Mardi Luhung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Mardi Luhung''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Gresik|Gresik]], [[Jawa Timur]]|5|3|1965}}) adalah [[sastrawan]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Mardi Luhung merupakan salah satu penerima anugerah sastra [[Kusala Sastra Khatulistiwa]], pada tahun [[2010]] melalui kumpulan puisinya, ''BUWUN/Bawean''. Namanya masuk dalam Angkatan 2000 dalam buku karya [[Korrie Layun Rampan]].<ref>[http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/luhung.html Website resmi Taman Ismail Marzuki] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150402103116/http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/luhung.html |date=2015-04-02 }}, diakses 1 Maret 2015</ref><ref>[http://cordite.org.au/author/mardiluhung/ Cordite: Auth, Mardi Luhung], diakses 1 Maret 2015</ref><ref>[http://www.kusalasastrakhatulistiwa.com Website resmi Kusala Sastra Khatulistiwa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304152300/http://www.kusalasastrakhatulistiwa.com/ |date=2016-03-04 }}, diakses 1 Maret 2015</ref>
== Latar belakang ==
Mardi Luhung lahir dan tumbuh dia Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Sejak duduk di SMP, dia sudah menulis puisi. Dan ketika di SMA (tahun 1984), beberapa puisinya sudah dimuat di majalah remaja ''HAI'' ([[Jakarta]]). Dia menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra [[Universitas Jember]]. Ia memiliki bahasa ungkap cukup unik dalam puisi-puisinya, dan kerap bersentuhan dengan sastra ''wacan'', semacam tradisi sastra macapatan pesisiran khas Gresik, Jawa Timur. Puisinya khas suara-suara pesisir yang berbicara secara terbuka, dan langsung apa adanya dengan menyemburkan diksi maupun imaji yang cenderung dihindari oleh mainstream perpuisian di tanah air karena dianggap kasar atau jorok. Ia, dengan santai, menulis ‘tukang jagal’, ‘kelamin yang dikerat’, ‘mayat gembong’, dan ‘kencing’ serta sederet ungkapan khas lainnya dengan logikanya sendiri, yang mampu membentangkan panorama kehidupan sosial pesisir yang keras. Sebagai penyair, Mardi Luhung tak henti memperluas dirinya sampai ke tapal-batas terjauh, bahkan hingga ke yang mustahil. Puisi-puisinya banyak tersebar di berbagai media, seperti ''Jurnal Kebudayaan Kalam, TUK Volume II Bertandang dalam Proses, Surabaya Post, HAI, Kuntum, Tebuireng, Memorandum, Kalong, Teras, Buletin DKS Kidung DK-Jatim'', dan ''Karya Darma''. Sedangkan buku-buku yang memuat puisinya adalah ''Antologi Puisi Indonesia 1997'' (KSI), ''Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia, Horison Sastra Indonesia Kitab Puisi'' (2002), ''Bapakku telah Pergi'' (BMS, 1995), dan ''Mimbar Penyair Abad 21'' (DKJ, 1996). Buku puisinya yang telah terbit antara lain ''Terbelah Sudah Jantungku, Wanita yang Kencing di Semak, Ciuman Bibirku yang Kelabu'', dan ''Buwun. Sedangkan karya drama yang telah ditulisnya adalah ''Tumpat'' (1993), ''Transaksi'' (1994), dan ''Dari Tanah ke Tanah'' (1994).<ref>[http://sinetron.net/puisi-takwil-yang-ke-13-mardi-luhung/ Sinetron.net: Puisi takwil yang ke 13 Mardi Luhung] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151004225025/http://sinetron.net/puisi-takwil-yang-ke-13-mardi-luhung/ |date=2015-10-04 }}, diakses 1 Maret 2015</ref>
== Karya ==
Baris 25:
{{reflist}}
{{bio-stub}}▼
{{Kusala Sastra Khatulistiwa}}▼
▲{{Kusala Sastra Khatulistiwa}}
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Jember]]
[[Kategori:Tokoh dari Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Gresik]]
|