Jeddah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Anak Sago (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6:
| other_name =
| settlement_type = [[Kota]]
| image_skyline = Jeddah Fahne.JPG
| imagesize = 300px
| image_alt =
| image_caption =
Baris 55:
| pushpin_map_caption =
| pushpin_map1 =
| pushpin_label_position1 =aneh sekali = <!-- only necessary if "name" or "official_name" are too long -->
| pushpin_label1 = <!-- only necessary if "name" or "official_name" are too long -->
| pushpin_map_alt1 =
| pushpin_mapsize1 =
Baris 150 ⟶ 149:
| population_est =
| pop_est_as_of =
| Blippidam bobba
| population_urban =
=
| population_density_urban_km2 =
| population_density_urban_sq_mi =
Baris 227:
Sebagai kota dagang, Jeddah memiliki fasilitas kota yang cukup memadai. Pelabuhan lautnya merupakan pelabuhan utama yang merupakan sentral perdagangan menuju berbagai negara khususnya negara-negara di pesisir timur [[Afrika]], serta [[Yaman]]. Pelabuhannya merupakan pelabuhan bebas.
 
Di Jeddah terdapat Bandar udara yang cukup terkenal yakni [[Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah|Bandara KingRaja Abdul Aziz]] yang memiliki tingkat kesibukan tinggi terutama pada musim [[haji]]. Selain digunakan untuk melayani penerbangan haji, bandara Jeddah digunakan untuk kepentingan komersial biasa selain [[Dammam]] dan [[Riyadh]].
 
Belum jelas asal usul jeddahJeddah, tetapi dari sumber sumber yang umumnya dibawa oleh jamaah haji, kata '''Jeddah''' berasal dari kata dalam [[bahasa Arab]] '''Jaddah''' yang berarti "nenek", sebab disana ada makam yang diyakini sebagai makam '''Hawa''' istri Nabi [[Adam]] yang merupakan nenek moyang manusia. Sumber lain mengatakan bahwa '''Jeddah''' berasal dari kata '''Jiddah''' dalam bahasa Arab yang berarti lepas pantai.
 
== Sejarah ==
 
=== Masa Kekhalifahan Rasyidin ===
Pada masa pemerintahan [[Utsman bin 'Affan]] sebagai [[khalifah]], Jeddah diubah fungsinya sebagai pelabuhan bagi [[Makkah]]. Ketetapan ini dimulai sejak tahun 26 [[Kalender Hijriah|Hijriah]] atau 647 [[Masehi]]. Tujuan dari penetapan ini untuk mengadakan [[perdagangan]] regional. Selain itu, Jeddah dijadikan pelabuhan untuk menjadi lokasi penerimaan bagi [[jamaah haji]] dan [[umrah]].<ref>{{Cite book|last=Ahmadi|first=Farid|date=Juli 2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/Mentari_di_Sudut_Jeddah/HIImEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Jeddah&pg=PA10&printsec=frontcover|title=Mentari di Sudut Jeddah|location=Semarang|publisher=CV. Pilar Nusantara|isbn=978-602-53992-9-9|pages=11|url-status=live}}</ref>
 
=== Abad ke-15 dan 16 Masehi ===
Pada abad ke-15 Masehi, terjadi peningkatan perdagangan di wilayah laut [[India]]. Karena itu, banyak pedagang dan pelayar dari [[Nusantara]] yang berlabuh di Jeddah. Tujuan lain kedatangan [[pedagang]] dan pelayar adalah untuk melaksanakan haji. Dalam catatan sumber [[Venesia]], terdapat lima kapal dari [[Kesultanan Aceh]] yang berlabuh di [[Pelabuhan Jeddah]] pada tahun 1565 dan 1566 M.<ref>{{Cite book|last=Hamid|first=Noor|date=Mei 2020|url=https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39850/1/Buku%20Manajemen%20Haji%20dan%20Umroh.pdf|title=Manajemen Haji dan Umrah: Mengelola Perjalanan Tamu Allah ke Tanah Suci|location=Bantul|publisher=Semesta Aksara|isbn=978-623-7108-66-5|editor-last=Hasyim|editor-first=Wahid|pages=11|url-status=live}}</ref>
 
== Fasilitas publik ==
 
=== Bandara King Abdul Aziz ===
Sejak penemuan ladang minyak di Arab Saudi pada tahun 1933, Pemerintah Arab Saudi membangun banyak fasilitas publik, termasuk [[maskapai penerbangan]] internasional. Salah satunya dibangun di Jeddah.<ref>{{Cite book|last=Maryanto, E., dkk.|date=Maret 2018|url=http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/1410/1/Sejarah%20Pemikiran%20dan%20Peradaban%20Islam_UNESCO_HVS.pdf|title=Bunga Rampai Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit K-Media|editor-last=Hamdanah dan Hartati, Z.|pages=14|url-status=live}}</ref> Nama bandar udara yang dibangun di Jeddah adalah [[Bandar Udara Internasional Raja Abdul Aziz]].<ref>{{Cite book|last=Arifin|first=Gus|date=2021|url=https://books.google.co.id/books?id=AdEmEAAAQBAJ&printsec=frontcover&source=gbs_atb&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false|title=Peta Perjalanan Haji dan Umrah: Panduan Lengkap dan Praktis Menjalankan Ibadah Haji dan Umrah Sejak dari Rumah hingga Kembali Lagi|location=Jakarta|publisher=Penerbit PT Elex Media Komputindo|isbn=978-623-00-1340-9|editor-last=Arwati, S. T., dan Bestari, D.|pages=3|url-status=live}}</ref> Fungsinya sebagai salah satu [[miqat]] dalam ibadah [[haji]].<ref>{{Cite book|date=2020|url=https://haji.kemenag.go.id/v4/sites/default/files/2020-04/Buku%20Tuntunan%20Manasik%20Haji.pdf|title=Tuntunan Manasik Haji dan Umrah|location=Jakarta|publisher=Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah|pages=72|url-status=live}}</ref>
 
=== Markas haji ===
Markas haji di Jeddah merupakan tempat berkumpulnya perwakilan haji dari seluruh negara penyelenggara haji.<ref>{{Cite book|last=Afrizal M.|date=Mei 2013|url=https://repository.uin-suska.ac.id/10397/1/Dari%20Piramid%20Ke%20Baitullah.pdf|title=Dari Piramid ke Baitullah|publisher=Suara Umat|isbn=978-602-97295-5-9|pages=53|url-status=live}}</ref> Kedudukan Jeddah sebagai salah satu bagian dari rute [[penghubung maskapai penerbangan]] bagi jemaah haji dan umrah, mulai berkurang. Karena jemaah haji dan umrah mulai memilih [[Dubai]] di [[Uni Emirat Arab]] dan [[Doha]] di [[Qatar]] sebagai rute penghubung [[maskapai penerbangan]].<ref>{{Cite book|date=2019|url=http://penerbit.lipi.go.id/data/naskah1578471112.pdf|title=Politik Islam: Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab|location=Jakarta|publisher=LIPI Press|isbn=978-602-496-073-5|editor-last=Ghafur|editor-first=Muhammad Fakhry|pages=25|url-status=live}}</ref>
 
=== Penerangan ===
Kota Jeddah telah menggunakan [[energi listrik]] untuk penerangan kota. Pada tahun 1991, kota ini telah memiliki penerangan jalan yang memadai.<ref>{{Cite book|last=Tebba|first=Sudirman|date=1999|title=Haji Pasca Perang Teluk|location=Jakarta|publisher=PT RajaGrafindo Persada|isbn=979-421-716-6|pages=9|url-status=live}}</ref>
 
=== Pelabuhan ===
Pada awalnya, kota Makkah belum mempunyai pelabuhan, meskipun letaknya dekat dengan laut merah. Setelah hijrah kaum muslim pertama ke Abessinia, seorang muslim Abessinia yang bernama Shu'aiba berlabuh di pantai yang kemudian disebut dengan nama Jiddah.<ref>Nina M. Armando (2005) "[https://www.goodreads.com/book/show/57725595-ensiklopedi-islam Ensiklopedi Islam 5]" Jakarta : Ichtiar Baru van Hoeve</ref> Beberapa orang pedagang lainnya ikut singgah di situ. Pada akhirnya, pada masa khalifah Utsman, Jiddah dibangun menjadi pelabuhan Makkah.