/http://www.metapathogen.com/ |date=2017-10-05 }}. ''MetaPathogen.com''.</ref>
Hubungan antara virulensi dan penularan sangat kompleks; jika suatu penyakit bersifat fatal, inang dapat mati sebelum patogen dapat ditularkan ke inang lain.
Baris 168 ⟶ 157:
== Pencegahan ==
[[
{{main|kesehatan masyarakat|pencegahan dan pengendalian infeksi}}
Beberapa metode seperti [[mencuci tangan]] dan mengenakan [[alat pelindung diri]] seperti [[masker medis|masker]] dapat membantu mencegah infeksi dari satu orang ke orang lain. Teknik [[aseptik]] diperkenalkan dalam kedokteran pada akhir abad ke-19 dan sangat mengurangi [[Insiden (epidemiologi)|insiden]] infeksi yang disebabkan oleh [[pembedahan]]. Sering mencuci tangan tetap menjadi cara paling penting untuk mencegah penyebaran organisme yang tidak diinginkan.<ref>{{cite web|url=http://science.education.nih.gov/supplements/nih1/diseases/guide/fig4-longdesc.htm|title="Generalized Infectious Cycle" Diagram Illustration|website=science.education.nih.gov|accessdate=2010-01-21|archiveurl=https://web.archive.org/web/20090924155114/https://science.education.nih.gov/supplements/nih1/diseases/guide/fig4-longdesc.htm|archivedate=2009-09-24}}</ref> Beberapa bentuk pencegahan lain seperti menerapkan pola hidup [[higiene|higienis]], menjaga [[sanitasi]], berolahraga dengan teratur, mengonsumsi [[diet]] seimbang, dan serta memasak makanan dengan baik juga penting untuk mencegah infeksi.
Baris 177 ⟶ 166:
* [[antibiotik]], dalam konteks [[profilaksis]] bila diberikan sebagai pencegahan dan bukan sebagai pengobatan infeksi. Namun, penggunaan antibiotik jangka panjang mengakibatkan [[resistansi antibiotik|resistansi]]. Pemakaian antibiotik lebih banyak dari yang diperlukan, memungkinkan bakteri bermutasi sehingga menjadi kebal.
Salah satu cara untuk mencegah atau memperlambat penularan penyakit infeksi adalah mengenali perbedaan sifat berbagai penyakit.<ref name=Watts>{{cite book |author=Watts, Duncan |title=Six degrees: the science of a connected age |publisher=William Heinemann |location=London |year=2003 |pages= |isbn=978-0-393-04142-2 |url-access=registration |url=https://archive.org/details/sixdegrees00dunc }}</ref> Beberapa karakteristik penting yang harus diperhatikan di antaranya [[virulensi]] patogen, jarak yang ditempuh oleh penderitanya, dan tingkat penularan. [[Galur]] [[virus Ebola]] pada manusia, misalnya, membunuh penderitanya dengan cepat. Akibatnya, para penderita penyakit ini tidak punya kesempatan untuk bepergian jauh dari zona infeksi awal.<ref>{{cite book |author=Preston, Richard |title=The hot zone |url=https://archive.org/details/hotzone1995pres |publisher=Anchor Books |location=Garden City, N.Y. |year=1995 |pages= |isbn=978-0-385-49522-6 }}</ref> Selain itu, virus ini harus menyebar melalui lesi kulit atau membran permeabel seperti mata. Dengan demikian, tahap awal penyakit Ebola tidak terlalu menular karena korbannya hanya mengalami pendarahan internal. Sebagai hasil dari karakteristik di atas, penyebaran penyakit Ebola sangat cepat dan biasanya tetap dalam area geografis yang relatif terbatas. Sebaliknya, HIV membunuh korbannya dengan sangat lambat dengan menyerang sistem kekebalan tubuh mereka.<ref name=Sherris/> Akibatnya, banyak dari korbannya menularkan virus ke orang lain bahkan sebelum menyadari bahwa mereka membawa penyakit itu. Selain itu, virulensi yang relatif rendah memungkinkan para penderitanya untuk melakukan perjalanan jarak jauh, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya [[epidemi]].
Metode umum untuk mencegah penularan patogen yang ditularkan melalui [[vektor (biologi)|vektor]] adalah pengendalian vektor tersebut. Pemutusan siklus hidup vektor akan memutus penyebaran agen infeksi yang dibawanya.
Baris 184 ⟶ 173:
== Imunitas ==
Sebagian besar patogen yang menginfeksi tidak mengakibatkan kematian inang dan patogen tersebut pada akhirnya akan hilang setelah gejala penyakit berkurang.<ref name= Baron/> Proses ini membutuhkan [[sistem imun]] untuk membunuh atau menonaktifkan patogen. [[Sistem imun adaptif|Kekebalan spesifik yang didapat]] dari penyakit infeksi dapat dimediasi oleh antibodi dan/atau [[sel T|limfosit T]]. Kekebalan yang dimediasi oleh dua faktor ini dapat dimanifestasikan oleh:
* efek langsung pada patogen, seperti bakteriolisis yang bergantung pada [[sistem komplemen|komplemen]] yang diprakarsai oleh antibodi, [[opsonin|opsonisasi]], [[fagositosis]], dan pembunuhan, yang terjadi pada beberapa bakteri,
* netralisasi virus sehingga mereka ini tidak bisa memasuki sel, atau
* kinerja limfosit T, yang akan membunuh sel yang dimasuki oleh mikroorganisme.
Respons sistem imun terhadap mikroorganisme sering kali menyebabkan gejala seperti [[demam]] tinggi dan [[peradangan]]. Efek ini berpotensi lebih merusak dibandingkan kerusakan langsung yang disebabkan oleh mikrob.<ref name=Sherris/>
Seseorang dapat menjadi resistan atau kebal terhadap suatu penyakit dengan [[pembawa asimtomatik|membawa patogen secara asimtomatik]], membawa organisme yang strukturnya serupa (reaksi silang), atau melalui [[vaksinasi]]. Patogen primer memberi pengetahuan tentang antigen pelindung dan [[Sistem imun adaptif|kekebalan adaptif]] yang lebih lengkap dibandingkan patogen oportunistik. Fenomena [[kekebalan kelompok]] juga bisa tercipta untuk melindungi mereka yang rentan ketika sebagian besar populasi telah kebal dari infeksi tertentu.
Sistem imun mampu melawan patogen apabila jumlah antibodi yang spesifik terhadap antigen dan/atau sel T mencapai tingkat tertentu. Sejumlah individu mengembangkan antibodi alami dalam [[serum darah|serumnya]] meskipun mereka hanya sedikit terpapar atau bahkan sama sekali tidak terpapar antigen. Antibodi alami ini memberikan perlindungan khusus kepada individu dewasa dan secara pasif [[imunitas pasif|diturunkan]] ke bayinya yang baru lahir.
=== Faktor genetik inang ===
Organisme yang menjadi target infeksi disebut inang. Dalam [[parasitologi]], mereka yang membawa patogen (khususnya parasit) dalam fase dewasa dan bereproduksi secara seksual disebut ''inang definitif''. Sementara itu, ''inang perantara'' merupakan sebutan bagi inang yang menjadi tempat parasit hidup dalam fase larva atau bereproduksi secara aseksual.<ref>{{cite journal|vauthors=Barreto ML, Teixeira MG, Carmo EH|year=2006|title=Infectious diseases epidemiology|journal=Journal of Epidemiology and Community Health|volume=60|issue=3|pages=192–95|doi=10.1136/jech.2003.011593|pmc=2465549|pmid=16476746}}</ref> Pembersihan patogen, baik akibat pengobatan atau terjadi secara spontan, dapat dipengaruhi oleh variasi genetik inang secara individual. Misalnya, infeksi [[virus hepatitis C]] genotipe 1 yang diobati dengan [[peginterferon alfa-2a]] atau [[peginterferon alfa-2b]] yang dikombinasikan dengan [[ribavirin]] menunjukkan bahwa [[Polimorfisme (biologi)|polimorfisme]] genetik di dekat [[gen IL28B]] manusia, yang mengode [[interferon lambda 3]], dikaitkan dengan perbedaan yang signifikan dalam pembersihan virus oleh pengobatan. Temuan ini, awalnya menunjukkan bahwa penderita hepatitis C genotipe 1 yang membawa [[alel]] varian genetik tertentu di dekat gen IL28B cenderung lebih merespons pengobatan virus dibandingkan orang lain.<ref>{{cite journal |vauthors=Ge D, Fellay J, Thompson AJ, Simon JS, Shianna KV, Urban TJ, Heinzen EL, Qiu P, Bertelsen AH, Muir AJ, Sulkowski M, McHutchison JG, Goldstein DB | title = Genetic variation in IL28B predicts hepatitis C treatment-induced viral clearance | journal = Nature | volume = 461 | issue = 7262 | pages = 399–401 | year = 2009 | pmid = 19684573 | doi = 10.1038/nature08309 | bibcode = 2009Natur.461..399G }}</ref> Laporan berikutnya menunjukkan bahwa varian genetik yang sama juga dikaitkan dengan pembersihan alami untuk virus hepatitis C genotipe 1.<ref>{{cite journal |vauthors=Thomas DL, Thio CL, Martin MP, Qi Y, Ge D, O'Huigin C, Kidd J, Kidd K, Khakoo SI, Alexander G, Goedert JJ, Kirk GD, Donfield SM, Rosen HR, Tobler LH, Busch MP, McHutchison JG, Goldstein DB, Carrington M | title = Genetic variation in IL28B and spontaneous clearance of hepatitis C virus | journal = Nature | volume = 461 | issue = 7265 | pages = 798–801 | year = 2009 | pmid = 19759533 | pmc = 3172006 | doi = 10.1038/nature08463 | bibcode = 2009Natur.461..798T }}</ref>
== Pengobatan ==
Obat antiinfeksi dapat menekan infeksi yang menyerang tubuh. Ada beberapa jenis obat antiinfeksi yang luas, tergantung pada jenis organisme yang ditargetkan; obat-obat ini meliputi antibakteri ([[antibiotik]]), [[Obat antivirus|antivirus]], [[antijamur]], dan [[antiparasitik]] (termasuk [[antiprotozoal]] dan [[antelmintik]]). Antibiotik dapat diberikan melalui mulut, injeksi, atau dioleskan, tergantung pada tingkat keparahan dan jenis infeksi. Infeksi berat pada otak biasanya diobati dengan antibiotik intravena. Kadang-kadang, sejumlah antibiotik digunakan bersamaan jika ada resistansi terhadap satu antibiotik. Antibiotik hanya bekerja melawan bakteri dan tidak berefek pada virus. Cara kerja antibiotik yaitu memperlambat multiplikasi bakteri atau membunuh bakteri.
Tidak semua infeksi memerlukan pengobatan. Untuk infeksi yang sembuh sendiri, pengobatan dapat menimbulkan lebih banyak efek samping dibandingkan manfaatnya. [[Penatalayanan antimikrob]] merupakan konsep bahwa penyedia layanan kesehatan harus mengobati infeksi dengan antimikrob yang bekerja dengan baik untuk patogen spesifik dalam waktu sesingkat mungkin dan hanya akan mengobati ketika patogen diketahui atau kemungkinan besar terpengaruh oleh pengobatan tersebut.<ref>{{cite journal|last1=O'Brien|first1=Deirdre J.|last2=Gould|first2=Ian M.|title=Maximizing the impact of antimicrobial stewardship|journal=Current Opinion in Infectious Diseases|date=August 2013|volume=26|issue=4|pages=352–58|doi=10.1097/QCO.0b013e3283631046|pmid=23806898}}</ref>
== Epidemiologi ==
[[Berkas:Infectious and parasitic diseases world map-Deaths per million persons-WHO2012.svg|upright=1.3|jmpl|Kematian akibat penyakit infeksi dan parasitik per juta penduduk pada tahun 2012. {{refbegin|3}}{{legend|#ffff20|28-81}}{{legend|#ffe820|82-114}}{{legend|#ffd820|115-171}}{{legend|#ffc020|172-212}}{{legend|#ffa020|213-283}}{{legend|#ff9a20|284-516}}{{legend|#f08015|517-1,193}}{{legend|#e06815|1,194-2,476}}{{legend|#d85010|2,477-3,954}}{{legend|#d02010|3,955-6812}}{{refend}}]]
[[Berkas:Infectious and parasitic diseases world map - DALY - WHO2004.svg|jmpl|upright=1.3|[[Tahun kehidupan disabilitas tersesuaikan]] (DALY) untuk penyakit infeksi dan parasitik per 100.000 penduduk pada tahun 2004.<ref>{{cite web |url=http://www.who.int/entity/healthinfo/global_burden_disease/gbddeathdalycountryestimates2004.xls |title=Age-standardized DALYs per 100,000 by cause, and Member State, 2004 |author=World Health Organization |authorlink=World Health Organization |date=February 2009}}
</ref>{{refbegin|2}}
{{legend|#b3b3b3|no data}}
{{legend|#ffff65|≤250}}
{{legend|#fff200|250–500}}
{{legend|#ffdc00|500–1000}}
{{legend|#ffc600|1000–2000}}
{{legend|#ffb000|2000–3000}}
{{legend|#ff9a00|3000–4000}}
{{legend|#ff8400|4000–5000}}
{{legend|#ff6e00|5000–6250}}
{{legend|#ff5800|6250–12,500}}
{{legend|#ff4200|12,500–25,000}}
{{legend|#ff2c00|25,000–50,000}}
{{legend|#cb0000|≥50,000}}
{{refend}}]]
Pada 2010, sekitar 10 juta orang meninggal karena penyakit menular.<ref>{{cite news |url=http://www.cbc.ca/news/1.2802071 |title=Could Ebola rank among the deadliest communicable diseases? |publisher=CBC News |date=20 October 2014}}</ref> [[Organisasi Kesehatan Dunia]] (WHO) mengumpulkan informasi kematian global berdasarkan kategori kode [[ICD]]. Tabel berikut mencantumkan penyakit infeksi teratas berdasarkan jumlah kematian pada tahun 2002. Data tahun 1993 juga ditampilkan sebagai perbandingan.
{| class="wikitable sortable" style="font-size:80%; "
|+ '''Kematian di seluruh dunia akibat penyakit infeksi'''<ref>{{cite web | title=The World Health Report (Annex Table 2) | url=http://www.who.int/whr/2004/annex/topic/en/annex_2_en.pdf | year=2004}}</ref><ref>{{cite web | url=http://www.who.int/whr/1995/en/whr95_ch1_en.pdf | year=1995 | title=Table 5 }}</ref>
! Urutan|| Penyebab kematian || Kematian pada 2002<br /> (dalam juta) || Persentase dari<br /> seluruh kematian || Kematian pada 1993<br /> (dalam juta)|| Urutan pada 1993
|- style="background:#ffdead;"
||N/A|| style="background:#ffdead;"| Semua penyakit infeksi || style="background:#ffdead;"|14.7 || style="background:#ffdead; text-align:center;"|25.9% || style="background:#ffdead;"| 16.4 || style="background:#ffdead; text-align:center;"|32.2%
|-
| 1 ||[[Infeksi saluran pernapasan bawah]]<ref>Infeksi saluran pernapasan bawah meliputi berbagai [[pneumonia]], [[influenza]], dan [[bronkitis]] akut.</ref>
||3,9 || style="text-align:center;"|6,9%||4,1||1
|-
| 2 |||[[HIV]]/[[AIDS]] ||2,8 || style="text-align:center;"|4,9% || 0,7||7
|-
| 3 ||[[Gastroenteritis]]<ref>Gastroenteritis atau diare diakibatkan oleh berbagai organisme yang berbeda, seperti [[kolera]], [[botulisme]], dan ''[[Escherichia coli|E. coli]]''.<!-- THIS APPEARS TO BE A LIST OF TWO DISEASES and ONE ORGANISM. Lihat pula: [[ICD-10 Bab I: Penyakit Infeksi dan parasit|Penyakit infeksi dan parasit lainnya]]--></ref>||1.8 || style="text-align:center;"|3.2% ||3.0||2
|-
| 4 ||[[Tuberkulosis]] (TB)|| 1,6 || style="text-align:center;"|2,7% ||2,7 ||3
|-
| 5 ||[[Malaria]] ||1,3 || style="text-align:center;"|2,2% ||2,0 ||4
|-
| 6 || [[Campak]] ||0,6 || style="text-align:center;"|1,1% ||1,1 ||5
|-
| 7 ||[[Batuk rejan]] ||0,29|| style="text-align:center;"|0,5% ||0,36 ||7
|-
| 8 ||[[Tetanus]] ||0,21 || style="text-align:center;"|0,4% ||0,15 ||12
|-
| 9 ||[[Meningitis]]||0,17 || style="text-align:center;"|0,3% ||0,25 ||8
|-
| 10 ||[[Sifilis]]||0,16 || style="text-align:center;"|0,3% ||0,19 || 11
|-
| 11 ||[[Hepatitis B]] ||0.10 || style="text-align:center;"|0,2% ||0,93 || 6
|-
| 12-17 ||[[Penyakit tropis]] (6)<ref>Penyakit tropis di antaranya [[penyakit Chagas]], [[demam berdarah]], [[filariasis|filariasis limfatik]], [[leismaniasis]], [[onchocerciasis]], [[schistosomiasis]] dan [[tripanosomiasis]].</ref> ||0.13 || style="text-align:center;"|0.2% ||0.53 ||9, 10, 16–18
|-
| style="text-align:left;" colspan=6| {{small|''Catatan: Penyebab kematian lainnya termasuk kondisi ibu dan perinatal (5,2%), kekurangan nutrisi (0,9%), kondisi tidak menular (58,8%), dan cedera (9,1%).''}}
|}
Tiga pembunuh teratas adalah HIV/AIDS, tuberkulosis, dan malaria. Meskipun jumlah kematian akibat hampir semua penyakit lain menurun, kematian karena HIV/AIDS telah meningkat empat kali lipat. Penyakit anak-anak termasuk batuk rejan, [[poliomielitis]], [[difteri]], campak, dan tetanus. Anak-anak juga menjadi bagian besar dari kematian saluran pernapasan bawah dan diare. Pada tahun 2012, sekitar 3,1 juta orang telah meninggal karena infeksi saluran pernapasan bawah, menjadikannya penyebab kematian nomor 4 di dunia.<ref>{{Cite web|title = WHO {{!}} The top 10 causes of death|url = http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/ |publisher=WHO |accessdate = 2015-09-24}}</ref>
=== Riwayat pandemi ===
[[Pandemi]] (atau [[epidemi]] global) adalah penyakit yang menyerang orang di wilayah geografis yang luas. Beberapa pandemi penting sepanjang sejarah di antaranya:
* [[Wabah Yustinianus]], dari tahun 541 hingga 542, yang menewaskan antara 50–60% populasi Eropa.<ref>[http://eee.uci.edu/clients/bjbecker/PlaguesandPeople/lecture3.html "Infectious and Epidemic Disease in History"] {{webarchive |url=https://archive.today/20120712145547/http://eee.uci.edu/clients/bjbecker/PlaguesandPeople/lecture3.html |date=July 12, 2012 }}</ref>
* [[Maut hitam]], antara tahun 1347 hingga 1352 yang menewaskan 25 juta penduduk di Eropa selama 5 tahun. Pandemi ini mengurangi populasi [[dunia lama]] dari sekitar 450 juta menjadi antara 350–375 juta pada abad ke-14.
* Masuknya [[variola]] (cacar), campak, dan [[Penyakit Rickettsia|tifus]] ke wilayah Amerika Tengah dan Selatan yang dibawa oleh para penjelajah Eropa sepanjang abad ke-15 dan ke-16 yang membunuh penduduk asli. Antara tahun 1518 hingga 1568, pandemi ini menyebabkan populasi Meksiko turun dari 20 juta menjadi 3 juta.<ref name= Dobson>{{cite journal | vauthors = Dobson AP, Carter ER| year = 1996| url = http://www.erin.utoronto.ca/~w3gwynne/BIO418/Dobson1996.pdf | title = Infectious Diseases and Human Population History | journal = BioScience| volume = 46 | issue = 2| doi = 10.2307/1312814 | pages=115–26| jstor = 1312814}}</ref>
* Epidemi [[influenza]] Eropa pertama yang terjadi antara 1556 hingga 1560, dengan perkiraan tingkat kematian 20%.<ref name= Dobson/>
* Variola menewaskan sekitar 60 juta penduduk Eropa selama abad ke-18<ref>[http://www.learnnc.org/lp/editions/nchist-twoworlds/1696 "Smallpox"]. ''North Carolina Digital History.''</ref> (sekitar 400.000 per tahun).<ref>[https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=vacc.chapter.3 Smallpox and Vaccinia]. ''National Center for Biotechnology Information.'' {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20090601172056/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=vacc.chapter.3 |date=June 1, 2009 }}</ref> Hingga 30% orang yang terinfeksi (80% di antaranya anak-anak berusia di bawah 5 tahun) akan meninggal karena penyakit ini, dan sepertiga dari yang selamat menjadi buta.<ref>{{cite journal |title=Smallpox: The Triumph over the Most Terrible of the Ministers of Death|first=Nicolau|last=Barquet|date=15 October 1997 |journal=Annals of Internal Medicine|volume=127|issue=8_Part_1|pages=635–42|doi=10.7326/0003-4819-127-8_Part_1-199710150-00010|pmid=9341063}}</ref>
* Pada abad ke-19, tuberkulosis menewaskan sekitar seperempat dari populasi orang dewasa di Eropa;<ref>[https://www.cdc.gov/TB/pubs/mdrtb/default.htm Multidrug-Resistant "Tuberculosis"]. ''Centers for Disease Control and Prevention.'' {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20100309043219/http://www.cdc.gov/TB/pubs/mdrtb/default.htm |date=March 9, 2010 }}</ref> pada tahun 1918, satu dari enam kematian di Prancis masih disebabkan oleh tuberkulosis.
* [[Pandemi influenza 1918]] (flu Spanyol) yang menewaskan 25-50 juta orang (sekitar 2% dari populasi dunia 1,7 miliar).<ref>{{cite web|url=http://www.history.navy.mil/library/online/influenza_main.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20060220113240/http://www.history.navy.mil/library/online/influenza_main.htm|url-status=dead|archive-date=20 February 2006|title=Influenza of 1918 (Spanish Flu) and the US Navy|author=|date=20 February 2006}}</ref> Saat ini, influenza masih membunuh sekitar 250.000 hingga 500.000 di seluruh dunia setiap tahun.
* [[Pandemi koronavirus 2019–2020]] yang masih berlangsung di seluruh dunia.
=== Penyakit infeksi baru ===
{{main|Penyakit infeksi baru}}
Pada kebanyakan kasus, mikroorganisme hidup dalam harmoni bersama inangnya dengan hubungan timbal balik atau komensal. Penyakit dapat muncul ketika entitas biologi yang telah lama ada berubah menjadi patogenik atau ketika agen patogenik baru memasuki inang baru. Hal ini diakibatkan oleh dua hal: (1) [[koevolusi]] antara parasit dan inang sehingga inang menjadi resistan terhadap parasit atau parasit mengalami peningkatan virulensi yang mengarah ke penyakit imunopatologis, atau (2) pengaruh aktivitas manusia yang memicu perubahan lingkungan dan memunculkan [[penyakit infeksi baru]] sehingga patogen menempati [[Relung (ekologi)|relung]] yang baru. Ketika ini terjadi, jangkauan distribusi patogen yang sebelumnya terbatas akan menjadi semakin luas dan mungkin dapat menginfeksi jenis inang yang baru.<ref name= Krauss>{{cite book |author=Krauss H |title=Zoonoses: Infectious Diseases Transmissible from Animals to Humans |url=https://archive.org/details/zoonosesinfectio0000unse |publisher=ASM Press |location=Washington, D.C. |year=2003 |edition=3rd |isbn=978-1-55581-236-2 |name-list-format=vanc|author2=Weber A |author3=Appel M }}</ref>
Patogen yang berpindah dari hewan vertebrata ke manusia menimbulkan [[zoonosis]]. Sejumlah kegiatan manusia memungkinkan menyebarnya penyakit zoonotik[61] dan penyakit yang ditularkan melalui vektor.<ref name= Krauss /> Kegiatan tersebut meliputi:
* Perambahan di habitat satwa liar. Pembangunan desa-desa baru dan perumahan di daerah pedesaan memaksa hewan untuk hidup dalam populasi yang padat, dan menciptakan peluang bagi mikrob untuk bermutasi dan muncul di tengah populasi manusia.<ref>{{cite journal |author=Peter Daszak |author2=Andrew A. Cunningham |author3=Alex D. Hyatt |title=Emerging Infectious Diseases of Wildlife—Threats to Biodiversity and Human Health |journal=Science |volume=287 |issue=5452 |date=27 January 2000 |pages=443–49 |pmid= 10642539 |doi=10.1126/science.287.5452.443 |bibcode=2000Sci...287..443D }}</ref>
* Perubahan dalam pertanian. Pemasukan tumbuhan baru ke suatu wilayah akan menarik [[Hama dan penyakit tanaman|hama penyakit]] baru dan mikrob yang mereka bawa ke komunitas pertanian membuat orang terkena penyakit asing.
* Perusakan [[hutan hujan]]. Ketika suatu negara memanfaatkan hutan hujannya dengan membangun jalan melintasi hutan dan membuka lahan untuk permukiman atau usaha komersial, orang-orang bertemu dengan serangga dan hewan lain yang membaawa mikroorganisme yang sebelumnya tidak dikenal.
* [[Urbanisasi]] yang tidak terkendali. Pesatnya pertumbuhan kota di banyak negara berkembang cenderung memusatkan sejumlah besar orang ke daerah padat dengan sanitasi yang buruk. Kondisi ini mendorong penularan penyakit infeksi.
* Transportasi modern. Kapal pemumpang dan kapal pengangkut barang sering kali membawa patogen yang tidak diinginkan, yang dapat menyebarkan penyakit ke lokasi yang jauh. Sementara itu, pesawat jet internasional dapat mengantarkan orang yang terinfeksi penyakit ke tempat yang jauh, atau pulang kembali ke rumah mereka, sebelum munculnya gejala penyakit untuk pertama kali.
== Teori kuman penyakit ==
{{main|Teori kuman penyakit}}
Pada [[Zaman Klasik]], sejarawan [[Yunani]] [[Thukidides]] (c. 460 - c. 400 SM) adalah orang pertama yang menulis tentang [[wabah Athena]], bahwa penyakit dapat menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang lain.<ref>Singer, Charles and Dorothea (1917) "The scientific position of Girolamo Fracastoro [1478?–1553] with especial reference to the source, character and influence of his theory of infection," ''Annals of Medical History'', '''1''' : 1–34; [https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=mdp.39015016778261;view=1up;seq=28 see p. 14.]</ref><ref>Thucydides with Richard Crawley, trans., ''History of the Peloponnesian War'' (London, England: J.M. Dent & Sons, Ltd., 1910), Book III, § 51, [https://archive.org/stream/pelocrawleyr00thucuoft#page/130/mode/2up pp. 131–32.] From pp. 131–32.</ref> Dalam bukunya ''On the Different Types of Fever'' (c. 175 M), tabib Yunani-Romawi [[Galen]] berspekulasi bahwa wabah disebarkan oleh "benih wabah tertentu", yang ada di udara.<ref>Nutton, Vivian (1983) "The seeds of disease: an explanation of contagion and infection from the Greeks to the Renaissance," ''Medical History'', '''27''' (1) : 1–34; see p. 10. Available at: [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1139262/?page=23 U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health]</ref> Dalam teks ''Sushruta Samhita'', dokter India kuno [[Sushruta]] berteori: "Kusta, demam, konsumsi, penyakit mata, dan penyakit menular lainnya menyebar dari satu orang ke orang lain melalui penyatuan seksual, kontak fisik, makan bersama, tidur bersama, duduk bersama, dan menggunakan pakaian, karangan bunga, dan pasta yang sama."<ref>{{Cite journal|last=Rastogi|first=Nalin|last2=Rastogi|first2=R|date=1985-01-01|title=Leprosy in ancient India|url=https://www.researchgate.net/publication/16797371_Leprosy_in_ancient_India|journal=International journal of leprosy and other mycobacterial diseases : official organ of the International Leprosy Association|volume=52|pages=541–3}}</ref><ref>{{Cite book|last=Susruta|url=http://archive.org/details/englishtranslati00susruoft|title=An English translation of the Sushruta samhita, based on original Sanskrit text. Edited and published by Kaviraj Kunja Lal Bhishagratna. With a full and comprehensive introd., translation of different readings, notes, comperative views, index, glossary and plates|last2=Bhishagratna|first2=Kunja Lal|date=1907-1916|publisher=Calcutta|others=Gerstein - University of Toronto}}</ref> Buku ini ditulis pada sekitar abad keenam SM.<ref>{{Cite book|last=Hoernle|first=A. F. Rudolf (August Friedrich Rudolf)|url=http://archive.org/details/studiesinmedicin01hoeruoft|title=Studies in the medicine of ancient India|date=1907|publisher=Oxford : At the Clarendon Press|others=Gerstein - University of Toronto}}</ref>
Teori dasar penularan penyakit diajukan oleh dokter [[Persia]] [[Ibnu Sina]] (dikenal sebagai Avicenna di Eropa) dalam [[Qanun Kedokteran]] (1025), yang kemudian menjadi buku teks medis paling otoritatif di Eropa hingga abad ke-16. Dalam Buku IV Qanun tersebut, Ibnu Sina membahas epidemi, menguraikan [[teori miasma]] klasik dan berusaha mencampurnya dengan teori penularan awal miliknya sendiri. Ia menyebutkan bahwa seseorang dapat menularkan penyakit kepada orang lain melalui napas, setelah mencatat penularan tuberkulosis, dan menjelaskan metode penularan penyakit melalui air dan debu.<ref>{{cite book |last1=Byrne |first1=Joseph Patrick |title=Encyclopedia of the Black Death |date=2012 |publisher=[[ABC-CLIO]] |isbn=9781598842531 |page=29 |url=https://books.google.com/books?id=5KtDfvlSrDAC&pg=PA29}}</ref> Konsep penularan tak kasatmata kemudian dibahas oleh beberapa [[Kedokteran Islam abad pertengahan|cendekiawan Islam]] pada [[Dinasti Ayyubiyah]] yang menyebutnya sebagai [[najis]] ("zat tidak murni"). Sarjana [[fikih]] [[Ibnu al-Haj al-Abdari]] (c. 1250–1336), saat membahas [[Hukum makanan dalam Islam|makanan]] dan [[Najis hukmi|kebersihan Islam]], memberi peringatan tentang bagaimana penyakit dapat mencemari air, makanan, dan pakaian, dan dapat menyebar melalui pasokan air, dan menyiratkan bahwa mungkin penularan diakibatkan oleh partikel yang tak terlihat.<ref>{{cite book |last1=Reid |first1=Megan H. |title=Law and Piety in Medieval Islam |date=2013 |publisher=[[Cambridge University Press]] |isbn=9781107067110 |pages=106, 114, 189–190 |url=https://books.google.com/books?id=5fJ4AAAAQBAJ}}</ref>
Ketika [[Maut Hitam]] mencapai [[Al-Andalus]] pada abad ke-14, tabib Arab [[Ibnu Khatima]] (c. 1369) dan [[Ibnu al-Khatib]] (1313–1374) berhipotesis bahwa penyakit menular disebabkan oleh "tubuh kecil" dan menjelaskan bagaimana mereka dapat ditularkan melalui pakaian, bejana, dan anting-anting.<ref>{{cite journal |last1=Majeed |first1=Azeem |title=How Islam changed medicine |journal=[[BMJ]] |date=22 December 2005 |volume=331 |issue=7531 |pages=1486–1487 |doi=10.1136/bmj.331.7531.1486 |pmid=16373721 |pmc=1322233 |url=https://www.bmj.com/content/331/7531/1486/rapid-responses |issn=0959-8138}}</ref> Gagasan penularan menjadi lebih populer di Eropa selama [[Abad Renaisans|Renaisans]], terutama melalui tulisan dokter Italia [[Girolamo Fracastoro]].<ref>{{cite journal | author = Beretta M | title = The revival of Lucretian atomism and contagious diseases during the renaissance | journal = Medicina Nei Secoli | volume = 15 | issue = 2 | pages = 129–54 | year = 2003 | pmid = 15309812 }}</ref> [[Antony van Leeuwenhoek]] (1632–1723) memajukan ilmu mikroskop dengan menjadi orang pertama yang mengamati mikroorganisme dan memungkinkan visualisasi bakteri dengan mudah.
Pada pertengahan abad ke-19, [[John Snow]] dan [[William Budd]] melakukan pekerjaan penting, yaitu menunjukkan penularan tipus dan kolera melalui air yang terkontaminasi. Keduanya mendapat nama seiring dengan menurunnya epidemi kolera di kota-kota mereka setelah menerapkan langkah-langkah pencegahan kontaminasi air.<ref>{{cite journal | author = Moorhead Robert | date = November 2002 | title = William Budd and typhoid fever | journal = J R Soc Med | volume = 95 | issue = 11| pages = 561–64 | pmc=1279260 | pmid=12411628 | doi=10.1258/jrsm.95.11.561}}</ref> [[Louis Pasteur]] membuktikan tanpa keraguan bahwa penyakit tertentu disebabkan oleh agen infeksi, dan mengembangkan vaksin untuk [[rabies]]. [[Robert Koch]] menyajikan studi ilmiah tentang penyakit menular dengan dasar ilmiah yang dikenal sebagai [[postulat Koch]]. [[Edward Jenner]], [[Jonas Salk]], dan [[Albert Sabin]] mengembangkan vaksin yang efektif untuk cacar dan polio. [[Alexander Fleming]] menemukan antibiotik pertama di dunia, [[penisilin]], yang kemudian dikembangkan oleh Florey dan Chain. [[Gerhard Domagk]] mengembangkan [[Sulfonamida (obat)|sulfonamida]], obat antibakteri sintetis berspektrum luas yang pertama.
== Referensi ==
Baris 223 ⟶ 306:
* [https://web.archive.org/web/20180830220529/http://www.infectionwatch.info/ Infection] Information Resource
* ''[http://www.journals.elsevier.com/microbes-and-infection/ Microbes & Infection]'' (journal)
* [http://www.woundsite.info/ Knowledge source for Health Care Professionals involved in Wound management]{{Pranala mati|date=September 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} www.woundsite.info
* [http://www.cbc.ca/news/1.2802071 Table: Global deaths from communicable diseases, 2010] – Canadian Broadcasting Corp.
{{Penyakit}}
{{Konsep dalam penyakit infeksius}}
[[Kategori:Kedokteran]]
|