Asep Sunandar Sunarya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
DanteBekaQ (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Nama Istri Asep Sunandar Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(72 revisi perantara oleh 38 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{for|aktor Indonesia|Asep Sunarya}}
{{Infobox person
| name = Asep Sunandar Sunarya
| image = Asepsu.JPG
| caption = Foto Ki Asep Sunandar S
| alt =
| birth_name = Asep Sukana
| birth_date = {{birth date|1955|9|3}}
| birth_place = [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]]
| baptised =
| disappeared_date =
| disappeared_place =
| disappeared_status =
| death_date = {{Death date and age|2014|03|31|1955|9|03}}
| death_place = [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]]
| death_cause =
| body_discovered =
| resting_place =
| resting_place_coordinates =
| burial_place =
| burial_coordinates =
| monuments =
| nationality =
| other_names =
| siglum =
| citizenship =
| education =
| alma_mater =
| occupation = [[Dalang]] {{br}} [[Seniman]]
| years_active = [[1970]] - [[2014]]
| era =
| employer =
| organization =
| agent = <!-- Discouraged in most cases, specifically when promotional, and requiring a reliable source -->
| known_for =
| notable_works = <!-- produces label "Notable work"; may be overridden by |credits=, which produces label "Notable credit(s)"; or by |works=, which produces label "Works"; or by |label_name=, which produces label "Label(s)" -->
| style =
| net_worth = <!-- Net worth should be supported with a citation from a reliable source -->
| height = <!-- "X cm", "X m" or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| television =
| title = <!-- Formal/awarded/job title. The parameter |office=may be used as an alternative when the label is better rendered as "Office" (e.g. public office or appointments) -->
| term =
| predecessor =
| successor =
| party =
| movement =
| opponents =
| boards =
| criminal_charges = <!-- Criminality parameters should be supported with citations from reliable sources -->
| criminal_penalty =
| criminal_status =
| spouse = <br />
* Euis Garnewi
* Euis Dewi Rasulastri
* Hati Hodijah
* Wiwin Winartin
* Nenah Hayati
| partner =
| children = Maesaroh {{br}}Dadan Sunandar{{br}}Dani Andylau{{br}}Dinar Mustika{{br}}Elin{{br}}Gina Tridasanti{{br}}Cipta Dewa {{br}} Gunawan Wibiksana{{br}}[[Bhatara Sena Sunandar]]{{br}}Gysta Gumilar Agustina{{br}}Yogaswara Sunandar{{br}}Sunan Purwa Aji{{br}}Aria Sadewa{{br}}Maulana Yusuf
| parents = Abah Sunarya
| mother = <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| father = <!-- may be used (optionally with mother parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| relatives =
| family =
| callsign =
| awards =
| website =
| module =
| module2 =
| module3 =
| module4 =
| module5 =
| module6 =
| signature =
| signature_size =
| signature_alt =
| footnotes =
}}
{{#if:Asepsu.JPG||
}}
'''Asep Sunandar Sunarya''' atau sering dipanggil Ki Asep Sunandar Sunarya ({{lahirmati|[[Kota Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]]|3|9|1955|Bandung, [[Jawa Barat]]|31|3|2014}})<ref>[http://www.antaranews.com/berita/426988/dalang-asep-sunandar-sunarya-wafat Dalang Asep Sunandar Sunarya wafat]</ref> adalah seorang maestro wayang golek di Indonesia. Selaku dalang wayang golek Asep Sunandar Sunarya (di rumahnya biasa dipanggil Abah, di udara sebagai ''breaker'' menggunakan nama [[Eyang Abiyasa]]) konsisten pada bidang garapannya, ''teu incah balilahan''. Ia begitu menyatu dengan dunia wayang golek yang Ia gelutinya sehingga penghargaan demi penghargaan, baik dari tingkat lokal, provinsi, nasional, bahkan manca negara Ia dapatkan.
Tanpa adanya seorang Asep Sunandar Sunarya mungkin [[Cepot]] tidak akan sepopuler sekarang ini
Materi dan ketenaran ia dapatkan dari hasil berjuang tanpa henti dengan menghadapi berbagai
Orang tidak banyak tahu bahwa perjalanan dalam profesinya sebagai dalang, demikian berliku. Tidak jarang,
“Setiap kali jika saya selesai pagelaran, ''Abah ''selalu mengatakan ''
Lebih jauh Asep mengatakan: ''“Kuring kudu ngahaturkeun nuhun ka sing saha waé'' ''anu geus ngritik, rék didasaran ku ngéwa atawa nya’ah, p''é''k t''é''h teuing. Sajaba ti ''é''ta, meureun perlu og''é'' kuring nendeskeun y''é''n naon rupa kr''é''ativitas jeung inovasi anu ku kuring dilakukeun, dina raraga tarékah sangkan seni Sunda wayang golék anu mibanda ajén adi luhung, tetep bisa hirup disagala
== Profesi Lainya ==
Selain maestro wayang golek, Asep Sunandar Sunarya juga sempat menjadi seorang Da'i atau penceramah Agama Islam. Walaupun beliau tidak pernah secara khusus menimba ilmu agama Islam di pondok pesantren. Menurut anak tertuanya Dadan Sunarya, ayahnya adalah seorang pemikir dan pembelajar terhadap apapun termasuk ilmu agama, yang notabene merupakan menu wajib dalam setiap pementasan wayang golek sebagaimana fungsi awalnya yaitu sebagai salah satu media penyebaran agama Islam di Nusantara. Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya mempelajari ilmu agama Islam dengan cara bergaul dengan ajengan ajengan, sepuh sepuh keagamaan, juga kiai pemimpin pondok pesantren.
== Dari Asep Sukana Menjadi Asep Sunandar Sunarya ==
Mimpi adalah sebuah misteri yang multi tafsir kebanyakan orang menganggapnya sebagai bunga tidur namun tidak sedikit juga yang beranggapan bahwa mimpi adalah medium Tuhan "Menyampaikan" pengetahuan-Nya kepada manusia, dan yang namanya tafsir itu pastinya banyak versi. Kita tidak pernah paham secara
namun inilah kenyataan yang dialami seorang Ibu pada tahun 1955 di Kampung Giriharja Bandung. Ia bernama Tjutjun Jubaedah (biasa dipanggil Abu Tjutjun), isteri seorang dalang terkenal pada masanya yakni Abeng Sunarya (biasa dipanggil Abah Sunarya).
Suami Istri ini dikarunia 13 orang anak:
# Suherman Sunarya
# [[Ade Kosasih Sunarya]]
# Miktarsih Sunarya
# Otah Saodah Sunarya
# Ilis Sunarya
# Nanih Sunarya
# Asep Sunandar Sunarya (Sukana)
# Imas Sunarya
# Iden Subrasana Sunarya
# Nunuk Sunarya
# Permanik Sunarya
# Ugan Sunagar Sunarya
# Agus Sunarya
Inilah salah satu episode tautan antara mimpi dengan kelahiran. Ketika usia kandungan Abu Tjutjun menginjak bulan ketujuh Ia bermimpi bahwa kalau anak yang ke-7 dalam kandungannya lahir maka tidak boleh diberi nama. 3 September 1955 Abu Tjutjun melahirkan putra ke-7 seorang anak laki-laki. teringat akan mimpinya maka jabang bayi tersebut tidak diberi nama.
Baris 50 ⟶ 120:
Karena sang Bayi tidak bernama tentu ada kekhawatiran pada diri Ma Jaja jika tetangganya menanyakan perihal nama Bayi tersebut. Untuk menyiasatinya maka Ma Jaja berfikir keras hingga muncul ide Sukana yakni semacam akronim dari Bahasa Sunda yang berarti sa suka na (sesukanya). kemudian Sukana menjadi semacam "nama" bagi Bayi tersebut. Ide ini datang sebagai "jalan tengah" atau solusi jitu sebab dengan cara seperti itu Ma Jaja tidak melanggar apa yang diamanatkan oleh sang Kaka.
Salah satu sebutan untuk laki-laki dikalangan masyarakat Sunda adalah Asep (disamping Encep atau Ujang). Jadilah kemudian sang bayi terbiasa disebut Asep Sukana. Hampir seperti kebanyakan anak-anak lainnya pada
Pada diri Asep mengalir darah seni dari Ayahnya. Diawali sejak usia 7 tahun ( kelas 1 SD) minat Asep terhadap wayang golek sudah mulai tumbuh. Selain karna faktor turunan juga memang pada zaman itu pagelaran seni Wayang Golek masih digandrungi oleh masyarakat. Juga, pada saat itu belum ada "saingan" dari jenis seni lainnya sebagaimana terjadi pada zaman sekarang. Bakat Sukana kecil ia perlihatkan dengan kegemarannya membuat wawayangan dari ranting-ranting pohon yang jatuh, tanah liat, dan daun singkong.
Asep Sukana yang hidup dibelaian Ma Jaja, tentu saja menganggap bahwa Ma Jaja adalah Ibu kandungannya sendiri. Paling kurang selama 16 tahun Asep Sukana tidak pernah tahu siapa sesungguhnya
Suatu ketika saat Asep Sukana manggung di Luragung, ia mendalang siang hari (''ngabeurangan'') sedangkan pada malam harinya yang menjadi dalang adalah Abah Sunarya, maka saat itulah Abah Sunarya berujar:''"Ngewa ngaran Sukana, ganti ku Sunandar!" ''Sejak saat itulah Asep Sukana berubah menjadi Asep Sunandar, sedangkan nama Sunarya merupakan nama Ayahnya yang kemudian digunakannya. Hal ini lazim terjadi di Masyarakat Sunda khususnya, dimana nama Ayah kerap digunakan
''"Apalah artinya sebuah nama tanpa Karya"'' Asep Sunandar.
== Penghargaan Atas Karya ==
Tentu banyak alasan kenapa ia memperoleh aneka penghargaan tersebut. Yang jelas tidak mungkin ada penghargaan tanpa prestasi dan tidak mungkin ada prestasi tanpa karya. Dari berkarya kemudian berprestasi tentu merupakan tangga tersendiri, dan tangga ini hanya mungkin dilalui atau dicapai apabila padanya terdapat inovasi dari ragam kreativitas yang dilakoninya. Artinya, Asep tidak hanya
Selain mendalang beliau juga sering berdakwah,
Selain penghargaan Individu Peduli Tradisi, Asep memiliki penghargaan atas semua kreativitasnya itu, diantaranya [[1978]] Asep Sunandar Sunarya berhasil menyandang juara ''Dalang Pinilih I'' tingkat Jawa Barat pada Binojakrama padalangan di Bandung. selang empat tahun kemudian yakni pada tahun [[1982]], terpilih kembali menjadi ''juara pinilih I'' lagi di Bandung. sejak [[1982]]-[[1985]] Asep Sunandar Sunarya rekaman kaset oleh SP'' Record'', dan Wisnu ''Record''. Dan pada tahun 1985, ia dinobatkan sebagai Dalang Juara UMUM tingkat Jawa Barat pada Binojakrama Padalangan di Subang, dan ia berhak memboyong Bokor Kencana sebagai lambang supremasi padalangan Sunda.
[[1986]], Asep Sunandar Sunarya mendapat mandat dari pemerintah sebagai duta kesenian, untuk terbang ke Amerika Serikat. Pada tahun yang sama, 1986, Dian Record mulai merekam karya-karya Asep Sunandar dalam bentuk kaset pita.
[[1993]], Asep Sunandar Sunarya diminta oleh ''Institut International De La Marionnette'' di Charleville, Prancis, sebagai dosen luar biasa selama dua bulan, dan diberi gelar profesor oleh masyarakat akademis
Tahun [[1994]], Asep Sunandar Sunarya mulai pentas di luar negeri, antara lain di
Setidaknya itulah beberapa penghargaan formal yang pernah diraih Asep. Tidak terhitung aneka penghargaan nonformal, baik yang datang dari perseorangan maupun kelembagaan.
Baris 75 ⟶ 146:
Dari semua itu, pada kesehariaanya, Asep tetaplah Asep yang hidup bersahaja, mengenakan sarung, dan bersila, serta "bercengkrama" dengan domba-domba peliharaanya.
Benar tidaknya Asep Sunandar Sunarya bisa disebut sang Maestro(?), tentu bukan yang bersangkutan yang menjawabnya. Hanya masyarakat, baik itu
Fakta menunjukan bahwa jam terbang manggungnya cukup mencengangkan bahkan sekitar
== Kehidupan Pribadi ==
Pada umur 17 tahun Asep Sunandar Sunarya menikahi Euis Garnewi (16 tahun) seorang Pesinden
Tuhanpun mempertemukan Asep dengan Euis Dewi Rasulastri (18tahun) seorang Gadis asal Lembang Jawa Barat, tahun [[1978]], saat itu usia Asep 23 tahun. Dari pernikahannya Asep dikarunia 1 orang anak lakii-laki dan 2 orang anak perempuan yaitu: Dinar Mustika, Elin, dan Gina Tridasanti. Namun, lagi-lagi jalan hidup tidak ada yang menduga. Pernikahannya dengan Elas kandas ditengah jalan. Usia pernikahannya dengan Elas Sulastri hanya berlangsung 6 tahun.
Pada usia 29 tahun Asep menikah lagi dengan Hati Hodijah (20tahun) seorang Gadis asal Rancaekek, [[Bandung]] Jawa Barat. Dari pernikahannya dengan Ati lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Cipta Dewa atau sering dipanggil Ito. Pada tahun yang sama, Asep menikah lagi dengan gadis asal Cangkuang bernama Wiwin Winartin (sebagai istri kedua), dari pernikahannya dengan Sumirat lahirlah seorang anak laki-laki yang diberinama Gunawan Wibiksana. Inilah jalan kehidupan Asep. Sama sekali yang bersangkutan tidak pernah tahu bahwa dirinya harus berpoligami.
Tahun [[1985]] saat Asep berusia 31, Ia terpikat gadis cantik dari Cianjur Kadupandak yang bernama Nenah Hayati (15 tahun). Pertemuannya bermula saat Asep sedang pentas di daerah tersebut. Pendek cerita akhirnya mereka sepakat untuk menjalin tali kasih, yang seterusnya menikah pada tanggal [[4 Maret]] [[1985]]. Kedua istrinya yang dimadu tersebut dangan rela harus melangsungkan perceraian sebagai jalan terbaiknya setelah mengetahui suaminya sudah menikah lagi dengan gadis cantik yang baru lulus dari SMP.
Dari pernikahan tersebut lahirlah 6 orang anak laki-laki: [[Bhatara Sena Sunandar|Bhatara Sena]], Gysta Gumilar Agustina, Yogaswara Sunandar, Sunan Purwa Aji, Aria Sadewa, dan Maulana Yusuf. Hingga saat ini hanya satu istri yang hidup serumah dengan Asep.
Hidup dan jalan kehidupan seseorang memang menjadi rahasia Tuhan.
''"Euweuh.. Euweuh nu nyaho manusa mah soal jodo, pati, bagja katut cilaka. kitu deui jeung Uing, ah teu nyangka wé sagala rupana ogé, geus kieu wé kuduna, da mémang kieu gening kanyataanana. teu Dalang, teu Présidén, teu Hancip, teu Ulama teu saha, ari ceuk nu Maha Sutradara kudu A nya pasti kajadian A. Aaaaah tarima wé ku kasadaran da sagala gé teu hayang komo embung"''. Ujar Asep.
Dalang kondang ini memiliki riwayat penyakit jantung dan rencananya akan dibawa ke sebuah rumah sakit di Singapura untuk berobat. Namun takdir berkata lain, pada tanggal [[31 Maret]] [[2014]], Asep Sunarya meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit Al-Ihsan Bandung.<ref>[http://kabarpop.co/2014/04/01/3652/asep-sunarya-meninggal-di-perjalanan.html Asep Sunarya meninggal di perjalanan], Kabarpop.co. Diakses 1 April 2014.</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* [http://escoladeatenas.blogs.sapo.pt/ulang-tahun-ke-61-asep-sunandar-43660 Ulang Tahun ke-61 Asep Sunandar]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/asep-sunarya/index.shtml Asep Sunandar Sunarya]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} di Ensiklopedia Tokoh Indonesia.
* [http://www.sundanet.com/artikel.php?id=11 Asep Sunandar Sunarya] di Sunda.net. [http://web.archive.org/web/20020221072403/www.sundanet.com/artikel.php?id=11 cache] di Google.
{{lifetime|1955|2014|Sunarya, Asep Sunandar}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Artikel artis Indonesia yang perlu diberi gambar|{{PAGENAME}}]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Seniman Sunda]]
|