Kewedanaan Jasinga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(10 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[File:Peta Kawedanan di Bogor.png|thumb|Peta KawedananKewedanaan di Bogor (KawedananKewedanaan Jasinga berwarna biru).]]
'''KawedananKewedanaan Jasinga''' adalah salah satu [[kawedanankewedanaan]] yang pernah berdiri di [[Kabupaten Bogor]]. KawedananKewedanaan Jasinga terletak di bagian barat Kabupaten Bogor dan berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Lebak]] dan [[Kabupaten Tangerang]] di [[Provinsi Banten]]. KawedananKewedanaan Jasinga meliputi kecamatan [[Jasinga, Bogor|Jasinga]], [[Cigudeg, Bogor|Cigudeg]], [[Tenjo, Bogor|Tenjo]], [[Parungpanjang, Bogor|Parungpanjang]], [[Nanggung, Bogor|Nanggung]], dan [[Sukajaya, Bogor|Sukajaya]].
 
==Etimologi==
Asal -usul nama Jasinga sendiri hingga kini masih terdapat berbagai versi. Kebanyakan versi yang melekat dan diyakini masyarakat yaitu cerita yang didapat dari penuturan turun temurun dari mulut ke mulut para sesepuh setempat.
 
Ada beberapa versi mengenai asal usul nama Jasinga antara lain:
#Mitos seekor singa yang melegenda yaitu jelmaan dari tokoh-tokoh Jasinga.
#Pembukaan lahan yang dilakukan oleh Wirasinga, hingga nama lahan tersebut dijadikan nama Jasinga atas jasa Wirasinga.
#Jayasingharwarman[[Jayasingawarman]] (358-382 M) Rajayakni raja Tarumanagara I yang mendirikan Ibukota dengan nama Jayasinghapura.
#Dua dari tujuh ajaran Sanghyang Sunda yaitu Gajah Lumejang dan Singa Bapang yang digabungkan menjadi Jasinga.
 
Pendapat pertama, bahwa nama Jasinga dikaitkan dengan riwayat atau cerita yang dituturkan oleh para sesepuh Jasinga seperti Wirasinga, Sanghyang Mandiri dan Pangeran Arya Purbaya dari [[Banten]]. Dalam setiap hidupnya serta perjuangannya mempunyai wibawa seperti seekor singa. Bahkan sempat berwujud menjadi seekor singa. Perwujudan singa tersebut membuat orang disekitar yang melihatnya menjadi terkejut dan kagum, dan setiap orang yang melihat akan mengucapkan: “Eeh"eeh.. Jaja.. singa eta mah”mah". Kata “Ja”"''ja''" menjadi kata identitaskhas tersendiri didalam [[Bahasa Sunda Jasinga|dialek Jasinga]] yang berguna untuk memperjelas kalimat berikutnya, seperti ”Da”"''da''" didalam daerah[[dialek Priangan]].
 
Pendapat kedua meyakini bahwa Wirasinga keturunan Sanghyang Mandiri (Sunan Kanduruan Luwih) membuka lahan di Pakuan bagian barat; ("Ngababakandalam [[bahasa Sunda]] disebut ''ngababakan lembur anyar")''. Nama daerah tersebut dinamakan Jasinga oleh Sanghyang Mandiri serta menobatkan Wirasinga sebagai penguasa baru Jasinga atau sebagai Jaya Singa sebuah daerah yang makmur yang dipimpin oleh Wirasinga.
 
Pendapat ketiga, Jasinga berasal dari kata Jayasingha. Diceritakan bahwa seorang Reshi Salakayana dari Samudragupta (India) dikejar-kejar oleh Candragupta dari Kerajaan Magada (India), hingga akhirnya mengungsi ke Jawa bagian barat. Ketika itu, Jawa bagian barat masih dalam kekuasaan Dewawarman VIII (340-362 M) sebagai raja dari [[kerajaan Salakanagara]]. Jayasingharwarman menikah dengan Putri Dewawarman VIII yaitu Dewi Iswari Tunggal Pertiwi, dan mendirikan ibukotanya Jayasinghapura. Jayasinghawarman (358-382 M) bergelar Rajadiraja Gurudharmapurusa wafat di tepi kali Gomati ([[Bekasi]]) Ibukota Jayasinghapura dipindahkan oleh [[Purnawarman]], Raja Tarumanegara III (395-434 M) ke arah pesisir dengan nama Sundapura.
Baris 32:
Dari mitos seekor singa, diyakini bahwa sampai saat ini masi ada beberapa ekor singa yang menjaga wilayah Jasinga walaupun dalam bentuk gaib. Padahal di [[Jawa Barat]] tidak ditemukan habitat singa walaupun di [[Indonesia]] sekalipun. Jika dikaitkan dengan datangnya raja-raja pendahulu dari India, maka perlambang singa berasal dari [[India]], bisa saja wujud nyata seekor singa pernah dibawa oleh pembesar yang datang dari India.
 
Jasinga tidak layaknya seperti legenda-legenda di Jawa Barat lainnya yang begitu percaya adanya harimau serta dijadikan lambang atau filosofi tertentu. Masyarakat Jasinga meyakini adanya seekor singa, hingga pusat kecamatan dilambangkan sebuah Tugu Singa. Nama singa juga terdapat pada sebuah tanaman yang bernama Singadepa yang tumbuh di hutan-hutan. Daun Singadepa berguna untuk memandikan bayi yang baru lahir, pengharum badan, serta sebagai pencuci darah. Tumbuhan Singadepa mempunyai tinggi +30  cm, hidup di daerah yang lembab dan tertutup oleh pohon-pohon yang lebih tinggi. Di Jasinga tanaman Singadepa sangat sedikit dan ada di hutan-hutan tertentu, kecuali di hutan pedalaman Baduy hingga ke Lebaksibedug (Citorek) di dekat Gunung Bapang.
 
Pada tahun 1945-1949, wilayah Jasinga merupakan basis perjuangan yang menjadi benteng pertahanan bagi daerah karesidenan Banten dalam mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945 [[kemerdekaan Republik Indonesia]]. Wilayah Jasinga menjadi pertahanan militer, dengan dukungan penuh dari masyarakat setempat, juga sebagai tempat peristirahatan pejuang setelah melakukan pertempuran, serta sebagai tempat dapur umum. Saat menghadapi penjajah [[NICA|Netherland Indies Civil Administration]].
Baris 39:
 
==Peninggalan==
[[File:Pendopo Kawedanan Jasinga.jpg|thumb|Bangunan bekas pendopo KawedananKewedanaan Jasinga.]]
KawedananKewedanaan Jasinga memiliki bangunan [[pendopo]] di Kampung Bojong, [[Pamagersari, Jasinga, Bogor|Desa Pamagersari]], [[Jasinga, Bogor|Kecamatan Jasinga]] yang saat ini kondisi bangunannya rawan robohruntuh dan tidak terawat layaknya bangunan tua yang terabaikan.<ref>{{cite web|url=https://www.metropolitan.id/2019/11/bangunannya-tak-terawat-dan-rawan-roboh/|title=Bangunannya Tak Terawat Dan Rawan Roboh|website=www.metropolitan.id|access-date=21 Januari 2022|language=id}}</ref> Pendopo KawedanaanKewedanaan Jasinga sendiri di bangun pada tahun 1911 dan di renovasidirenovasi pada tahun 1972. DipakaiBangunan ini dipakai sebagai kantor pemerintahan darurat kabupaten Bogor pada 20 Desember 1948 oleh Bupati Bogor I yaitu [[Ipik Gandamana]] sebelum berpindah ke desa Malasari, kecamatan Nanggung. Bangunan yang berdiri diatas tanah PemdaPemerintah Daerah Kabupaten Bogor ini memiliki luas hampir 1 hektar.<ref>{{cite web|url=https://pajajaranpost.id/eks-pendopo-kawedanaan-jasinga-saksi-sejarah-yang-terlupakan/|title=Eks Pendopo Kawedanan Jasinga Saksi Sejarah Yang Terlupakan|website=pajajaranpost.id|access-date=21 Januari 2022|language=id}}</ref>
 
==Referensi==
{{Reflist}}
==Tautan Pranala luar ==
*{{Website|bogorkab.go.id}}
 
[[Kategori:Kabupaten Bogor]]
[[Kategori:Jawa Barat]]
[[Kategori:KawedananKewedanaan]]
[[Kategori:KawedananKewedanaan di Indonesia]]
 
 
{{Indonesia-stub}}