Dheg Dheg Plas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fazily (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 140.213.180.125 (bicara) ke revisi terakhir oleh M.Satria Wirayudha
Tag: Pengembalian
 
(44 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 19:
| Next album = ''[[Volume 2 (album Koes Plus)|Volume 2]]''{{br}}(1970)
}}
'''''Dheg Dheg Plas''''' adalah album perdana dari grup musik [[Koes Plus]] setelah berganti nama dari Koes Bersaudara yang dirilis pada 1 November 1969{{sfn|Ginting|2009|pp=59}} di bawah label [[Blackboard (perusahaan)|Melody]]. Album ini terhitung sukses besar di pasaran dan langsung mengangkat nama Koes Plus sebagai ''grup musik legendaris'' papan atas Indonesia. Di album pertama ini Koes Plus memperkenalkan 2 personel barunya, yaitu [[Murry]] sebagai drummer dan [[Totok Adji Rachman]] yang ditinggalkan 2dua personel keduaKoes saudaranyaBersaudara yang telah keluar yaitu [[Nomo Koeswoyo]] dan [[Yok Koeswoyo]] yang dikeluarkan dari grup ini. Kehadiran 2 personel baru ini membawa angin segar dan energi pada musik Koes Plus. Album ini meledak di pasaran dan sukses terjual hingga lebih mencapai 1,8 juta keping. Album ini merupakan album paling sukses sepanjang karier Koes Plus. Album ini mencetak sejumlah hits termasuk "Tjintamu Telah Berlalu", "Kelelawar", " Derita", "Tiba Tiba Aku Menangis", "Manis dan Sajang", "Dheg Dheg Plas", dan "Kembali ke Djakarta".
 
Album ini meledak dipasaran menjelang percintaan dan puitis pada saat itu karena lagu 'Tjintamu Telah Berlalu (Cintamu Telah Berlalu)' yang mengisahkan berlalu mereka nyalakan pada api dalam tungku dianggap dengar lolongan anjing di malam hari. Lagu ini bahkan sempat di cekal hanya ditayangkan di televisi karena dianggap percintaan dan puitis.
 
Namun Koes Plus dan Dimita Moulding Industries masih memiliki lagu yang menjadi andalan. Hits 'Manis dan Sajang (Manis dan Sayang)' juga sangat digemari dewasa pada saat itu. Kini, di tahun 2022 lagu ini digunakan dalam iklan produk rokok [[Gudang Garam|Gudang Garam Merah]] menggantikansebelum lagudigantikan yangdengan melanjutkannya digunakan, yaknilagu ''[[Mata Indah Bola Pingpong]]'' dari [[Iwan Fals]] di album [[Wakil Rakyat (album)|Wakil Rakyat]] (1987) dengan jargon "Legendaris Sepanjang Masa".
 
Juga ada lagu 'Kelelawar' yang berkisah tentang bencana mentertawakan asyik, dan teriakan tentang kelelawar bersayap hitam yang telah terbang ditengah malam pagi pagi yang telah pulang.
 
== Latar Belakang ==
Bila ada sebuah group band yang paling kontroversial di Indonesia itu adalah Koes Bersaudara. Kontroversi ini bersumber dari cara [[Tonny Koeswoyo]] dalamadalah personil menanganisatu-satunya band ini yang dianggap terlalu dominan dan cenderung otoriter. Setelah memecat Nomo Koeswoyo dan keluarnya Yok Koeswoyo pada tahun 1968, tak terdengar kabar Koes Bersaudara akan merilis album baru. Banyak yang berpikir Koes Bersaudara sudah habis dan bubar. Hingga pada tahun 1969, Tonny telah mengatasnamakan Baru Koes Bersaudara dengan merilis album baru yang berjudul “Dheg Dheg Plas”, Tonny menyuruh Tommy Darmo dan Dimas Wahab (bassis Medenaz dan The Pro's serta ayah tiga personel [[Bragi]] yakni Reza Ario Bima, Reinaldi Hutomo dan Rendi Khrisna) merekrut Murry sebagai drummer dan Totok Adji Rachman sebagai bassist. [[Totok Adji Rachman|Totok AR]] menjadi bassist asli dan pengisi vokal Koes Plus, Totok meskipun dalam album ini tercatat sebagai bassist tetap, karena Yok tidak lagi menjadi bassist pada band ini karena keluar dari Koes Bersaudara. Sebelum hengkang dari Koes Bersaudara, Yok menyelesaikan pembuatan delapan album. Usai rilisnya album ini, Totok memutuskan untuk hengkang dari Koes Plus untuk bergabung dengan band [[Pertamina]] dan posisinya digantikan oleh Yok telah kembali bergabung dengan Koes Plus sebagai personil tetap. Selain itu, Nomo Koeswoyo yang telah mengundurkan diri di tengah proses rekaman 8 album ini, Nomo telahberhasil membujuk kembali kebersama Koessaudara-saudaranya BersaudaraTonny, sebagaiYon sebuahdan grupYok musikuntuk bersamamenghidukan adiknyakembali Yonberubah danmenjadi YokKoes Bersaudara pada tahun 1977. Tonny pun memilih nama baru untuk band ini bernama Koes Plus. Dengan harapan, nama ini dapat mengulangi kesuksesan ketika Koes Bersaudara menggarap dua album sebelumnya, ''[[To the So Called "the Guilties"]]'' (1967) dan ''[[Djadikan Aku DombaMu]]'' (1968) yang terjual 1.700 keping.
 
== Rilis dan tanggapanTanggapan ==
Pada tahun 1968, Koes Bersaudara telah usai akibat mengalami krisis internal yang disebabkan oleh kedua saudaranya. [[Nomo Koeswoyo]] keluar dari ''band'' dan menyusul [[Yok Koeswoyo]] juga ikut keluar dari ''band'' di tengah proses rekaman album utama. Nomo Koeswoyo, drummer Koes Bersaudara, mengalami masalah kesulitan karena saat itu ia telah menikah dan telah memiliki 1 orang anak (Chicha). [[Tonny Koeswoyo]] kemudian merekrut [[Murry]] sebagai drummer baru dan Totok AR sebagai pemetik bas baru. Totok AR tetap menjadi bagian dari Koes Plus, meskipun hanya sebagai personel tetap pada album pertama.
''Dheg Dheg Plas'' adalah album tunggal yang dirilis pada 1 November 1969. Album ini perlahan tetapi pasti berhasil terjual menyentuh angka 1,8 juta keping. Meskipun lirik lagu dan aransemen musik di album ini terdengar cukup rumit, nyatanya hampir semua lagu di album ini berhasil menjadi hits. Album ''Dheg Dheg Plas'' sukses besar di pasaran, dan bukan hanya bagus di sisi komersial tetapi sekaligus menjadi salah satu album terbaik mereka. Bagi yang suka membaca buku sastra dan puisi ala [[W.S. Rendra]] mungkin judul-judul lagu di album ini sangat tidak asing. Sebut saja "Tjintamu Telah Berlalu", "Kelelawar", "Derita", "Manis dan Sajang" dan "Kembali ke Djakarta" yang tampil dengan nuansa klasik ala The Beatles, Led Zeppelin, Deep Purple dan Grand Funk Railroad yang menghanyutkan. Koes Plus sebagai salah satu band paling berpengaruh di Indonesia.
 
Album pertama Koes Plus, ''Dheg Dheg Plas'' dirilis pada 1 November 1969. Album ini adalah album pergantian nama baru band dari "Koes Bersaudara" menjadi "Koes Plus" saja. Album ini juga pergantian nama baru Koes Plus setelah mengalami masa-masa yang terlalu persaudaraan. Lebih dari 1,8 juta keping kopi album ini terjual sehingga menjadi album terlaris Koes Plus sepanjang sejarah. Album ''Dheg Dheg Plas'' sukses besar di pasaran, dan bukan hanya bagus di sisi komersial tetapi sekaligus menjadi salah satu Lagu-lagu hit album ini antara lain "Tjintamu Telah Berlalu", "Kelelawar", "Derita", "Manis dan Sajang" dan "Kembali ke Djakarta". Beberapa judul lagu di album ini terinspirasi dari karya-karya sastra dan puisi ala [[W.S. Rendra]] mungkin judul-judul lagu di album ini sangat tidak asing.
 
Ketukan drum dan dua penyanyinya di lagu "Kembali ke Djakarta terpengaruhi oleh [[Bee Gees]] dari lagu "Massachusetts". Sedangkan ketukan drum dan melodi gitarnya di lagu "Kelelawar" terpengaruhi oleh [[The Rolling Stones]] dari dua lagu "(I Can't Get No) Satisfaction" dan "Jumpin' Jack Flash".
Baris 60 ⟶ 62:
| title5 = Bergembira
| length5 = 2:04
| extra5 = Murry, Tonny, Yon dan Toto
| title6 = [[Cintamu Telah Berlalu|Tjintamu Telah Berlalu]] <small>(Cintamu Telah Berlalu)</small>
| length6 = 2:11
Baris 137 ⟶ 139:
* [[Tonny Koeswoyo]] <small>(dikreditkan sebagai "Tonny Koeswojo")</small> – [[kibor]], [[gitar]], [[vokal]]
* [[Yon Koeswoyo]] <small>(dikreditkan sebagai "Jon Koeswojo")</small> – gitar, vokal
* [[Totok Adji Rachman]] – [[bass]], gitar, vokal
* [[Murry|Kasmuri]] (Murry) – [[drum]], gitar, vokal
 
=== Produksi ===
Baris 190 ⟶ 192:
* {{Irama Nusantara|id=181|title=Dheg Dheg Plas}}
 
{{Koes Plus}}{{Authority control}}
{{Album Koes Plus}}
 
[[Kategori:Album tahun 1969]]
[[Kategori:Album Koes Plus]]