Mangaraja Hezekiel Manullang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(26 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Toba|Toba]]|[[Simanullang|Manullang]]}}
{{Infobox Christian Leader
'''Tuan Manullang''' ({{lahirmati|[[Peanajagar]], [[Silindung]], [[Tarutung]]|20|12|1887||20|4|1979|name=dengan nama '''Mangihut Hezekiel Manullang'''}}) adalah seorang pendeta Indonesia. Ayahnya berasal dari [[Bakkara]] dan menjadi pengikut [[Singamangaraja]].<ref name="Ref1">Castles, Lance. ''Kehidupan Politik Suatu Keresidenan di Sumatra: Tapanuli 1915-1940'', (Jakarta:KPG, 2001). Hal. 109</ref> Pada tahun 1918 dalam kongres [[HKB]] (Hatopan Kristen Batak), Tuan Manullang terpilih menjadi Ketua dan Polin Siahaan sebagai Wakil Ketua.<ref name="Ref2">Castles, Lance. ''Kehidupan Politik Suatu Keresidenan di Sumatra: Tapanuli 1915-1940'', (Jakarta:KPG, 2001). Hal. 112</ref> Pendeta Mangihut Mangaradja Hezekiel Manullang (gelar: Tuan Manullang) merupakan pahlawan perintis kemerdekaan bangsa Indonesia dan pelopor semangat kemandirian Gereja di tanah Batak yang berkiprah dari 1887-1979.▼
|name=Mangihut Mangaraja Hezekiel Manullang
|birth_name=Mangihut Hezekiel Manullang
|image=
|image_size=250px
|type=priest
|ordination=
|ordinated_by=
|caption=
|birth_date={{birth date|1887|12|20}}
|birth_place=[[Hutagalung Siualuompu, Tarutung, Tapanuli Utara|Peanajagar]], [[Silindung|Silindung, Bataklanden]], [[Keresidenan Tapanuli]]
|death_date={{death date and age|1979|4|20|1887|12|20}}
|death_place=[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]
|children=
|spouse=
|parents=Singal Daniel Manullang (ayah)<br>
Chaterine Aratua br. Sihite (ibu)
}}
▲[[Pendeta|Pdt.]] '''
==Kehidupan==
Tahun 1905, Mangaraja Hezekiel Manullang menerbitkan [[Koran|surat kabar]] [[Bahasa Batak Toba|berbahasa Batak]] "''[[Binsar Sinondang Batak]]''" di [[Kota Padang|Padang]]. Lewat surat kabar itu, Mangaraja mengawali gerakan membuka mata orang Batak agar memperjuangkan nasibnya sendiri. Ia juga mulai mengkritik tindakan pemerintah kolonial Belanda, yang menyakiti jiwa masyarakat dengan [[kerja rodi]].
Ia melanjutkan pendidikan sekolah di [[Methodist Senior Cambridge School]] (MSCS), [[Singapura]], dari tahun [[1907]] hingga 1910.
==Aktivitas pergerakan==
* Tuan Manullang menentang pemerintahan kolonial Hindia Belanda, karena penggunaan tanah pribumi kepada perkebunan besar tanpa menghiraukan hak rakyat. Pemerintah kolonial Hindia Belanda memberikan konsesi (hak ''erfpacht'') kepada perkebunan besar tanpa memperhatikan penguasaan marga-marga dalam struktur kepemilikan tanah orang Batak.
* Perjuangan MH menentang penjajah semakin intens setelah Pemerintah Belanda, melalui perantaraan kesultanan-kesultanan ciptaannya di daerah Sumatra Timur, membagi-bagi tanah pribumi kepada perkebunan besar tanpa menghiraukan hak rakyat. Tanah dinyatakan milik “kesultanan” yang kemudian disewakan kepada Belanda. Pemerintah kolonial itu lalu memberikan konsesi kepada pemodal perkebunan untuk mengolahnya. Rakyat yang ingin menggarap tanah harus menyewa kepada Pemilik Afdeling. Penguasaan atas tanah ini menyengsarakan rakyat. Padahal, dari tanahlah sumber kehidupan rakyat diperoleh. Akal-akalan itulah yang ditentang oleh MH Manullang. Dia menyadarkan, menghimpun dan menyuarakan tuntutan masyarakatnya dengan menerbitkan surat kabar Soeara Batak pada tahun 1919. Sebagai pemimpin redaksi sekaligus editor, ia menyuarakan semangat anti kolonialisme.
* MH Manullang juga pernah menulis kasus Pansoer Batu pada surat kabar Poestaha, yang terbit di Padang Sidempuan. Pada Poestaha edisi 4 Juli 1919, MH Manullang menulis: “Teman-teman Batak! Dengan sangat menyesal saya memberitahukan kepada Saudara-saudara: tanah di Pansurbatu di subdistrik Tarutung telah dicuri oleh pengisap darah (kapitalis bermata putih). Ada ribuan pohon kemenyan dan ratusan bau lahan yang ditanami padi, milik saudara-saudara kita, tetapi pemerintah di Tapanuli tidak melarangnya …sekarang kita mengetahui bahwa pemerintah hanyalah bersandiwara.” (Lance Castles: 2001). Gugatannya terhadap insiden Pansoer Batu mengantarkannya ke depan pengadilan kolonial di Padang Sidempuan. Dengan tegar, ia membela dirinya sendiri di depan pengadilan dan menggugat penindasan Belanda kepada bangsa Indonesia. Semangat kebangsaan yang ia kobarkan di depan pengadilan dan semangat anti kolonialisme membuat ia memprakarsai Persatuan Tapanuli (1921) dan Persatuan Sumatera (1922). Ini bertahun-tahun sebelum pelaksanaan Sumpah Pemuda tahun 1928. Pengadilan kemudian memvonisnya hukuman penjara kolonial untuk 3 tahun di pembuangan Nusakambangan. Rakyat menyambutnya dengan protes dan demonstrasi di mana-mana. Mereka menulis surat kepada gubernur jenderal sampai Ratu Wilhelmina. Rapat-rapat besar diadakan di mana-mana, di alun-alun, di gereja-gereja. Reaksi itu memaksa Belanda mengurangi hukuman menjadi 15 bulan di penjara Cipinang, Jakarta.
==Penghargaan==
Baris 13 ⟶ 38:
==Referensi==
{{reflist}}
== Lihat juga ==
* ''[[Binsar Sinondang Batak]]''
==Bacaan lebih lanjut==
Baris 21 ⟶ 49:
* https://tokoh.id/biografi/3-pahlawan/pejuang-pers-dan-kemerdekaan/
* [https://books.google.co.id/books?id=RfYDPwAACAAJ Pendeta Mangaradja Hezekiel Manullang, gelar Tuan Manullang: pahlawan perintis kemerdekaan bangsa Indonesia & pelopor semangat kemandirian gereja di tanah Batak, 1887-1979]
[[Kategori:Tokoh Batak]]
[[Kategori:Tokoh Batak Toba]]
[[Kategori:Marga Simanullang]]
[[Kategori:Tokoh dari Humbang Hasundutan]]
[[Kategori:Tokoh dari Tapanuli Utara]]
[[Kategori:Tokoh Kristen Indonesia]]
[[Kategori:Pendeta Indonesia]]
[[
|