Arsitektur Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Fazily (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 140.213.101.233 (bicara) ke revisi terakhir oleh Thesillent
Tag: Pengembalian
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 27:
Berkas:Wringin Lawang, Trowulan.jpg|[[Wringin Lawang]], Trowulan
Berkas:Candi bentar Ceto.jpg|Candi bentar Ceto
Berkas:Masjid panjunan 01.jpg|Candi Bentar [[Masjid Panjunan]]
Berkas:Masjid Menara Kudus Tampak Depan.jpg|Candi bentar di [[Masjid Menara Kudus]]
Berkas:Imogiri Split Gate, 0934.jpg|Gapura Supit Urang, [[Imogiri, Bantul|Imogiri]]
Baris 70 ⟶ 69:
Berkas:Masjid demak.jpg|[[Masjid Agung Demak]]
Berkas:Masjid Mantingan Jepara.jpg|[[Masjid Mantingan|Masjid Astana Mantingan]]
Berkas:Ampel Mosque in 2008.jpg|[[Masjid Ampel]], Surabaya
Berkas:Masjid Menara Kudus(IHP).jpg|[[Masjid Menara Kudus]]
Berkas:Masjid Kraton Sokotunggal.jpg|[[Masjid Soko Tunggal|Masjid Kraton Sokotunggal]]
Berkas:Masjidagungalkautsar.jpg|[[Masjid Agung Al-Kautsar]]
</gallery>
</center>
Baris 80 ⟶ 78:
Mustaka merupakan kubah versi khas [[Suku Jawa|Jawa]] yang biasanya terdapat di masjid berarsitektur khas [[Suku Jawa|Jawa]], seperti [[Masjid Agung Demak]], [[Masjid Mantingan|Masjid Astana Mantingan]], dan-lain-lain. Mustaka<ref>http://www.kidungsuwungart.blogspot.co.id/2014/02/mustoko-masjd-atau-mushola.html</ref> pada awalnya terbuat dari tanah liat seperti halnya genteng, tetapi seiring perkembangan zaman, kini bahan untuk membuat Mustaka bermacam-macam mulai dari berbahan stainless steel, Enamel Steel Teflon, Enamel Galvalum, dan bahan lainnya.
<center><gallery perrow="6" caption="Mustaka">
Berkas:Mustoko Kubah Khas Jawa.jpg|Mustaka
Berkas:Kubah Masjid Agung Yogyakarta.jpg|Mustaka Masjid Agung Yogyakarta
</gallery>
Baris 104 ⟶ 101:
 
== Gebyok ==
[[Gebyok]] adalah salah satu furniture khas Jawa berupa partisi penyekat ruangan khas Jawa yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu jati. Biasanya dipergunakan untuk menyekat antara ruang seperti ruang tamu atau ruang keluarga dengan kamar-kamar di rumah adat. Gebyok pun bisa dipasang sebagai pemanis pendopo di salah satu sisinya untuk menuju ke rumah adat. Gebyok ada yang tidak berukir atau polosan dan gebyok dibuat memiliki ukiran dengan berbagai macam desain dan ornament. Gebyok yang baik adalah yang ukirannya detail, halus, memiliki ukiran dalam dengan tingkat kesulitan tinggi, tiga dimensi, kualitas kayu yang digunakan sebagai bahan baku gebyok pada umumnya memang merupakan jenis kayu yang tahan cuaca, kayu yang sudah tua sehingga cenderung lebih kuat dan awet untuk dijadikan dekorasi yang indah menawan. Dengan segala keunikannya, gebyok sebagai partisi khas Jawa yang memiliki nilai estetika, bernilai seni tinggi tidak akan ditemukan di tempat atau daerah lain kecuali di tanah Jawa seperti di daerah '''[[Jepara]]'''. Pada dasarnya gebyok berfungsi sebagai partisi penyekat antar ruangan, bisa juga dipakai untuk pintu masuk dalam rumah, ada juga yang memajangnya di gerbang pintu masuk. Aplikasi gebyok saat ini tidak lagi menjadi elemen yang terlalu kaku ukurannya seperti dalam rumah-rumah adat Jawa. Kini gebyok menjadi warisan budaya Indonesia yang tidak lekang oleh zaman. Gebyok penuh metafor dan pesan tentang kebijakan hidup tentang kesejahteraan hidup. Sejahtera bukan di dunia saja melainkan di akhirat.
 
== Punden berundak ==
Baris 158 ⟶ 155:
 
[[Naga Jawa]] juga ditemui di beberapa relief candi. Naga di candi ini dinamakan ''Naga Taksaka'' yang bertugas menjaga candi. Umumnya ular naga dijadikan pola hias bentuk makara yaitu pipi tangga di kanan dan kiri tangga naik ke bangunan candi yang dibentuk sebagai badan dan kepala naga: mulut naga digambarkan terbuka lebar dan lidahnya menjulur keluar dalam wujud untaian manik-manik ataupun bentuk [[makara]] dengan naga yang menganga dengan seekor singa di dalam mulutnya. Hiasan semacam ini umum didapati di candi-candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sering pula wujud naga dipahat di bawah cerat yoni karena yoni selalu dipahat menonjol keluar dari bingkai bujur sangar sehingga perlu penyangga di bawahnya. Fungsi naga pada bangunan candi atau pada yoni tampaknya erat kaitannya dengan tugas penjagaan atau perlindungan terhadap sebuah bangunan.
 
== Lihat pula ==
* [[Arsitektur Sunda]]
* [[Arsitektur Bali]]
* [[Arsitektur Betawi]]
* [[Arsitektur Tradisional Kerinci]]
 
== Catatan kaki ==