Al-Andalus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan kesalahan |
|||
(40 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{History of Spain}}
{{Sejarah Portugal}}
'''Al-Andalus''' ({{lang-ar|الأندلس|al-andalus}}) adalah nama dari bagian [[Semenanjung Iberia]] ([[Spanyol]] dan [[Portugal]]) yang
Masa kekuasaan Islam di Iberia dimulai sejak [[Pertempuran Guadalete]], ketika pasukan Umayyah pimpinan [[Thariq bin Ziyad]] mengalahkan orang-orang [[Visigoth]] yang menguasai Iberia. Awalnya Al-Andalus merupakan provinsi dari [[Kekhalifahan]] [[Umayyah]] ([[711]]-[[
Karena pada akhirnya orang-orang [[Kristen]] berhasil [[Reconquista|merebut kembali]] Iberia dari tangan umat Islam dalam proses yang disebut ''[[Reconquista]]'' (secara harfiah berarti "penaklukkan ulang"), nama ''Al-Andalus'' umumnya tidak merujuk kepada Iberia secara umum, tetapi kepada daerah-daerah yang dikuasai para Muslim pada zaman dahulu. Pada [[
== Asal kata "Al-Andalus" ==
Baris 21:
=== Penaklukan dan masa-masa awal ===
{{main|Penaklukan Umayyah di Hispania}}
Sebelum kedatangan umat Islam, daerah Iberia merupakan kerajaan [[Hispania]] yang dikuasai oleh orang [[Kristen]] [[Visigoth]]. Pada 711, pasukan Umayyah yang sebagian besar merupakan bangsa [[Moor]] dari Afrika Barat Laut, menyerbu Hispania dipimpin [[jenderal]] [[Thariq bin Ziyad]], dan di bawah perintah dari [[Kekhalifahan Umayyah]] di [[Damaskus]]. Pasukan ini mendarat di [[Gibraltar]] pada [[30 April]], dan terus menuju utara. Setelah mengalahkan [[Raja]] [[Roderikus]] dari Visigoth dalam [[Pertempuran Guadalete]] (711), kekuasaan Islam terus berkembang hingga pada 719 hanya daerah [[Galisia (Spanyol)|Galisia]], [[Basque]] dan [[Asturias]] yang tidak tunduk kepada kekuasaan Islam. Setelah itu, pasukan Islam menyeberangi [[Pirenia]] untuk menaklukkan [[
Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang [[Wali Al-Andalus|wali (gubernur)]] yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Pada periode ini stabilitas politik negeri [[Spanyol]] belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah mau tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri, dan akhirnya berhasil mendirikan [[Kerajaan Asturias]], yang berhasil mengalahkan kaum Muslimin dalam [[Pertempuran Covadonga]] pada tahun [[721]].
Baris 27:
Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara [[khalifah]] di [[Damaskus]] dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di [[Al-Qairawan]]. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Iberia.
Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) [[Spanyol]] dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama, antara [[suku Berber]] asal [[Afrika Utara]] dan [[bangsa Arab|Arab]]. Di dalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing, yaitu [[Quraisy]] (Arab Utara) dan Arab Yamani ([[Arab Selatan]]). Perbedaan etnis ini
Pada tahun [[740-an]], terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan khalifah. Pada [[746]], [[Yusuf bin Abdurrahman Al-Fihri|Yusuf Al-Fihri]] memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus.
Baris 33:
Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam periode ini kaum Muslimin di Al-Andalus belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan.
Namun, menurut [[Ahmad Thomson]], pertikaian itu hanya terjadi di kalangan elit politik. Masyarakat Muslim di Andalusia secara umum hidup dalam ketenteraman dan kebaikan. Mereka hidup dengan berusaha mencontoh inspirasi dari sahabat Nabi, juga menerapkan [[Al-Quran]] dan [[Sunnah]] semampu mereka. Misalnya, pada masa itu, orang Muslim berbondong-bondong belajar agama kepada para syaikh dan Ulama, begitu pula masyarakat Andalusia. Mereka mengirim seseorang yang bernama [[Yahya bin Yahya Al-Laytsi|Yahya bin Yahya Al-Laythi]] untuk belajar kepada Imam [[Malik bin Anas]]. Di kemudian hari, ia menjadi Imam Madzhab Maliki.<ref>Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004.
=== Keamiran dan Kekhalifahan Kordoba ===
[[Berkas:Al Andalus-c.1000-id.png|jmpl|300px|ka|Kekhalifahan Kordoba c. [[1000]] pada masa kejayaan [[Al-Mansur bin Abi Amir|Al-Mansur]].]]
Pada [[750]], [[bani Abbasiyah]] menjatuhkan pemerintahan Umayyah di Damaskus, dan merebut kekuasaan atas daerah-daerah Arabia. Namun pada [[756]], pangeran Umayyah di pengasingan [[Abdurrahman I]] (Ad-Dakhil) melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba dengan gelar [[Amir Kordoba]]. Abdurrahman menolak untuk tunduk kepada kekhalifahan Abbasiyah yang baru terbentuk, karena pasukan Abbasiyah telah membunuh sebagian besar keluarganya. Ia memerintah selama 30 tahun,
Selama satu setengah abad berikutnya, keturunannya menggantikannya sebagai Amir Kordoba, yang memiliki kekuasaan tertulis atas seluruh Al-Andalus bahkan kadang-kadang meliputi [[Afrika Utara]] bagian barat. Pada kenyataannya, kekuasaan Amir Kordoba, terutama di daerah yang berbatasan dengan kaum Kristen, sering mengalami naik-turun tergantung kecakapan dari sang Amir yang sedang berkuasa. Amir [[Abdullah bin Muhammad]] bahkan hanya memiliki kekuasaan atas Kordoba saja.
Baris 47:
Cucu Abdullah, [[Abdurrahman III]], menggantikannya pada [[912]], dan dengan cepat mengembalikan kekuasaan Umayyah atas Al-Andalus dan bahkan Afrika Utara bagian barat. Pada 929 ia mengangkat dirinya sebagai [[Khalifah Kordoba|Khalifah]], sehingga keamiran ini sekarang memiliki kedudukan setara dengan kekhalifahan Abbasiyah di [[Baghdad]] dan kekhalifahan [[Syi'ah]] di [[Tunis]].
Periode kekhalifahan ini dianggap oleh para penulis Muslim sebagai [[masa keemasan]] Al-Andalus. Hasil panen yang diperoleh melalui [[irigasi]] serta bahan makanan yang diimpor dari [[Timur Tengah]] mencukupi untuk penduduk Kordoba dan kota-kota lainnya di Al-Andalus, dengan sektor ekonomi pertanian paling maju di [[Eropa]]. Kordoba dibawah kekhalifahan ini memiliki populasi sekitar 500.000, mengalahkan [[Konstantinopel]] sebagai kota terbesar dalam hal jumlah maupun kemakmuran penduduk di Eropa.<ref name=Chandler>Tertius Chandler. ''Four Thousand Years of Urban Growth: An Historical Census'' (1987), St. David's University Press ([http://www.etext.org/Politics/World.Systems/datasets/citypop/civilizations/citypops_2000BC-1988AD etext.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080211233018/http://www.etext.org/Politics/World.Systems/datasets/citypop/civilizations/citypops_2000BC-1988AD |date=2008-02-11 }}). ISBN 0-88946-207-0.</ref> Dalam dunia Islam, Kordoba merupakan salah satu pusat budaya yang maju. Karya-karya [[ilmuwan]] dan [[filsuf]] Al-Andalus, seperti [[Abul Qasim]] dan [[Ibnu Rusyd]] memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan intelektual di Eropa [[zaman pertengahan]].
Orang-orang Muslim dan non-Muslim sering datang dari luar negeri untuk belajar di berbagai [[perpustakaan]] dan [[universitas]] terkenal di Al-Andalus. Yang paling terkenal adalah [[Michael Scot]], yang menerjemahkan karya-karya [[Ibnu Rusyd]], [[Ibnu Sina]], dan [[Al-Bitruji]] dan membawanya ke [[Italia]]. Karya-karya ini kemudian memiliki dampak penting dalam berawalnya [[Renaisans]] di Eropa.<ref>{{cite web |url=http://www.islamawareness.net/Europe/Italy/rennaissance.html |title= The Arab Influence on the Italian Renaissance |accessdate=2007-10-18 |first=Jeff |last=Matthews |date=2004}}</ref><ref>{{cite paper |last=Badawi |first=Abdurrahman |title=The Toledo school - translators in Toledo, Spain during the Moorish rule - Al-Andalus: where three worlds met |publisher=UNESCO Courier |date=Desember 1991 |url=http://findarticles.com/p/articles/mi_m1310/is_1991_Dec/ai_11864007 |accessdate=2007-10-18|archiveurl=https://archive.
=== Periode ''Taifa'' pertama ===
Kekhalifahan Kordoba mengalami kejatuhan dalam perang saudara antara [[1009]] hingga [[1013]], dan akhirnya dihapuskan pada [[1031]]. Al-Andalus kini terpecah menjadi banyak kerajaan kecil, yang disebut ''[[taifa]]''. Pada periode ini, umat Islam di Al-Andalus kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik [[Islam]] itu, untuk pertama kalinya orang-orang [[Kristen]] pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil,
Taifa-taifa ini pada umumnya amat lemah sehingga tidak dapat mempertahankan diri menghadapi serangan-serangan dan permintaan [[upeti]] dari kerajaan-kerajaan [[Kristen]] di daerah utara dan barat, antara lain Kerajaan [[Navarre]], [[Kerajaan León|León]], [[Kerajaan Portugal|Portugal]], [[Kerajaan Kastilia|Kastilia]] dan [[Aragon]], serta [[Kabupaten Barcelona|Barcelona]]. Akhirnya serangan-serangan ini berubah menjadi penaklukan, sehingga taifa-taifa di Al-Andalus meminta bantuan dari Bani Murabithun yang berhaluan Islam fundamental di Afrika Utara. Orang-orang Murabitun mengalahkan raja Kastilia [[Alfonso VI dari Kastilia|Alfonso VI]], dalam [[Pertempuran Zallāqah]] dan [[Pertempuran Uclés]], dan akhirnya menguasai Al-Andalus.{{fact}}
Baris 63:
Pada tahun [[1143]], kekuasaan Murabithun ini berakhir, baik di [[Afrika Utara]] maupun di [[Spanyol]] dan digantikan oleh [[Muwahidun]]. Di [[Spanyol]] sendiri, sepeninggal [[Murabithun]], pada mulanya muncul kembali taifa-taifa kecil, tetapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun [[1146]], penguasa Muwahhidun yang berpusat di [[Afrika Utara]] merebut daerah ini. Penguasa Muwahidun memindahkan ibu kota Al-Andalus ke [[Sevilla]] pada [[1170]], dan mengalahkan raja Kastilia [[Alfonso VIII dari Kastilia|Alfonso VIII]] dalam [[Pertempuran Alarcos]] (1195).
Untuk jangka beberapa dekade, daulah ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi tidak lama setelah itu, [[Muwahhidun]] mengalami keambrukan. Pada [[1212]] gabungan Kerajaan Kristen Kastilia, [[Kerajaan Navarra|Navarra]], [[Kerajaan Aragon|Aragon]], dan [[Kerajaan Portugal|Portugal]] mengalahkan kaum Muwahidun pada [[Pertempuran Las Navas de Tolosa]], dan memaksa sultan Muwahidun meninggalkan Iberia. Umat Islam di Iberia kembali terpecah dalam taifa-taifa yang lemah, dan dengan cepat ditaklukkan oleh Portugal, Kastilia dan Aragon. Setelah jatuhnya [[Murcia]] ([[1243]]) dan [[Algarve]] ([[1249]]), hanya [[Keamiran Granada]] yang dipimpin [[Banu Nashri]]-lah negara Islam yang tersisa,
Pada [[abad ke-14]], [[Banu Marin]] di Maroko mengalami kemajuan dan mengancam kerajaan-kerajaan Kristen di Iberia. Banu Marin kemudian mengambil alih Granada dan menduduki kota-kotanya, seperti [[Algeciras]]. Namun, mereka gagal merebut [[Tarifa]], yang bertahan dari serangan Banu Marin hingga kedatangan Tentara Kastilia pimpinan Raja [[Alfonso XI dari Kastilia|Alfonso XI]]. Alfonso XI, dibantu [[Afonso IV dari Portugal]] dan [[Pedro IV dari Aragon]], mengalahkan Banu Marin pada [[Pertempuran Rio Salado]] ([[1340]]) dan merebut [[Algeciras|Al-Jaziratul Khadhra']] ([[1344]]). Alfonso XI juga [[Pengepungan Gibraltar Kelima|mengepung Gibraltar]], yang saat itu dikuasai Granada, selama [[1349]]-[[1350]],
=== Keamiran Granada ===
Baris 75:
== Masyarakat ==
[[Berkas:Higueruela.jpg|jmpl|ka|300px|Sebuah lukisan yang menggambarkan tentara Yahudi betempur bersama pasukan Sultan Granada [[Muhammad IX dari Granada|Muhammad IX]] dari Banu Nasri, dalam [[Pertempuran Higuerela]], [[1431]].]]
Masyarakat Al-Andalus terdiri dari tiga kelompok utama berdasarkan agama: [[Muslim]], [[Kristen]], dan [[Yahudi]]. Dalam tiap-tiap kota, komunitas-komunitas ini tinggal di daerah yang berbeda. Umat Islam sendiri, walaupun disatukan oleh agama yang sama, kadang terbagi-bagi menurut etnis, terutama perbedaan antara orang [[Bangsa Arab|Arab]] dan orang [[Berber]]. Orang-orang Arab tinggal di bagian selatan dan di [[Lembah Ebro]] di timur laut, sedangkan orang-orang Berber tinggal di daerah pegunungan yang sekarang berada di utara Portugal, dan di Meseta Central. [[Muzarab]] (atau ''Mozarab''/''Musta'rib'') adalah orang Kristen yang hidup dalam kekuasaan Islam di Al-Andalus dan mengikuti banyak adat, kesenian, dan kata-kata dari bahasa Arab,
Orang-orang Yahudi biasanya bekerja sebagai [[pedagang]], pemungut [[pajak]], [[dokter]] atau [[duta besar]]. Pada akhir [[abad ke-15]] terdapat sekitar 50.000 Yahudi di Granada dan 100.000 di seluruh Al-Andalus.<ref>Wasserstein, 1995, h. 101.</ref>
Baris 82:
==== Perlakuan terhadap non-Muslim ====
[[Berkas:Andalus cantor.JPG|jmpl|200px|Gambar dari seorang penyanyi Yahudi membaca kisah [[Pesakh]] di ''Al-Andalus''.]]
Perlakuan terhadap non-Muslim di Al-Andalus merupakan bahan diskusi dan perdebatan di antara para ahli dan para pengamat, terutama mereka yang tertarik dengan keberadaan bersama umat Muslim dan non-Muslim di dunia modern. Kaum non-muslim di Al-Andalus, seperti [[Kristen]] dan [[Yahudi]], dalam [[hukum Islam]] merupakan ''[[dzimmi]]'', yang bebas menjalankan ajaran agamanya, tidak didorong untuk masuk Islam,
Al-Andalus merupakan pusat kunci peradaban Yahudi pada [[Abad Pertengahan]], dan menghasilkan ilmuwan-ilmuwan ternama, seperti [[Moses Maimonides|Maimonides]], [[rabbi]], [[filsuf]], dan [[dokter]] yang menjadi ikon masa keemasan Yahudi di Al-Andalus. Masyarakat Yahudi di Al-Andalus juga merupakan salah satu masyarakat Yahudi yang paling stabil dan paling makmur. Sedangkan umat Kristen di Al-Andalus disebut kaum [[Muzarab]]. Kaum Muzarab merupakan keturunan orang Kristen terdahulu di Spanyol yang tetap memeluk Kristen namun mengadopsi budaya Arab.<ref name="bbc" /> Bahasa mereka, [[Bahasa Muzarab]], merupakan [[bahasa Roman]] yang dipengaruhi oleh [[bahasa Arab]] dan dituliskan dalam [[abjad Arab]].
[[María Rosa Menocal]], spesialis sastra Iberia di [[Universitas Yale]], berpendapat bahwa "toleransi merupakan aspek melekat pada masyarakat Andalus".<ref>[http://www.twbookmark.com/books/52/0316566888/press_release.html The Ornament of the World by María Rosa Menocal] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051109071705/http://www.twbookmark.com/books/52/0316566888/press_release.html |date=2005-11-09 }}, diakses [[12 Juni]] [[2006]].</ref> Dalam bukunya ''The Ornament of the World'' ([[2003]]), Menocal berpendapat bahwa sebagai ''[[dzimmi]]'', agama minoritas di Al-Andalus diberikan hak yang lebih terbatas daripada umat Muslim,
[[Bernard Lewis]] memiliki pandangan yang berbeda, dan berpendapat bahwa "klaim toleransi yang sekarang banyak didengar dari apologis Muslim, dan khususnya apologis untuk Islam, merupakan hal baru dan tidak diketahui asal-usulnya."<ref name="blewis">''The Jews in Islam'', bab 1 hal. 4</ref> Lewis menolak bahwa Muslim dan non-Muslim diberikan perlakuan sama pada masa lalu. Ia juga mengatakan "bagaimana mungkin orang yang memeluk agama yang benar dan orang yang menolaknya dipelakukan sama? Ini merupakan hal yang mustahil secara teologi maupun logika"<ref name="blewis"/>
Baris 93:
Penguasa Al-Andalus memperlakukan non-Muslim berbeda-beda sepanjang waktu. Salah satu periode toleransi adalah masa kekuasaan [[Abdurrahman III]] dan [[Al-Hakam II]], ketika Yahudi Al-Andalus mengalami kemakmuran, mencurahkan hidupnya untuk melayani Kekhalifahan Kordoba, mempelajari [[sains]], [[perdagangan]], dan [[industri]], terutama perdagangan [[sutera]] dan [[budak]], yang ikut memakmurkan negeri Al-Andalus. Al-Andalus menjadi suaka bagi kaum Yahudi yang teraniaya di negeri-negeri lain.
Orang-orang Kristen di Al-Andalus, dipicu oleh contoh dari umat Kristen lain di sepanjang perbatasan ''Al-Andalus'' kadang kala menegaskan klaim-klaim Agama Kristen, dan dengan sengaja mencari [[martir|kemartiran]], bahkan selama masa-masa toleransi. Misalnya, 48 orang Kristen Kordoba melakukan penghinaan terhadap agama Islam, dan akhirnya dipenggal. Mereka sengaja melakukan tersebut agar mati sebagai martir, dan mereka dikenal sebagai [[Martir Kordoba]]. Beberapa orang dari generasi berikutnya-pun meneruskan hal ini, dan mereka sepenuhnya tahu apa nasib yang menimpa pendahulu mereka.<ref>{{cite web|url=http://www.orthodoxengland.btinternet.co.uk/oecordob.htm|title=Orthodox Europe: St Eulogius and the Blessing of Cordoba|archiveurl=
Setelah kematian Al-Hakam II pada [[976]], situasi mulai memburuk bagi non-Muslim pada umumnya. Hampir 100 tahun berikutnya, pada [[30 Desember]] [[1066]], peristiwa penganiayaan pertama terjadi ketika kaum Yahudi diusir dan ratusan keluarga dibunuh karena tidak mau meninggalkan Granada, dan kerusuhan setelahnya menewaskan sekitar 3.000 orang.<ref>Harzig, Hoerder & Shubert, 2003, h. 42.</ref> Penganiayaan terhadap Yahudi juga terjadi sesekali pada masa [[Murabitun]] dan [[Muwahidun]],<ref>O'Callaghan, 1975, h. 286.</ref> tetapi sumber yang ada amat sedikit dan tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai hal ini.<ref>Roth, 1994, h. 113-116.</ref>
Baris 103:
== Kebudayaan ==
[[Berkas:Mezquita Orange Tree Courtyard.jpg|jmpl|300px|Halaman bagian dalam dari [[Masjid Kordoba]].]]
C.W. Previte-Orton menulis dalam ''Cambridge Medieval History'', menulis
{{cquote2|"''Peradaban [[Saracen]] yang brilian di Spanyol Islam membuat orang-orang [[Moor]], bahkan dalam masa terpuruknya negara-negara [[Taifa]], sebagai orang-orang paling beradab di Barat.''"}}
Banyak suku, agama, dan ras hidup bersama-sama di Al-Andalus, dan masing-masing menyumbang terhadap kemajuan intelektual di Andalus. Buku-buku jauh lebih tersebar luas di Al-Andalus dibanding di negara lainnya di Barat.<ref>Previte-Orton (1971), vol. 1, h. 377</ref> Sejarah intelektual Al-Andalus terlihat dari hasilnya berupa banyaknya ilmuwan Islam dan Yahudi.
Kemajuan intelektual Al-Andalus bermula dari
Pada [[abad ke-10]], kota Kordoba memiliki 700 [[masjid]], 60.000 [[istana]], dan 70 [[perpustakaan]], dan salah satu perpustakaan yang terbesar memiliki hingga 500.000 naskah.<ref name="USM"/><ref>{{cite web |url=http://www.albalagh.net/kids/history/qurtuba.shtml |title=Qurtuba |accessdate=2007-10-15 |publisher=Albalagh}}</ref> Sebagai perbandingan, perpustakaan terbesar di Eropa Kristen saat itu memiliki tak lebih dari 400 naskah, bahkan pada [[abad ke-14]] [[Universitas Paris]] baru memiliki sekitar 2.000 buku.<ref name="USM"/> Perpustakaan, penyalin, penjual buku, pembuat kertas, dan sekolah-sekolah di seluruh Al-Andalus menerbitkan sebanyak 60.000 buku tiap tahunnya, termasuk [[risalah]], [[puisi]], [[polemik]] dan [[antologi]].<ref name="USM">Dato' Dzulkifli Abd Razak, [http://www.prn2.usm.my/mainsite/bulletin/article/29dar05.html Quest for knowledge] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071206121721/http://www.prn2.usm.my/mainsite/bulletin/article/29dar05.html |date=2007-12-06 }}, ''[[New Straits Times|New Sunday Times]]'', 3 July 2005.</ref> Sebagai perbandingan, [[Spanyol|Spanyol modern]] menerbitkan rata-rata 46.300 buku tiap tahunnya, menurut [[UNESCO]].<ref>[[UNESCO]]. [http://www.uis.unesco.org/TEMPLATE/html/CultAndCom/Table_IV_5_Europe.html Europe] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060618094735/http://www.uis.unesco.org/TEMPLATE/html/CultAndCom/Table_IV_5_Europe.html |date=2006-06-18 }}, Book production: number of titles by UDC classes, UNESCO Institute of Statistics.</ref>
=== Filosofi ===
Baris 134:
=== Ilmu pengetahuan ===
{{utama|Ilmu pengetahuan di Al-Andalus}}
'Abbas bin Famas termasyhur dalam ilmu [[kimia]] dan [[astronomi]]. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu [[astronomi]]. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad bin Ibas dari Qurthubah adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Ummul Hasan binti Abi Ja'far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.{{fact}}
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah [[Islam]] bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, [[Ibnu Jubair]] dari [[Valencia]] ([[1145]]-[[1228]]) menulis tentang negeri-negeri Muslim di [[Laut Tengah]] dan Sisilia; serta [[Ibnul Khatib]] ([[1317]]-[[1374]]) menyusun riwayat Granada. Sejarawan di atas bertempat tinggal di Al-Andalus, yang kemudian pindah ke [[Afrika]].{{fact}}
=== Keagamaan ===
Dalam bidang fiqh, Al-Andalus dikenal sebagai penganut [[madzhab Maliki]]. Yang memperkenalkan [[madzhab]] ini di sana adalah Ziyad bin 'Abdul Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi [[qadhi]] pada masa [[Hisyam I]]. Ahli-ahli fiqh lainnya di antaranya adalah [[Abu Bakr bin Al-Quthiyyah]], [[Mundzir bin Sa'id al-Balluthi]] dan [[Ibnu Hazm]] yang terkenal.{{fact}}▼
▲Dalam bidang fiqh, Al-Andalus dikenal sebagai penganut [[madzhab Maliki]]. Yang memperkenalkan [[madzhab]] ini di sana adalah Ziyad bin 'Abdul Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi [[qadhi]] pada masa [[Hisyam I]]. Ahli-ahli fiqh lainnya di antaranya adalah [[Abu Bakr bin Al-Quthiyyah]], [[Mundzir bin Sa'id al-Balluthi]] dan [[Ibnu Hazm]] yang terkenal.
=== Kesenian dan sastra ===
Dalam bidang musik dan suara, Al-Andalus mencapai kecemerlangan dengan tokohnya Al-Hasan bin Nafi' yang dijuluki [[Ziryab]]. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan, Ziryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.{{fact}}▼
▲Dalam bidang musik dan suara, Al-Andalus mencapai kecemerlangan dengan tokohnya Al-Hasan bin Nafi' yang dijuluki [[Ziryab]]. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan, Ziryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
[[Bahasa Arab]] telah menjadi [[bahasa administrasi]] dalam pemerintahan Islam di Al-Andalus. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomor-duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, [[Ibnu Malik]] yang mengarang ''[[Alfiyyah]]'', Ibnu Khuruf, Ibnul Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan bin Usfur, dan [[Abu Hayyan al-Gharnathi]]. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti ''Al-'Iqdul Farid'' karya [[Ibnu Abdu Rabbih]], ''Al-Dzakhirahji Mahasin Ahlul Jazirah'' oleh [[Ibnu Bassam]], Kitab ''Al-Qalaid'' buah karya [[Al-Fath bin Khaqan]], dan sebagainya.{{fact}}
=== Arsitektur ===
{{utama|Arsitektur Moor}}
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian ummat Islam sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Iberia yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan
Pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, permukiman, dan taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah [[Masjid Kordoba]], [[Madinatul Zahra]], [[Aljafería|Istana Ja'fariyah]] di Saraqusthah, tembok Toledo, Istana Al-Makmun, [[Giralda]], dan [[Alhambra|Istana Al-Hamra']] di [[Gharnathah]].{{fact}}
==== Kordoba ====
Kordoba adalah salah satu kota utama Visigoth, yang kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa Muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Al-Andalus tersebut. Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang Istana Damaskus. Di antara kebanggaan kota Kordoba lainnya adalah Masjid Agung Kordoba. Menurut Ibnu ad-Dala'i, terdapat 491 [[masjid]] di sana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota [[Islam]] adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Kordoba saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa Muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 km.{{fact}}▼
▲Kordoba adalah salah satu kota utama Visigoth, yang kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa Muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Al-Andalus tersebut. Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang Istana Damaskus. Di antara kebanggaan kota Kordoba lainnya adalah Masjid Agung Kordoba. Menurut Ibnu ad-Dala'i, terdapat 491 [[masjid]] di sana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota [[Islam]] adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Kordoba saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa Muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 km.
==== Granada ====
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Kordoba diambil alih oleh Granada pada masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh [[Eropa]]. Istana Alhambra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Moor. Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya.{{fact}}
== Faktor pendukung kemajuan dan kemunduran ==
=== Faktor pendukung kemajuan ===
Kemajuan Al-Andalus sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman I, Abdurrahman II, dan Abdurrahman III. Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting di antara penguasa Bani Umayyah di Al-Andalus dalam hal ini adalah [[Muhammad I dari Kordoba|Muhammad I]] ([[852]]-[[886]]) dan Al-Hakam II (961-976).{{fact}}▼
▲Kemajuan Al-Andalus sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman I, Abdurrahman II, dan Abdurrahman III. Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting di antara penguasa Bani Umayyah di Al-Andalus dalam hal ini adalah [[Muhammad I dari Kordoba|Muhammad I]] ([[852]]-[[886]]) dan Al-Hakam II (961-976).
Toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam di Iberia. Untuk orang-orang Kristen, sebagaimana juga orang-orang Yahudi, disediakan hakim khusus yang menangani masalah sesuai dengan ajaran agama mereka masing-masing. Masyarakat Al-Andalus merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai komunitas, baik agama maupun bangsa. Dengan ditegakkannya toleransi beragama, komunitas-komunitas itu dapat bekerja sama dan menyumbangkan kelebihannya masing masing.
Meskipun ada persaingan yang sengit antara [[Bani Abbasiyyah]] di [[Baghdad]] dan Umayyah di Al-Andalus, hubungan budaya dari Timur dan Barat tidak selalu berupa peperangan. Sejak [[abad ke-11]] dan seterusnya, banyak sarjana mengadakan perjalanan dari ujung barat wilayah Islam ke ujung timur, sambil membawa buku-buku dan gagasan-gagasan, sehingga membawa kesatuan budaya dunia [[Islam]].{{fact}}
Perpecahan politik pada masa [[Mulukul Thawa'if]] dan sesudahnya tidak menyebabkan mundurnya peradaban. Masa itu, bahkan merupakan puncak kemajuan ilmu pengetahuan, kesenian, dan kebudayaan Al-Andalus. Setiap penguasa di [[Taifa Málaga|Málaga]], [[Taifa Toledo|Toledo]], [[Taifa Sevilla|Sevilla]], [[Taifa Granada|Granada]], dan lain-lain berusaha menyaingi [[Taifa Kordoba|Kordoba]]. Kalau sebelumnya Kordoba merupakan satu-satunya pusat ilmu dan peradaban Islam di Iberia, Muluk ath-Thawa'if berhasil mendirikan pusat-pusat peradaban baru yang di antaranya justru lebih maju.
{{fact}}
=== Faktor penyebab kemunduran ===
* Konflik dengan kerajaan Kristen. Para penguasa Muslim tidak melakukan [[Islamisasi]] secara sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hierarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun, kehadiran Muslim Arab telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Kristen Iberia. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Iberia tidak pernah berhenti dari pertentangan antara dengan kerajaan-kerajaan Kristen.
* Tidak adanya ideologi pemersatu. Kalau di tempat-tempat lain para [[muallaf]] diperlakukan sebagai orang Islam yang sederajat, di Iberia, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai [[abad ke-10]], mereka masih memberi istilah '''ibad'' dan [[Muwallad]] kepada para muallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut.
* Kesulitan ekonomi. Di paruh kedua masa Islam di Iberia, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat "serius", sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan menpengaruhi kondisi politik dan militer
* Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan. Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk ath-Thawaif muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ke tangan Penguasa Katolik di antaranya juga disebabkan permasalahan ini.
* Keterpencilan. Al-Andalus bagaikan terpencil dari [[dunia Islam]] yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di sana.{{fact}}
== Pengaruh atas Eropa ==
Al-Andalus merupakan tempat yang paling utama bagi [[Eropa]] dalam menyerap peradaban Islam, baik dalam hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti Sisilia dan [[Perang Salib]], tetapi saluran yang terpenting adalah Al-Andalus.{{fact}}▼
▲Al-Andalus merupakan tempat yang paling utama bagi [[Eropa]] dalam menyerap peradaban Islam, baik dalam hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti Sisilia dan [[Perang Salib]], tetapi saluran yang terpenting adalah Al-Andalus.
Al-Andalus merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Al-Andalus berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik. Yang terpenting di antaranya adalah pemikiran Ibnu Rusyd (1120-1198). Ia melepaskan belenggu taqlid dan menganjurkan kebebasan berpikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memikat minat semua orang yang berpikiran bebas. Ia mengedepankan sunnatullah menurut pengertian Islam terhadap [[panteisme]] dan [[antropomorfisme]] [[Kristen]]. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di [[Eropa]] timbul gerakan Averroeisme yang menuntut kebebasan berpikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini.{{fact}}
Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir [[Reformasi Protestan|reformasi]] pada [[abad ke-16]] dan [[rasionalisme]] pada [[abad ke-17]]. Buku-buku Ibnu Rusyd dicetak di [[Venesia]] tahun [[1481]], [[1482]], [[1483]], [[1489]], dan [[1500]]. Bahkan edisi lengkapnya terbit pada tahun [[1553]] dan [[1557]]. Karya-karyanya juga diterbitkan pada abad ke-16 di [[Napoli]], [[Bologna]], [[Lyon]], dan [[Strasbourg]], dan di awal [[abad ke-17]] di [[Jenewa]]. Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibn Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di Al-Andalus, seperti yang berada di Qurthubah, [[Isybiliyyah]], [[Malaqah]], [[Gharnathah]], dan [[Salamanca]]. Selama belajar di Al-Andalus, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan Muslim.
Baris 195 ⟶ 189:
Pusat penerjemahan itu adalah Thulaithulah. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas di Eropa adalah [[Universitas Paris]] yang didirikan pada tahun [[1231]], tiga puluh tahun setelah meninggalnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas. Di dalam universitas-universitas itu, ilmu yang mereka peroleh dari universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran [[Al-Farabi]], [[Ibnu Sina]] dan Ibnu Rusyd.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak [[abad ke-12]] itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali ([[Renaisans]]) pusaka Yunani di Eropa pada [[abad ke-14]]. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam [[bahasa Latin]]. Walaupun kaum Muslimin akhirnya terusir dari Iberia dengan cara yang sangat kejam, tetapi warisannya telah membidangi gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah: kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik ([[Renaisans Yunani]]) pada [[abad ke-14]] yang bermula di [[Italia]], gerakan reformasi pada abad ke-16, rasionalisme pada abad ke-17, dan pencerahan (''aufklärung'') pada [[abad ke-18]].{{fact}}
== Referensi ==
Baris 216 ⟶ 210:
* Reilly, Bernard F. ([[1993]]). ''The Medieval Spains''. Cambridge University Press. ISBN 0-521-39741-3
* Roth, Norman ([[1994]]). ''Jews, Visigoths and Muslims in Medieval Spain: Cooperation and Conflict''. Brill. ISBN 90-04-06131-2
* Syuaib, Joesoef (1997). ''Sejarah Daulat Umayyah II di Cordova''. Jakarta: PT
* [[Ilan Stavans|Stavans, Ilan]] (2003). ''The Scroll and the Cross: 1,000 Years of Jewish-Hispanic Literature''. [[London]]: Routledge. ISBN 0-415-92930-X
* Wasserstein, David J. (1995). Jewish élites in Al-Andalus. In Daniel Frank (Ed.). ''The Jews of Medieval Islam: Community, Society and Identity''. Brill. ISBN 90-04-10404-6
Baris 227 ⟶ 221:
* {{en}} [http://www.muslimheritage.com/uploads/Main_Spain1.pdf Spain's Islamic Legacy oleh Prof. S.M. Ghazanfar]
* {{en}} [http://libro.uca.edu/payne1/payne2.htm A History of Spain and Portugal, Chapter Two: Al-Andalus] oleh Stanley G. Payne
* {{en}} [http://www.paradoxplace.com/Photo%20Pages/Spain/Spain_History/Al-Andalus_Chronology.htm Garis waktu dan gambar-gambar mengenai Al-Andalus] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070512082946/http://www.paradoxplace.com/Photo%20Pages/Spain/Spain_History/Al-Andalus_Chronology.htm |date=2007-05-12 }}
{{Portal bar|Islam|Sejarah}}
{{Bani Umayyah|X}}
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Andalus, Al-}}
[[Kategori:Al-Andalus| ]]▼
[[Kategori:Sejarah Spanyol]]
[[Kategori:Sejarah Portugal]]
Baris 237 ⟶ 235:
[[Kategori:Sejarah Yahudi]]
[[Kategori:Abad Pertengahan]]
▲[[Kategori:Al-Andalus| ]]
|