Swietenia Puspa Lestari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan isi artikel
Sofi Solihah (bicara | kontrib)
 
(6 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Infobox person/Wikidata|fetchwikidata=ALL|dateformat=dmy}}
 
'''Swietenia Puspa Lestari''' ({{lahirmati|Kota Bogor|23|12|1994}}) adalah seorang [[Selam|penyelam bawah laut]], lulusan [[Teknik lingkungan|teknik lingkungan]], dan aktivis [[Pelestarian lingkungan hidup|lingkungan]] berkebangsaan Indonesia.<ref name="BBC Indonesia">{{Cite web|last=Wijaya|first=Callistasia|date=22 Oktober 2019|title=Masuk daftar 100 perempuan inspiratif : Swietenia pungut sampah di arus kencang meski taruhannya 'hidup atau mati'|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50120543|publisher=[[BBC|BBC Indonesia]]|language=id|access-date=28 Juni 2021}}</ref>
 
== Kehidupan ==
Swietenia Puspa Lestari, seorang aktivitas yang aktif untuk bidang kebersihan laut melalui Yayasan Penyelam Lestari Indonesia atau [[Divers Clean Action]] (DCA), ia telah dianugerahi banyak penghargaan baik di tingkat nasional maupun internasional. Ketertarikannya pada perlindungan lingkungan dimulai ketika ia mulai belajar tentang sistem pengelolaan sampah pada tahun 2015 saat masih menjadi mahasiswa Teknik Lingkungan di [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB). Pengalaman ayahnya di [[Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu|Kepulauan Seribu]] antara tahun 2003-2007 memperkenalkan Tenia pada laut, di mana dia sering menyelam di sekitar utara pulau [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2021-03-30|title=Kisah Swietenia Puspa Lestari, Perempuan Peduli Laut yang Raih Banyak Prestasi|url=https://www.liputan6.com/news/read/4518730/kisah-swietenia-puspa-lestari-perempuan-peduli-laut-yang-raih-banyak-prestasi|website=liputan6.com|language=id|access-date=2024-05-04}}</ref>

Tenia yang merupakan wanita kelahiran [[Kota Bogor|Bogor]] itutersebut mulai memulaimenunjukkan ketertarikannya terhadap laut sejak ayahnya ditugaskan di [[Pulau Pramuka]], salah satusebuah pulau yang terletak di dalam gugusan [[Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu|Kepulauan Seribu]], yang sejak kecil sudah giat menyelam dan sangat menyukai hal tersebut. Ia menempuh studi [[teknik lingkungan]] di [[Institut Teknologi Bandung]] dan diwisuda pada tahun 2017.<ref name="Siregar">{{Cite news|last=Siregar|first=Kiki|title=Love for ocean motivates Indonesian diver to clean up marine debris|url=https://www.channelnewsasia.com/news/asia/indonesia-diver-environmentalist-ocean-debris-bbc-100-inspiring-12094100|publisher=[[CNA (saluran berita)|CNA]]|date=17 November 2019|language=en|access-date=28 Juni 2021|archive-date=2020-11-13 November 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20201113185452/https://www.channelnewsasia.com/news/asia/indonesia-diver-environmentalist-ocean-debris-bbc-100-inspiring-12094100|dead-url=yes}}</ref> LestariTenia merupakan salah satu pendiri sekaligus menjabat sebagai direktur eksekutif dari Divers Clean Action, sebuah [[Lembaga swadaya masyarakat|komunitas]] aksi peduli lingkungan yang bermarkas di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].<ref name="Fatia">{{Cite journal|last1=Fatia|first1=Dara|url=https://jurnal.unpad.ac.id/sosioglobal/article/download/21641/pdf|title=Gerakan Tanpa sedotan: Hindari Kerusakan Lingkungan|journal=Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi|date=13 Juli 2019|volume=3|issue=2|pages=66|doi=10.24198/jsg.v3i2.21641|language=id|doi-access=free|access-date=28 Juni 2021}}</ref><ref name="Forbes30Under30">{{Cite web|url=https://www.forbes.com/profile/swietenia-puspa-lestari/?sh=143e78557d60|title=Swietenia Puspa Lestari|publisher=[[Forbes]]|date=2020|language=en|access-date=22 Oktober 2023}}</ref>
 
Dari situ, dia menyadari tantangan serius dari jumlah sampah yang mengancam ekosistem laut di Kepulauan Seribu. Untuk mengatasi masalah ini, dia mulai mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik dan mengelola sampah plastik dengan lebih baik. Pada tahun 2015, dia mendirikan Divers Clean Action (DCA) dengan fokus utama pada membersihkan sampah di lautan, terutama di Kepulauan Seribu, Jakarta.
 
Waktu itu, perhatian terhadap masalah sampah laut belum sebesar sekarang. Namun, dengan banyaknya pembicaraan tentang sampah darat, tempat pembuangan akhir (TPA), tempat pembuangan sementara (TPS), dan sungai, dia memutuskan untuk mendirikan komunitas di bidang pelestarian lingkungan tersebut. Komunitas ini mulai terbentuk ketika Tenia dan kedua sahabatnya mengadakan acara bersih-bersih untuk mengumpulkan data sebelum menentukan langkah-langkah selanjutnya.
 
Selain itu, pada waktu yang sama, penelitian oleh Jenna Jambeck menyoroti bahwa Indonesia adalah peringkat kedua dalam penyumbang sampah laut di dunia. Hal ini mendorong komunitasnya untuk melakukan kegiatan pembersihan secara rutin setiap satu atau dua bulan sekali.
 
Sebagai seorang penyelam, Lestari sering menemukan sampah tersebar di pantai atau permukaan laut. Indonesia sering disebut sebagai produsen sampah plastik di laut terbesar kedua setelah China, dengan jumlah sampah plastik yang masuk ke laut mencapai sekitar 1,29 juta ton per tahun menurut [[Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia|Kementerian Kelautan dan Perikanan]] (KKP).<ref>{{Cite web|last=WIB|first=Sumber: AntaraTerbit 28 Oct 2022 10:16|date=2022-10-28|title=Tiap Tahun, 1,29 Juta Ton Sampah Plastik Masuk ke Laut Indonesia|url=https://tirto.id/tiap-tahun-129-juta-ton-sampah-plastik-masuk-ke-laut-indonesia-gxP3|website=tirto.id|language=id|access-date=2024-05-04}}</ref>
 
=== Program DCA ===
Salah satu program pertama DCA adalah Marine Debris Research, yang melibatkan kegiatan bersih-bersih oleh warga di pinggir pantai dan bawah laut, termasuk di daerah-daerah perumahan, untuk mengumpulkan data. Data dari riset ini dapat diakses oleh publik melalui situs web mereka, yang bekerja sama dengan [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]] (LIPI). Data ini digunakan untuk mendukung program-program DCA, termasuk kampanye dan pelatihan secara ''online'' dan ''offline'' yang ditujukan untuk pemuda, seperti [[INA-Youth Marine Debris Summit.]]
 
Salah satu dari tiga program yang dijalankan adalah Pembangunan Komunitas atau ''Community Development.'' Tenia menjelaskan bahwa program ini dilaksanakan dengan upaya membina daerah selama periode waktu yang beragam, mulai dari enam bulan hingga tiga tahun. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi sampah yang mencemari laut dari daerah tersebut.
 
Sementara itu, program keempat dari DCA adalah berkolaborasi dengan perusahaan swasta. Biasanya ini dilakukan dalam bentuk kerja sama CSR atau EPR Facilitator, di mana perusahaan-perusahaan swasta diminta untuk secara sistematis mengubah proses bisnis mereka agar dapat membantu mengurangi sampah di laut.
 
Tenia juga mencatat bahwa pandemi [[Covid-19]] telah membatasi aktivitas relawan dari segi sosialnya. Namun, program-programnya tetap berjalan meskipun ada penyesuaian di awal masa pandemi. Selain itu, komunitasnya juga mengurangi promosi wisata.
 
Sebelum pandemi, Tenia dan komunitasnya aktif dalam kegiatan berkelompok. Mereka juga mengembangkan program perjalanan ekologis masyarakat, namun hal ini belum dapat dilanjutkan selama pandemi. Tenia merasa memiliki pengetahuan dan pengalaman langsung tentang kesulitan mengelola sampah di daerah pesisir. Saat itu, Tenia merasa belum ada pihak yang berhasil memberikan solusi atas kegelisahannya. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mencoba membantu daerah pesisir yang menjadi perhatiannya.
 
Saat ini, DCA telah berkembang ke provinsi-provinsi lain di Indonesia dengan lebih dari seribu relawan yang melakukan pembersihan laut dan memberikan edukasi kepada warga pesisir tentang pentingnya memilah sampah. Cita-cita Tenia adalah untuk memiliki laut Indonesia yang bersih dari sampah plastik. Menurut Tenia, DCA sekarang juga mencapai daerah di [[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]] dan [[Kota Administrasi Jakarta Timur|Jakarta Timur]] yang berdekatan dengan sungai, karena menurutnya, masalah sampah laut dan sampah dari darat saling terkait.
 
Berkat kontribusnya terhadap lingkungan, Tenia menjadi salah satu perempuan yang berpengaruh dalam aktivitas lingkungan di dunia. Dia bahkan diakui sebagai salah satu dari 100 Wanita Paling Menginspirasi oleh [[BBC]]<ref>{{Cite web|date=2019-10-24|title=BBC 100 Women 2019: Perempuan 'penjaga' laut dari Jakarta|url=https://www.bbc.com/indonesia/media-50138430|website=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2024-05-04}}</ref>, menjadi peserta termuda dalam [[Barack Obama|Obama]] Leader, dan termasuk dalam daftar 30 under 30 [[Forbes]] Asia.<ref>{{Cite news|title=Masuk daftar 100 perempuan inspiratif: Swietenia pungut sampah di arus kencang meski taruhannya 'hidup atau mati'|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50120543|newspaper=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2024-05-04}}</ref>
 
Tenia tidak pernah menyangka bahwa dia akan mendirikan sebuah yayasan yang memiliki dampak besar. Awalnya, dia hanya mencari cara terbaik untuk mengatasi kegelisahannya tentang sampah di laut dan pesisir pantai. Dampak dari program tersebut sangat besar, dengan banyak anak muda yang telah dilatih oleh mereka dan meneruskan karya mereka hingga ke [[Norwegia]]. Bahkan ada yang telah mendirikan yayasan dan bisnis mereka sendiri berdasarkan pelatihan yang diterima dari program-program tersebut.
 
== Referensi ==