Penyakit kulit berbenjol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(35 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Infobox medical condition (new)
|name = Penyakit kulit berbenjol
|synonym = Penyakit kulit menggumpal, ''lumpy skin disease'' (LSD)
|image = Lumpy Skin Disease 01.jpg
|image_size =
|alt =
|caption = Anak sapi yang menderita LSD di India
|pronounce =
|penderita = Sapi, kerbau
|specialty =
|symptoms = [[Nodul (medis)|Nodul]] pada kulit, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan yang dapat menjadi ulser; demam tinggi; pembengkakan [[kelenjar limfa]]; penurunan produksi susu
|complications = [[Pneumonia]], [[mastitis]], [[orkitis]]
|onset = [[Masa inkubasi]]: 4–14 hari (infeksi eksperimental); 28 hari (keperluan lalu lintas)
|onset =
|duration =
|types =
|causes = ''[[Lumpy skin disease virus]]''
|risks =
|diagnosis = [[reaksi berantai polimerase|PCR]], isolasi virus
|differential =
|prevention = Vaksinasi, disinsektasipengendalian [[vektor (biologi)|vektor]] artropoda
|treatment = [[Obat antiinflamasi nonsteroid]], [[antihistamin]], dan [[antibiotik]] untuk infeksi sekunder
|treatment =
|medication = Tidak ada
|prognosis =
|distribution = Afrika, Eropa, Asia
|frequency =
|deathsfrequency = [[Tingkat serangan]] = 5–45%
|deaths = [[Tingkat kematian kasus]] <10%
}}
'''Penyakit kulit berbenjol''' atau '''penyakit kulit menggumpal''' ([[bahasa Inggris]]: ''lumpy skin disease'', disingkat '''LSD''') adalah [[penyakit menular]] pada sapi dan kerbau yang disebabkan oleh ''[[Lumpy skin disease virus]]''. Penyakit ini dicirikan dengan adanya [[Nodul (medis)|nodul-nodul]] yang keras pada kulit di hampir seluruh bagian tubuh.
 
=== Hewan rentan ===
Sapi dan kerbau domestik asia merupakan hewan-hewan yang terinfeksi secara alami. Infeksi eksperimental pernah dilakukan pada jerapah dan [[impala]]. Sementara itu, [[Oryx|oriks]] di Afrika Selatan, [[oriks arab]] di Arab Saudi, dan [[springbok]] di Namibia pernah menunjukkan tanda klinis.<ref name=":0">{{citation|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|year=2016|url=https://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Media_Center/docs/pdf/Posters/EN_Poster_LSD_2016.pdf|title=Poster LSD|publisher=World Organisation for Animal Health (OIE)}}</ref> LSD tidak dapat menular ke manusia.{{sfn|OIEWOAH Manual|2021|p=3}}
 
== Tanda klinis ==
[[Masa inkubasi]] penyakit berdasarkan infeksi eksperimental adalah 4–14 hari dan pada kondisi lapangan bisa mencapai lima pekan.{{sfn|FAO Modul 1|p=7}} Demam muncul pada 6–9 hari setelah inokulasi virus, sedangkan lesi kulit muncul pertama kali setelah 4–20 hari. Untuk keperluan lalu lintas hewan, [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH) menstandarkan masa inkubasi menjadi 28 hari.<ref name=":0" /> Saat melakukan investigasi wabah, [[Organisasi Pangan dan Pertanian]] (FAO) merekomendasikan untuk mempertimbangkan masa inkubasi selama lima pekan.{{sfn|FAO Modul 4|p=36}}
 
[[MasaTanda-tanda inkubasi]]klinis penyakitpertama berdasarkanyang infeksidapat eksperimentaldiamati di antaranya adalah enampembengkakan hingga[[kelenjar sembilanlimfa]] hari.subskapularis Mula-muladan timbulprefemoralis, demam yangtinggi dapatdi mencapaiatas 4140,5&nbsp;°C danyang terjadi hingga selama satu pekan., [[Kelenjarterkadang getahmuncul bening]]leleran akandari membengkak,mata sementaradan sapihidung, yang laktasi mengalamiserta penurunan produksi susu yang drastis.{{sfn|FAO Modul 1|p=7}} [[Lesi]] kulit berupa [[Nodul (medis)|nodul]] dan [[papula]] muncul dalam jumlah banyak, dengan benjolan yang keras, datar, berbatas jelas, dan berdiameter antara 0,5 hingga 5&nbsp;cm. Nodul melibatkan lapisan [[dermis]] dan [[Epidermis (kulit)|epidermis]], tetapi kadang juga dapat mencapai subkutan dan jaringan [[otot lurik]] di bawahnya. Nodul juga dapat muncul di [[membran mukosa]] di saluran pernapasan hingga mengakibatkan [[Radang paru-paru|pneumonia]], sementara nodul-nodul di membran mukosa mata, hidung, mulut, rektum, hingga alat kelamin dapat mengalami [[ulser]] dan menghasilkan sekresi. Akibatnya, leleran mata, hidung, dan air liur dapat mengandung virus LSD. Pada salah satu atau kedua [[kornea]] mata dapat ditemukan lesi ulseratif yang dapat mengakibatkan kebutaan. Pada fase [[kronis]], lesi ditandai dengan jaringan [[infark]] dengan bagian tengah yang [[nekrosis]] dan dikelilingi jaringan granulasi yang berangsur-angsur mengalami [[fibrosis]].{{sfn|OIEWOAH Manual|2021|p=2}}<ref name=":1">{{Cite web|last=Gibbs|first=Paul|date=Februari 2021|title=Lumpy Skin Disease in Cattle|url=https://www.msdvetmanual.com/integumentary-system/pox-diseases/lumpy-skin-disease-in-cattle?query=lumpy%20skin%20disease|website=MSD Manual|access-date=23 Juli 2021}}</ref> Sapi betina dapat mengalami [[Morbiditasmastitis]] LSDdan berkisarkeguguran, antarasementara 5sapi hinggajantan 45%,dapat sementaramengalami [[mortalitasorkitis]]nya.{{sfn|FAO diModul bawah1|p=17}} 10%Manifestasi klinis sangat bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya; terkadang lesi kulit bersifat berat, ringan, atau bahkan subklinis.<ref{{sfn|FAO nameModul 1|p=":0"8}} Sapi dengan produksi susu yang tinggi, terutama sapi-sapi keturunan Eropa, lebih berat terdampak.{{sfn|FAO Modul 1|p=9}} />
 
Berdasarkan infeksi eksperimental, hanya 40–50% sapi terinfeksi yang menunjukkan tanda klinis.{{sfn|FAO Modul 2|p=11}}<ref>{{Cite book|last=Weiss|first=K. E.|date=1968|url=http://link.springer.com/10.1007/978-3-662-39771-8_3|title=Lumpy Skin Disease Virus|location=Berlin, Heidelberg|publisher=Springer Berlin Heidelberg|isbn=978-3-662-38850-1|pages=111–131|language=|doi=10.1007/978-3-662-39771-8_3|url-status=live}}</ref> Morbiditas ([[tingkat serangan]]) LSD berkisar dari 5 hingga 45%, sementara [[tingkat kematian kasus]]nya di bawah 10%.<ref name=":0" /> Angka kesakitan dan kematian pada kerbau jauh lebih rendah daripada sapi.{{sfn|FAO Modul 1|p=9}}
 
== Penyebab ==
Penyakit kulit berbenjol diakibatkan oleh ''Lumpy skin disease virus'' (LSDV) yang termasuk dalam famili ''[[Poxviridae]]''. Keluarga virus ini umumnya menimbulkan penyakit-penyakit cacar dan sejenisnya pada beragam spesies hewan.
 
== EpidemiologiPenularan ==
Virus LSD terutama ditularkan oleh [[Vektor (biologi)|vektor]] mekanik berupa [[artropoda]], seperti nyamuk dan lalat penggigit. Sebuah studi di Eropa menyimpulkan bahwa jangkauan penyebaran maksimum LSD oleh vektor adalah sejauh 80 km<ref>{{Cite journal|last=European Food Safety Authority (EFSA)|last2=Calistri|first2=Paolo|last3=DeClercq|first3=Kris|last4=De Vleeschauwer|first4=Annebel|last5=Gubbins|first5=Simon|last6=Klement|first6=Eyal|last7=Stegeman|first7=Arjan|last8=Cortiñas Abrahantes|first8=José|last9=Antoniou|first9=Sotiria‐Eleni|date=Oktober 2018|title=Lumpy skin disease: scientific and technical assistance on control and surveillance activities|url=https://data.europa.eu/doi/10.2903/j.efsa.2018.5452|journal=EFSA Journal|volume=16|issue=10|doi=10.2903/j.efsa.2018.5452|pmc=PMC7009741|pmid=32625728}}</ref>. Penularan jarak jauh terjadi melalui pengangkutan hewan hidup, sedangkan penularan jarak berhubungan dengan daya jelajah vektor. Potensi penularan yang lebih kecil terjadi melalui kontak langsung antara hewan terinfeksi dan hewan sehat, melalui air dan pakan yang terkontaminasi air liur atau leleran hidung hewan terinfeksi, serta melalui perkawinan alami dan [[inseminasi buatan]].<ref name=":0" />{{sfn|FAO Modul 4|p=8}} Penularan [[iatrogenik]] dapat terjadi akibat penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi virus.{{sfn|FAO Modul 4|p=8}}
=== Hewan rentan ===
{| class="wikitable"
Sapi dan kerbau domestik asia merupakan hewan-hewan yang terinfeksi secara alami. Infeksi eksperimental pernah dilakukan pada jerapah dan [[impala]]. Sementara itu, [[Oryx|oriks]] di Afrika Selatan, [[oriks arab]] di Arab Saudi, dan [[springbok]] di Namibia pernah menunjukkan tanda klinis.<ref name=":0">{{citation|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|year=2016|url=https://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Media_Center/docs/pdf/Posters/EN_Poster_LSD_2016.pdf|title=Poster LSD|publisher=World Organisation for Animal Health (OIE)}}</ref> LSD tidak dapat menular ke manusia.{{sfn|OIE Manual|2021|p=3}}
|+Vektor LSD
!Famili
!Jenis vektor
!Referensi
|-
|[[Culicidae]]
|''[[Aedes aegypti]]''
|<ref>{{Cite journal|last=Chihota|first=C.M.|last2=Rennie|first2=L.F.|last3=Kitching|first3=R.P.|last4=Mellor|first4=P.S.|date=April 2001|title=Mechanical transmission of lumpy skin disease virus by Aedes aegypti (Diptera: Culicidae)|url=https://www.cambridge.org/core/product/identifier/S0950268801005179/type/journal_article|journal=Epidemiology and Infection|volume=126|issue=2|pages=317–321|doi=10.1017/S0950268801005179|issn=0950-2688|pmc=PMC2869697|pmid=11349983}}</ref>
|-
|[[Muscidae]]
|''[[Stomoxys]]'' spp.
|<ref name=":2">{{Cite journal|last=Sohier|first=C.|last2=Haegeman|first2=A.|last3=Mostin|first3=L.|last4=De Leeuw|first4=I.|last5=Campe|first5=W. Van|last6=De Vleeschauwer|first6=A.|last7=Tuppurainen|first7=E. S. M.|last8=van den Berg|first8=T.|last9=De Regge|first9=N.|date=27 Desember 2019|title=Experimental evidence of mechanical lumpy skin disease virus transmission by Stomoxys calcitrans biting flies and Haematopota spp. horseflies|url=https://www.nature.com/articles/s41598-019-56605-6|journal=Scientific Reports|volume=9|issue=1|pages=20076|doi=10.1038/s41598-019-56605-6|issn=2045-2322}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Issimov|first=Arman|last2=Kutumbetov|first2=Lespek|last3=Orynbayev|first3=Mukhit B.|last4=Khairullin|first4=Berik|last5=Myrzakhmetova|first5=Balzhan|last6=Sultankulova|first6=Kulyaisan|last7=White|first7=Peter J.|date=12 Maret 2020|title=Mechanical Transmission of Lumpy Skin Disease Virus by Stomoxys spp. (Stomoxys calsitrans, Stomoxys sitiens, Stomoxys indica), Diptera: Muscidae|url=https://www.mdpi.com/2076-2615/10/3/477|journal=Animals|language=|volume=10|issue=3|pages=477|doi=10.3390/ani10030477|issn=2076-2615|pmc=PMC7143779|pmid=32178349}}</ref>
|-
|[[Tabanidae]]
|''[[Haematopota]]'' spp.
|<ref name=":2" />
|-
| rowspan="2" |[[Ixodidae]]
|''[[Amblyomma]]'' spp.
|<ref name=":3">{{Cite journal|last=Tuppurainen|first=E.S.M.|last2=Stoltsz|first2=W.H.|last3=Troskie|first3=M.|last4=Wallace|first4=D.B.|last5=Oura|first5=C.A.L.|last6=Mellor|first6=P.S.|last7=Coetzer|first7=J.A.W.|last8=Venter|first8=E.H.|date=April 2011|title=A Potential Role for Ixodid (Hard) Tick Vectors in the Transmission of Lumpy Skin Disease Virus in Cattle: Transmission of LSDV by Ixodid (Hard) Tick Vectors|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1865-1682.2010.01184.x|journal=Transboundary and Emerging Diseases|volume=58|issue=2|pages=93–104|doi=10.1111/j.1865-1682.2010.01184.x}}</ref>
|-
|''[[Rhipicephalus]]'' spp.
|<ref name=":3" /><ref>{{Cite journal|last=Tuppurainen|first=E.S.M.|last2=Lubinga|first2=J.C.|last3=Stoltsz|first3=W.H.|last4=Troskie|first4=M.|last5=Carpenter|first5=S.T.|last6=Coetzer|first6=J.A.W.|last7=Venter|first7=E.H.|last8=Oura|first8=C.A.L.|date=Februari 2013|title=Mechanical transmission of lumpy skin disease virus by Rhipicephalus appendiculatus male ticks|url=https://www.cambridge.org/core/product/identifier/S0950268812000805/type/journal_article|journal=Epidemiology and Infection|volume=141|issue=2|pages=425–430|doi=10.1017/S0950268812000805|issn=0950-2688|pmc=|pmid=22717050}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Tuppurainen|first=Eeva S.M.|last2=Lubinga|first2=Jimmy C.|last3=Stoltsz|first3=Wilhelm H.|last4=Troskie|first4=Milana|last5=Carpenter|first5=Simon T.|last6=Coetzer|first6=Jacobus A.W.|last7=Venter|first7=Estelle H.|last8=Oura|first8=Chris A.L.|date=Juni 2013|title=Evidence of vertical transmission of lumpy skin disease virus in Rhipicephalus decoloratus ticks|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1877959X13000307|journal=Ticks and Tick-borne Diseases|language=|volume=4|issue=4|pages=329–333|doi=10.1016/j.ttbdis.2013.01.006}}</ref>
|}
Virus LSD dapat ditransmisikan dalam kandungan. Induk sapi bunting yang terinfeksi virus LSD dapat melahirkan bayi sapi dengan tanda klinis LSD.<ref>{{Cite journal|last=Rouby|first=Sherin|last2=Aboulsoud|first2=Emad|date=Maret 2016|title=Evidence of intrauterine transmission of lumpy skin disease virus|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1090023315004815|journal=The Veterinary Journal|language=|volume=209|pages=193–195|doi=10.1016/j.tvjl.2015.11.010}}</ref> Selain itu, virus LSD juga ditemukan dalam air susu sehingga penularan dari induk ke anak dapat terjadi. Susu yang dihasilkan induk yang terinfeksi harus dibuang, dipasteurisasi, atau dipanaskan pada suhu 56 °C selama satu jam atau suhu 64 °C selama 30 menit.{{sfn|FAO Modul 1|p=33}}
 
=== PenyebaranDiagnosis penyakit ===
=== Diagnosis banding ===
Penyakit ini pertama kali dilaporkan di [[Zambia]] pada tahun 1929 dan kemudian menyebar luas ke seluruh wilayah Afrika hingga dinilai endemik di [[Afrika Sub-Sahara]].<ref>{{Cite journal|last=Davies|first=F.G.|date=1991|title=Lumpy skin disease of cattle: A growing problem in Africa and the Near East|url=http://www.fao.org/3/u4900t/u4900T0d.htm#lumpy%20skin%20disease%20of%20cattle:%20a%20growing%20problem%20in%20africa%20and%20the%20near%20east|journal=World Animal Review|volume=68}}</ref> Laporan pertama LSD di luar Afrika terjadi antara 1988 dan 1989 di Israel.{{sfn|OIE Manual|2021|p=2}} Penyakit ini kemudian menyebar ke Eropa bagian Tenggara, [[Timur Tengah]], dan [[Asia Tengah]]. Sejak bulan Juli 2019, LSD masuk ke [[Bangladesh]] dan selanjutnya ke India dan Tiongkok.{{sfn|FAO|2020|p=3}} [[Nepal]], [[Bhutan]], [[Vietnam]], dan [[Myanmar]] mulai terdampak pada tahun 2020. Pada 2021, penyakit ini menyebar ke negara-negara [[Asia Tenggara]], mulai dari [[Thailand]] (Maret 2021) hingga [[Kamboja]], [[Laos]], dan [[Malaysia]] (Mei 2021).<ref>{{cite speech|last=Naipospos|first=Tri Satya Putri|title=Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD)|event=Pertemuan Daring Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati|date=23 Juli 2021|location=|publisher=|url=|access-date=}}</ref> Pada 2022, Indonesia melaporkan adanya kasus LSD.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=6 Maret 2022|title=Kementan Siapkan Sumberdaya Tangani Lumpy Skin Disease Pada Sapi Di Riau|url=http://ditjenpkh.pertanian.go.id/kementan-siapkan-sumberdaya-tangani-lumpy-skin-disease-pada-sapi-di-riau|website=Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian|access-date=9 Maret 2022}}</ref>
[[Diagnosis banding]] untuk penyakit ini adalah pseudo-LSD (infeksi ''[[Bovine alphaherpesvirus 2]]''), [[stomatitis papular sapi]], [[dermatofilosis]], [[dermatofitosis]], [[aktinomikosis]], [[aktinobasilosis]], gigitan serangga, [[urtikaria]], [[fotosensitisasi]], [[besnoitiosis]], [[nokardiasis]], [[demodikosis]], [[onkosersiasis]], [[cacar sapi]], dan efek samping pemberian vaksin aktif yang dilemahkan.{{sfn|WOAH|2017|p=3}}{{sfn|WOAH Manual|2021|p=3}}{{sfn|FAO Modul 2|p=38}}
 
=== Pengujian laboratorium ===
== Penularan ==
Diagnosis definitif LSD ditegakkan dengan pengujian laboratorium. Spesimen diambil melalui [[biopsi]] nodul kulit dan keropeng. Selain itu, darah dari hewan [[viremia]] yang mengalami infeksi akut serta cairan hidung dan air liur juga bisa diambil sebagai spesimen.{{sfn|FAO Modul 3|p=6-7}} Identifikasi virus untuk mendiagnosis LSD dilakukan dengan isolasi virus dan [[reaksi berantai polimerase]] (PCR).<ref>{{Cite journal|last=Tuppurainen|first=E.S.M.|last2=Venter|first2=E.H.|last3=Coetzer|first3=J.A.W.|date=17 September 2005|title=The detection of lumpy skin disease virus in samples of experimentally infected cattle using different diagnostic techniques|url=http://ojvr.org/index.php/ojvr/article/view/213|journal=Onderstepoort J Vet Res|volume=72|issue=2|pages=153–164|doi=10.4102/ojvr.v72i2.213|issn=2219-0635}}</ref> Kedua metode ini digunakan untuk mengonfirmasi kasus klinis dan memastikan seekor hewan tidak tertular penyakit sebelum dilalulintaskan.{{sfn|WOAH Manual|2021|p=3}}
Wabah LSD cenderung bersifat sporadik dan bergantung pada lalu lintas hewan antarwilayah dan antarnegara. Penyakit ini terutama ditularkan oleh [[Vektor (biologi)|vektor]] mekanik berupa [[artropoda]], seperti nyamuk dan lalat penggigit. Potensi penularan yang lebih kecil terjadi melalui kontak langsung antara hewan terinfeksi dan hewan sehat, serta melalui air dan pakan terkontaminasi.<ref name=":0" />
 
Di sisi lain, metode yang digunakan untuk mendeteksi respons imun yaitu uji netralisasi virus (VNT), uji antibodi fluoresens tidak langsung (IFAT), dan [[ELISA]].{{sfn|WOAH Manual|2021|p=3}} Antibodi terhadap virus LSD mulai naik sekitar dua pekan setelah vaksinasi atau infeksi alami (satu pekan setelah munculnya tanda klinis) dan mencapai puncaknya pada 3–4 pekan berikutnya. Kekebalan maternal mulai menurun setelah anak sapi berusia tiga bulan.{{sfn|FAO Modul 1|p=9}}<ref>{{Cite journal|last=Agianniotaki|first=Eirini I.|last2=Babiuk|first2=Shawn|last3=Katsoulos|first3=Panagiotis-Dimitrios|last4=Chaintoutis|first4=Serafeim C.|last5=Praxitelous|first5=Anastasia|last6=Quizon|first6=Kaye|last7=Boscos|first7=Constantinos|last8=Polizopoulou|first8=Zoe S.|last9=Chondrokouki|first9=Eleni D.|date=17 Agustus 2018|title=Colostrum transfer of neutralizing antibodies against lumpy skin disease virus from vaccinated cows to their calves|url=http://dx.doi.org/10.1111/tbed.12983|journal=Transboundary and Emerging Diseases|volume=65|issue=6|pages=2043–2048|doi=10.1111/tbed.12983|issn=1865-1674}}</ref> Akan tetapi, titer antibodi tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan status imun hewan yang telah terinfeksi atau telah divaksinasi. Hewan yang seronegatif bisa saja pernah terinfeksi sebelumnya dan tidak semua hewan yang divaksin meningkat titer antibodinya,{{sfn|FAO Modul 3|p=37}}<ref>{{Cite journal|last=Milovanović|first=Milovan|last2=Dietze|first2=Klaas|last3=Milićević|first3=Vesna|last4=Radojičić|first4=Sonja|last5=Valčić|first5=Miroslav|last6=Moritz|first6=Tom|last7=Hoffmann|first7=Bernd|date=Desember 2019|title=Humoral immune response to repeated lumpy skin disease virus vaccination and performance of serological tests|url=https://bmcvetres.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12917-019-1831-y|journal=BMC Veterinary Research|volume=15|issue=1|pages=80|doi=10.1186/s12917-019-1831-y|issn=1746-6148|pmc=PMC6404298|pmid=30841894}}</ref> sehingga surveilans untuk mengetahui serokonversi pascavaksinasi sebaiknya dilakukan ketika antibodi berada dalam kadar tertinggi, yaitu sekitar 30 hari pascavaksinasi.{{sfn|FAO Modul 5|p=44}} Uji netralisasi virus (VNT) atau uji netralisasi serum (SNT) merupakan uji antibodi LSD yang terbaik.{{sfn|FAO Modul 3|p=39}} Meskipun demikian, uji serologis tidak dapat membedakan hewan yang telah divaksin dengan hewan yang terinfeksi secara alami.{{sfn|FAO Modul 5|p=44}}
== Tanda klinis ==
[[Masa inkubasi]] penyakit berdasarkan infeksi eksperimental adalah enam hingga sembilan hari. Mula-mula timbul demam yang dapat mencapai 41&nbsp;°C dan terjadi hingga selama satu pekan. [[Kelenjar getah bening]] akan membengkak, sementara sapi yang laktasi mengalami penurunan produksi susu. [[Lesi]] kulit berupa [[Nodul (medis)|nodul]] dan [[papula]] muncul dalam jumlah banyak, dengan benjolan yang keras, datar, berbatas jelas, dan berdiameter antara 0,5 hingga 5&nbsp;cm. Nodul melibatkan lapisan [[dermis]] dan [[Epidermis (kulit)|epidermis]], tetapi kadang juga dapat mencapai subkutan dan jaringan [[otot lurik]] di bawahnya. Nodul juga dapat muncul di [[membran mukosa]] di saluran pernapasan hingga mengakibatkan [[Radang paru-paru|pneumonia]], sementara nodul-nodul di membran mukosa mata, hidung, mulut, rektum, hingga alat kelamin dapat mengalami [[ulser]] dan menghasilkan sekresi. Akibatnya, leleran mata, hidung, dan air liur dapat mengandung virus LSD. Pada fase [[kronis]], lesi ditandai dengan jaringan [[infark]] dengan bagian tengah yang [[nekrosis]] dan dikelilingi jaringan granulasi yang berangsur-angsur mengalami [[fibrosis]].{{sfn|OIE Manual|2021|p=2}}<ref name=":1">{{Cite web|last=Gibbs|first=Paul|date=Februari 2021|title=Lumpy Skin Disease in Cattle|url=https://www.msdvetmanual.com/integumentary-system/pox-diseases/lumpy-skin-disease-in-cattle?query=lumpy%20skin%20disease|website=MSD Manual|access-date=23 Juli 2021}}</ref> [[Morbiditas]] LSD berkisar antara 5 hingga 45%, sementara [[mortalitas]]nya di bawah 10%.<ref name=":0" />
 
== DiagnosisPencegahan ==
Penyakit kulit berbenjol merupakan salah satu penyakit yang kasusnya diwajibkan oleh negara-negara anggota [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH).<ref>{{Cite web|title=Lumpy Skin Disease|url=https://www.oie.int/en/disease/lumpy-skin-disease/|website=WOAH|access-date=23 Juli 2021}}</ref> Organisasi ini merekomendasikan persyaratan teknis kesehatan hewan bagi sapi dan kerbau hidup, [[Semen (reproduksi)|semen]], [[embrio]], susu dan produk susu, kulit, dan produk hewan lainnya sebelum ditransportasikan antarnegara.{{sfn|WOAH Code|2019|pp=2–5}} Pemberian vaksin digunakan untuk mencegah penyebaran LSD. Ada dua jenis vaksin LSD, yaitu vaksin homolog yang dibuat dari galur Neethling dan vaksin heterolog yang dibuat dari [[virus cacar kambing]] dan [[virus cacar domba]].{{sfn|FAO Modul 6|p=25}} Efek samping akibat pemberian vaksin homolog antara lain demam, pembengkakan lokal pada lokasi penyuntikan, penurunan produksi susu untuk sementara waktu, dan reaksi umum yang disebut sebagai penyakit Neethling, yaitu munculnya lesi kulit berukuran kecil hingga dua pekan pascavaksinasi; penyuntikan vaksin heterolog jarang menimbulkan efek samping.{{sfn|FAO Modul 6|p=40}} Karena vaksin yang tersedia saat ini adalah vaksin aktif yang dilemahkan, pemberiannya kadang dapat memunculkan tanda-tanda klinis khas LSD.{{sfn|FAO Modul 3|p=35}} Sementara itu, vaksin inaktif telah dikembangkan dan bisa saja dipasarkan dalam waktu dekat.{{sfn|FAO Modul 6|p=29}}<ref>{{Cite journal|last=Hamdi|first=Jihane|last2=Boumart|first2=Zineb|last3=Daouam|first3=Samira|last4=El Arkam|first4=Amal|last5=Bamouh|first5=Zahra|last6=Jazouli|first6=Mohamed|last7=Tadlaoui|first7=Khalid Omari|last8=Fihri|first8=Ouafaa Fassi|last9=Gavrilov|first9=Boris|date=Juni 2020|title=Development and Evaluation of an Inactivated Lumpy Skin Disease Vaccine for Cattle|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S037811351931329X|journal=Veterinary Microbiology|volume=245|pages=108689|doi=10.1016/j.vetmic.2020.108689}}</ref>
[[Diagnosis banding]] untuk penyakit ini adalah [[mamilitis herpes sapi]], [[stomatitis papular sapi]], [[dermatofilosis]], [[dermatofitosis]], [[fotosensitisasi]], [[aktinomikosis]], [[aktinobasilosis]], [[urtikaria]], gigitan serangga, [[besnoitiosis]], [[nokardiasis]], [[demodikosis]], [[onkosersiasis]], dan [[cacar sapi]].{{sfn|OIE|2017|p=3}}{{sfn|OIE Manual|2021|p=3}} Diagnosis definitif LSD ditegakkan dengan pengujian laboratorium. Spesimen diambil melalui [[biopsi]] nodul kulit. Selain itu, darah dari hewan yang mengalami infeksi akut juga bisa diambil sebagai spesimen. Identifikasi virus untuk mendiagnosis LSD dilakukan dengan isolasi virus dan [[reaksi berantai polimerase]] (PCR). Kedua metode ini digunakan untuk mengonfirmasi kasus klinis dan memastikan seekor hewan tidak tertular penyakit sebelum dilalulintaskan. Di sisi lain, metode yang digunakan untuk mendeteksi respons imun yaitu uji netralisasi virus (VNT), uji antibodi fluoresens tidak langsung (IFAT), dan [[ELISA]].{{sfn|OIE Manual|2021|p=3}}
== Penanganan dan pengendalian ==
Tidak ada terapi spesifik untuk mengobati LSD. Sediaan topikal dapat diberikan untuk mencegah infeksi bakteri dan invasi larva lalat pada kulit. [[Obat antiinflamasi nonsteroid]] dan [[antihistamin]] dapat diberikan untuk menurunkan rasa nyeri dan gatal, dan dalam beberapa kasus, seperti pneumonia dan mastitis, pemberian antibiotik dapat menghilangkan infeksi. Antibiotik sebaiknya tidak digunakan secara rutin pada setiap kasus LSD untuk mencegah timbulnya [[resistansi antibiotik]].{{sfn|FAO Modul 2|p=28}}
 
Pemusnahan hewan, baik terhadap hewan-hewan yang menunjukkan tanda klinis LSD ataupun terhadap seluruh hewan pada unit epidemiologi tertentu, dapat menjadi kebijakan yang diambil oleh suatu negara saat menghadapi wabah LSD. Pembatasan dan pelarangan lalu lintas hewan ternak juga dapat diterapkan, terutama pada kondisi wabah ketika pemilik hewan berinisiatif untuk menjual ternaknya. Kebijakan-kebijakan tersebut perlu dikombinasikan dengan program vaksinasi. Namun, vaksinasi tidak dilakukan kepada hewan-hewan yang menunjukkan tanda klinis karena ada kemungkinan rekombinasi antara virus vaksin dengan virus lapangan yang mengakibatkan derajat penyakit semakin berat.{{sfn|FAO Modul 6|p=6, 10, 18}} Untuk pengendalian wabah, vaksinasi perlu dilakukan dengan radius minimum 80 km dari lokasi temuan kasus dan dengan mencakup 80–100% populasi hewan rentan, termasuk anak sapi dan induk sapi yang sedang bunting.{{sfn|FAO Modul 6|p=35–36}} Penggunaan insektisida berskala besar tidak dianjurkan karena hal ini akan membunuh serangga lainnya yang bermanfaat bagi lingkungan.{{sfn|FAO Modul 6|p=17}}
== Pencegahan, pengendalian, dan pengobatan ==
 
Penyakit kulit berbenjol merupakan salah satu penyakit yang kasusnya diwajibkan oleh negara-negara anggota [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH).<ref>{{Cite web|title=Lumpy Skin Disease|url=https://www.oie.int/en/disease/lumpy-skin-disease/|website=OIE|access-date=23 Juli 2021}}</ref> Organisasi ini merekomendasikan persyaratan teknis kesehatan hewan bagi sapi dan kerbau hidup, [[Semen (reproduksi)|semen]], [[embrio]], susu dan produk susu, kulit, dan produk hewan lainnya sebelum ditransportasikan antarnegara.{{sfn|OIE Code|2019|pp=2–5}} Pemberian vaksin digunakan untuk mencegah penyebaran LSD. Belum ada obat spesifik untuk penyakit ini, tetapi antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi sekunder.<ref name=":1" />
== Epidemiologi ==
Penyakit ini pertama kali dilaporkan di [[Zambia]] pada tahun 1929 dan kemudian menyebar luas ke seluruh wilayah Afrika hingga dinilai endemik di [[Afrika Sub-Sahara]].<ref>{{Cite journal|last=Davies|first=F.G.|date=1991|title=Lumpy skin disease of cattle: A growing problem in Africa and the Near East|url=http://www.fao.org/3/u4900t/u4900T0d.htm#lumpy%20skin%20disease%20of%20cattle:%20a%20growing%20problem%20in%20africa%20and%20the%20near%20east|journal=World Animal Review|volume=68}}</ref> Laporan pertama LSD di luar Afrika terjadi antara 1988 dan 1989 di Israel.{{sfn|OIEWOAH Manual|2021|p=2}} Penyakit ini kemudian menyebar ke Eropa bagian Tenggara, [[Timur Tengah]], dan [[Asia Tengah]]. SejakPada bulan Juli 2019, LSD masuk ke [[Bangladesh]] dan selanjutnya ke India dan Tiongkok.{{sfn|FAO|2020|p=3}} [[Nepal]], [[Bhutan]], [[Vietnam]], dan [[Myanmar]] mulai terdampak pada tahun 2020. Pada 2021, penyakit ini menyebar ke negara-negara [[Asia Tenggara]], mulai dari [[Thailand]] (Maret 2021) hingga [[Kamboja]], [[Laos]], dan [[Malaysia]] (Mei 2021).<ref>{{cite speech|last=Naipospos|first=Tri Satya Putri|title=Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD)|event=Pertemuan Daring Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati|date=23 Juli 2021|location=|publisher=|url=|access-date=}}</ref> Pada 2022, Indonesia melaporkan adanya kasus LSD.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=6 Maret 2022|title=Kementan Siapkan Sumberdaya Tangani Lumpy Skin Disease Pada Sapi Di Riau|url=http://ditjenpkh.pertanian.go.id/kementan-siapkan-sumberdaya-tangani-lumpy-skin-disease-pada-sapi-di-riau|website=Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian|access-date=9 Maret 2022}}</ref>
 
Di negara-negara endemik, [[epidemi]] LSD terjadi dengan interval beberapa tahun.{{sfn|WOAH Manual|2021|p=31}} Epidemi lebih mungkin terjadi ketika populasi vektor meningkat dan aktif, yaitu pada kondisi hangat dan basah, serta bergantung pada lalu lintas hewan antarwilayah dan antarnegara.{{sfn|FAO Modul 4|p=7}}
 
== Referensi ==
Baris 58 ⟶ 100:
* {{citation|last=Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan|year=2022|title=Buku Rencana Kontingensi Lumpy Skin Disease|url=https://drive.google.com/file/d/15RSTf_km6C1sGGo6vqYo9qD5-X-hUcpO/view?usp=sharing||location=Jakarta|publisher=Kementerian Pertanian Republik Indonesia}}
* {{citation|last=Kementerian Pertanian RI|year=2022|title=Keputusan Menteri Pertanian Nomor 242/Kpts/PK.320/M/3/2022 tentang Penetapan Daerah Wabah Penyakit Kulit Berbenjol (Lumpy Skin Disease) di Provinsi Riau|url=https://drive.google.com/file/d/1j41S0-pUOX9Vz4RimmPmIe75VQ18MDiR/view|location=Jakarta|publisher=Kementerian Pertanian Republik Indonesia|ref={{sfnRef|Kementan|2022}}}}
* {{citation|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|date=Juli 2017|title=Lumpy Skin Disease|series=OIEWOAH Technical Disease Cards|url=https://www.oie.int/app/uploads/2021/03/lumpy-skin-disease.pdf|publisher=World Organisation for Animal Health (OIE)|ref={{sfnRef|OIEWOAH|2017}}}}
* {{citation|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|date=28 Juni 2019|title=Chapter 11.9 Infection with Lumpy Skin Disease Virus|url=https://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahc/current/chapitre_lsd.pdf|series=OIEWOAH Terrestrial Animal Health Code|publisher=World Organisation for Animal Health (OIE)|ref={{sfnref|OIEWOAH Code|2019}}}}
* {{citation|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|year=2021|title=Chapter 3.1.12. Lumpy Skin Disease|url=https://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahm/3.04.12_LSD.pdf|series=OIEWOAH Terrestrial Manual|publisher=World Organisation for Animal Health (OIE)|ref={{sfnref|OIEWOAH Manual|2021}}}}
* {{cite book|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|year=2020|title=Introduction and spread of lumpy skin disease in South, East and Southeast Asia: Qualitative risk assessment and management|url=http://www.fao.org/3/cb1892en/cb1892en.pdf|location=Roma|publisher=Organisasi Pangan dan Pertanian|ref={{sfnref|FAO|2020}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Satu: Gambaran Umum |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52471/mod_resource/content/3/LSD_Module%20Satu.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=30 Maret 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 1}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Dua: Diagnosis Klinis dan Patologis |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52480/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Dua.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=30 Maret 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 2}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Tiga: Pengambilan Sampel dan Diagnosis Laboratorium |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52483/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Tiga.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=5 April 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 3}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Empat: Epidemiologi dan Investigasi Wabah |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52490/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Empat.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=5 April 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 4}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Lima: Surveilans|url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52494/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Lima.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=5 April 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 5}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Enam: Pengendalian dan Pemberantasan LSD|url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52498/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Enam.pdf|access-date=5 April 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 6}}}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
{{refbegin|30em}}
* {{cite web|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|date=24 September 2020|title=Lumpy Skin Disease webinar series|url=https://rr-asia.woah.org/en/events/lumpy-skin-disease-webinar-series/|website=World Organisation for Animal Health|access-date=30 Maret 2023}}
* {{cite web|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|date=|title=Standing Group of Experts on Lumpy Skin Disease in South-East Europe|url=https://rr-europe.woah.org/en/Projects/gf-tads-europe/2-standing-groups-of-experts-on-lumpy-skin-disease-in-south-east-europe/|website=World Organisation for Animal Health|access-date=30 Maret 2023}}
* {{cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|date=|title=Editable leaflets and posters to allow quick awareness against priority transboundary animal diseases |url=https://www.fao.org/europe/resources/transboundary-animal-diseases---leaflets/en|website=Food and Agriculture Organization|access-date=30 Maret 2023}}
* {{cite book|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Introduction and Spread of Lumpy Skin Disease in South, East and Southeast Asia: Qualitative Risk Assessment and Management|url=https://www.fao.org/3/cb1892en/cb1892en.pdf|year=2020|publisher=Food and Agriculture Organization|location=Roma|series=FAO Animal Production and Health/Paper 183}}
* {{cite book|last=Tuppurainen|first=E.|last2=Alexandrov|first2=T.|last3=Beltrán-Alcrudo|first3=D.|year=2017 |title=Lumpy Skin Disease Field Manual – A Manual for Veterinarians|url=https://www.fao.org/3/i7330en/I7330EN.pdf|series=FAO Animal Production and Health Manual No. 20|publisher=Food and Agriculture Organization|location=Roma}}
{{refend}}
 
{{Hama dan penyakit hewan karantina}}
{{Penyakit hewan menular strategis}}
{{Authority control}}