Serayo (Kerinci): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) k Rahmatdenas memindahkan halaman Serayo ke Serayo (Kerinci) |
|||
(28 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{judul miring}}
'''''Serayo''''' atau '''''nyanyo''''' adalah sistem [[gotong royong]]
== Etimologi ==
Istilah ''serayo'' atau ''nyanyo'' lebih dekat
== Latar belakang ==
[[Berkas:Mount Kerinci from Kayuaro.jpg|200px|ka|jmpl|Gunung Kerinci.]]
Suku Kerinci adalah suku asli yang mendiami wilayah Dataran Tinggi Kerinci yang berada di [[Jambi]].{{sfnp|Harsono|1994|p=
Jambi (...)"}} Sebagai salah satu suku yang dikenal dekat dengan alam, suku Kerinci banyak melahirkan beragam peninggalan kebudayaan dan kearifan lokal yang kaya akan nilai budaya.
== Asal-usul ==
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vrouwen_en_kinderen_uit_een_Kerintisch_dorp_West-Sumatra_TMnr_10002859.jpg|262x262px|jmpl|Wanita dan anak-anak desa suku Kerinci pada masa
Tidak diketahui secara pasti mengenai awal-mula dilakukannya kegiatan ''serayo'' oleh masyarakat suku Kerinci. Faktor yang membuat munculnya sistem ''serayo'' (terutama dalam bidang pertanian) adalah adanya kepemilikan tanah pertanian, baik milik sendiri maupun milik kerabat (tanah pusaka) atau milik adat (tanah adat).{{sfnp|Subiyantoro, dkk|2017|p=
Sejak zaman dahulu, masyarakat suku Kerinci mengerjakan sawah maupun terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan dilakukan secara gotong royong tanpa memberikan upah kepada orang yang telah membantunya. Imbalan yang diterima hanya berupa makanan dan minuman yang disantap bersama dan disediakan oleh pihak yang meminta bantuan.{{sfnp|Wahyuningsih|Abu|p=
Kegiatan ''serayo'' dalam bidang mata pencaharian hidup hanya dilakukan untuk mengolah lahan pertanian dan perkebunan, seperti menanam padi di sawah dan membersihkan ladang atau kebun. Dalam bidang peternakan hanya dikenal sistem penggembalaan ternak yang dilakukan dengan bagi hasil antara pemilik ternak dengan orang yang memeliharanya.{{sfnp|Novendra|2010|p=45|ps=: "Dalam bidang mata pencahariaan hidup, gotong royong ''serayo'' dilakukan untuk mengolah lahan sawah pertanian dan perkebunan bilamana seseorang memiliki sawah atau kebun. Para tetangga maupun kerabat dimintai bantuan untuk membersihkan ladang atau kebun secara bersama-sama".}} Adapun kegiatan ''serayo'' dalam bidang mata pencaharian hidup lain adalah membuka hutan untuk dijadikan sebagai kebun atau ladang. Upaya tersebut dapat memupuk sifat gotong royong karena dalam kegiatan ini para pelakunya akan saling membantu dan secara bergiliran mengerjakan bagian masing-masing.{{sfnp|Subiyantoro, dkk|2017|p=132|ps=: "Bentuk ''serayo'' lain dalam bidang mata pencaharian hidup
== Bentuk ==
''Serayo'' merupakan ajakan dari seseorang untuk bergotong royong menyelesaikan pekerjaan tanpa upah. Kegiatan ''serayo'' mencakup berbagai bidang, seperti pertanian, peternakan, pembangunan rumah, dan upacara adat.
Pemberitahuan ''serayo'' pada masa lampau dilakukan dengan cara memukul ''canang'' (gong kecil) mengelilingi kampung, tetapi ada juga yang mengunjungi rumah orang-orang yang hendak dimintai pertolongan sambil membawa ''sirih [[pinang]]'' untuk dicicipi kaum kerabat atau tetangga dekat yang didatangi. Apabila dirasa sudah cukup banyak orang yang didatangi, si pembawa ''sirih pinang'' akan kembali ke rumahnya karena dia menginginkan bantuan tenaga dari orang yang dikunjungi saja.{{sfnp|Novendra|2010|p=
Kegiatan ''serayo'' dibagi menjadi dua berdasarkan jumlah orang yang berpartisipasi di dalamnya. Kegiatan gotong royong ''serayo'' berskala kecil atau kelompok kecil disebut dengan ''mbobo'', yaitu hanya diikuti oleh
Sistem ''serayo'' telah melembaga
== Ketentuan ==
Ketentuan yang selama ini berlaku dalam sistem ''serayo'' bukanlah berdasarkan perjanjian [[Hukum perdata|perdata]]. Tidak ada ketentuan formal dalam ''serayo'' karena sistem ini telah menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan pada masa lampau oleh nenek moyang suku Kerinci, seperti layaknya sistem gotong royong di daerah lain yang berada di Indonesia. ''Serayo'' dilaksanakan dari awal sampai selesai, biasanya dimulai sejak pagi hari sampai dengan sore hari. Apabila pada siang hari aktivitas ''serayo'' belum selesai, mereka akan kembali ke rumah untuk melaksanakan ibadah [[Salat Zuhur|salat zuhur]] atau makan siang bersama di sekitar tempat gotong royong tersebut dilaksanakan.{{sfnp|Subiyantoro, dkk|2017|p=128|ps=: "Ketentuan dalam ''serayo'' tidak berdasarkan hitam di atas putih, asalkan pekerjaan yang dilaksanakan dapat segera terselesaikan. Ketentuan ini sudah ada sejak dahulu, karena kebiasaan yang dilakukan pada masa laliu oleh nenek moyang mereka bersama-sama, maka ketentuan yang telah melembaga ini sampai saat ini masih diikuti, bahkan dilestarikan. Jadi ketentuan gotong royong tolong-menolong dalam bidang mata pencaharian hidup diikuti oleh kaum kerabat atau tetangga terdekat. Ketentuan yang berlaku selama ini adalah pekerjaan gotong royong tolong-menolong dilaksanakan dari awal sampai selesai (...)"}}
Makanan dan minuman yang disediakan dalam ''serayo'' dalam bahasa setempat dinamakan dengan ''minum kwo. Minum kwo'' sudah menjadi kelaziman untuk disediakan mengingat yang melakukan ''serayo'' tentu akan haus dan lapar. Apabila ''minum kwo'' ini tidak disediakan, orang yang meminta tolong dianggap sebagai orang yang pelit. Keluarga yang pelit biasanya tidak banyak yang mau membantu, meskipun itu kaum kerabatnya sendiri. Bagi orang-orang yang jarang atau tidak pernah mengikuti ''serayo,'' konsekuensinya mereka tidak akan ditolong ketika meminta bantuan. Seseorang baru mau membantu jika diberi imbalan berupa uang atau padi sebanyak yang telah disepakati.{{sfnp|Subiyantoro, dkk|2017|p=
== Hasil ==
Kegiatan ''serayo'' dapat mengurangi beban kerja individu dalam masyarakat Kerinci. Kegiatan mengolah sawah, mendirikan rumah, menggembalakan ternak, ataupun melaksanakan upacara keagamaan sulit untuk dilakukan sendiri. Untuk memudahkan pekerjaan tersebut, diperlukan bantuan tenaga orang lain. Cara termudah dan murah adalah dengan melakukan kegiatan ''serayo'' bersama-sama keluarga dekat maupun tetangga.{{sfnp|Novendra|2010|p=
== Lihat pula ==
Baris 42:
* [[Suku Kerinci]]
==
{{notes|
== Rujukan ==
Baris 54:
* {{cite book|title=Pola Permukiman Masyarakat Kubu|last=Harsono|first=Dibyo|publisher=Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang|year=1994|isbn=|location=Tanjungpinang|pages=|ref={{sfnref|Harsono|1994}}|url-status=live}}
* {{cite book|title=Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Perdesaan Daerah Riau|last=Marbakri|first=dkk|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|year=1983|isbn=|location=Pekanbaru|pages=|ref={{sfnref|Marbakri, dkk|1983}}|url-status=live}}
* {{cite book|title=Sistem Gotong Royong
* {{Cite book|title=Kamus
* {{Cite journal|last=Subiyantoro|first=dkk|year=2017|title=Sistem Gotong Royong dalam Mengerjakan Sawah
* {{Cite book|title=Arsitektur Tradisional Daerah Riau|last=Wahyuningsih|first=|last2=Abu|first2=Rivai|date=1986/1987|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah|isbn=|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Wahyuningsih|Abu|1986/1987}}|url-status=live}}
'''Jurnal
* {{Cite journal|last=Ardi|first=Havid|year=Januari 2018|title=Pemertahanan Bahasa Daerah dalam Penerjemahan Teks Bahasa Inggris|url=http://ejournal.stkipjb.ac.id/index.php/jeel/article/download/980/709|journal=Journal of English Education, Linguistics, and Literature|publisher=|volume=5|issue=1|pages=|doi=|issn=2598-3059|ref={{sfnref|Ardi|2018}}|access-date=2019-04-14|archive-date=2019-04-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20190414032440/http://ejournal.stkipjb.ac.id/index.php/jeel/article/download/980/709|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Ramadani|first=Yolla|last2=Qommaneeci|first2=Astrid|date=Juni 2018|year=|title=Pengaruh Pelaksanaan ''Kenduri Sko'' (Pesta Panen) terhadap Perekonomian dan Kepercayaan Masyarakat Kerinci, Provinsi Jambi|url=http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro/article/view/95|journal=Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial-Budaya|volume=20|issue=1|pages=|doi=|issn=1410-8356|pmid=|access-date=|ref={{sfnref|Ramadani|Qommaneeci|2018}}}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
* [http://www.indonesia-heritage.net/2014/05/bupati-perintahkan-dinas-porabudpar-dan-dinas-pendidikan-untuk-gali-prasasti-kerinci-2/ Bupati Perintahkan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata dan Dinas Pendidikan Untuk Gali Prasasti Kerinci].▼
* [https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=1884 ''Baselang Nuai'']
* [http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5690/09E01338.pdf?sequence=1&isAllowed=y Jati Diri Masyarakat Kerinci dalam Sastra Lisan Kerinci].▼
▲* [https://web.archive.org/web/20190329072640/http://www.indonesia-heritage.net/2014/05/bupati-perintahkan-dinas-porabudpar-dan-dinas-pendidikan-untuk-gali-prasasti-kerinci-2/ Bupati Perintahkan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata dan Dinas Pendidikan
* [https://properti.kompas.com/read/2011/04/12/1647567/kerinci.sekepal.tanah.surga Kerinci, Sekepal Tanah Surga].▼
▲* [https://web.archive.org/web/20190329025220/http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5690/09E01338.pdf?sequence=1&isAllowed=y Jati Diri Masyarakat Kerinci dalam Sastra Lisan Kerinci]
* [http://ipll.manoa.hawaii.edu/indonesian/research/tambo-kerinci/ Tambo Kerinci].▼
▲* [https://properti.kompas.com/read/2011/04/12/1647567/kerinci.sekepal.tanah.surga Kerinci, Sekepal Tanah Surga]
{{artikel pilihan}}
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Jambi]]
|