Formasi falangs: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
menghapus kotak gambar dengan gambar terhapus |
||
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
Istilah itu sendiri, seperti yang digunakan saat ini, tidak mengacu pada sebuah unit militer atau divisi khusus (misalnya, legiun Romawi atau batalion modern) tetapi pada formasi umum satu tentara darat. Jadi phalanx tidak memiliki kekuatan tempur atau komposisi standar, tetapi meliputi jumlah infantri, yang sedang atau akan digelar dalam suatu operasi militer dalam satu formasi phalanx.
Dalam catatan sejarah, banyak pasukan bersenjata-tombak bertempur dalam formasi mirip-phalanx. Kata phalanx sekarang digunakan dalam bahasa Inggris umum untuk menggambarkan ''"sekelompok orang yang berbaris, atau yang bergerak maju bersama dalam suatu barisan rapat";'' <ref>[[Oxford English Dictionary]]</ref> "a phalanx of police". cf <ref>
Artikel ini, berfokus pada penggunaan formasi militer phalanx pada zaman [[Yunani Kuno]], dunia Helenistik, dan negara-negara kuno lainnya yang sangat dipengaruhi oleh peradaban Yunani.
[[Berkas:Stele of Vultures detail 01a.jpg|ka|jmpl|280px|Formasi Phalanx Sumeria. Rincian dari kemenangan raja Eannatum dari Lagash atas Umma, yang disebut Stele of Vultures]]
Penggambaran awal formasi mirip-phalanx muncul dalam [[prasasti]] Sumeria dari [[Abad ke-25 SM|abad 25 SM.]] Di sini pasukan tampaknya dilengkapi dengan [[tombak]], helm, dan perisai besar yang menutupi seluruh tubuh. Infanteri Mesir Kuno diketahui telah menggunakan formasi serupa. Penggunaan pertama istilah ''phalanx'' ditemukan dalam karya [[Homerus|Homer]] "(φαλαγξ)", yang digunakan untuk menggambarkan hoplites yang bertempur dalam satu barisan tempur yang terorganisir. Homer menggunakan istilah phalanx untuk membedakan antara pertempuran menggunakan formasi dengan duel individu yang sering diceritakan dalam puisi-puisinya.<ref name="Phalanx and hoplites">
Para sejarawan belum mencapai [[konsensus]] tentang hubungan antara formasi [[Yunani Kuno|Yunani]] ini dengan formasi-formasi pendahulunya. Prinsip-prinsip dinding perisai dan tombak-landak hampir dikenal secara universal di kalangan militer peradaban-peradaban besar sepanjang sejarah, jadi adanya kemiripan mungkin disebabkan karena [[Evolusi konvergen|konvergensi evolusi]] dan bukannya karena difusi.
Baris 18:
Teori lain kelahiran peperangan phalanx Yunani berasal dari ide bahwa beberapa aspek dasar phalanx telah hadir lebih awal tetapi belum sepenuhnya dapat dikembangkan karena kurangnya teknologi yang tepat. Dua dari strategi dasar yang terlihat dalam peperangan sebelumnya meliputi prinsip kohesi dan penggunaan kelompok besar tentara. Ini menunjukkan bahwa phalanx Yunani merupakan titik kulminasi dan penyempurnaan ide yang perlahan-lahan telah dikembangkan bertahun-tahun sebelumnya. Seiring dengan semakin majunya teknologi persenjataan dan baju pelindung selama bertahun-tahun di negara-negara kota yang berbeda, formasi phalanx menjadi makin kompleks dan efektif.<ref>Victor Davis Hanson, Hoplites: The Classical Greek Battle Experience. 1991. p. 66-67</ref>
== Ikhtisar ==
[[Berkas:Greek Phalanx.jpg|ka|jmpl|310px|Sebuah rekonstitusi ilustrasi dari hoplites Yunani berbaris dalam formasi phalanx.]]
Hoplite phalanx dari periode Archaic dan Klasik di Yunani (sekitar 750-350 SM) adalah formasi di mana hoplite akan berbaris dalam barisan dengan jarak rapat. Hoplites akan menyentuhkan perisai mereka bersama, dan beberapa jajaran pertama tentara akan menjulurkan tombak mereka di atas barisan pertama perisai. Dengan begitu formasi phalanx menampilkan suatu dinding perisai dan banyak ujung tombak ke arah musuh, membuat serangan frontal terhadap formasi ini jauh lebih sulit. Hal ini juga memungkinkan lebih banyak prajurit terlibat secara aktif dalam pertempuran (bukan hanya mereka yang berada di barisan depan).
Pertempuran antara dua formasi phalanx biasanya terjadi di medan terbuka, dan datar dimana prajurit lebih mudah untuk maju sambil tetap berada dalam formasi. Medan yang berat atau daerah berbukit akan mempersulit para prajurit dalam mempertahankan barisan yang kokoh sehingga akan membuat tujuan penggunaan formasi phalanx tidak tercapai. Akibatnya, pertempuran antara negara-negara kota Yunani tidak terjadi di tempat-tempat yang mungkin menurut pandangan modern ataupun di tempat-tempat yang sebenarnya merupakan titik-titik strategis yang jelas. Sebaliknya,
Formasi phalanx biasanya bergerak maju dengan kecepatan berjalan, meskipun ada kemungkinan bahwa mereka mempercepat langkah pada beberapa meter terakhir. Salah satu alasan utama untuk pendekatan lambat ini adalah untuk mempertahankan formasi. Jika formasi phalanx kehilangan bentuknya saat mendekati musuh maka formasi itu menjadi percuma. Jika hoplites dari phalanx ini menambah kecepatan pada bagian akhir dari gerak maju, itu dimaksudkan untuk mendapat momentum atas musuh di awal tabrakan.<ref>Victor Davis Hanson, Hoplites: The Classical Greek Battle Experience. 1991. p. 90-91</ref> Herodotus menyatakan, tentang pasukan Yunani pada Pertempuran Marathon, bahwa "Mereka adalah orang Yunani pertama yang kami tahu yang menyerbu musuh dengan cara berlari". Banyak sejarawan yakin bahwa inovasi ini dipicu oleh keinginan mereka untuk meminimalkan korban dari panah-panah Persia. Kedua pihak yang berseteru akan bertabrakan, kemungkinan mematahkan banyak tombak dari baris depan. Pertempuran kemudian akan bergantung pada keberanian orang-orang di garis depan, sementara orang-orang di belakang mempertahankan tekanan ke depan pada barisan depan dengan perisai mereka. Dalam pertempuran, seluruh formaasi akan terus menekan maju mencoba mendobrak formasi musuh; dengan demikian ketika dua formasi phalanx bertemu, pertempuran pada dasarnya menjadi pertandingan dorong.
Baris 38 ⟶ 36:
Setiap individu hoplite membawa perisai di lengan kiri, dimana perisainya tidak hanya melindungi dirinya sendiri tetapi juga prajurit di sebelah kirinya. Ini berarti bahwa prajurit paling kanan dalam formasi phalanx hanya setengah-terlindungi. Dalam pertempuran, formasi phalanx lawan akan mengeksploitasi kelemahan ini dengan mencoba menyerang sayap kanan musuhnya. Itu juga berarti bahwa, dalam pertempuran, suatu formasi phalanx itu akan cenderung bergeser ke kanan (karena prajurit hoplites akan berusaha untuk tetap berada di belakang perisai rekan mereka). Prajurit hoplites paling berpengalaman sering ditempatkan di sisi kanan phalanx, untuk menghindari masalah ini. Beberapa kelompok, seperti Sparta di Nemea, mencoba menggunakan fenomena ini untuk keuntungan mereka. Dalam kasus ini phalanx akan mengorbankan sisi kiri mereka, yang biasanya terdiri dari tentara sekutu, dalam upaya untuk mengepung musuh dari sayap. Namun tampaknya strategi ini jarang berhasil, karena jarang disinggung dalam literatur Yunani kuno.<ref>Victor Davis Hanson, Hoplites: The Classical Greek Battle Experience. 1991. p. 91-92</ref>
Setiap baris phalanx dikomandoi seorang pemimpin, dan seorang perwira di baris belakang, ''ouragos'' (artinya pemimpin baris belakang), yang bertugas mempertahankan keteraturan di baris belakang. Dengan demikian Phalanx merupakan contoh formasi militer di mana elemen-elemen individual pertempuran dikorbankan untuk kebaikan bersama. Prajurit hoplites harus mempercayai rekan mereka untuk melindungi mereka, dan bersedia untuk melindungi rekan mereka; dengan demikian kekuatan sebuah phalanx diukur dari elemennya yang paling lemah. Efektivitas phalanx, sebab itu, tergantung pada seberapa baik hoplites bisa mempertahankan formasi dalam pertempuran, dan seberapa baik mereka bisa berdiri menahan posisi, terutama ketika sedang melawan phalanx lain. Untuk alasan ini, formasi phalanx sengaja diorganisir menjadi kelompok teman-teman dan keluarga, sehingga memberikan insentif psikologis untuk mendukung rekannya, dan mengancam dengan rasa malu bila si prajurit panik atau mencoba melarikan diri. Makin disiplin dan makin berani suatu pasukan maka semakin besar kemungkinan untuk menang -
''"Lihatlah mereka, para pemberani, berdiri bahu-membahu, untuk maju dalam barisan yang rapat, yang terkuat berdiri di depan, sedikit dari mereka akan menjadi korban, mereka mengorbankan diri menyelamatkan teman mereka di baris belakang, tetapi bila tumbuh ketakutan di hati mereka, semua keunggulan akan hilang. '' ''Tidak ada yang bisa menggambarkan dengan kata-kata musibah itu, yang menimpa seorang prajurit, bila ia telah dikuasai ketakutan. '' ''Karena itu merupakan suatu pemandangan sedih bila melukai punggung orang yang kabur dari perang. '' ''Sungguh memalukan mayat yang tertutup debu, terluka di punggung oleh ujung tombak. "'' Tyrtaeus: ''Lagu Perang Dari Tyrtaeus''
Baris 67 ⟶ 65:
Hoplite phalanx biasanya dibariskan dengan kedalaman 8 orang atau lebih; Phalanx Macedonia biasanya 16 orang dalamnya, atau kadang-kadang 32 orang dalamnya. Ada beberapa perbedaan yang mencolok, pada pertempuran Leuctra dan Mantinea, jenderal Thebes Epaminondas mengatur sayap kiri phalanx menjadi "kepala martil" yang teridiri dari 50 baris hoplites elit (lihat di bawah) sementara, ketika kedalaman tidak begitu penting, phalanx yang hanya memiliki kedalaman 4 orang juga tercatat, misalnya pada pertempuran Marathon.
Kedalaman phalanx bisa bervariasi tergantung pada kebutuhan saat itu dan rencana si Jendral. Ketika Phalanx sedang berbaris, sebuah formasi ''eis bathos'' (arti kasarnya secara harfiah adalah "dalam") diadopsi agar dapat bergerak lebih bebas sambil tetap menjaga keteraturan formasi. Ini juga merupakan formasi awal pertempuran karena, sebagai tambahan, memungkinkan unit-unit dari pihak yang sama bergerak lewat, baik itu untuk menyerang ataupun mundur. Dalam kondisi ini, phalanx itu berkedalaman dua kali lipat dari normal dan setiap hoplite harus menempati ruang sekitar 1,8-2m lebarnya (6-7 kaki). Ketika infanteri musuh mendekat, perubahan cepat menjadi formasi ''pycne'' (dieja juga sebagai ''pucne)'' (formasi rapat atau padat) diperlukan. Dalam hal ini, masing-masing ruang prajurit itu dipotong setengahnya (selebar 0,9-1m atau 3 kaki) dan kedalaman formasi menjadi normal. Sebuah formasi yang lebih padat yang digunakan ketika phalanx mengalami tekanan ekstra, seperti ketika menghadapi hujan panah atau serbuan kavaleri frontal, adalah formasi ''synaspismos'' atau ''sunaspismos'' (formasi ultra ketat atau formasi dimana perisai saling mengunci). Dalam synaspismos kedalaman barisan hanya setengah dari normal dan lebar posisi yang ditempati masing-masing prajurit hanya selebar 0,45
=== Tahapan pertempuran ===
Baris 84 ⟶ 82:
== Taktik ==
[[Berkas:Leuctra.svg|jmpl|ka|200px|Top: Skema sederhana formasi tempur tradisional hoplite dan cara majunya (pasukan elit berwarna merah). Bawah: formasi Phalanx diagonal digunakan oleh Thebes di bawah pimpinan EpaminondasSayap kiri yang kuat maju sedangkan sayap kanan yang lemah mundur atau tetap diam]]
[[Berkas:Battle of Leuctra, 371 BC - Decisive action.
Sejarah awal phalanx biasanya berupa pertempuran antara tentara hoplite dari [[Negara kota|negara-kota]] Yunani yang saling bersaing. Hasil-hasil pertempuran biasanya sama, formasi infleksibel saling mendorong hingga akhirnya salah satu menyerah. Potensi phalanx untuk mencapai sesuatu yang lebih signifikan didemonstrasikan pada Pertempuran Marathon (490 SM). Menghadapi pasukan Darius I yang lebih besar, pasukan Athena mempertipis phalanx mereka sehingga memperpanjang front, supaya tidak terkepung. Namun, bahkan barisan phalanx yang tipis pun terbukti tak terbendung ke infanteri Persia yang hanya bersenjata ringan. Setelah menghancurkan kedua sayap [[Pasukan Akhemeniyah|pasukan Persia]], hoplites di kedua sayap Athena bergerak ke dalam, menghancurkan pasukan elit Persia di formasi tengah, membawa kemenangan Athena. Selama [[Perang Yunani-Persia]] phalanx hoplite terbukti lebih unggul dari infanteri Persia (misalnya Pertempuran [[Pertempuran Thermopylae|Thermopylae]] dan Plataea).
Baris 101 ⟶ 99:
Bidang lain yang penting yang harus diperhatikan menyangkut kecenderungan psikologis para hoplites. Karena kekuatan sebuah phalanx tergantung pada kemampuan hoplites untuk menjaga garis depan mereka, menjadi penting bahwa suatu phalanx dapat dengan cepat dan efisien menggantikan tentara yang gugur di jajaran depan. Jika phalanx gagal untuk melakukan hal ini dengan cara terstruktur, phalanx musuh akan memiliki kesempatan untuk mendobrak barisan yang, sering kali, menyebabkan kekalahan dengan cepat. Ini kemudian menyiratkan bahwa barisan hoplites yang lebih dekat ke depan harus siap secara mental untuk menggantikan rekan mereka yang gugur dan beradaptasi dengan posisi baru tanpa mengganggu struktur garis depan.<ref name="Victor Davis Hanson 1991" />
Terakhir, sebagian besar tentara berbasis-phalanx cenderung tidak memiliki eselon pendukung di belakang garis utama pertempuran. Ini berarti bahwa menembus garis depan pertempuran atau menghantam salah satu sayap yang
== Penurunan ==
Setelah mencapai puncaknya dalam perang penaklukan [[Aleksander Agung|Alexander Agung,]] pemakaian phalanx sebagai formasi militer mulai berkurang secara perlahan, sejalan dengan makin turunnya pamor negara-negara penerus Macedonia itu sendiri. Taktik senjata gabungan yang digunakan oleh Alexander dan ayahnya secara bertahap digantikan dengan kembali ke taktik sederhana serangan frontal phalanx hoplite.
Turunnya pamor para ''diadochi'' dan phalanx terkait erat dengan naiknya pamor Romawi dan [[legiun Romawi]], dari abad ke-3 SM. Sebelum pembentukan [[Republik Romawi]], bangsa Romawi pada awalnya memakai juga sistem phalanx,<ref>Lendon, JE, ''Soldiers &
Namun, phalanx sama sekali tidak menghilang sebagai taktik militer. Ada beberapa pertanyaan mengenai apakah phalanx itu benar-benar menjadi usang pada akhir sejarahnya. Dalam beberapa pertempuran besar antara tentara Romawi dan phalanxes Helenistik, Pydna (168 SM), Cynoscephalae (197 SM) dan Magnesia (190 SM), phalanx bertempur cukup baik melawan tentara Romawi, pada awalnya memukul mundur infanteri Romawi. Namun, di Cynoscephalae dan Magnesia, kegagalan mempertahankan kedua sayap dari Phalanx menyebabkan kekalahan, sementara di Pydna, hilangnya kerapatan barisan Phalanx ketika mengejar tentara Romawi yang mundur memungkinkan Roma untuk menembus formasi, di mana keterampilan tarung jarak dekat Romawi terbukti menentukan.
Baris 149 ⟶ 147:
* Hanson, V. (1989) "The Western Way of War" (Hodder & Stoughton)
* Lazenby, JF "The Pelopennesian War - A Military Study", (2004) Routledge
* Lendon, JE, ''Soldiers & Ghosts: A History of Battle in Classical Antiquity,'' Yale University Press (2005), ISBN 0-300-11979-8, 9780300119794 [http://ccat.sas.upenn.edu/bmcr/2006/2006-02-14.html Resensi Buku] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080616083628/http://ccat.sas.upenn.edu/bmcr/2006/2006-02-14.html |date=2008-06-16 }}
* Wees, Hans van, (2004) ''Greek warfare: Myths and Realities'' (Duckworth Press)
* Xenophon, (1986) Diterjemahkan oleh Cawkwell George, ''The Persian Expedition'' (Penguin Classics)
== Catatan
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* [http://www.livius.org/pha-phd/phalanx/phalanx.html Livius] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110629143218/http://www.livius.org/pha-phd/phalanx/phalanx.html |date=2011-06-29 }} halaman tentang peperangan hoplite.
* [http://lycurgus.org/index.php?option=com_content&view=article&id=46:phalanx&catid=3:lives&Itemid=7 Phalanx on Lycurgus.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120305041459/http://lycurgus.org/index.php?option=com_content&view=article&id=46:phalanx&catid=3:lives&Itemid=7 |date=2012-03-05 }}
* [http://www.fordham.edu/halsall/ancient/polybius-maniple.html The Roman Maniple vs The Macedonian Phalanx] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141117051515/http://www.fordham.edu/halsall/ancient/polybius-maniple.html |date=2014-11-17 }}, Polybius, ''The Histories'' '''18''' (28-32)
{{DEFAULTSORT:Phalanx Formation}}
[[Kategori:Formasi Taktis]]
[[Kategori:Peperangan era Kuno]]
[[Kategori:
[[Kategori:Unit militer dan formasi Yunani kuno]]
[[Kategori:Unit Militer dari dunia Helenistik]]
[[Kategori:Unit infantri dan formasi Makedonia]]
|