Kertanagara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox royalty
|
|image = 063 Main Statue, Joko Dolog (39706345204).jpg
|title =
|
|
|
|
|
|
|
* Dara Kencana
|
* [[Narendraduhita]]
* [[Jayendradewi]]
* [[Gayatri]]
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|birth_name = Narāryya Murddhaja (nama abhiseka '''śrī kṛtānagara''')
}}
'''Sri Maharaja Kertanagara''' ([[Hanacaraka]]:ꦯꦿꦶꦩꦲꦴꦫꦴꦗꦏꦽꦠꦤꦴꦒꦫ) atau disebut '''Kertanegara''' meninggal tahun ([[1292]]), adalah raja terakhir yang memerintah Kerajaan [[Singhasari]] dengan gelar
Masa pemerintahan Kertanagara dikenal sebagai masa kejayaan Singhasari. Ia sendiri dipandang sebagai penguasa Jawa pertama yang berambisi menyatukan wilayah [[Nusantara]]. Menantunya, [[Raden Wijaya]], selanjutnya mendirikan kerajaan [[Majapahit]] sekitar tahun [[1293]] sebagai penerus ''[[dinasti Rajasa|Wangsa Rajasa]]'' dari [[kerajaan Singasari|Singhasari]]. == Asal-usul ==
Kertanagara adalah putera [[Wisnuwardhana]], raja [[Singhasari]] tahun 1248-1268. Ibunya bernama
Istri Kertanagara bernama
Berdasarkan [[prasasti Mula Malurung]], [[Prasasti Pakis Wetan]], sebelum menjadi raja [[Singhasari]], Kertanagara lebih dulu diangkat sebagai [[yuwaraja]] di [[Kadiri]] tahun 1254. Nama gelar abhiseka yang ia pakai ialah
== Masa Pemerintahan ==
Baris 44 ⟶ 46:
Kertanagara naik takhta [[Singhasari]] tahun [[1268]] menggantikan ayahnya, [[Wisnuwardhana]].
Berdasarkan [[Prasasti Padang Roco]] yang bertarikh 1286, Kertanagara bergelar
Menurut ''[[Pararaton]]'' ia adalah satu-satunya raja [[Singhasari]] yang naik takhta secara damai. Kertanagara merupakan sosok raja [[Jawa]] pertama yang ingin memperluas kekuasaannya mencakup wilayah [[Nusantara]]. ''[[Nagarakretagama]]'' menyebutkan daerah-daerah bawahan Tumapel di luar [[Jawa]] pada masa Kertanagara antara lain, [[Kerajaan Melayu]], [[Bali]], [[Pahang]], [[Gurun]], [[Sunda]], [[Madura]] dan [[Bakulapura]].<ref>http://www.spaetmittelalter.uni-hamburg.de/java-history/JavaNK/Java1365.Nagara-Kertagama.Canto.38.3-49.html</ref>
Baris 52 ⟶ 54:
=== Penyatuan Hindu dan Buddha ===
Dalam bidang agama, Kertanagara memperkenalkan penyatuan agama [[Hindu]] aliran [[Siwa]] dengan agama [[Buddha]] aliran [[Tantrayana]]. Oleh karena itu dalam ''[[Pararaton]]''. Kertanagara sering juga disebut
Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', Kertanagara telah menguasai semua ajaran agama [[Hindu]] dan [[Buddha]], Itu sebabnya Kertanagara dikisahkan pula dalam naskah-naskah kidung sebagai seorang yang bebas dari segala dosa. Bahkan, salah satu ritual agamanya adalah berpesta minuman keras.
Gelar keagamaan Kertanagara dalam ''[[Nagarakretagama]]'' adalah
===Pemberontakan Cayaraja===
Baris 64 ⟶ 66:
Menurut ''[[Pararaton]]'' dan ''Kidung Panji Wijayakrama'' perombakan susunan kabinet tersebut mengundang ketidakpuasan antara lain dari '''Kalana Bhayangkara''' yang memberontak pada tahun [[1270]] (dalam ''[[Nagarakretagama]]'' ia disebut dengan nama Cayaraja).
=== Ekspedisi Pamalayu Pertama ===
{{Main|Ekspedisi Pamalayu}}
Untuk mewujudkan ambisi memperluas wilayah kekuasaannya, dilaksanakanlah [[ekspedisi Pamalayu]] (''Pamalayu'' bermakna perang Malayu) yang bertujuan untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di [[Sumatra]] sehingga dapat memperkuat pengaruhnya di selat [[Malaka]] yang merupakan jalur ekonomi dan politik penting. Ekspedisi ini juga bertujuan untuk menghadang pengaruh kekuasaan [[Mongol]] yang telah menguasai hampir seluruh daratan [[Asia]].
Pengiriman pasukan ke [[Sumatra]] dilakukan pada tahun [[1275]] di bawah pimpinan [[Mahisa Anabrang]].
Pada tahun [[1286]], setelah ''Bhumi Malayu'' dapat ditundukkan, Kertanagara mengirim kembali utusan ke ''Bhumi Malayu'' yang dipimpin oleh ''Rakryan Mahamantri'' [[Adwayabrahma]], didampingi [[Mahisa Anabrang]], membawa arca ''Amoghapasa'' sebagai tanda persahabatan dan hubungan diplomatik dengan [[Kerajaan Dharmasraya]] yang saat itu rajanya bernama '''śrī mahārāja śrīmat tribhuwanarāja mauliwarmmadewa'''.<ref name="Muljana"/>▼
Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa Ekspedisi Pamalayu ini bertujuan untuk menjalin kekuatan untuk menghadapi orang [[Mongol]] dari [[Dinasti Yuan]] yang berkedudukan di Khanbalik ([[Beijing]] sekarang). saat itu Dinasti Yuan atau dikenal sebagai Dinasti Mongol sedang melakukan ekspansi wilayah bahkan memiliki bentangan yang cukup luas, dari [[Korea]] hingga [[Rusia]] ([[Rus Kiev|Kievan Rus]]), Timur-Tengah (menghancurkan [[dinasti Abbasiyah]] di [[Bagdad|Baghdad]]) dan Eropa Timur. Dan pada tahun tahun itu, Dinasti Mongol berusaha mengadakan perluasan diantaranya ke Jepang dan Jawa. Jadi maksud ekspedisi ini adalah untuk menghadang langsung armada Mongol agar tidak masuk ke perairan Jawa.▼
===Pemberontakan Mahisa Rangkah===
Selain itu
=== Ekspedisi Pabali ===
Pada tahun [[1282]], Kertanagara mengirim ekspedisi ke [[Bali]] atau disebut
Selain Sumatra dan Bali, Kertanegara juga berhasil menaklukkan daerah-daerah lainnya, yaitu [[Gurun]], [[Pahang]], dan [[Bakulapura]].
=== Ekspedisi Pamalayu Kedua ===
▲Pada tahun [[1286]], setelah ''Bhumi Malayu'' dapat ditundukkan, Kertanagara mengirim kembali utusan ke ''Bhumi Malayu'' yang dipimpin oleh ''Rakryan Mahamantri'' [[Adwayabrahma]], didampingi [[Mahisa Anabrang]], membawa arca ''Amoghapasa'' sebagai tanda persahabatan dan hubungan diplomatik dengan [[Kerajaan Dharmasraya]] yang saat itu rajanya bernama
▲Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa Ekspedisi Pamalayu ini bertujuan untuk menjalin kekuatan untuk menghadapi orang [[Mongol]] dari [[Dinasti Yuan]] yang berkedudukan di Khanbalik ([[Beijing]] sekarang). saat itu Dinasti Yuan atau dikenal sebagai Dinasti Mongol sedang melakukan ekspansi wilayah bahkan memiliki bentangan yang cukup luas, dari [[Korea]] hingga [[Rusia]] ([[Rus Kiev|Kievan Rus]]), Timur-Tengah (menghancurkan [[dinasti Abbasiyah]] di [[Bagdad|Baghdad]]) dan Eropa Timur. Dan pada tahun tahun itu, Dinasti Mongol berusaha mengadakan perluasan diantaranya ke Jepang dan Jawa. Jadi maksud ekspedisi ini adalah untuk menghadang langsung armada Mongol agar tidak masuk ke perairan Jawa.
=== Konflik dengan Yuan-Mongol ===
{{Main|Invasi Yuan-Mongol ke Jawa}}
Pada tahun [[1289]] datang utusan [[Kubilai Khan]] yang bernama
Untuk membalas hal itu, beberapa tahun kemudian [[Kubilai Khan]] mengirim pasukan yang dipimpin [[Ike Mese]] untuk menaklukkan [[Singhasari]]. [[Invasi Yuan-Mongol ke Jawa|Pasukan tersebut mendarat]] di [[Jawa]] tahun [[1293]] di mana saat itu Kertanagara telah lebih dulu meninggal akibat pemberontakan [[Jayakatwang]].
== Kematian ==▼
=== Pemberontakan Jayakatwang ===
Pada tahun [[1292]], dikisahkan dalam
Pasukan [[Jayakatwang]] dipimpin "Jaran Guyang" bergerak menyerang [[Singhasari]] dari utara ([[Kahuripan]]). Kertanagara mengirim kedua menantunya, yaitu [[Raden Wijaya]] putra [[Lembu Tal]] dan Ardharaja putra [[Jayakatwang]] untuk melawan. Tetapi Ardharaja berkhianat dan kemudian bergabung ke dalam pasukan ayahnya.
Pasukan
[[File:Candi Jawi A.JPG|thumb|200px||[[Candi Jawi]], [[Candi Wates, Prigen, Pasuruan|Pasuruan]].]]
▲== Kematian ==
Kematian Kertanagara pada tahun [[1292]], diakibatkan oleh pemberontakan [[Jayakatwang]] bupati [[Gelanggelang]], yang menurut [[Prasasti Mula Malurung]] merupakan ipar, sekaligus besannya sendiri, dan menjadi sebab runtuhnya kerajaan Singhasari. Hal ini mengakibatkan lepasnya daerah kekuasaan Singhasari diantaranya [[Bali]], [[Gurun]], [[Pahang]] dan [[Tanjungpura]].
Baris 102 ⟶ 106:
Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', Kertanagara dicandikan bersama istrinya di [[Candi Jawi]], [[Candi Wates, Prigen, Pasuruan|Pasuruan]] sebagai Wairocana dan Locana, dengan lambang arca tunggal Ardhanareswari. Kertanegara juga disanjung sebagai titisan Budha Agung [[Akshobhya|Mahakshobya]] oleh para keturunannya, yaitu dalam [[prasasti Wurare]] yang ditemukan di Trowulan, Mojokerto.<ref>{{cite book | url = https://books.google.co.id/books?id=7cd2Ha7fT90C&pg=PA78&dq=Wurare+kern&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiSgfGm8c3cAhWZfSsKHT2uBKIQuwUIQjAF#v=onepage&q=Wurare%20kern&f=false | title = The Javanese Candi: Function and Meaning | last= R. | first = Soekmono | publisher = BRILL | year = 1995 | id = ISBN 9789004102156, 9004102159 | page = 78 }}</ref>
Kertanegara juga dicandikan di [[Candi Singasari]], [[Malang]], [[Jawa Timur]] oleh cucunya, [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]] putri
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Lihat Pula ==
Baris 124 ⟶ 128:
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]
[[Kategori:Kematian akibat perang]]
[[Kategori:Tokoh dari
[[Kategori:Tokoh Malang]]
[[Kategori:Kematian 1292]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
|