Ahmad Yani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(79 revisi perantara oleh 52 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Untuk|Anggota DPRD DKI Jakarta|Achmad Yani}}
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix =
| name = {{PAGENAME}}
| image = Ahmad Yani.jpg
| imagesize = 200px
| caption =
| office = Kepala Staf Angkatan Darat{{!}}Menteri/Panglima Angkatan Darat
| order = ke-6
| term_start = 23 Juni 1962
| term_end = 1 Oktober 1965
| president = [[Soekarno]]
| predecessor = [[Abdul
| successor = [[Pranoto Reksosamudro]]
| birth_date = {{birth date|1922|6|19}}
| birth_place =
| death_date = {{death date and age|1965|10|1|1922|6|19}}
| death_place
| party =
| spouse = Bandiah Yayu Rulia Sutowiryo
| children = 8 (termasuk [[Amelia Achmad Yani]], Untung Mufreni, & Irawan Sura Eddy)
| residence =
| alma_mater = {{bulleted list|AMS (setingkat SMU) di [[Jakarta]] (1938—40)|Pendidikan Calon Perwira Dinas Topografi Militer di [[Malang]] (1940—42) tidak tamat, akibat serbuan [[Jepang]] tahun [[1942]]|Command and General Staf College di Fort Leaven Worth, [[AS]] (1955—56)}}
| occupation = [[Tentara]]
| religion = [[Islam]]
| allegiance = {{
| branch = {{bulleted list|{{flagicon image|Flag of PETA (Pembela Tanah Air).svg}} [[
| serviceyears =
| rank = [[
| unit = [[Infanteri]]
| awards = [[Berkas:Star.svg|10px]] [[Pahlawan Revolusi]] - [[Anumerta|KPLB Anumerta]]
| footnotes = <small>Pangkat terakhirnya adalah [[Letnan Jenderal]] [[TNI]], tetapi karena gugur dalam tugas, maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi [[Jenderal]] [[TNI]] ([[Anumerta]]).</small>
| battles = [[Revolusi Nasional Indonesia]]{{tree list}}
**[[Pertempuran Ambarawa]]
**[[Pemberontakan PKI 1948]]
**[[Serangan Umum 1 Maret]]
**[[Pemberontakan Darul Islam]]{{br}}
[[Permesta|Pemberontakan Permesta]]{{br}}[[Operasi Trikora]]{{br}}[[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]]
}}
[[Jenderal]] [[TNI]] ([[Anumerta]]) '''Ahmad''' '''Yani''' (juga dieja '''A'''. '''Yani''', '''Achmad Yani'''); ({{lahirmati|Jenar, [[Purwodadi, Purworejo|Purwodadi]], [[
== Riwayat Hidup ==
Ahmad Yani lahir di Jenar, [[Purwodadi, Purworejo|Purwodadi]], [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]] pada tanggal 19 Juni 1922 dari pasangan M. Wongsorejo dan istrinya Murtini<ref name=":0">{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Biografi Ahmad Yani: Pahlawan Revolusi Korban G30S & Panglima AD|url=https://tirto.id/biografi-ahmad-yani-pahlawan-revolusi-korban-g30s-panglima-ad-gvMM|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-11-21}}</ref>. Keluarga ini bekerja di sebuah pabrik [[gula]] yang milik seorang Belanda.<ref>{{Cite web|date=2023-12-05|title=Biografi Ahmad Yani, Pahlawan Revolusi Korban G30S PKI Page All|url=https://www.orami.co.id/magazine/biografi-ahmad-yani|website=www.orami.co.id|access-date=2024-02-04}}</ref> Mulanya Ahmad Yani menempuh pendidikan HIS di Purworejo hanya sampai kelas I, Ia pindah ke HIS Magelang sejak kelas II. Ahmad Yani menamatkan HIS pada 1935 di [[Kota Bogor|Bogor]] dan meneruskan hingga MULO. Ia pindah ke Jakarta untuk menempuh sekolah AMS tapi terhenti karena [[Perang Dunia II|perang dunia II]].<ref name=":0" />
Pada tahun 1940, Yani meninggalkan sekolah menengah untuk menjalani pendidikan wajib militer sebagai tentara [[Hindia Belanda]]. Sebagai calon [[perwira]], ia mengambil kecabangan/bidang topografi militer di [[Kota Malang|Malang]], [[Jawa Timur]], tetapi pendidikan ini terputus karena invasi [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|Jepang]] pada tahun 1942. Di tahun yang sama, Yani dan keluarganya pindah kembali ke [[Jawa Tengah]].{{butuh rujukan}}
Pada tahun 1943, ia bergabung dengan tentara yang disponsori Jepang [[Pembela Tanah Air|Peta (Pembela Tanah Air)]], dan menjalani pelatihan lebih lanjut di [[Kota Magelang|Magelang]]. Setelah menyelesaikan pelatihan ini, Yani meminta untuk dilatih sebagai komandan peleton Peta dan dipindahkan ke [[Kota Bogor|Bogor]], [[Jawa Barat]] untuk menerima pelatihan. Setelah selesai, ia dikirim kembali ke [[Kota Magelang|Magelang]] sebagai instruktur.▼
▲Ketika [[Hindia Belanda]] jatuh ke tangan [[Jepang]], Ia sempat ditangkap oleh pasukan Dai Nippon di [[Kota Cimahi|Cimahi]]. Namun ia bebas dan Ahmad Yani kembali ke Purworejo.<ref name=":0" /> Pada tahun 1943, ia bergabung
Pada tanggal [[5 Desember]] [[1944]], ia menikah dengan Bandiah Yayu Ruliah, yang dulu pernah menjadi guru mengetiknya. Dari perkawinan ini kelak mereka dianugerahi delapan orang anak.{{butuh rujukan}}
== Karier militer ==
[[Berkas:Yani1958.jpg
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Kemerdekaan]] Indonesia, Yani bergabung dengan tentara republik yang
Setelah
Pada Desember 1955, Yani berangkat ke [[Amerika Serikat]] untuk belajar di Komando dan Staf Umum College, Fort Leavenworth, Kansas. Kembali pada tahun 1956, Yani dipindahkan ke Markas Besar Angkatan Darat di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] di mana ia menjadi anggota staf Umum untuk [[Abdul Haris Nasution]]. Di Markas Besar Angkatan Darat, Yani menjabat sebagai Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Darat sebelum menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat untuk Organisasi dan Kepegawaian.{{butuh rujukan}}
Pada bulan Agustus tahun 1958, ia memerintahkan [[Operasi 17 Agustus]] terhadap [[Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia]] di
== Akhir hayat ==
[[Berkas:Yani Home.jpg|jmpl|lurus|Plak menandai tempat ketika Yani jatuh setelah ditembak oleh anggota [[Gerakan 30 September]] - mantan rumahnya sekarang menjadi museum. Perhatikan lubang peluru di pintu.|kiri]]
Sebagai Presiden, [[Soekarno]] bergerak lebih dekat ke [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) di awal 60-an. Yani yang sangat anti-komunis, menjadi sangat waspada terhadap PKI, terutama setelah partai ini menyatakan dukungannya terhadap pembentukan'' kekuatan kelima'' (selain keempat angkatan bersenjata dan polisi) dan
Pada dini hari 1 Oktober 1965, [[Gerakan 30 September]] mencoba untuk menculik tujuh anggota staf umum Angkatan Darat. Sebuah tim dari sekitar 200 orang mengepung rumah Yani di Jalan Latuhahary No. 6 di pinggiran Jakarta [[Menteng, Jakarta Pusat]]. Biasanya Yani memiliki sebelas tentara menjaga rumahnya. Istrinya kemudian melaporkan bahwa seminggu sebelumnya tambahan enam orang ditugaskan kepadanya. Orang-orang ini berasal dari komando Kolonel Latief, yang diketahui Yani, adalah salah satu komplotan utama dalam Komando [[Gerakan 30 September]]. Menurut istri Yani, orang-orang tambahan tersebut tidak muncul untuk bertugas pada malam itu. Yani dan anak-anaknya sedang tidur di rumahnya sementara istrinya keluar merayakan ulang tahunnya bersama sekelompok teman-teman dan kerabat. Dia kemudian menceritakan bahwa saat ia pergi dari rumah sekitar pukul 23.00, ia melihat seseorang duduk di seberang jalan seakan menjaga rumah di bawah pengawas. Dia tidak berpikir apa-apa pada saat itu, tetapi setelah peristiwa pagi itu ia bertanya-tanya berbeda. Juga, dari sekitar jam 9 pada malam 30 September ada sejumlah panggilan telepon ke rumah pada interval, yang ketika menjawab akan bertemu dengan keheningan atau suara akan bertanya apa waktu itu. Panggilan terus sampai sekitar 01.00 dan
[[Berkas:A. Yani - TMP Kalibata(1).jpg|jmpl|Nisan makam Ahmad Yani di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]]]
Yani menghabiskan malam dengan beberapa pertemuan, pukul 7 malam ia menerima seorang kolonel dari KOTI, Komando Operasi Tertinggi.
Ketika para penculik datang ke rumah Yani dan mengatakan kepadanya bahwa ia akan dibawa ke hadapan presiden, ia meminta waktu untuk mandi dan berganti pakaian. Ketika penculik menolak ia menjadi marah, menampar salah satu prajurit penculik, dan mencoba untuk menutup pintu depan rumahnya. Salah satu penculik kemudian melepaskan tembakan, membunuhnya secara spontan. Tubuhnya dibawa ke [[Lubang Buaya]] di pinggiran Jakarta dan bersama-sama dengan orang-orang dari jenderal yang dibunuh lainnya, disembunyikan di sebuah sumur bekas.{{butuh rujukan}}▼
▲Yani menghabiskan malam dengan beberapa pertemuan, pukul 7 malam ia menerima seorang kolonel dari KOTI, Komando Operasi Tertinggi. Jendral [[Basuki Rahmat]], komandan divisi di [[Jawa Timur]], kemudian tiba dari markasnya di [[Kota Surabaya|Surabaya]]. Basuki datang ke Jakarta untuk melaporkan kepada Yani pada keprihatinan tentang meningkatnya aktivitas komunis di Jawa Timur. Memuji laporannya, Yani memintanya untuk menemaninya ke pertemuan keesokan harinya dengan Presiden untuk menyampaikan laporannya.
Tubuh Yani, dan orang-orang korban lainnya, diangkat pada tanggal 4 Oktober, dan semua diberi pemakaman kenegaraan pada hari berikutnya, sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di [[Kalibata]]. Pada hari yang sama, Yani dan rekan-rekannya resmi dinyatakan Pahlawan'' dari Revolusi'' dengan Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 dan pangkatnya dinaikkan secara anumerta dari [[Letnan Jenderal]] untuk bintang ke-4
▲Ketika para penculik datang ke rumah Yani dan mengatakan kepadanya bahwa ia akan dibawa ke hadapan presiden, ia meminta waktu untuk mandi dan berganti pakaian. Ketika penculik menolak ia menjadi marah, menampar salah satu prajurit penculik, dan mencoba untuk menutup pintu depan rumahnya. Salah satu penculik kemudian melepaskan tembakan, membunuhnya secara spontan. Tubuhnya dibawa ke [[Lubang Buaya]] di pinggiran Jakarta dan bersama-sama dengan orang-orang dari jenderal yang dibunuh lainnya, disembunyikan di sebuah sumur bekas.
Ibu Yani dan anak-anaknya pindah dari rumah setelah kematian Yani. Ibu Yani membantu membuat bekas rumah mereka ke Museum publik yang berdiri sebagian besar seperti itu pada Oktober 1965, termasuk lubang peluru di pintu dan dinding, dan dengan perabot rumah itu waktu itu. Saat ini, banyak kota di Indonesia memiliki jalan dengan nama Jenderal
▲Tubuh Yani, dan orang-orang korban lainnya, diangkat pada tanggal 4 Oktober, dan semua diberi pemakaman kenegaraan pada hari berikutnya, sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di [[Kalibata]]. Pada hari yang sama, Yani dan rekan-rekannya resmi dinyatakan Pahlawan'' dari Revolusi'' dengan Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 dan pangkatnya dinaikkan secara anumerta dari [[Letnan Jenderal]] untuk bintang ke-4 [[umum]] ([[Bahasa Indonesia|Indonesia]]:''Jenderal Anumerta'').
▲Ibu Yani dan anak-anaknya pindah dari rumah setelah kematian Yani. Ibu Yani membantu membuat bekas rumah mereka ke Museum publik yang berdiri sebagian besar seperti itu pada Oktober 1965, termasuk lubang peluru di pintu dan dinding, dan dengan perabot rumah itu waktu itu. Saat ini, banyak kota di Indonesia memiliki jalan dengan nama Jenderal Achmad Yani. Selain itu namanya diabadikan untuk [[Bandar Udara Internasional Achmad Yani]] di Semarang. Nama besar Jenderal Achmad Yani juga digunakan sebagai nama 2 buah universitas di Indonesia yaitu [[Universitas Jenderal Achmad Yani]] yang berada di [[Kota Cimahi|Cimahi]], [[Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta]] yang berada di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] dan sebuah sekolah tinggi dengan nama [[Sekolah Tinggi Jenderal Achmad Yani Cimahi|Sekolah Tinggi Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi]] di [[Kota Cimahi|Cimahi]]. Ketiga [[Perguruan tinggi|Perguruan Tinggi]] tersebut berada di bawah naungan [[Yayasan Kartika Eka Paksi]] yang merupakan yayasan yang dimiliki [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]] dimana beliau mengabdi.
== Pendidikan ==
* [[HIS]] (setingkat SD) Bogor, tamat tahun [[1935]][[Berkas:Ahmad Yani 1966 Indonesia stamp.jpg|jmpl|[[1935|Perangko Ahmad Yani keluaran tahun 1966]]]]
* [[MULO]] (setingkat SMP) kelas B Afd. Bogor, tamat tahun [[1938]]
* [[AMS]] (setingkat SMU) bagian B Afd. Jakarta, berhenti tahun [[1940]]
Baris 74 ⟶ 84:
* Command and General Staff College di Fort Leaven Worth, [[Kansas]], [[Amerika Serikat]], tahun [[1955]]
* Special Warfare Course di [[Inggris]], tahun [[1956]]
== Riwayat Jabatan ==
* Komandan Seksi I Kompi III Batalyon II (1944–1945)
* Komandan Batalyon 4/Yani Resimen XIV Magelang (1945–1948)
* Komandan Brigade Diponegoro dari Divisi III (1948–1950)
* Komandan Wehrkreise/WK II Kedu (1950–1951)
* Komandan Batalyon Banteng Raiders (1951–1953)
* Komandan Resimen 12 Wijayakusuma (1951–1956)
* Asisten II/Operasi (1956)
* Deputy I/Operasi (1957)
* Komandan Operasi 17 Agustus (1958)
* Deputy II/Pembinaan (1960)
* Deputy KSAD untuk wilayah Indonesia bagian Timur (1962–1963)
* Menteri/Panglima Angkatan Darat (1963–1965)
== Penghargaan ==
=== Tanda Jasa{{sfn|Dinas Sejarah TNI AD|1981|p=254-255}} ===
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
Baris 88 ⟶ 111:
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XVI.gif|width=100}}
▲|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM I.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. III.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM VI.gif|width=100}}
|-
Baris 101 ⟶ 128:
|}
{| class="wikitable" width="60%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="
|-
!Baris ke-2
| colspan="
| colspan="
| colspan="
|-
!Baris ke-3
| colspan="
| colspan="
| colspan="
|-
!Baris ke-4
| colspan="
| colspan="
| colspan="
|-
!Baris ke-5
| colspan="
| colspan="
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VI]]
| colspan="3"|[[:en:Orders, decorations, and medals of the Socialist Federal Republic of Yugoslavia|Order of the People's Army with Golden Star (Second rank)]] - Yugoslavia (1958)▼
|-
!Baris ke-6
| colspan="1"|[[Satyalancana Saptamarga|Satyalancana Sapta Marga]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Satya Dharma]]
▲| colspan="
|}
Baris 135 ⟶ 167:
* {{citebook|title=Achmad Yani. Prajurit Patriot Sejati|publisher=Dinas Sejarah Angkatan Darat|location=Bandung|year=2013|id=ISBN 978-602-7846-03-6}}
* {{citebook|title=Gerakan 30 September Pelaku, Pahlawan dan Petualang|first=Julius|last=Pour|publisher=Kompas Media Nusantara|location=Jakarta|year=2010}}
* {{Citation|author=Dinas Sejarah TNI AD|date=1981|title=Sejarah TNI-AD
{{kotak mulai}}
{{S-mil}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]|pendahulu=[[Abdul
{{kotak selesai}}
{{Pahlawan Revolusi}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{Kepala Staf TNI Angkatan Darat}}
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh]]▼
▲[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
Baris 153 ⟶ 187:
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Purwodadi (Purworejo)]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Soekarnois]]
Baris 160 ⟶ 195:
[[Kategori:Penerima Bintang Sakti]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]
|