Kekerasan pada persalinan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sofi Solihah (bicara | kontrib)
Kesehatan perempuan
Sofi Solihah (bicara | kontrib)
Menambahkan foto
 
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:White ribbon opposing violence against women - 20151130-01.jpg|kiri|jmpl|Pita putih simbol memerangi kekerasan]]
'''Kekerasan pada persalinan''' merujukmerupakan pada situasi di mana seorang [[Perempuan|wanita]] mengalami perlakuan yang kasar, tidak hormat, atau [[kekerasan fisik]] atau emosional selama proses persalinan. Kekerasan ini dapat terjadi di berbagai tahap persalinan, mulai dari pemeriksaan pra-natal hingga proses persalinan itu sendiri, termasuk prosedur medis yang dilakukan selama persalinan.
 
Bentuk-bentuk kekerasan pada persalinan meliputi perlakuan kasar, seperti teriakan, celaan, atau sikap yang tidak empatik dari tenaga medis yang merawat, serta tindakan fisik yang tidak layak atau tidak pantas, misalnya pemaksaan posisi tubuh atau tindakan invasif tanpa persetujuan. Kekerasan pada persalinan juga bisa berupa intervensi medis yang tidak perlu atau tidak diinginkan, seperti pemakaian alat bantu persalinan atau tindakan bedah yang tidak disarankan.
 
== Kekerasan dalam rumah tangga ==
Kekerasan dalam rumah tangga merupakan bentuk penganiayaan yang meliputi kekerasan fisik, psikologis, seksual, dan ekonomi. Fenomena ini dapat terjadi pada berbagai tahapan kehidupan, termasuk periode kehamilan. Kekerasan fisik yang terjadi dalam lingkungan rumah tangga dapat meningkatkan risiko depresi [[postpartum]] hingga tiga kali lipat. Ibu yang mengalami kekerasan selama kehamilan menghadapi tekanan fisik dan psikologis yang signifikan, yang dapat mengakibatkan luka fisik, trauma, perdarahan, serta reaksi emosional seperti kecemasan dan depresi. Kejadian depresi ''postpartum'' sering terjadi pada ibu yang mengalami konflik dengan pasangan dan mungkin kurang mendapatkan dukungan dari suami. Dampak psikologis dari kekerasan emosional juga dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan emosional dan mental ibu selama masa nifas. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa ibu muda memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kekerasan, karena mereka mungkin belum memiliki keterampilan pengambilan keputusan yang matang, sehingga berpotensi mengalami depresi ''postpartum.''<ref name=":0" />
 
== Dampak kekerasan pada persalinan ==
Baris 19 ⟶ 20:
 
Di Indonesia, dukungan sosial tidak secara signifikan mempengaruhi kejadian depresi postpartum karena tradisi budaya yang kuat dalam memberikan perhatian kepada ibu setelah melahirkan. Biasanya, setelah melahirkan, ibu akan tinggal bersama keluarga yang membantu dalam mengurus diri, pekerjaan rumah tangga, dan merawat anak, terutama selama masa nifas sekitar dua bulan setelah melahirkan.<ref name=":0" />
 
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Kesehatan perempuan]]