Sulit Air, X Koto Diatas, Solok: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mulyadiyuli (bicara | kontrib) ←Membuat halaman berisi '{{Nagari |peta = |nama =Sulit Air |provinsi =Sumatera Barat |dati2 =Kabupaten |nama dati2 =Solok |kecamatan =X Koto Diatas |nama pem...' |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(54 revisi perantara oleh 34 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Nagari
|peta =
|nama =
|foto =[[Berkas:Balerong Sari Sulik Aia.jpg|jmpl|Balerong Sari Sulik Aia]]
|provinsi =Sumatera Barat
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Solok
|kecamatan =X Koto Diatas
|nama pemimpin =
|luas =
|penduduk =
|kepadatan =-
|website=https://www.sulitair.solokkab.go.id/}}
'''Sulik Aia''' adalah sebuah [[nagari]] (setingkat pemerintahan desa) di bawah [[Kecamatan]] [[X Koto Diatas, Solok|X Koto Diatas]], [[Kabupaten Solok]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Semenjak dahulu, nagari Sulik Aia terkenal sebagai pusat pemerintahan atas 13 jorong, pusat ekonomi, pusat agama, pusat pendidikan dan pusat kebudayaan.
Pada Nagari == Sejarah ==
Asal mula Nagari Sulit Air ditemukan oleh Datuk Mula Nan Kewi atau biasa disebut Datuk Malakewi. Pada suatu masa terdapat perselisihan masyarakat dalam menerapkan sistem [[Adat Minangkabau|Kelarasan Bodi Chaniago]] ([[Datuk Perpatih Nan Sebatang]] - Demokrasi) dan [[Adat Minangkabau|Koto Piliang]] ([[Datuk Ketumanggungan]] - Aristokrat). Sekelompok masyarakat ingin tidak tunduk kepada salah satu sistem kelarasan tersebut, atau hanya mengikuti hal-hal yang baik saja dari dua kelarasan tersebut. Oleh karenanya Sidang Kerapatan Adat di [[Pagaruyung]] menjatuhkan hukuman kepada kelompok ini dan membuangnya atau menempatkannya di Sulit Air. Hal ini diungkapkan dalam pepatah adat yang sering didengar di nagari Sulit Air yaitu "Pisang sikalek-kalek hutan, pisang timbatu nan bagatah, Koto Piliang inyo bukan, Bodi Chaniago inyo antah".
Sulit Air terbentuk pertama sekali pada zaman [[Perang Padri]] ([[1802]]-[[1821]]) sebagai kubu pertahanan [[Kaum Padri|pasukan Padri]] tersebut. Pada masa awalnya hingga hampir berakhirnya Perang Padri, Sulit Air lebih mirip sebagai ''Dormitory Town'' (pemukiman asrama). Pada saat itu dibutuhkan titik-titik singgah yang memungkinkan pergerakan menjangkau beberapa wilayah. Sulit Air merupakan sebuah lokasi yang paling memungkinkan untuk itu, mengingat posisi geografisnya yang sangat strategis. Disamping itu Sulit Air terdapat beberapa titik pantau yang bagus, seperti Batu Api di Tanjung Alai, Bukit Kacang dan Simawang untuk melihat pergerakan di tepi [[Danau Singkarak]], serta puncak Gunung Papan (Gunung Merah-Putih) dan bukit-bukit lainnya untuk melihat bentangan alam dari [[Luhak|Luhak Limo Puluh Koto]], [[Luhak|Tanah Datar]] hingga ke [[Sawahlunto]].
Seusai Perang Padri, negeri Sulit Air adalah merupakan tempat pilihan untuk memulai kehidupan baru bagi sebagian mantan pasukan Padri. Sulit Air dibangun sebagai [[Nagari]] diperkirakan dimulai pada tahun [[1837]].
{{Multiple image|direction=vertical|align=right|image1=Rozali Usman.jpg|image2=Rainal Rais.jpg|image3=Oesman Sapta Odang.jpg||width=130|caption1=[[Rozali Usman]].|caption2=[[Rainal Rais]].|caption3=[[Oesman Sapta Odang]].}}
== Suku/Klan ==
Sulit Air terdiri dari
== Batas Wilayah ==
Secara administratif, Nagari Sulit Air memiliki batas-batas sebagai berikut:
* [[Timur]]:Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Talawi dan Nagari Kolok
* [[Barat]]:Sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Bukit Kandung
* [[Utara]]:Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Pasilihan
* [[Selatan]]:Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagari Tanjuang Balik dan Tanjung Alai
Nagari Sulit Air merupakan nagari yang terluas wilayahnya di Kecamatan X Koto Di atas, dan dapat dicapai dari berbagai arah dari jalan provinsi/jalan kabupaten terdekat, seperti dari ruas jalan [[Kota Sawahlunto|Sawahlunto]] - [[Batusangkar]] dan ruas jalan [[Kota Solok|Solok]] - [[Kota Padangpanjang|Padang Panjang]]. Untuk menuju ke pusat Kenagarian Sulit Air, dapat digunakan rute perjalanan sebagai berikut:
* dari arah Utara: Padang Ganting - Bukit Palano - Pasilihan - Sulit Air, dengan jarak + [[11]] Km.
Nagari Sulit Air terdiri dari 13 Kampung / Taratak / Jorong▼
* dari arah Timur: Talawi - Ikik-ikik - Rawang - Sulit Air, dengan jarak + [[9]] Km. Kolok - Siaru - Sulit Air, dengan jarak + [[7]] Km.
* dari arah Selatan: Singkarak - Aripan - Paninjauan -Tanjung Balik - Sulit Air, jarak + [[16]] Km.
* dari arah Barat: Ombilin - Simawang - Bukit Kandung - Sulit Air, jarak + [[12]] Km. Singkarak - Tikalak - Tanjung Alai - Sulit Air, jarak + [[15]] Km
Koto Tuo, Balai Lamo, Rawang, Kubang Duo, Taram, Gando, Sarikih, Talago loweh▼
=== Jorong ===
▲[[Koto Tuo]],
=== Taratak ===
Guguok Jonggi, Guguok Muncuong, Guguok Taroguong, Sibumbun
== Tokoh ==
Seperti nagari-nagari lainnya di Sumatera Barat, Nagari Sulit Air juga melahirkan beberapa orang tokoh baik di level provinsi maupun nasional. Tokoh tersebut bisa dari kedua orang tua maupun salah satu orang tuanya yang keturunan Sulit Air, di antaranya:
* [[Azmi Anwar]], seorang mantan perwira tinggi [[TNI AU]]
* [[Emirsyah Satar]], seorang profesional yang menjabat Direktur Utama [[Garuda Indonesia]]
* [[Farouk Pakar]], seorang perwira tinggi [[TNI AD]]
* [[Happy Bone Zulkarnaen]], anggota [[DPR-RI]]
* [[Jurnalis Uddin]], seorang dokter yang menjadi ketua [[YARSI|Yayasan YARSI]]
* [[Mahyuddin Datuk Sutan Maharadja]], wartawan Indonesia, perintis pers Melayu, tokoh adat Minangkabau terkemuka
* [[Oesman Sapta Odang]], seorang [[konglomerat]] [[Indonesia]], pemilik OSO Grup
* [[Rainal Rais]], seorang pengusaha di bidang penerbitan
* [[Raja Sapta Oktohari]], seorang pengusaha muda yang menjabat Ketua Umum [[HIPMI]]
* [[Rozali Usman]], seorang pengusaha di bidang penerbitan yang pernah menjabat Ketua Umum [[Ikatan Penerbit Indonesia]]
== Pranala luar ==
▲{{X Koto Diatas, Solok }}
{{X Koto Diatas, Solok}}
{{Authority control}}
|