Penelitian kualitatif: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Added {{Over-coverage}} tag ((つ◕౪◕)つ━☆゚.*・。゚✨) |
|||
(8 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Over-coverage|date=Mei 2024}}
'''Penelitian kualitatif''' adalah penelitian yang bersifat [[deskripsi|deskriptif]] dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan [[teori]] dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan [[fakta]] di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam [[penelitian kuantitatif]] dengan penelitian kuatitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju [[data]], dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
== Sejarah penelitian Kualitatif ==
Penelitian kualitatif mulai mendapat pengakuan pada dekade tahun 1970-an. Ungkapan "penelitian kualitatif" sampai saat itu dipinggirkan sebagai disiplin ilmu antropologi atau sosiologi, dan istilah-istilah seperti etnografi, kerja lapangan, observasi partisipan, dan aliran Chicago [[Sosiologi|(sosiologi)]] digunakan sebagai gantinya. Selama tahun 1970-an dan 1980-an, penelitian kualitatif mulai digunakan dalam disiplin ilmu lain, dan menjadi jenis penelitian yang dominan atau setidaknya signifikan dalam bidang studi perempuan, studi disabilitas, studi pendidikan, studi pekerjaan sosial, studi informasi, studi manajemen
=== Perbedaan Metode Kualitatif dan Kuantitatif ===
Oleh karena itu, salah satu cara untuk membedakan penelitian kualitatif dari penelitian kuantitatif adalah bahwa sebagian besar penelitian kualitatif bersifat eksploratif, sedangkan penelitian kuantitatif diharapkan bersifat konklusif. Data kuantitatif dapat diukur, sedangkan data kualitatif tidak dapat dimasukkan ke dalam konteks yang dapat dibuat grafik atau ditampilkan sebagai istilah matematika.Kriyantono menyatakan bahwa, "Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.” Penelitian kualitatif menekankan pada kedalaman data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin dalam dan detail data yang didapatkan, maka semakin baik kualitas dari penelitian kualitatif ini.<ref name=":1" />
Jika kita berbicara tentang penelitian kualitatif, sebagian siswa masih bingung membedakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pernyataan berikut menjelaskan perbedaan pengertian antara kedua pendekatan penelitian yang dijelaskan oleh beberapa peneliti
# Penelitian kualitatif mengembangkan teori sedangkan [[kuantitatif]] juga menguji teori.
Baris 16 ⟶ 17:
=== Bagaimana Mengidentifikasi Metode yang Tepat ===
Pilihan cara observasi (pengukuran) kualitatif atau kuantitatif harus dipandu oleh sifat pertanyaan penelitian dan pengetahuan yang ada tentangnya
Penelitian kualitatif adalah bidang penyelidikan yang melintasi disiplin ilmu dan pokok bahasan. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang perilaku manusia dan alasan yang mengatur perilaku manusia. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif mengandalkan alasan di balik berbagai aspek perilaku. Sederhananya, penelitian ini menyelidiki alasan dan cara pengambilan keputusan, dibandingkan dengan apa, di mana, dan kapan penelitian kuantitatif dilakukan (Yin, 2003). Oleh karena itu, diperlukan sampel yang lebih kecil namun terfokus daripada sampel acak yang besar, dimana penelitian kualitatif mengkategorikan data ke dalam pola sebagai dasar utama untuk mengatur dan melaporkan hasil. Peneliti kualitatif biasanya mengandalkan empat metode untuk mengumpulkan informasi: (1) partisipasi dalam setting, (2) observasi langsung, (3) wawancara mendalam dan (4) analisis dokumen dan bahan (Yin, 2003).Penelitian kualitatif mencari tahu “mengapa”, bukan “bagaimana” topiknya melalui analisis informasi tidak terstruktur—seperti transkrip dan rekaman wawancara, email, video, gambar, catatan, dan formulir umpan balik. Penelitian ini tidak menggunakan statistik atau angka untuk sampai pada kesimpulan, tidak seperti penelitian kuantitatif.<ref name=":1" />
Baris 40 ⟶ 41:
Apakah asumsi ini benar?
Tidak, alih-alih [[wawancara]] berjalan lancar, peneliti harus memperhatikan isi dan konteks wawancara. Melakukan [[wawancara]] kualitatif berbeda dengan percakapan sehari-hari. Pertama, peneliti harus menyadari esensi bahwa wawancara adalah alat penelitian dan peneliti harus menulis laporan yang baik. Oleh karena itu, peneliti harus mempersiapkan protokol penelitiannya dengan baik dan memfokuskan pertanyaannya. Kita juga perlu menyadari bahwa keterampilan wawancara yang baik memerlukan latihan dan refleksi. Terakhir, selain perolehan keterampilan wawancara, wawancara juga merupakan filosofi pembelajaran. Pewawancara menjadi seorang pelajar dan kemudian mencoba membuat orang menggambarkan pengalaman mereka dalam istilah mereka sendiri. Hasilnya adalah kewajiban yang dikenakan pada kedua belah pihak. Filosofi peneliti kualitatif menentukan apa yang penting, apa yang etis, serta kelengkapan dan keakuratan hasil
Berbeda dengan percakapan dalam kehidupan sehari-hari—yang biasanya bersifat timbal balik—wawancara [[profesional]] melibatkan pewawancara yang bertugas menyusun dan mengarahkan pertanyaan. Dalam beberapa situasi wawancara profesional, seperti wawancara kerja atau interogasi hukum, kekuasaan penanya jauh lebih besar daripada kekuasaan orang yang ditanyai. Meskipun wawancara untuk tujuan penelitian juga dapat mendorong pemahaman dan perubahan pribadi, penekanannya adalah pada pemahaman intelektual dan bukan pada perubahan (Kvale, 1983). Tugas evaluator kualitatif adalah memberikan kerangka kerja yang memungkinkan masyarakat memberikan tanggapan dengan cara yang mewakili sudut pandang mereka mengenai program secara akurat dan menyeluruh. Untuk menambah pemahaman dan keterampilan wawancara, bab ini akan membahas kelebihan dan kekurangan wawancara, jenis-jenis wawancara, cara memulai wawancara dan beberapa pedoman wawancara.<ref name=":0">{{Cite book|last=Wahyuni|first=Sri|date=2019|title=Qualitative Research 3rd|location=Jakarta|publisher=Salemba Empat|isbn=9789790618763|pages=51-63|url-status=live}}</ref>
Baris 84 ⟶ 85:
===== '''Kapan Menggunakan Wawancara Tidak Terstruktur?''' =====
[[Wawancara daring|Wawancara]] tidak terstruktur adalah metode yang sangat berguna untuk mengembangkan pemahaman tentang budaya, pengalaman, atau latar yang belum sepenuhnya dipahami atau dihargai. Wawancara jenis ini juga dapat dilakukan ketika peneliti mempunyai pemahaman yang cukup mengenai suatu latar dan topik yang menjadi minatnya sehingga mempunyai agenda diskusi yang jelas dengan informan, namun tetap terbuka untuk mendapatkan pemahamannya mengenai bidang yang dituju. pertanyaan. Karena wawancara ini tidak terlalu terstruktur dan karena pemahaman peneliti masih terus berkembang, maka akan berguna juga untuk mengantisipasi kebutuhan untuk berbicara dengan informan pada beberapa kesempatan.
===== '''Kelebihan''' =====
Baris 90 ⟶ 91:
== Tahapan Wawancara ==
Agar dapat mempersiapkan diri dengan baik selama wawancara, peneliti harus waspada dengan beberapa masalah yang harus diperhatikan dalam setiap langkah wawancara yang terdiri dari Pra-wawancara, wawancara, dan pasca wawancara. Ketiga langkah tersebut dapat dijelaskan pada bagian berikutnya.<ref>{{Cite journal|last=Kolb|first=E.|last2=Schmidt|first2=U.|last3=Gründel|first3=G.|date=1975-12|title=[Activity and properties of alkaline phosphatase in the plasma and various organs (kidney, liver, small intestine mucosa, bone) of the swine]|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/5984|journal=Archiv Fur Experimentelle Veterinarmedizin|volume=29|issue=6|pages=821–838|issn=0003-9055|pmid=5984}}</ref>
Sebelum kita datang ke wawancara, kita harus menyelesaikan hal-hal berikut.
Baris 148:
Pada akhir wawancara, tugas peneliti belum selesai. Menurut Ghauri dan Gronhaug (2002), setidaknya ada tiga kewajiban yang harus kita lakukan, seperti di bawah ini.
1. Menuliskan poin-poin penting sebaiknya dilakukan segera setelah kita kembali dari wawancara untuk menghindari hilangnya ingatan peneliti. Hal ini mencakup rincian praktis seperti beberapa pendapat responden (misalnya, orang yang sangat terbuka atau pendiam) dan juga persepsi Anda tentang [[interaksi]] dan hubungan dengan orang yang diwawancarai. Semua detail tersebut akan membantu Anda di kemudian hari ketika Anda mendengarkan rekaman atau ketika Anda duduk untuk menulis informasi yang Anda kumpulkan
2. Kirimkan surat ucapan terima kasih dan jaga hubungan. Beberapa hari setelah wawancara, pastikan untuk mengirimkan surat kepada pewawancara Anda yang menyatakan [[antusiasme]] dan kesan positif Anda terhadap [[Perusahaan|perusahaan.]] Peneliti harus terus menjaga hubungan dan berusaha memberikan informasi kepada responden tentang kemajuan penelitian karena ada kemungkinan Anda memerlukan informasi tambahan atau persetujuan publikasi di kemudian hari.
Baris 167:
== Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif ==
# Data yang dikumpulkan dalam kondisi asli atau alamiah
# Peneliti berperan sebagai alat penelitian, artinya: peneliti merupakan alat utama pengumpul data/sebagai pengamat wawancara.
# Data sebisa mungkin dikumpulkan secara deskriptif, yang kemudian dituliskan dalam bentuk laporan.
|