K.H. Abdullah Faqih bin K.H. Rofi’i Zahid menikah dengan Nyai Hj. Khunainah binti [[Bisri|K.H. Bisri]], asal Rembang.<ref>{{Cite journal|title=Profil Kiai Faqih, Pemimpin Pondok Pesantren Langitan dan Pendukung Gus Dur Maju sebagai Presiden - Nasional Tempo.co|url=https://nasional.tempo.co/amp/1778609/profil-kiai-faqih-pemimpin-pondok-pesantren-langitan-dan-pendukung-gus-dur-maju-sebagai-presiden|journal=nasional.tempo.co}}</ref><!--Mereka dikaruniai 12 orang anak.-->
== Karier dan Politik ==
Kiai Faqih memimpin Pondok Pesantren Langitan (adalah generasi kelima) sejak tahun 1971, menggantikan KH Abdul Hadi Zahid. Ia didampingi pamannya, KH Ahmad Marzuki Zahid.<ref>{{Cite web|last=Zezz|date=2012-03-01|title=Sufi Road: Mengenang KH. Abdullah Faqih "Langitan"|url=https://sufiroad.blogspot.com/2012/03/mengenang-kh-abdullah-faqih-langitan.html|website=Sufi Road|access-date=2024-01-30}}</ref>
DiKiai kalanganFaqih [[Nahdlatultermasuk Ulama]]dalam dikenal istilahjajaran kiai ''khos'' atau (kiai utama) [[Nahdlatul Ulama]]. Ada syarat tertentu sebelum seorang kiai masuk kategori ''khos''. Antara lain, mereka harus mempunyai wawasan dan kemampuan ilmu agama yang luas, memiliki laku atau daya spiritual yang tinggi, mampu mengeluarkan kalimat hikmah atau anjuran moral yang dipatuhi, dan jauh dari keinginan-keinginan duniawi. Dengan kata lain, mereka sudah memiliki kemampuan waskita. Nah,Meskipun Kiaiterdapat Faqih termasuk dalam kategoribanyak kiai waskita''khos'' itu.dalam TentuNU, sajanamun organisasiKiai sebesarFaqih NU punya banyakmenjadi kiai khos. Namun, Kiai Faqihlah yang kerap jadi rujukan utama di kalangan Nahdliyin, terutama menyangkut kepentingan publik.<ref>{{Cite journal|last=Auvaria|first=Shinfi Wazna|date=2016-09-01|title=Perencanaan Pengelolaan Sampah di Pondok Pesantren Langitan Kecamatan Widang Tuban|url=http://dx.doi.org/10.29080/alard.v2i1.126|journal=Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan|volume=2|issue=1|pages=1–7|doi=10.29080/alard.v2i1.126|issn=2460-8815}}</ref>{{fv}}
Kiai Faqih berperan besar dalam gonjang-ganjing politik pascareformasipasca-[[era Reformasi|reformasi]], terutama saat almarhum [[Abdurahman Wahid]] atau Gus Dur dicalonkan sebagai presiden. AtasIa perannyamempelopori itu,munculnya poros politik munculyang istilahdisebut "Poros Langitan". Poros ini merespon adanya dua kutub politik yang saling bertentangan saat itu.<ref>{{Cite web|title=Profil Kiai Faqih, Pemimpin Pondok Pesantren Langitan dan Pendukung Gus Dur Maju sebagai Presiden - Nasional Tempo.co|url=https://nasional.tempo.co/amp/1778609/profil-kiai-faqih-pemimpin-pondok-pesantren-langitan-dan-pendukung-gus-dur-maju-sebagai-presiden|website=nasional.tempo.co|access-date=2024-01-30}}</ref>