Nazir Datuk Pamoentjak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) Sinar_Sumatra_1927_10_27 |
||
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 8:
| birth_name = Mohammad Nazir
| birth_date = {{Birth date|1897|04|10}}
| birth_place = [[Salayo, Kubung, Solok|Salayo]], [[Kubung, Solok|Kubung]], [[Kabupaten Solok]], [[
| death_date = {{Death date and age|1965|07|10|1897|04|10}}
| death_place = [[Bern]], [[Switzerland]]
Baris 23:
[[Berkas:Snapshot 20130115 12.JPG|jmpl|Nazir Datuk Pamoentjak (duduk paling kanan). Foto diambil pada 1926.]]
'''Mr. Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak''' ({{lahirmati|[[Salayo, Kubung, Solok|Salayo]], [[Kabupaten Solok]], [[
Di [[Belanda]], ia pernah menjadi Ketua [[Perhimpunan Indonesia]], sebuah pekumpulan mahasiswa yang aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.<ref>
Pada [[Januari]] [[1918]], Nazir Datuk Pamuncak datang ke [[Padang]] sebagai utusan ''[[Jong Sumatranen Bond]]'' (JSB). Dia datang diutus untuk mendirikan cabang-cabang di [[Padang]] dan [[Bukittinggi]]. Di [[Padang]], usahanya berhasil. tetapi tidak untuk di Bukittinggi.<ref name="Imran">[[Amrin Imran|Imran, Amrin]] (1991). ''Mohammad Hatta:Pejuang, Proklamator, Pemimpin, Manusia Biasa''. hlm. 14-15. [[Jakarta]]: Mutiara Sumber Widya. [[OCLC]] [http://worldcat.org/oclc/9072338 9072338]</ref> Nazir berpidato di depan para pelajar di [[Padang]] bahwa pemuda-pemuda [[Jawa]] sudah lebih dahulu maju daripada di [[Sumatra]] dengan satu organisasi bernama ''[[Jong Java]]''. [[Jong Java]] didirikan pada 7 Maret 1915 oleh dr. [[Satiman]]. Jong ini bersemboyan, ''Sakti, Budi, Bakti''.<ref name=hal.12-13.>Hardjosoediro, Soejitno (1984). ''Kronologi Pergerakan Kemerdekaan''. hal.12 & 13. [[Jakarta]]:Pradnya Paramita.</ref> JSB sendiri baru berdiri pada 9 Desember [[1917]] untuk menyatukan semua pelajar dari [[Sumatra]].<ref name=hal.12-13./> Berikut adalah isi [[pidato]]nya:<ref name=Imran/>
Baris 33:
Pada tahun 1927, ia bersama [[Mohammad Hatta]], [[Ali Sastroamijoyo]] dan [[Abdulmadjid Djojoadiningrat|Abdulmajid Djojohadiningrat]] dipenjara oleh [[Kerajaan Belanda]] karena dituduh mengikuti partai terlarang. Ali Sastroamijoyo dan Nazir Pamuntjak dipenjara dua tahun.<ref name="MohHatta">[[Deliar Noer|Noer, Deliar]] (2012). ''Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa''. hlm. 24-27. [[Jakarta]]: Kompas. ISBN 978-979-709-633-5.</ref> Mereka semua dipenjara di [[Rotterdam]].<ref name=Ibidhatta>Imran, Amrin. "ibid". hal. 29.</ref> Beruntung Mohammad Hatta menolak semua dakwaan tersebut dengan pidatonya, ''Indonesie Vrij'' pada sidang kedua tanggal 22 Maret 1928,<ref name=Ibidhatta/> sehingga ia dan kawan-kawannya dibebaskan. Pembebasan mereka disambut baik oleh Mr. Duys (anggota parlemen Belanda waktu itu), dan [[Willem Drees]], Perdana Menteri Belanda tahun 1945.<ref name=MohHatta/> Setelah ditahan beberapa bulan, mereka berempat dibebaskan dari tuduhan, karena tuduhan tidak bisa dibuktikan.<ref name=MohHatta/>
Nazir Datuk Pamoentjak mempunyai seorang putri tunggal bernama Lidia Djunita Pamoentjak yang lebih dikenal dengan nama [[Jajang C. Noer]] yang berkarier sebagai seniman dengan menjadi pemeran (aktris) dan sutradara.<ref>
Untuk mengenang jasa-jasanya, namanya diabadikan menjadi salah satu ruas jalan di Kota Solok, [[
{{kotak mulai}}
Baris 57:
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Diplomat Indonesia]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Filipina]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Prancis]]
Baris 65 ⟶ 64:
[[Kategori:Tokoh dari Solok]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh diplomat Minangkabau]]
|