Kayu rapet: Perbedaan antara revisi

[[Berkas:|image = Parameria laevigata bark.jpg|al=Dokumentasi kayu rapet|jmpl|Batang dan kulit kayu rapet]]

Kayu rapet merupakan [[Perdu|semak]] menjalar dengan panjang hingga mencapai 4 m. Batang kayu rapet ini membelit, bulat, berkayu, dan berbulu cokelat. Daun tunggal kayu rapat berbentuk lanset dengan letak berhadapan dan berujung runcing. Warna [[daun]] hijau kemerahan sewaktu masih muda, kemudian berubah menjadi hijau setelah tua. [[Bunga]]<nowiki/>nya majemuk berbentuk malai dengan mahkota berbentuk corong dan berwarna putih. Sementara buah [[Buah|polong]]<nowiki/>nya panjang hingga mencapai 45 &nbsp;cm dan berujung lancip. Polong berisi [[biji]] yang berbentuk bulat dan berwarna cokelat kehitaman.<ref name=":0">{{Cite book|title=Ramuan Tradisional untuk Pelangsing Tubuh|last=Mursito|first=Bambang|date=2012|publisher=Penebar Swadaya|isbn=9794897493|location=|pages=112|url-status=live}}</ref>

Tumbuhan menjalar ini ditemukan pada hutan primer dan sekunder dan belukar dari ketinggian 0 meter sampai 1.500 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]].<ref name=":1">{{Cite book|title=Plant Resources of South-East Asia|last=|first=|date=2011|publisher=Backhuys Publishers|isbn=|editor-last=van Valkenburg|editor-first=J.L.C.H|volume=12|location=Leiden|pages=402|editor-last2=Bunyapraphatsara|editor-first2=N.|url-status=live|issue=2}}</ref>. Kayu rapet memiliki preferensi tumbuh di lahan terbuka, utamanya di lokasi yang kosong tanpa ada vegetasi lainnya serta dengan kelembaban rendah dan intensitas cahaya matahari yang tinggi.<ref>{{Cite journal|last=Hamidah|first=Siti|last2=Arifin|first2=Yudi|last3=Fitriani|first3=Adistina|year=2018|title=Micro Climate Assessment of Medicinal Plant Habitat for The First Step of Domestication|url=http://www.savap.org.pk/journals/ARInt./Vol.9(3)/ARInt.2018(9.3-17).pdf|journal=Acedemic Research International|volume=9|issue=3|pages=145-150|doi=}}</ref>. Tumbuhan ini juga berasosiaiberasosiasi kuat dengan spesies [[mahang]] jawa (''Macaranga javanica'') dan [[karet]] (''Hevea brasiliensis'').<ref>{{Cite journal|last=Amirina|first=Wira|last2=Arifin|first2=Yudi|last3=Prihatiningtyas|first3=Eva|year=2019|title=Analisis Vegetasi dan Jenis Vegetasi Dominan yang Berasosiasi dengan Manggarsih (Parameria laevigata) di Kawasan Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan|url=https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jss/article/download/1925/1563|journal=Sylva Scienteae|volume=2|issue=6|pages=1140-1148|doi=}}</ref>. Di Tiongkok, kayu rapet dapat ditemukan pada jenis hutan hujan musiman basah, dimana tumbuhan ini tumbuh di bagian lembah yang lebih basah dan kurang dari 1.000 mdpl, umumnya di daerah Mengla.<ref>{{Cite journal|last=Hua|first=Zhu|year=1992|title=The Tropical Rainforest Vegetation in Xishuangbanna|url=https://link.springer.com/article/10.1007/BF02664547|journal=Chinese Geographical Science|publisher=Sciencess Press|publication-place=Beijing|volume=2|issue=1|pages=64-73|doi=}}</ref> Di Pulau Jawa, tempat tumbuh kayu rapet antara lain di hutan jati, hutan sekunder campuran, dan tepi-tepi hutan.<ref>{{Cite journal|last=Darmawan|first=Endang|last2=Priyambodo|first2=Wahyu|first3=Purnomo|first4=Sudarsono|year=2002|title=Parameter Kualitas Parameria laevigata (Juss.) Moldenke yang Tumbuh di Lokasi Karang Pandan dan Saradan|url=http://eprints.uad.ac.id/18730/1/PARAMETER%20KUALITAS%20PARAMERIA%20LAEVIGATA%20%281%29.pdf|journal=Prosiding Seminar Nasional XXII Tumbuhan Obat Indonesia|volume=|issue=|pages=184-192|doi=}}</ref>

Bagian yang dimanfaatkan dari tumbuhan ini antara lain ranting dan kulit kayunya. Kulit kayu atau ranting kayu rapet dikeringkan dan dijual di pasar tradisional Tiongkok dan Indochina.<ref name=":1" />. Selain itu, getah tumbuhan kayu rapet juga dimanfaatkan.<ref name=":2">{{Cite web|url=http://ipbiotics.apps.cs.ipb.ac.id/index.php/tumbuhanObat/252|title=Tumbuhan Obat #Parameria laevigata (Juss.) Moldenke|last=|first=|date=|website=IPBiotics|access-date=4 Juni 2020}}</ref> Pemanfaatan getah dari kulit kayu rapet digunakan sebagai budaya penghitam gigi di Semenanjung Malaya. Caranya yaitu kulit kayu dipanaskan atau dibakar, sehingga mengeluarkan getah yang kemudian diaplikasikan ke gigi.<ref>{{Cite book|title=A Dictionary of the Economic Products of the Malay Peninsula|last=Burkill|first=I.H.|date=1935|publisher=Crown Agents for the Colonies|isbn=|volume=2|location=London|pages=|url-status=live}}</ref> Di Filipina, kulit kayu, ranting, dan daunnya digunakan untuk mengobati kanker oleh etnis Manobo, dengan cara kulit kayu rapet, ranting, dan daunnya direndam di minyak kelapa. Setelah itu dijadikan minuman seperti jamu.<ref>{{Cite journal|last=Pucot|first=Jayson|last2=Manting|first2=Muhmin|last3=Demayo|first3=Cesar|year=2019|title=Ethnobotanical Plants Used by Selected Indigenous Peoples of Mindanao, The Philippines as Cancer Therapeutics|url=https://pharmacophorejournal.com/storage/models/article/fwsG7HKua0MzCWdnnVIMnrudQZSfQTWeodZ7mxDsOEjtL4jgLPAsnqlEinZQ/ethnobotanical-plants-used-by-selected-indigenous-peoples-of-mindanao-the-philippines-as-cancer-th.pdf|journal=Pharmacophore|volume=10|issue=3|pages=61-69|doi=}}</ref>.

Mengandung zat-zat seperti [[tanin]], kautsuk (getah perca), kiksiin (beracun dan zat alkaloid).<ref name=":2" />. Daun kayu rapet baik yang berasal dari alam maupun budidaya eksitu sama-sama mengandung [[saponin]], quinon, tanin dan [[steroid]]. Batang kayu rapet baik yang berasal dari alam maupun hasil budidaya eksitu sama-sama mengandung [[flavonoid]], quinon, saponin, tanin, steroid dan [[alkaloid]], sedangkan akar mengandung flavonoid, quinon, saponin, tanin, triterpenoid, dan alkaloid.<ref>{{Cite journal|last=Barus|first=Sika Handayani|last2=Hamidah|first2=Siti|last3=Satriadi|first3=Trisnu|year=2019|title=Uji Fitokimia Senyawa Aktif Tumbuhan Manggarsih (Parameria laevigata (Juss) Moldenke) dari Hutan Alam Desa Malinau Loksado dan Hasil Budidaya Eksitu Banjarbaru|url=https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jss/article/download/1831/1464|journal=Sylva Scienteae|volume=2|issue=3|pages=510-518|doi=}}</ref> Lebih lanjut, terdapat senyawa ''trimeric proanthocyanidin'', ''parameritannin A-1'', ''paramerittanin A-2'', ''proanthocyanidin A-2'', ''proanthocyanidin a-6, cinnamtannin B-1'', dan ''aesculitannin B''.<ref>{{Cite journal|last=Kamiya|first=Kohei|last2=Watanabe|first2=Chiharu|last3=Endang|first3=Hanani|last4=Umar|first4=Mansur|last5=Satake|first5=Toshiko|year=2001|title=Studies on the Constituents of Bark of Parameria laevigata MOLDENKE|url=https://www.jstage.jst.go.jp/article/cpb/49/5/49_5_551/_pdf/-char/en|journal=Chem. Pharm. Bull|volume=49|issue=5|pages=551-557|doi=}}</ref>. Sejumlah [[Senyawa kimia|senyawa]] yaitu ''parameritannin A-3'', ''cinnamtanin B-2'', ''pavetannin C-1,'' dan ''cinnamtannin D-1'' juga terdapat dalam kulit kayu rapet.<ref>{{Cite journal|last=Kamiya|first=Kohei|last2=Ohno|first2=Akiko|last3=Horii|first3=Yukiko|last4=Hanani|first4=Endang|last5=Mansur|first5=Umar|last6=Satake|first6=Toshiko|year=2003|title=A-type proanthocyanidins from the bark of Parameria laevigata|url=https://scholar.ui.ac.id/en/publications/a-type-proanthocyanidins-from-the-bark-of-parameria-laevigata|journal=Heterocycles|volume=60|issue=7|pages=1697-1708|doi=}}</ref>.

Kulit kayu rapet digunakan sebagai pelangsing, selain itu juga sebagai obat luka, koreng, disentri, dan nyari rahim sehabis bersalin.<ref name=":0" />. Ekstrak daunnya memiliki khasiat penghambat parsial bakteri ''Micrococcus aureus dan Escherichia coli'' <ref>{{Cite journal|last=Kosala|first=Lantin Cerya|year=2003|title=Uji Daya Antimikroba Ekstrak n-Heksan Kulit Kayu Rapet {Parameria laevigata(Juss.)Moldenke} Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dengan Kloramfenikol|url=http://repository.ubaya.ac.id/4069/|journal=University of Surabaya Repository|volume=|issue=|pages=|doi=http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/150591}}</ref>pada medium kertas filter termodifikasi. Khasiat penghambat terhadap HIV-1 protease juga terdeteksi pada percobaan ''screening'' biologis.<ref name=":1" />. Khasiat anti nyeri yang dilakukan melalui uji analgetika dari [[infus]] kulit kayu rapet pada mencit putih menunjukkan semua dosis infus yang dicoba mempunya efek [[Analgesik|analgetik]] yang lebih baik dibanding dengan kontrol (hanya diberi akuades) tetapi dibandingkan dengan [[Asetosal]], efek analgetik infus kayu rapet sama.<ref>{{Cite journal|last=Sundari|first=Dian|last2=Gusmali|first2=Desy M.|last3=Nuratmi|first3=Budi|year=2005|title=Uji Khasiat Analgetika Infus Kayu Rapet (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) pada Mencit Putih|url=https://www.neliti.com/publications/162065/uji-khasiat-analgetika-infus-kayu-rapet-parameria-laevigata-juss-moldenke-pada-m|journal=Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan|volume=15|issue=4|pages=8-11|doi=10.22435/mpk.v15i4 Des.1158.}}</ref>. Di beberapa tempat di Jawa, kayu rapet digunakan sebagai campuran jamu "sehat wanita" yang berfungsi untuk mengembalikan dan merangsang [[sistem endokrin]] setelah melahirkan.<ref>{{Cite journal|last=Sangat|first=Harini|last2=Larashati|first2=Inge|year=2002|title=Some Ethnophytomedical Aspects and Conservation Strategy of Several Medicinal Plants in Java, Indonesia|url=https://www.smujo.id/biodiv/article/view/687/709|journal=Biodiversitas|volume=3|issue=2|pages=231-235|doi=}}</ref> Selain itu, jamu yang menggunakan batang kayu rapet digunakan untuk menjaga bentuk tubuh wanita meski fungsi utamanya yaitu "mengeringkan" dan merapatkan alat reproduksi wanita.<ref>{{Cite book|title=Jamu: The Ancient Indonesian Art of Herbal Healing|url=https://archive.org/details/jamuancientindon0000beer|last=Beers|first=Susan-Jane|date=2001|publisher=Periplus Editions|isbn=962-593-503-7|location=Singapore|pages=[https://archive.org/details/jamuancientindon0000beer/page/192 192]|url-status=live}}</ref> Khasiat [[afrodisiak]] juga dikemukakan oleh masyarakat yang memanfaatkan batang kayu rapet di pasar Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.<ref>{{Cite journal|last=Silalahi|first=Marina|first2=Nisyawati|last3=Walujo|first3=Eko|last4=Supriatna|first4=Jatna|last5=Mangunwardoyo|first5=Wibowo|year=2015|title=The local knowledge of medicinal plants trader and diversity of medicinal plants in the Kabanjahe traditional market, North Sumatra, Indonesia|url=http://repository.uki.ac.id/199/1/Artikel%20Di%20Jurnal%20Ethopharmacology%20No%20175.pdf|journal=Journal of Ethnopharmacology|volume=175|issue=|pages=432-443|doi=https://doi.org/10.1016/j.jep.2015.09.009}}</ref>.