Dinasti Qing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Illchy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Vedolique (bicara | kontrib)
Baris 71:
| year_leader10 = 1875–1908
| leader11 = [[Kaisar Xuantong|Puyi]]
| year_leader11 = 1908–1912/ 1917
| title_representative = [[Pemangku raja]]
| representative1 = [[Dorgon]]
Baris 120:
== Sejarah ==
=== Jatuhnya dinasti Ming ===
[[Berkas:The Kangxi Emperor.jpg|kiri|150px|jmpl|Kaisar Kangxi]]
Keadaan negara Ming saat itu kacau balau terutama setelah gerombolan pemberontak yang dipimpin [[Li Zicheng]] berhasil memasuki dan merebut ibu kota, [[Beijing]]. Kaisar dinasti Ming yang terakhir, [[Kaisar Chongzhen|Chongzhen]] bunuh diri dengan gantung diri setelah membunuh seluruh keluarga kerajaan untuk menghindari tertangkap oleh para pemberontak. Peristiwa ini membuat dinasti Ming secara resmi berakhir. Li Zicheng mendirikan [[dinasti Shun]] dengan Xi'an sebagai ibu kota. [[Wu Sangui]], jendral dinasti Ming yang menjaga [[gerbang Shanhai]] menolak bergabung dengan Li Zicheng dan meminta bantuan bangsa Manchu di bawah pimpinan pangeran wali Duo'ergun. Kesempatan ini diambil oleh pasukan-pasukan delapan bendera dinasti Qing untuk mengambil alih Beijing dan bergerak ke selatan. Jendral Wu Sangui membuka gerbang tembok besar dan pasukan delapan bendera dinasti Qing berhasil merebut Beijing dari Li Zicheng. Pada tahun [[1644]] pangeran Duo'ergun menyatakan dinasti Qing dengan kaisarnya Shunzhi menjadi pengganti dan pewaris dinasti Ming dan mandat langit telah beralih dari dinasti Ming kepada dinasti Qing. Dengan bantuan jendral-jendral dinasti Ming yang membelot ke dinasti Qing seperti Wu Sangui, [[Hong Chengchou]], [[Kong Youde]], [[Shang Kexi]], [[Shi Lang]], dan lain-lain, pasukan delapan bendera bangsa Manchu bergerak ke selatan menghabisi sisa-sisa dinasti Ming yang mendirikan tahta baru di selatan ('dinasti Ming selatan'). Baru pada tahun 1664 dinasti Qing benar-benar telah mengambil alih seluruh daratan Tiongkok. Di bawah pemerintahan [[Kaisar Kangxi]], pulau [[Taiwan]] akhirnya berhasil direbut dari sisa pasukan yang setia kepada dinasti Ming pada tahun 1683.
 
Baris 126 ⟶ 125:
 
=== Masa keemasan ===
 
Dinasti Qing mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi (memerintah [[1662]] - [[1722]]), [[Kaisar Yongzheng|Yongzheng]] ([[1723]] - [[1735]]) dan [[Kaisar Qianlong|Qianlong]] ([[1735]] - [[1796]]).
 
[[Berkas:China LOC 2006635012.jpg|jmpl|kiri|250px|Peta pengaruh Dinasti Qing]]
Pada tahun 1661 kaisar Shunzhi meninggal pada usia 24 tahun dan digantikan oleh putra keempatnya, Aixinjueluo Xuanyue sebagai [[Kaisar Kangxi]]. Pada masa awal pemerintahannya, Kaisar Kangxi dibantu oleh 4 Menteri Wali dan dibina oleh neneknya, [[Ibusuri Xiaozhuang]]. Pada tahun 1669, Kaisar Kangxi berhasil menggagalkan rencana salah satu Menteri Walinya, [[Aobai]] yang ingin memberontak. Ia juga berhasil meredam Pemberontakan Tiga Raja Muda (salah satunya adalah Wu Sangui, yang diberi wilayah dan gelar pangeran karena jasanya) dan pemberontakan suku-suku dari Mongolia. Taiwan yang dikuasai keluarga Zheng yang setia pada dinasti Ming, berhasil dikuasai pada tahun 1683. Perjanjian perbatasan dengan Rusia juga dibuat pada tahun 1689.
 
[[Berkas:The Kangxi Emperor.jpg|kiri|150px|jmpl|Kaisar Kangxi]]
Sepeninggal Kaisar Kangxi pada tahun 1722, putranya yang keempat pangeran Yong (terlahir Aixinjueluo Yinzhen) naik tahta sebagai Yongzheng. Pemerintahannya diwarnai dengan sengketa antara pangeran, yang merasa naiknya Kaisar Yongzheng adalah rekayasa. Kaisar Yongzheng dikenal sebagai kaisar yang pekerja keras. Pada masa pemerintahannya ekonomi negara Qing menguat.
 
Baris 138 ⟶ 139:
 
=== Pemberontakan dan imperialisme Barat ===
 
Kehadiran bangsa barat pada awal abad ke-18 menggerogoti kekuasaan bangsa Manchu. Berbagai pemberontakan suku Han yang berniat menggulingkan dinasti Qing dan memulihkan dinasti Ming terjadi dalam berbagai skala. Namun salah satu pemberontakan besar adalah [[pemberontakan Taiping]] yang menjadikan [[Nanjing]] sebagai ibu kota. [[Perang Candu]] yang diakhiri dengan kekalahan juga membawa ketidakpuasan di kalangan bangsa Han terhadap bangsa Manchu.
 
Baris 155 ⟶ 157:
== Wilayah ==
[[Berkas:Qing Empire circa 1820 EN.svg|kiri|jmpl|250px|Dinasti Qing pada tahun 1820.]]
 
Luas wilayah Dinasti Qing pada masa puncaknya pernah mencapai 12 juta kilometer persegi. Pada akhir abad ke-16, [[Ketsaran Rusia]] mengadakan ekspansi ke timur. Pada waktu tentara Dinasti Qing menyerbu masuk ke pedalaman, pasukan Ketsaran Rusia dengan menggunakan kesempatan itu menduduki Yaksa dan Nibuchu. Pemerintah Dinasti Qing berkali-kali menuntut agresor Ketsaran [[Rusia]] menarik diri dari wilayah Tiongkok. Tahun 1685 dan 1686, [[Kaisar Kangxi]] memerintahkan tentara Dinasti Qing dua kali menyerbu pasukan Ketsaran Rusia di Yaksa. Ketentaraan Rusia terpaksa menyetujui mengadakan perundingan untuk menyelesaikan masalah perbatasan sektor timur Tiongkok-Rusia. Tahun 1689, wakil-wakil Tiongkok dan Rusia mengadakan perundingan di [[Nichersink]]. Secara resmi menandatangani [[perjanjian]] perbatasan pertama, yaitu [[Perjanjian Nibuchu]].
 
Baris 173 ⟶ 176:
 
== Hubungan luar negeri ==
[[Berkas:China LOC 2006635012.jpg|jmpl|kiri|250px|Peta pengaruh Dinasti Qing]]
Pada masa Dinasti Qing, pemerintah tetap menjunjung kebijakan pengembangan pertanian sebagai kebijakan pokoknya, tetapi dalam hubungan dengan luar negeri, Dinasti Qing sangat terisolasi karena cenderung menutup diri.