Tohjaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Rakehino (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(35 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''PanjiApanji Tohjaya''' adalah putra [[Ken Arok]] (pendirilahir: Kerajaan? [[Tumapel]]- atauwafat: [[Singhasari1250]]) yangadalah lahirraja dariKediri selir bernamabawahan [[Ken UmangTumapel]]. Menurut ''[[Pararaton]]'' ia menjadi raja [[Tumapel]] tahun 1249. Namun menurut ''[[Nagarakretagama]]'' ia sama sekali tidak pernah menjadi raja [[di Kerajaan Tumapel]].
Tetapi menurut ''[[Pararaton]]'', Tohjaya adalah raja [[Kerajaan Tumapel]] (atau [[Singhasari]]) yang memerintah tahun [[1249]] - [[1250]].
{{infobox royalty
|name = Apanji Tohjaya
|image =
|title = nāraryya toḥ jaya <br> pañji tohjaya
|birth_date = [[Tumapel]],
|birth_place = [[Jawa Timur]]
|death_date =
|death_place =
|place of burial =
|royal house = [[Wangsa Rajasa|Rajasa]]
|issue =
| succession = Raja [[Kadiri]]
| reign = [[1249]] - [[1250]]
| predecessor = [[Guningbhaya]]
| successor = [[Seminingrat]]
| father = [[Ken Angrok]]
| mother = [[Ken Umang]]
| wife =
|religion = [[Hindu]] [[Saiwa]]
|birth_name = Nāraryya Toḥjaya
}}
 
== Kisah TohjayaHidup dalam Pararaton ==
Tohjaya adalah putra [[Ken Arok]] yang lahir dari selir bernama [[Ken Umang]]. Setelah [[Ken Arok]] tewas, anak tirinya yang bernama [[Anusapati]] naik takhta di [[Tumapel]]. Tohjaya mengetahui kalau pembunuh ayahnya tidak lain adalah [[Anusapati]] sendiri. Maka, ia pun menyusun rencana balas dendam.
''[[Pararaton]]'' mengisahkan, setelah membunuh ayah tirinya, yaitu [[Ken Arok]] pada tahun 1247, [[Anusapati]] menjadi raja [[Tumapel]]. Pemerintahannnya selalu dilanda kekhawatiran akan balas dendam dari putra-putra [[Ken Arok]].
 
Meskipun [[Anusapati]] memperketat pengawalan atas dirinya, namuntetapi Tohjaya mampu memanfaatkan kelemahannya. Suatu hari Tohjaya mengajak [[Anusapati]] menyabung ayam. [[Anusapati]] menuruti tanpa curiga karena hal itu memang menjadi kegemarannya. Saat [[Anusapati]] asyik memperhatikan ayam aduan yang sedang bertarung, Tohjaya segera membunuhnya dengan menggunakan keris [[Mpu Gandring]]. Peristiwa itu terjadi antara tahun 1248 atau [[1249]].
 
SetelahTohjaya membunuh [[Anusapati]], Tohjayakemudian menjadi raja [[Tumapel]]. Karena hasutan pembantunya yang bernama Pranaraja, ia kemudianpun berniat membunuh kedua keponakannya, yaitu [[Ranggawuni]] (putra [[Anusapati]]), dan [[Mahisa Campaka]] (putra [[Mahisa WungaWonga Teleng]]). Namunyang keduadianggapnya keponakannya justru mendapat dukungan kuat dari tentara [[Tumapel]]. Maka terjadilah pemberontakanberbahaya terhadap Tohjayakelangsungan yang dilancarkan oleh kedua keponakannya itutakhta. TohjayaYang tertusukditugasi tombakuntuk namun berhasil melarikan diri. Karena lukanya parah, ia akhirnya meninggal di '''desa Katang Lumbang'''. Peristiwa itumembunuh terjadiadalah tahunLembu 1250Ampal.
 
Namun Lembu Ampal justru berbalik mendukung kedua pangeran yang hendak dibunuhnya. Ia bahkan berhasil menghimpun dukungan dari angkatan perang [[Tumapel]] untuk bersama mendukung [[Ranggawuni]] - [[Mahisa Campaka]]. Maka terjadilah pemberontakan terhadap Tohjaya di istana [[Tumapel]]. Tohjaya tertusuk tombak namun berhasil melarikan diri. Karena lukanya itu, ia akhirnya meninggal dunia di desa Katang Lumbang. Peristiwa ini terjadi tahun [[1250]].
== Bukti Sejarah Keberadaan Tokoh Tohjaya ==
Uraian kisah hidup Panji Tohjaya hanya terdapat dalam ''[[Pararaton]]''. Namun naskah ini ditulis ratusan tahun sesudah zaman [[Tumapel]] sehingga kebenaran sejarahnya ''cukup meragukan''. Naskah ''[[Nagarakretagama]]'' yang ditulis tepat pada pertengahan zaman [[Majapahit]] (1365) ternyata ''sama sekali'' tidak menyebutkan adanya nama Tohjaya.
 
== Bukti Sejarah Keberadaan Tokoh Tohjaya ==
Nama Tohjaya kemudian ditemukan dalam [[prasasti Mula Malurung]]. Prasasti ini diterbitkan oleh [[Kertanagara]] atas perintah Raja [[Wisnuwardhana]] tahun 1255 sehingga kebenaran datanya tentang keadaan [[Tumapel]] saat itu ''dapat dipertanggungjawabkan''. Dengan demikian, terbukti sudah kalau Tohjaya adalah benar-benar tokoh sejarah, bukan sekadar tokoh dongengan ciptaan ''[[Pararaton]]''.
Uraian kisahKisah hidup Panji Tohjaya hanya terdapat dalam ''[[Pararaton]]''., Namuntetapi naskah ini ditulis ratusan tahun sesudah zaman [[Kerajaan Tumapel]] sehingga kebenarankebenarannya sejarahnyaperlu ''cukupuntuk meragukan''dibuktikan. Naskah ''[[Nagarakretagama]]'' yang ditulis tepat pada pertengahan zaman [[Majapahit]] (1365) ternyata ''sama sekali'' tidak menyebutkan adanya nama Tohjaya. Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', sepeninggal [[Anusapati]] yang menjadi raja selanjutnya adalah [[Wisnuwardhana]] (alias [[Ranggawuni]]).
 
Nama Tohjaya kemudianjustru ditemukan dalam [[prasasti Mula Malurung]]. Prasasti iniyang diterbitkandikeluarkan oleh [[Kertanagara]] atas perintah Rajaayahnya [[Wisnuwardhana]] tahun 1255yang sehinggabernama kebenaranMaharaja datanyaSeminingrat tentang(nama keadaanasli [[TumapelWisnuwardhana]] saatversi ituprasasti) ''dapattahun dipertanggungjawabkan''[[1255]]. DenganPrasasti demikian,ini terbuktitelah sudahmembuktikan kalau Tohjaya adalahmerupakan tokoh sejarah yang benar-benar tokoh sejarahada, bukan sekadar tokoh dongenganfiktif ciptaan ''[[Pararaton]]''.
Akan tetapi dalam prasasti tersebut ditulis bahwa Tohjaya bukan raja [[Tumapel]] atau [[Singhasari]], melainkan raja [[Kadiri]] yang menggantikan adiknya, yaitu [[Guningbhaya]]. Adapun [[Guningbhaya]] menjadi raja setelah menggantikan kakaknya yang bernama '''Bhatara Parameswara'''. Ketiga raja [[Kadiri]] tersebut adalah ''paman'' dari Raja [[Wisnuwardhana]].
 
Akan tetapi dalam prasasti tersebutitu ditulis bahwa Tohjaya bukan raja [[Tumapel]] atau [[Singhasari]], melainkan raja [[Kadiri]] yang menggantikan adiknya, yaitubernama [[Guningbhaya]]. Adapun [[Guningbhaya]] menjadi raja setelah menggantikan kakaknya yang bernama '''[[Mahisa Wong Ateleng|Bhatara Parameswara''']]. Ketiga raja [[Kadiri]] tersebut adalahmerupakan ''paman'' dari Raja [[Wisnuwardhana]]Seminingrat.
Selain itu tertulis pula dalam prasasti tersebut nama pendiri Kerajaan [[Tumapel]] yaitu '''Bhatara Siwa''', kakek dari [[Wisnuwardhana]].
 
Selain itu tertulis pula dalam prasasti tersebut namabahwa pendiri Kerajaan [[Kerajaan Tumapel]] yaituadalah '''[[Ken Arok|Bhatara Siwa''']] yang wafat di atas takhta kencana, yaitu kakek dari [[Wisnuwardhana|Seminingrat]].
== Tohjaya adalah Raja Kadiri, bukan Raja Tumapel-Singhasari ==
[[Slamet Muljana]] dalam bukunya, ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya'' (1979) mencoba menafsirkan kembali sejarah Tohjaya berdasarkan [[prasasti Mula Malurung]]. Kisahnya adalah sebagai berikut.
 
== Sebagai Raja Kadiri ==
Kerajaan [[Kadiri]] runtuh tahun 1222 akibat pemberontakan Bhatara Siwa (dalam ''[[Pararaton]]'' disebut [[Ken Arok]]). Ia kemudian mendirikan Kerajaan [[Tumapel]] di mana [[Kadiri]] menjadi negeri bawahan. [[Kadiri]] lalu diserahkan kepada putranya yang bernama Bhatara Parameswara. Selanjutnya Bhatara Parameswara digantikan adiknya yang bernama [[Guningbhaya]] dan [[Guningbhaya]] lalu digantikan Tohjaya, yang memerintah [[Kadiri]] sampai tahun 1250.
[[Prasasti Mula Malurung]] telah diulas dan dianalisis oleh sejarawan [[Slamet Muljana]] dalam bukunya, yang berjudul ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya'' (1979). Dalam buku itu ia mencoba menafsirkan kembali sejarah Tohjaya[[Kerajaan Tumapel]] berdasarkan [[prasasti Mula Malurung]]., Kisahnya''[[Nagarakretagama]]'', adalahdan sebagai berikut''[[Pararaton]]''.
 
Kerajaan [[Kerajaan Kadiri]] runtuh tahun [[1222]] akibat pemberontakan Bhatara Siwa (dalam ''[[Pararaton]]'' disebutalias [[Ken Arok]]). Ia kemudian mendirikan Kerajaan [[Kerajaan Tumapel]] di mana [[Kadiri]] menjadi negeri bawahan., [[Kadiri]] laludan diserahkan kepada putranya yang bernama Bhatara Parameswara. SelanjutnyaHal Bhataraini Parameswaramembuat digantikan adiknya yang bernamacemburu [[GuningbhayaAnusapati]] danyang merasa sebagai putra tertua. Mungkin ia memang benar membunuh Bhatara Siwa karena menurut [[Guningbhayaprasasti Mula Malurung]] laluraja digantikan Tohjaya, yang memerintahpertama [[KadiriTumapel]] sampaiitu tahunwafat 1250di atas takhtanya.
Ketiga raja [[Kadiri]] berturut-turut tersebut adalah paman [[Wisnuwardhana]]. Jika dibandingkan dengan ''[[Pararaton]]'', maka Bhatara Parameswara kiranya sama dengan [[Mahisa Wunga Teleng]], sedangkan [[Guningbhaya]] sama dengan [[Agnibhaya]]. Keduanya adalah putra [[Ken Arok]] yang lahir dari [[Ken Dedes]]. Sedangkan Tohjaya lahir dari [[Ken Umang]].
 
Sementara itu sepeninggal Bhatara Parameswara di [[Kadiri]], takhta jatuh kepada adiknya, bernama [[Guningbhaya]]. Kemudian sepeninggal [[Guningbhaya]] takhta jatuh kepada kakaknya, yaitu Tohjaya.
Biasanya takhta jatuh kepada yang lebih muda. Namun dalam prasasti itu disebutkan kalau [[Guningbhaya]] digantikan kakaknya (Tohjaya). Kemungkinan besar berita dalam ''[[Pararaton]]'' benar. Tohjaya memang tidak mempunyai hak atas takhta karena ia hanyalah putra selir . Jadi ia harus melakukan kudeta untuk merebut takhta, dan itu ditujukan terhadap [[Guningbhaya]], bukan terhadap [[Anusapati]].
 
Dalam ''[[Pararaton]]'', tokoh Bhatara Parameswara identik dengan [[Mahisa Wonga Teleng]], putra tertua pasangan [[Ken Arok]] dan [[Ken Dedes]]. Sedangkan [[Guningbhaya]] identik dengan adik kandung [[Mahisa Wonga Teleng]], yaitu [[Agnibhaya]]. Sementara itu, Tohjaya sendiri disebut sebagai kakak [[Guningbhaya]]. Berita ini sesuai dengan ''[[Pararaton]]'' di mana Tohjaya merupakan putra tertua [[Ken Arok]] yang lahir dari [[Ken Umang]]. Maka, dapat dipastikan kalau Tohjaya lahir lebih dulu daripada [[Agnibhaya]].
Di dalam ''[[Nagarakretagama]]'' disebutkan kalau [[Anusapati]] meninggal secara wajar tahun 1248 dan digantikan putranya ([[Wisnuwardhana]]). Hal ini memperkuat hipotesis kalau Tohjaya mungkin tidak pernah membunuh [[Anusapati]], tapi membunuh [[Guningbhaya]].
 
Yang berbeda dengan ''[[Pararaton]]'' adalah, Tohjaya merupakan raja [[Kadiri]] bukan raja [[Tumapel]] atau [[Singhasari]]. Jika benar ia melakukan kudeta disertai pembunuhan, mungkin ia melakukannya terhadap [[Guningbhaya]], bukan terhadap [[Anusapati]]. Kiranya, Tohjaya yang hanya putra selir membunuh [[Guningbhaya]] untuk merebut takhta [[Kadiri]].
Selanjutnya ''[[Pararaton]]'' menyebutkan kalau Tohjaya berniat membunuh kedua keponakannya, yaitu [[Wisnuwardhana]] dan [[Mahisa Campaka]]. Keduanya memang memiliki hak atas takhta [[Kadiri]], karena keduanya masing-masing adalah menantu dan putra Bhatara Parameswara alias [[Mahisa Wunga Teleng]].
 
Meskipun uraian dalam ''[[Pararaton]]'' sulit dipercaya, namun beberapa bagian jika dibandingkan dengan [[prasasti Mula Malurung]] dan ''[[Nagarakretagama]]'' ternyata cukup mendekati kebenaran.
 
== Pengganti Tohjaya ==
Menurut ''[[Pararaton]]'' pengganti Tohjaya sebagai raja [[Tumapel]] sejak tahun [[1250]] adalah [[Ranggawuni]] bergelar [[Wisnuwardhana]]. Namun ''[[Nagarakretagama]]'' menyebutkanmemberitakan bahwa [[Wisnuwardhana]] menjadinaik rajatakhta sejak [[Tumapel1248]] sejak 1248 menggantikan [[Anusapati]]. Lagi pula [[prasasti Mula Malurung]] telah membuktikan kalau Tohjaya adalah raja [[Kadiri]].
 
[[Prasasti Mula Malurung]] diterbitkandikeluarkan tahun [[1255]] oleh [[Kertanagara]] sebagaiselaku raja muda[[yuwaraja]] di [[Kadiri]] atas perintah dari Seminingrat ([[Wisnuwardhana]]), (ayahnya di [[Tumapel]]). Rupanya [[Kertanagara]] mendapat hak atas takhta [[Kadiri]] karena ibunya adalahyang bernama '''Waning Hyun''' adalah putri [[Mahisa Wong Ateleng|Bhatara Parameswara]].
 
Nama [[Mahisa Campaka]] alias [[Narasinghamurti]] putra [[Mahisa Wunga Teleng]] (Bhatara Parameswara) memang tidak terdapat dalam prasasti itu. YangNama adayang adalahmirip namaadalah '''Narajaya''' sepupu [[Wisnuwardhana]] yang menjadi raja bawahan di '''Hering'''. Hal ini membuktikan kalauKiranya [[Mahisa Campaka]] memang tidak memiliki hak atas takhta [[Kadiri]] karena mungkin ia hanyalahhanya sebagai putra bungsu, atau mungkin ia lahir dari selir Bhatara Parameswaraayahnya. Karena pada kenyataannya takhta [[Kadiri]] jatuh pada [[Kertanagara]] putra [[Wisnuwardhana]]Waning danHyun, Waningkakak Hyunperempuannya.
 
[[Prasasti Mula Malurung]] juga menyebutkan kalau Seminingrat mempersatukan kembali [[Kerajaan Tumapel]] sepeninggal Tohjaya. Mungkin sepeninggal ayahnya, [[Ken Arok]], yang tewas di atas takhta oleh [[Anusapati]], Bhatara Parameswara segera memisahkan [[Kadiri]] dari kekuasaan [[Tumapel]]. Atau dengan kata lain, ia menolak menjadi bawahan [[Anusapati]]. Jadi, di [[Jawa Timur]] kemudian terdapat dua buah kerajaan, dan ini berlangsung sampai pemerintahan Tohjaya. Baru sepeninggal Tohjaya, [[Kadiri]] kembali dijadikan sebagai negeri bawahan [[Tumapel]] oleh Seminingrat dan diserahkan kepada [[Kertanagara]] pada tahun 1254, sebagai [[yuwaraja]] di sana.
 
== Kepustakaan ==
[[Prasasti Mula Malurung]] diterbitkan tahun 1255 oleh [[Kertanagara]] sebagai raja muda di [[Kadiri]] atas perintah dari [[Wisnuwardhana]] (ayahnya di [[Tumapel]]). Kertanagara mendapat hak atas takhta [[Kadiri]] karena ibunya adalah '''Waning Hyun''' putri Bhatara Parameswara.
* R.M. Mangkudimedja. 1979. ''Serat Pararaton Jilid 2''. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan'' (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
 
== Lihat pula ==
[[Mahisa Campaka]] alias [[Narasinghamurti]] putra [[Mahisa Wunga Teleng]] (Bhatara Parameswara) memang tidak terdapat dalam prasasti. Yang ada adalah nama '''Narajaya''' sepupu [[Wisnuwardhana]] yang menjadi raja bawahan di '''Hering'''. Hal ini membuktikan kalau [[Mahisa Campaka]] tidak memiliki hak atas takhta [[Kadiri]] karena mungkin ia hanyalah putra bungsu, atau mungkin ia lahir dari selir Bhatara Parameswara. Karena pada kenyataannya takhta [[Kadiri]] jatuh pada [[Kertanagara]] putra [[Wisnuwardhana]] dan Waning Hyun.
* [[Prasasti Mula Malurung]]
* [[Anusapati]]
* [[Wisnuwardhana]]
 
{{kotak mulai}}
{{s-reg}}
{{kotak suksesi|jabatan=Raja Kadiri bawahan Singhasari|tahun=? - 1250|pendahulu=[[Guningbhaya]]|pengganti=[[Kertanagara]]}}
{{kotak selesai}}
 
{{DEFAULTSORT:Tohjaya, Apanji}}
[[Kategori:Tokoh dari Malang]]
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]
[[Kategori:Pembunuh]]
[[Kategori:TokohKematian yangakibat dibunuhperang]]
[[Kategori:Kematian 1250]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Dinasti Rajasa]]