Soepomo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
 
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 22:
| order2 = ke-2<br/><small>(Rektor UI)</small>
| term_start2 = 1951
| term_end2 = 19542009
| president2 =
| predecessor2 = [[Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo]]
Baris 34:
| spouse =
| relations =
| alma_mater = Bataviasche Rechtsschool (kini [[Fakultas Hukum Universitas Indonesia]]){{br}}[[Universitas Leiden]] ([[Meester in de Rechten|Mr.]])
| occupation = {{hlist|[[Politikus]]|[[pengacara]]}}
| profession =
Baris 42:
}}
 
[[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] [[Meester in de Rechten|Mr.]] ''' Soepomo''' ([[Ejaan Soewandi]]: '''Supomo'''; {{lahirmati|[[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]]|22|1|1903|[[Jakarta]]|12|9|1958}}) adalah seorang adalah seorang politikus dan pengacara Indonesia yang menjabat sebagai [[Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia|Menteri Kehakiman]] pertama negara itu dari Agustus hingga November 1945 dan lagi dari Desember 1949 hingga 6 September 1950. Dikenal sebagai bapak [[konstitusi Indonesia]],{{sfn|Drooglever|1997| p = 69}} ia secara anumerta dinyatakan sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh Presiden [[Soekarno]] pada tahun 1965. Soepomo dikenal sebagai perancang [[UUD 45|Undang-undang Dasar 1945]], bersama dengan [[Muhammad Yamin]] dan [[Soekarno]].<ref name=Sim>lihat Marsillam Simanjuntak 1994.ANJAY ''Pandangan negara integralistik: sumber, unsur, dan riwayatnya dalam persiapan UUD 1945''. Pustaka Graffiti.</ref>
 
== Riwayat Hidup ==

=== Kehidupan awal dan pendidikan ===
Soepomo dilahirkan pada 22 Januari 1903, di [[Sukoharjo]], [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Indonesia]]).{{sfn|Bahari|2011| p = 12}} Ia berasal dari keluarga priyayi; kakek dari pihak ibu dan ayah keduanya adalah pejabat tinggi pemerintah. Ia memulai pendidikannya pada tahun 1917, ketika ia terdaftar di [[Europeesche Lagere School]] (ELS) di [[Boyolali]]. Ia lulus pada tahun 1920, dan melanjutkan studinya ke [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]] (MULO) di [[Surakarta]]. Pada tahun 1923, ia pindah ke [[Batavia]] (sekarang [[Jakarta]]) dan bersekolah di [[Rechtshoogeschool te Batavia|Bataviasche Rechtsschool]].{{sfn|Bahari|2011| p = 12}} Setelah lulus dari sana, ia bekerja di sebuah pengadilan negeri di [[Surakarta]],<ref name="Tokoh">{{cite web | title = Salah Satu Perumus UUD 1945 | work = TokohIndonesia.com | url = https://tokoh.id/biografi/3-pahlawan/salah-satu-perumus-uud-1945/ | url-status = live | df = dmy-all}}</ref> sebelum berangkat ke [[Belanda]] untuk melanjutkan pendidikan. Di Belanda, ia mendaftar di [[Universitas Leiden]], dan belajar hukum di bawah [[Cornelis van Vollenhoven]].{{sfn|Bahari|2011| pp = 12–13}}
 
Ia lulus pada tahun 1927, dengan tesisnya yang berjudul "Reformasi Sistem Agraria di [[Wilayah Surakarta]]",{{efn|Asli: "''Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta''"}} yang berisi uraian tentang sistem agraria di Surakarta dan kritik terselubung terhadap [[Imperium Belanda|kolonialisme Belanda]].{{sfn|Bahari|2011| pp = 12–13}} Sekembalinya ke rumah, ia menjadi pegawai pengadilan di [[Yogyakarta]], kemudian dipindahkan ke Departemen Kehakiman di Batavia. Saat bertugas di Departemen Kehakiman, ia mengambil pekerjaan sampingan sebagai dosen tamu di [[Rechtshoogeschool te Batavia|Rechtshoogeschool]].{{sfn|Bahari|2011| p = 13}} Ia kemudian bergabung dengan asosiasi pemuda [[Jong Java]], dan menulis sebuah makalah berjudul "Perempuan Indonesia dalam Hukum", yang ia presentasikan bersama dengan Perdana Menteri di kemudian hari [[Ali Sastroamidjojo]] pada Kongres Perempuan 1928.<ref name="Tokoh"/>
 
=== Pemakluman konstitusi ===
[[File:Supomo, Pekan Buku Indonesia 1954, p248.jpg|thumb|200px|right|Foto Soepomo, {{circa|1954}}]]
 
Baris 56 ⟶ 58:
Ketika BPUPKI bersidang kembali untuk sidang kedua, yang dimulai pada 10 Juli, sebuah komite beranggotakan 19 orang dibentuk untuk menghasilkan rancangan undang-undang, dan Soepomo memainkan peran dominan dalam pembahasannya, yang berlangsung selama tiga hari. Dia sengaja menghasilkan konstitusi yang memiliki pemerintahan pusat yang kuat dengan kekuasaan terkonsentrasi pada presiden, dan tanpa sistem [[Pemisahan kekuasaan|''checks and balances'']] yang jelas, sejalan dengan pendapatnya. Secara khusus, ia mendukung totalitarianisme integralis berdasarkan ideologi keluarga dan mengusulkan negara Indonesia dimodelkan pada [[Nazi Jerman]] dan [[Kekaisaran Jepang]].<ref>{{cite book |last1=Bourchier |first1=David |title=Illiberal democracy in indonesia : the ideology of the family state. |date=2016 |publisher=Taylor & Francis |location=London and New York |isbn=9781138236721 |pages=65–69 |url=https://www.routledge.com/Illiberal-Democracy-in-Indonesia-The-Ideology-of-the-Family-State/Bourchier/p/book/9781138236721 |access-date=2 April 2022}}</ref>
 
Ia meyakini sistem ini akan menghindari konflik kepentingan antara pemerintah dan masyarakat. Dalam diskusi itu, ia ditentang keras oleh [[Mohammad Yamin]], yang menyerukan demokrasi ala Barat dengan jaminan hak asasi manusia. Wakil presiden masa depan [[Mohammad Hatta|Hatta]] juga menginginkan deklarasi hak-hak untuk dimasukkan, tetapi Soekarno memihak Soepomo. Kompromi mencapai Pasal 28 yang menyatakan bahwa hak asasi manusia akan diatur dengan undang-undang. Setelah diskusi panas, khususnya mengenai peran agama dalam berita negara, rancangan konstitusi dan pembukaannya diterima pada 16 Juli.{{sfn|Anderson|1961|p=18}}{{sfn|Kusuma & Elson|2011|p=196}}{{sfn|Elson|2009|p=114-118}}{{sfn|Butt|Lindsey|2012|pp=39-41,51}}{{sfn|Indrayana|2008|p=98-100}} Setelah [[Jepang menyerah]], pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta [[Proklamasi kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan kemerdekaan Indonesia]]. Keesokan harinya, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (PPKI) yang telah dibentuk pada 7 Agustus, bertemu dan menyetujui rancangan undang-undang yang dihasilkan oleh panitia BPUPKI.{{sfn|Elson|2009|p=114-118}} Konstitusi juga memiliki penjelasan yang memberikan informasi lebih lanjut tentang pembukaan dan isi, yang juga ditulis oleh Soepomo. Karena ini bukan produk BPUPKI atau PPKI, status hukumnya tidak pasti.{{sfn|Indrayana|2008| p = 98-100}}
 
=== Karier pascakemerdekaan ===
Setelah masa jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, Soepomo menjadi dosen di [[Universitas Gadjah Mada]],{{sfn|Bahari|2011|p=13}} serta [[Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian|Akademi Polisi Jakarta]].<ref name="Tokoh" /> Dia juga Presiden [[Universitas Indonesia]].<ref name="Tokoh" /> Dari tahun 1954 sampai 1956, Soepomo menjadi [[Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya]].<ref name="Tokoh" />{{sfn|Embassy of Indonesia, Indonesian Ambassadors}} Soepomo meninggal dalam usia muda akibat [[serangan jantung]] di [[Jakarta]] pada 12 September 1958 dan dimakamkan di [[Surakarta|Solo]].{{sfn|Bahari|2011| p = 12}} Pada 14 Mei 1965, Soepomo secara anumerta dinyatakan sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh Presiden [[Soekarno]].<ref name="Tokoh" />
 
== Pemikiran ==
{{main|Integralisme Soepomo}}
Hampir tidak ada [[biografi]] tentang Soepomo, kecuali satu yang dikerjakan Soegito (1977) berdasarkan proyek [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]]. [[Marsilam Simanjuntak]] berpendapat bahwa Soepomo adalah sumber dari munculnya [[fasisme]] di [[Indonesia]]. Soepomo mengagumi sistem pemerintahan [[Jerman]] dan [[Jepang]]. Simanjuntak menilai Negara "[[Orde Baru]]" ala Jenderal [[Soeharto]] adalah bentuk negara yang paling dekat dengan ideal Soepomo, kesimpulan yang masih perlu diperdebatkan ulang.<ref name=Sim/>
 
Hampir tidak ada [[biografi]] tentang Soepomo, kecuali satu yang dikerjakan Soegito (1977) berdasarkan proyek [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]]. [[Marsilam Simanjuntak]] berpendapat bahwa Soepomo adalah sumber dari munculnya [[fasisme]] di [[Indonesia]]. Soepomo mengagumi sistem pemerintahan [[Jerman]] dan [[Jepang]]. Simanjuntak menilai Negara "[[Orde Baru]]" ala Jenderal [[Soeharto]] adalah bentuk negara yang paling dekat dengan ideal Soepomo, kesimpulan yang masih perlu diperdebatkan ulang.<ref name="Sim" />
== Karier pascakemerdekaan ==
 
Setelah masa jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, Soepomo menjadi dosen di [[Universitas Gadjah Mada]],{{sfn|Bahari|2011|p=13}} serta [[Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian|Akademi Polisi Jakarta]].<ref name="Tokoh"/> Dia juga Presiden [[Universitas Indonesia]].<ref name="Tokoh"/> Dari tahun 1954 sampai 1956, Soepomo menjadi [[Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya]].<ref name="Tokoh"/>{{sfn|Embassy of Indonesia, Indonesian Ambassadors}} Soepomo meninggal dalam usia muda akibat [[serangan jantung]] di [[Jakarta]] pada 12 September 1958 dan dimakamkan di [[Surakarta|Solo]].{{sfn|Bahari|2011| p = 12}} Pada 14 Mei 1965, Soepomo secara anumerta dinyatakan sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh Presiden [[Soekarno]].<ref name="Tokoh"/>
== Dalam budaya populer ==
* Dalam film ''[[Jenderal Soedirman (film)|Jenderal Soedirman]]'' (2015), Soepomo diperankan oleh [[Totos Rasiti]].
 
== Catatan kaki ==
Baris 125 ⟶ 131:
{{Authority control}}
{{lifetime|1903|1958|Soepomo}}
 
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:BPUPKI]]
Baris 136 ⟶ 143:
[[Kategori:Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Presidensial]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya]]
[[Kategori:Tokoh Orde Lama]]