Penyakit kulit berbenjol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Infobox medical condition (new)
|name = Penyakit kulit berbenjol
|synonym = Penyakit kulit menggumpal, ''Lumpylumpy skin disease'' (LSD)
|image = Lumpy Skin Disease 01.jpg
|image_size =
Baris 27:
|deaths = [[Tingkat kematian kasus]] <10%
}}
'''Penyakit kulit berbenjol''' atau '''penyakit kulit menggumpal''' ([[bahasa Inggris]]: ''lumpy skin disease'', disingkat '''LSD''') adalah [[penyakit menular]] pada sapi dan kerbau yang disebabkan oleh ''[[Lumpy skin disease virus]]''. Penyakit ini dicirikan dengan adanya [[Nodul (medis)|nodul-nodul]] yang keras pada kulit di hampir seluruh bagian tubuh.
 
== Hewan rentan ==
Baris 78:
Diagnosis definitif LSD ditegakkan dengan pengujian laboratorium. Spesimen diambil melalui [[biopsi]] nodul kulit dan keropeng. Selain itu, darah dari hewan [[viremia]] yang mengalami infeksi akut serta cairan hidung dan air liur juga bisa diambil sebagai spesimen.{{sfn|FAO Modul 3|p=6-7}} Identifikasi virus untuk mendiagnosis LSD dilakukan dengan isolasi virus dan [[reaksi berantai polimerase]] (PCR).<ref>{{Cite journal|last=Tuppurainen|first=E.S.M.|last2=Venter|first2=E.H.|last3=Coetzer|first3=J.A.W.|date=17 September 2005|title=The detection of lumpy skin disease virus in samples of experimentally infected cattle using different diagnostic techniques|url=http://ojvr.org/index.php/ojvr/article/view/213|journal=Onderstepoort J Vet Res|volume=72|issue=2|pages=153–164|doi=10.4102/ojvr.v72i2.213|issn=2219-0635}}</ref> Kedua metode ini digunakan untuk mengonfirmasi kasus klinis dan memastikan seekor hewan tidak tertular penyakit sebelum dilalulintaskan.{{sfn|WOAH Manual|2021|p=3}}
 
Di sisi lain, metode yang digunakan untuk mendeteksi respons imun yaitu uji netralisasi virus (VNT), uji antibodi fluoresens tidak langsung (IFAT), dan [[ELISA]].{{sfn|WOAH Manual|2021|p=3}} Antibodi terhadap virus LSD mulai naik sekitar dua pekan setelah vaksinasi atau infeksi alami (satu pekan setelah munculnya tanda klinis) dan mencapai puncaknya pada 3–4 pekan berikutnya. Kekebalan maternal mulai menurun setelah anak sapi berusia tiga bulan.{{sfn|FAO Modul 1|p=9}}<ref>{{Cite journal|last=Agianniotaki|first=Eirini I.|last2=Babiuk|first2=Shawn|last3=Katsoulos|first3=Panagiotis-Dimitrios|last4=Chaintoutis|first4=Serafeim  C.|last5=Praxitelous|first5=Anastasia|last6=Quizon|first6=Kaye|last7=Boscos|first7=Constantinos|last8=Polizopoulou|first8=Zoe S.|last9=Chondrokouki|first9=Eleni D.|date=17 Agustus 2018|title=Colostrum transfer of neutralizing antibodies against lumpy skin disease virus from vaccinated cows to their calves|url=http://dx.doi.org/10.1111/tbed.12983|journal=Transboundary and Emerging Diseases|volume=65|issue=6|pages=2043–2048|doi=10.1111/tbed.12983|issn=1865-1674}}</ref> Akan tetapi, titer antibodi tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan status imun hewan yang telah terinfeksi atau telah divaksinasi. Hewan yang seronegatif bisa saja pernah terinfeksi sebelumnya dan tidak semua hewan yang divaksin meningkat titer antibodinya,{{sfn|FAO Modul 3|p=37}}<ref>{{Cite journal|last=Milovanović|first=Milovan|last2=Dietze|first2=Klaas|last3=Milićević|first3=Vesna|last4=Radojičić|first4=Sonja|last5=Valčić|first5=Miroslav|last6=Moritz|first6=Tom|last7=Hoffmann|first7=Bernd|date=Desember 2019|title=Humoral immune response to repeated lumpy skin disease virus vaccination and performance of serological tests|url=https://bmcvetres.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12917-019-1831-y|journal=BMC Veterinary Research|volume=15|issue=1|pages=80|doi=10.1186/s12917-019-1831-y|issn=1746-6148|pmc=PMC6404298|pmid=30841894}}</ref> sehingga surveilans untuk mengetahui serokonversi pascavaksinasi sebaiknya dilakukan ketika antibodi berada dalam kadar tertinggi, yaitu sekitar 30 hari pascavaksinasi.{{sfn|FAO Modul 5|p=44}} Uji netralisasi virus (VNT) atau uji netralisasi serum (SNT) merupakan uji antibodi LSD yang terbaik.{{sfn|FAO Modul 3|p=39}} Meskipun demikian, uji serologis tidak dapat membedakan hewan yang telah divaksin dengan hewan yang terinfeksi secara alami.{{sfn|FAO Modul 5|p=44}}
 
== Pencegahan ==
Penyakit kulit berbenjol merupakan salah satu penyakit yang kasusnya diwajibkan oleh negara-negara anggota [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH).<ref>{{Cite web|title=Lumpy Skin Disease|url=https://www.oie.int/en/disease/lumpy-skin-disease/|website=WOAH|access-date=23 Juli 2021}}</ref> Organisasi ini merekomendasikan persyaratan teknis kesehatan hewan bagi sapi dan kerbau hidup, [[Semen (reproduksi)|semen]], [[embrio]], susu dan produk susu, kulit, dan produk hewan lainnya sebelum ditransportasikan antarnegara.{{sfn|WOAH Code|2019|pp=2–5}} Pemberian vaksin digunakan untuk mencegah penyebaran LSD. Ada dua jenis vaksin LSD, yaitu vaksin homolog yang dibuat dari galur Neethling virus LSD dan vaksin heterolog yang dibuat dari [[virus cacar kambing]] dan [[virus cacar domba]].{{sfn|FAO Modul 6|p=25}} Efek samping akibat pemberian vaksin homolog antara lain demam, pembengkakan lokal pada lokasi penyuntikan, penurunan produksi susu untuk sementara waktu, dan reaksi umum yang disebut sebagai penyakit Neethling, yaitu munculnya lesi kulit berukuran kecil hingga dua pekan pascavaksinasi; penyuntikan vaksin heterolog jarang menimbulkan efek samping.{{sfn|FAO Modul 6|p=40}} Karena vaksin yang tersedia saat ini adalah vaksin aktif yang dilemahkan, pemberiannya kadang dapat memunculkan tanda-tanda klinis khas LSD.{{sfn|FAO Modul 3|p=35}} Sementara itu, vaksin inaktif telah dikembangkan dan bisa saja dipasarkan dalam waktu dekat.{{sfn|FAO Modul 6|p=29}}<ref>{{Cite journal|last=Hamdi|first=Jihane|last2=Boumart|first2=Zineb|last3=Daouam|first3=Samira|last4=El Arkam|first4=Amal|last5=Bamouh|first5=Zahra|last6=Jazouli|first6=Mohamed|last7=Tadlaoui|first7=Khalid Omari|last8=Fihri|first8=Ouafaa Fassi|last9=Gavrilov|first9=Boris|date=Juni 2020|title=Development and Evaluation of an Inactivated Lumpy Skin Disease Vaccine for Cattle|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S037811351931329X|journal=Veterinary Microbiology|volume=245|pages=108689|doi=10.1016/j.vetmic.2020.108689}}</ref>
== Penanganan dan pengendalian ==
Tidak ada terapi spesifik untuk mengobati LSD. Sediaan topikal dapat diberikan untuk mencegah infeksi bakteri dan invasi larva lalat pada kulit. [[Obat antiinflamasi nonsteroid]] dan [[antihistamin]] dapat diberikan untuk menurunkan rasa nyeri dan gatal, dan dalam beberapa kasus, seperti pneumonia dan mastitis, pemberian antibiotik dapat menghilangkan infeksi. Antibiotik sebaiknya tidak digunakan secara rutin pada setiap kasus LSD untuk mencegah timbulnya [[resistansi antibiotik]].{{sfn|FAO Modul 2|p=28}}
 
Pemusnahan hewan, baik terhadap hewan-hewan yang menunjukkan tanda klinis LSD ataupun terhadap seluruh hewan pada unit epidemiologi tertentu, dapat menjadi kebijakan yang diambil oleh suatu negara saat menghadapi wabah LSD. Pembatasan dan pelarangan lalu lintas hewan ternak juga dapat diterapkan, terutama pada kondisi wabah ketika pemilik hewan berinisiatif untuk menjual ternaknya. Kebijakan-kebijakan tersebut perlu dikombinasikan dengan program vaksinasi. Namun, vaksinasi tidak dilakukan kepada hewan-hewan yang menunjukkan tanda klinis karena ada kemungkinan rekombinasi antara virus vaksin dengan virus lapangan yang mengakibatkan derajat penyakit semakin berat.{{sfn|FAO Modul 6|p=6, 10, 18}} Untuk pengendalian wabah, vaksinasi perlu dilakukan dengan radius minimum 80 km dari lokasi temuan kasus dan dengan mencakup 80–100% populasi hewan rentan, termasuk anak sapi dan induk sapi yang sedang bunting.{{sfn|FAO Modul 6|p=35–36}} Penggunaan insektisida berskala besar tidak dianjurkan karena hal ini akan membunuh serangga lainnya yang bermanfaat bagi lingkungan.{{sfn|FAO Modul 6|p=17}}
 
== Epidemiologi ==
Baris 106:
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Satu: Gambaran Umum |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52471/mod_resource/content/3/LSD_Module%20Satu.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=30 Maret 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 1}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Dua: Diagnosis Klinis dan Patologis |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52480/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Dua.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=30 Maret 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 2}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Tiga: Pengambilan Sampel dan Diagnosis Laboratorium |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52483/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Tiga.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=305 MaretApril 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 3}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Empat: Epidemiologi dan Investigasi Wabah |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52490/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Empat.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=305 MaretApril 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 4}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Lima: Surveilans|url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52494/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Lima.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=305 MaretApril 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 5}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Enam: Pengendalian dan Pemberantasan LSD|url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52498/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Enam.pdf|access-date=5 April 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 6}}}}
{{refend}}