Blangkon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Menghapus Kategori:Pakaian adat Jawa; Menambah Kategori:Busana tradisional Jawa menggunakan HotCat |
||
(19 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Ngayogyakarta-style blangkon, 2015-05-17 04.jpg|jmpl|Blangkon gaya Ngayogyakarta dengan prada emas, yang dipakai untuk pernikahan.]]
'''Blangkon''' ([[bahasa Jawa]]: ꦧ꧀ꦭꦁꦏꦺꦴꦤ꧀) adalah penutup atau ikat kepala lelaki dalam tradisi busana adat [[Jawa]]
Di balik blangkon, ada makna filosofis yang mendalam, berupa pengharapan dalam nilai-nilai hidup. Masyarakat Jawa kuno meyakini bahwa kepala seorang lelaki memiliki arti serius dan khusus sehingga penggunaan blangkon sudah menjadi pakaian keseharian atau pakaian wajib bangsawan Jawa.
Baris 13 ⟶ 9:
Blangkon sebenarnya bentuk praktis dari ''iket'' yang merupakan tutup kepala yang dibuat dari [[batik]] dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional [[Jawa]]. Untuk beberapa tipe blangkon ada yang menggunakan tonjolan pada bagian belakang blangkon yang disebut ''mondholan''. Mondholan ini menandakan model rambut pria masa itu yang sering mengikat rambut panjang mereka di bagian belakang [[kepala]], sehingga bagian tersebut tersembul di bagian belakang blangkon. Lilitan [[rambut]] itu harus kencang supaya tidak mudah lepas.
Sekarang, lilitan rambut panjang yang menjadi ''mondholan'' sudah dimodifikasi karena orang sekarang kebanyakan berambut pendek dengan membuat ''mondholan'' yang dijahit langsung pada bagian belakang blangkon. Blangkon Surakarta memiliki mondholan ''trèpès'' atau gepeng, sedangkan mondholan gaya Yogyakarta berbentuk bulat seperti [[onde-onde
Selain itu terdapat hiasan blangkon yang berasal dari gaya Ponorogo, Seperti kain segita menjulur pada depan Blangkon yang disebut ''ilatan'' sedangkan pada bagian blangkon terdapat tali kain yang panjang sepunggung yang sebagai simbol Pendekar [[Warok]] Ponorogo yang kemudian diterapkan pada Blangkon kerakyatan Yogyakarta dan Surakarta, karena pada lingkungan Kraton tidak menggunakan tali kain pada belakang Blangkon dan kain segitiga pada depan Blangkon. Meski demikian, terdapat tali kain yang berdiri tegap pada Blangkon Jathil, Blangkon Gemblak, Blangkon Warok Sepuh di Ponorogo.
Baris 25 ⟶ 21:
# Blangkon Kedu atau Jogjakartaan
# Blangkon Senopaten
# Blangkon Kopiah Jogokariyan
=== Blangkon Jawa Tengah ===
Baris 33 ⟶ 31:
=== Blangkon Jawa Timur ===
# Blangkon Warok Kawulo Ponoragan
# Blangkon Warok Mudo Ponoragan, dikembangan menjadi Blangkong Jingkengan Lokajayan (Sunan Kali Jaga)
# Blangkon udeng Debleng Warok Ponoragan
# Blangkon Jathil Ponoragan
# Blangkon Gemblak Ponoragan
# Blangkon Jawa Timuran (Bentuk dasar dari Blangkon Gemblak, digunakan di Surabaya, Malang, Lumajang dan Madura)
# Blangkon
# Blangkon
# Blangkon
# Blangkon
# Blangkon
# Blangkon
# Blangkon
# Blangkon Ki Togo, Bondowoso
# Blangkon Osing, Banyuwangi
# Blangkon Odheng Madura
▲# Blangkon Tongkosan Madura
# Blangkon Togo Madura
# Blangkon Tongkos Bangkalan, Madura
# Blangkon Peredhan Bangkalan, Madura
# Blangkon Songenep Sumenep, Madura
=== Blangkon Jawa Barat ===
Baris 68 ⟶ 72:
# Blangkon Sapuk Sasak (Bentuk dasar dari Udeng Bali)
=== '''Blangkon Kalimantan Selatan''' ===
# Blangkon Lawung Tukup Banjar
=== Blangkon Kalimantan Tengah ===
# Blangkon [[Lawung Dayak]]
== Galeri ==
Baris 87 ⟶ 95:
* {{commonscat-inline|Blangkon}}
{{Topi}}
[[Kategori:Budaya Jawa]]
[[Kategori:
[[Kategori:Tutup kepala]]
[[Kategori:Batik]]
|