Wiyaga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'Nayaga dalam istilah pedalangan berarti sekumpulan orang/sekelompok orang yang mempunyai keahlian khusus menabuh gamelan, terutama dalam megiringi Ki Dalang dalam pertunj...'
 
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(12 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Gamelan-orkest speelt ter gelegenheid van de installatie van de zoon van wijlen Paku Alam VII in de dalem het verblijf van de vorst te Yogyakarta Java TMnr 10003354.jpg|jmpl|ka|250px|Sebuah orkestra [[gamelan]] dimainkan oleh wiyaga pada pelantikan [[Paku Alam VIII]] di [[Pura Pakualaman]].]]
Nayaga dalam istilah pedalangan berarti sekumpulan orang/sekelompok orang yang mempunyai keahlian khusus menabuh gamelan, terutama dalam megiringi Ki Dalang dalam pertunjukan wayang. Nayaga juga berarti pengrawit, penabuh, yang berjumlah antara 15 sampai dengan 30 orang. Nayaga ini biasanya terdiri dari pria yang berumur 17 hingga 50 tahun bahkan lebih.
'''Wiyaga''' ({{lang-jv|ꦮꦶꦪꦒ|wiyaga|penabuh gamelan}}, {{IPA-jv|wijɔgɔ|pron}})<ref>{{cite book|url=https://www.sastra.org/katalog/judul?ti_id=75|title=Bausastra Jawa|trans-title=Kamus bahasa Jawa|last=Poerwadarminta|first=W.J.S|publisher=J.B. Wolters|year=1939|location=Batavia|language=JV}}</ref> merupakan istilah dalam seni [[karawitan]], berarti sekumpulan orang yang mempunyai keahlian khusus menabuh [[gamelan]], terutama dalam megiringi upacara adat dan seni pertunjukan. Wiyaga juga disebut dengan ''niyaga'' atau ''nayaga'' yang berarti pengrawit atau penabuh.<ref>{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/|title=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud}}</ref>
 
== Kelompok ==
Di Betawi dan di Jawa Barat juga mengenal istilah nayaga untuk menyebut para penabuh gamelan. Dalampergelaran wayang kulit nayaga ini harus duduk bersila semalam suntuk tidak boleh tidur dan membunyikan alat (ricikan gamelan) yang menjadi tanggung jawabnya. Harus mahir memainkannya dan menghafal puluhan hingga ratusan gendhing (lagu) dalam karawitan baik yang ber laras Slendro maupun pelog. Ditinjau dari tingkat kesulitan dan tanggung jawab maka nayaga yang memegang ricikan kendhang, gender dan rebab memiliki kelas tersendiri dibanding lainnya. Penabuh Kendhang atau yang sering disebut pengendang memiliki peran yang utama dalam pergelaran wayang. Hidup dan tidaknya suatu pergelaran wayang juga ditentukan oleh kialitas pengendangnya. Bahkan Dalang-dalang sekarang sudah mempunyai pasangan khusus atau pengendang khusus untuk kebutuhan gerak wayangnya. Jika Dalang dahulu tidak memilih pengendang bisa di "kendangi" oleh siapa saja, tetapi berbeda saat sekarang ketika gaya pakeliran sudah mulai tertata, terutama untuk kendangan tarian wayang (sabet). Honor pengendang pun jauh lebih besar dibandingkan nayaga lainnya.
Dalam lingkungan [[keraton]] yang bertugas dalam seni musik [[karawitan]] adalah [[abdi dalem]], yang terbagi atas tiga golongan:<ref name="Widyacandra 2016">{{cite book|url=http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=875|author=Moeljono|year=1985|title=R.W.Y. Larassumbogo: Karya dan pengabdiannya|location=Jakarta|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional|p=36}}</ref>
* Abdi Dalem Wiyaga Kasepuhan, bertugas mengiringi seni pertunjukan seperti [[wayang wong]] dan upacara [[sekaten]]
* Abdi Dalem Wiyaga Kadipaten, bertugas jika putra mahkota mempunyai acara seperti menyambut tamu agung
* Abdi Dalem Wiyaga Punakawan, bertugas mengiri upacara [[keraton]] seperti pertunjukan tari [[srimpi]] atau tari [[bedaya]]
 
== Referensi ==
Tetapi seiring kemajuan jaman, terutama di kampus-kampus seni seperti Institut Seni Indonesia Surakarta mulai meniadakan perbedaan honor ini, karena di perguruan tinggi antara dalang, nayaga satu dan lainnya tidak dibedakan, semua mempunyai status yang sama baik dosen ataupun mahasiswa terikat dalam wadah kampus.
{{reflist}}{{Gamelan}}{{indo-stub}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Alat musik gamelan]]
Di desa-desa nayaga bila tidak pentas, sebagaiman masyarakat biasa, ada yang berdagang, bertani dan usaha lainnya. Tetapi tidak jarang yang hanya menggantungkan diri dari hasil menabuh gamelan. Sehinga bila grupnya tidak pentas akan mencari relasi grup lain yang pentas, sehingga penghasilan diharapkan akan terus diperoleh dari menabuh gamelan (nayaga).
[[Kategori:Seni di Indonesia]]