Al-Andalus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k replaced: hidraulik → hidraulis |
perbaikan kesalahan |
||
(19 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{History of Spain}}
{{Sejarah Portugal}}
'''Al-Andalus''' ({{lang-ar|الأندلس|al-andalus}}) adalah nama dari bagian [[Semenanjung Iberia]] ([[Spanyol]] dan [[Portugal]]) yang
Masa kekuasaan Islam di Iberia dimulai sejak [[Pertempuran Guadalete]], ketika pasukan Umayyah pimpinan [[Thariq bin Ziyad]] mengalahkan orang-orang [[Visigoth]] yang menguasai Iberia. Awalnya Al-Andalus merupakan provinsi dari [[Kekhalifahan]] [[Umayyah]] ([[711]]-[[
Karena pada akhirnya orang-orang [[Kristen]] berhasil [[Reconquista|merebut kembali]] Iberia dari tangan umat Islam dalam proses yang disebut ''[[Reconquista]]'' (secara harfiah berarti "penaklukkan ulang"), nama ''Al-Andalus'' umumnya tidak merujuk kepada Iberia secara umum, tetapi kepada daerah-daerah yang dikuasai para Muslim pada zaman dahulu. Pada [[
== Asal kata "Al-Andalus" ==
Baris 47:
Cucu Abdullah, [[Abdurrahman III]], menggantikannya pada [[912]], dan dengan cepat mengembalikan kekuasaan Umayyah atas Al-Andalus dan bahkan Afrika Utara bagian barat. Pada 929 ia mengangkat dirinya sebagai [[Khalifah Kordoba|Khalifah]], sehingga keamiran ini sekarang memiliki kedudukan setara dengan kekhalifahan Abbasiyah di [[Baghdad]] dan kekhalifahan [[Syi'ah]] di [[Tunis]].
Periode kekhalifahan ini dianggap oleh para penulis Muslim sebagai [[masa keemasan]] Al-Andalus. Hasil panen yang diperoleh melalui [[irigasi]] serta bahan makanan yang diimpor dari [[Timur Tengah]] mencukupi untuk penduduk Kordoba dan kota-kota lainnya di Al-Andalus, dengan sektor ekonomi pertanian paling maju di [[Eropa]]. Kordoba dibawah kekhalifahan ini memiliki populasi sekitar 500.000, mengalahkan [[Konstantinopel]] sebagai kota terbesar dalam hal jumlah maupun kemakmuran penduduk di Eropa.<ref name=Chandler>Tertius Chandler. ''Four Thousand Years of Urban Growth: An Historical Census'' (1987), St. David's University Press ([http://www.etext.org/Politics/World.Systems/datasets/citypop/civilizations/citypops_2000BC-1988AD etext.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080211233018/http://www.etext.org/Politics/World.Systems/datasets/citypop/civilizations/citypops_2000BC-1988AD |date=2008-02-11 }}). ISBN 0-88946-207-0.</ref> Dalam dunia Islam, Kordoba merupakan salah satu pusat budaya yang maju. Karya-karya [[ilmuwan]] dan [[filsuf]] Al-Andalus, seperti [[Abul Qasim]] dan [[Ibnu Rusyd]] memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan intelektual di Eropa [[zaman pertengahan]].
Orang-orang Muslim dan non-Muslim sering datang dari luar negeri untuk belajar di berbagai [[perpustakaan]] dan [[universitas]] terkenal di Al-Andalus. Yang paling terkenal adalah [[Michael Scot]], yang menerjemahkan karya-karya [[Ibnu Rusyd]], [[Ibnu Sina]], dan [[Al-Bitruji]] dan membawanya ke [[Italia]]. Karya-karya ini kemudian memiliki dampak penting dalam berawalnya [[Renaisans]] di Eropa.<ref>{{cite web |url=http://www.islamawareness.net/Europe/Italy/rennaissance.html |title= The Arab Influence on the Italian Renaissance |accessdate=2007-10-18 |first=Jeff |last=Matthews |date=2004}}</ref><ref>{{cite paper |last=Badawi |first=Abdurrahman |title=The Toledo school - translators in Toledo, Spain during the Moorish rule - Al-Andalus: where three worlds met |publisher=UNESCO Courier |date=Desember 1991 |url=http://findarticles.com/p/articles/mi_m1310/is_1991_Dec/ai_11864007 |accessdate=2007-10-18|archiveurl=https://archive.
=== Periode ''Taifa'' pertama ===
Baris 82:
==== Perlakuan terhadap non-Muslim ====
[[Berkas:Andalus cantor.JPG|jmpl|200px|Gambar dari seorang penyanyi Yahudi membaca kisah [[Pesakh]] di ''Al-Andalus''.]]
Perlakuan terhadap non-Muslim di Al-Andalus merupakan bahan diskusi dan perdebatan di antara para ahli dan para pengamat, terutama mereka yang tertarik dengan keberadaan bersama umat Muslim dan non-Muslim di dunia modern. Kaum non-muslim di Al-Andalus, seperti [[Kristen]] dan [[Yahudi]], dalam [[hukum Islam]] merupakan ''[[dzimmi]]'', yang bebas menjalankan ajaran agamanya, tidak didorong untuk masuk Islam, tetapi membayar pajak yang disebut ''[[jizyah]]''.<ref name="bbc">[[Rageh Omaar|Omaar, Rageh]], ''[http://www.bbc.co.uk/bbcfour/documentaries/features/islamic-history-europe.shtml An Islamic History of Europe] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111103143328/http://www.bbc.co.uk/bbcfour/documentaries/features/islamic-history-europe.shtml |date=2011-11-03 }}''. video dokumenter, [[BBC]] Four: August 2005.</ref> Para ahli berpendapat bahwa agama minoritas (termasuk Yahudi) di Al-Andalus yang dikuasai umat Islam diperlakukan jauh lebih baik daripada di daerah [[Eropa Barat]] yang dikuasai Kristen, dan mereka hidup dalam "masa keemasan" toleransi, saling menghormati dan keharmonisan antarumat beragama.
Al-Andalus merupakan pusat kunci peradaban Yahudi pada [[Abad Pertengahan]], dan menghasilkan ilmuwan-ilmuwan ternama, seperti [[Moses Maimonides|Maimonides]], [[rabbi]], [[filsuf]], dan [[dokter]] yang menjadi ikon masa keemasan Yahudi di Al-Andalus. Masyarakat Yahudi di Al-Andalus juga merupakan salah satu masyarakat Yahudi yang paling stabil dan paling makmur. Sedangkan umat Kristen di Al-Andalus disebut kaum [[Muzarab]]. Kaum Muzarab merupakan keturunan orang Kristen terdahulu di Spanyol yang tetap memeluk Kristen namun mengadopsi budaya Arab.<ref name="bbc" /> Bahasa mereka, [[Bahasa Muzarab]], merupakan [[bahasa Roman]] yang dipengaruhi oleh [[bahasa Arab]] dan dituliskan dalam [[abjad Arab]].
[[María Rosa Menocal]], spesialis sastra Iberia di [[Universitas Yale]], berpendapat bahwa "toleransi merupakan aspek melekat pada masyarakat Andalus".<ref>[http://www.twbookmark.com/books/52/0316566888/press_release.html The Ornament of the World by María Rosa Menocal] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051109071705/http://www.twbookmark.com/books/52/0316566888/press_release.html |date=2005-11-09 }}, diakses [[12 Juni]] [[2006]].</ref> Dalam bukunya ''The Ornament of the World'' ([[2003]]), Menocal berpendapat bahwa sebagai ''[[dzimmi]]'', agama minoritas di Al-Andalus diberikan hak yang lebih terbatas daripada umat Muslim, tetapi masih lebih baik daripada di daerah Eropa yang dikuasai Kristen. Orang-orang Yahudi dan sekte-sekte Kristen yang dianggap terlarang datang dari seluruh Eropa ke Al-Andalus, tempat mereka menerima [[toleransi]].
[[Bernard Lewis]] memiliki pandangan yang berbeda, dan berpendapat bahwa "klaim toleransi yang sekarang banyak didengar dari apologis Muslim, dan khususnya apologis untuk Islam, merupakan hal baru dan tidak diketahui asal-usulnya."<ref name="blewis">''The Jews in Islam'', bab 1 hal. 4</ref> Lewis menolak bahwa Muslim dan non-Muslim diberikan perlakuan sama pada masa lalu. Ia juga mengatakan "bagaimana mungkin orang yang memeluk agama yang benar dan orang yang menolaknya dipelakukan sama? Ini merupakan hal yang mustahil secara teologi maupun logika"<ref name="blewis"/>
Baris 93:
Penguasa Al-Andalus memperlakukan non-Muslim berbeda-beda sepanjang waktu. Salah satu periode toleransi adalah masa kekuasaan [[Abdurrahman III]] dan [[Al-Hakam II]], ketika Yahudi Al-Andalus mengalami kemakmuran, mencurahkan hidupnya untuk melayani Kekhalifahan Kordoba, mempelajari [[sains]], [[perdagangan]], dan [[industri]], terutama perdagangan [[sutera]] dan [[budak]], yang ikut memakmurkan negeri Al-Andalus. Al-Andalus menjadi suaka bagi kaum Yahudi yang teraniaya di negeri-negeri lain.
Orang-orang Kristen di Al-Andalus, dipicu oleh contoh dari umat Kristen lain di sepanjang perbatasan ''Al-Andalus'' kadang kala menegaskan klaim-klaim Agama Kristen, dan dengan sengaja mencari [[martir|kemartiran]], bahkan selama masa-masa toleransi. Misalnya, 48 orang Kristen Kordoba melakukan penghinaan terhadap agama Islam, dan akhirnya dipenggal. Mereka sengaja melakukan tersebut agar mati sebagai martir, dan mereka dikenal sebagai [[Martir Kordoba]]. Beberapa orang dari generasi berikutnya-pun meneruskan hal ini, dan mereka sepenuhnya tahu apa nasib yang menimpa pendahulu mereka.<ref>{{cite web|url=http://www.orthodoxengland.btinternet.co.uk/oecordob.htm|title=Orthodox Europe: St Eulogius and the Blessing of Cordoba|archiveurl=
Setelah kematian Al-Hakam II pada [[976]], situasi mulai memburuk bagi non-Muslim pada umumnya. Hampir 100 tahun berikutnya, pada [[30 Desember]] [[1066]], peristiwa penganiayaan pertama terjadi ketika kaum Yahudi diusir dan ratusan keluarga dibunuh karena tidak mau meninggalkan Granada, dan kerusuhan setelahnya menewaskan sekitar 3.000 orang.<ref>Harzig, Hoerder & Shubert, 2003, h. 42.</ref> Penganiayaan terhadap Yahudi juga terjadi sesekali pada masa [[Murabitun]] dan [[Muwahidun]],<ref>O'Callaghan, 1975, h. 286.</ref> tetapi sumber yang ada amat sedikit dan tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai hal ini.<ref>Roth, 1994, h. 113-116.</ref>
Baris 110:
Kemajuan intelektual Al-Andalus bermula dari perseteruan intelektual antara [[Bani Umayyah]] yang menguasai Al-Andalus, dengan [[Bani Abbasiyah]] yang berkuasa di [[Timur Tengah]]. Penguasa Umayyah berusaha memperbanyak [[perpustakaan]] dan lembaga pendidikan di kota-kota Al-Andalus seperti Kordoba, untuk mengalahkan ibu kota Abbasiyah [[Baghdad]]. Walaupun Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah saling bersaing, kedua kekhalifahan ini mengizinkan perjalanan antara kedua kekhalifahan ini dengan bebas, yang membantu penyebaran dan pertukaran ide serta inovasi dari waktu ke waktu.
Pada [[abad ke-10]], kota Kordoba memiliki 700 [[masjid]], 60.000 [[istana]], dan 70 [[perpustakaan]], dan salah satu perpustakaan yang terbesar memiliki hingga 500.000 naskah.<ref name="USM"/><ref>{{cite web |url=http://www.albalagh.net/kids/history/qurtuba.shtml |title=Qurtuba |accessdate=2007-10-15 |publisher=Albalagh}}</ref> Sebagai perbandingan, perpustakaan terbesar di Eropa Kristen saat itu memiliki tak lebih dari 400 naskah, bahkan pada [[abad ke-14]] [[Universitas Paris]] baru memiliki sekitar 2.000 buku.<ref name="USM"/> Perpustakaan, penyalin, penjual buku, pembuat kertas, dan sekolah-sekolah di seluruh Al-Andalus menerbitkan sebanyak 60.000 buku tiap tahunnya, termasuk [[risalah]], [[puisi]], [[polemik]] dan [[antologi]].<ref name="USM">Dato' Dzulkifli Abd Razak, [http://www.prn2.usm.my/mainsite/bulletin/article/29dar05.html Quest for knowledge] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071206121721/http://www.prn2.usm.my/mainsite/bulletin/article/29dar05.html |date=2007-12-06 }}, ''[[New Straits Times|New Sunday Times]]'', 3 July 2005.</ref> Sebagai perbandingan, [[Spanyol|Spanyol modern]] menerbitkan rata-rata 46.300 buku tiap tahunnya, menurut [[UNESCO]].<ref>[[UNESCO]]. [http://www.uis.unesco.org/TEMPLATE/html/CultAndCom/Table_IV_5_Europe.html Europe] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060618094735/http://www.uis.unesco.org/TEMPLATE/html/CultAndCom/Table_IV_5_Europe.html |date=2006-06-18 }}, Book production: number of titles by UDC classes, UNESCO Institute of Statistics.</ref>
=== Filosofi ===
Baris 152:
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian ummat Islam sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Iberia yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidraulis untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air). Pengaturan
Pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, permukiman, dan taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah [[Masjid Kordoba]], [[Madinatul Zahra]], [[Aljafería|Istana Ja'fariyah]] di Saraqusthah, tembok Toledo, Istana Al-Makmun, [[Giralda]], dan [[Alhambra|Istana Al-Hamra']] di [[Gharnathah]].{{fact}}
Baris 210:
* Reilly, Bernard F. ([[1993]]). ''The Medieval Spains''. Cambridge University Press. ISBN 0-521-39741-3
* Roth, Norman ([[1994]]). ''Jews, Visigoths and Muslims in Medieval Spain: Cooperation and Conflict''. Brill. ISBN 90-04-06131-2
* Syuaib, Joesoef (1997). ''Sejarah Daulat Umayyah II di Cordova''. Jakarta: PT
* [[Ilan Stavans|Stavans, Ilan]] (2003). ''The Scroll and the Cross: 1,000 Years of Jewish-Hispanic Literature''. [[London]]: Routledge. ISBN 0-415-92930-X
* Wasserstein, David J. (1995). Jewish élites in Al-Andalus. In Daniel Frank (Ed.). ''The Jews of Medieval Islam: Community, Society and Identity''. Brill. ISBN 90-04-10404-6
Baris 221:
* {{en}} [http://www.muslimheritage.com/uploads/Main_Spain1.pdf Spain's Islamic Legacy oleh Prof. S.M. Ghazanfar]
* {{en}} [http://libro.uca.edu/payne1/payne2.htm A History of Spain and Portugal, Chapter Two: Al-Andalus] oleh Stanley G. Payne
* {{en}} [http://www.paradoxplace.com/Photo%20Pages/Spain/Spain_History/Al-Andalus_Chronology.htm Garis waktu dan gambar-gambar mengenai Al-Andalus] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070512082946/http://www.paradoxplace.com/Photo%20Pages/Spain/Spain_History/Al-Andalus_Chronology.htm |date=2007-05-12 }}
{{Portal bar|Islam|Sejarah}}
{{Bani Umayyah|X}}
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Andalus, Al-}}
|