Budaya Gayo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Moving from Category:Kebudayaan di Indonesia to Category:Budaya Aceh using Cat-a-lot |
||
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Kebudayaan Gayo''' timbul sejak orang
▲Kebudayaan Gayo timbul sejak orang gayo bermukim di wilayah ini dan mulai berkembang sejak kerajaan Linge Pertama abad ke X M. atau abad ke IV H, meliputi aspek kekerabatan, komunikasi sosial, pemerintahan, pertanian kesenian dan lain – lain. Adat istiadat sebagai salah satu unsur Kebudayaan Gayo Menganut Prinsip Keramat Mupakat, Behu Berdedale ( Kemulian karena Mufakat, Berani Karena Bersama ), Tirus lagu gelas belut lagu umut rempak lagu resi susun lagu belo ( Bersatu Teguh ) Nyawa sara pelok ratep sara anguk (kontak Batin ) atau tekad yang melahirkan kesatuan sikap dan perbuatan, banyak lagi kata – kata pelambang yang mengandung kebersamaan dan kekeluargaan serta keterpaduan. Pemerintah dan ulama saling harga menghargai serta menunjak pelaksanaan agama.
Sistem Nilai Budaya Gayo
Prinsip adat meliputi empat hal berikut ini
3.Bela
4.Malu
▲ Malu tertawan ialah harga diri yang terusik karena kaum wanita dari anggota kelompoknya diganggu atau difitnah pihak lain.
Baris 34 ⟶ 31:
Skema tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Sistem nilai budaya Gayo terbagi menjadi nilai “utama” yang disebut “harga diri” (mukemel=M). untuk mencapai harga diri itu, seorang harus mengamalkan atau mengacu pada sejumlah nilai lain, yang disebut nilai “penunjang”. Nilai – nilai penunjang itu adalah
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.benermeriahkab.go.id Pemda Bener Meriah]
[[Kategori:Budaya Aceh]]
|