Tarian Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(24 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Bali-Danse 0729a.jpg|jmpl|ka|260px|Tari [[Orang Bali|Bali]] dipersembahkan di [[pura]].]]
{{commonscat|Dance ofBudaya Indonesia}}
 
'''Tarian Indonesia''' mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya [[Indonesia]]. Terdapat lebih dari 7001,300 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa [[Austronesia]] dan [[Melanesia]], dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak [[keraton]] atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.<ref name="The Indonesian Folk Dances">[{{Cite web |url=http://www.indonesia-tourism.com/general/theatre.html |title=The Indonesian Folk Dances] |access-date=2011-03-26 |archive-date=2010-11-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101124083455/http://indonesia-tourism.com/general/theatre.html |dead-url=yes }}</ref>
 
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
Baris 7:
== Era sejarah ==
=== Tari bercorak prasejarah atau tari suku pedalaman ===
[[Berkas:Papuan Dance from Yapen.jpg|jmpl|kiri|260px200px|Tari perang [[Papua]] dari [[Kabupaten Kepulauan Yapen]].]]
[[Berkas:Tarian Kabasaran.jpg|jmpl|kakiri|200px|Tari [[Kabasaran]], [[Minahasa]] Sulawesi Utara.]]
 
Sebelum bersentuhan dengan pengaruh asing, suku bangsa di kepulauan Indonesia sudah mengembangkan seni tarinya tersendiri, hal ini tampak pada berbagai suku bangsa yang bertahan dari pengaruh luar dan memilih hidup sederhana di pedalaman, misalnya di SumateraSumatra ([[Suku Batak]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Mentawai|Mentawai]]), di Kalimantan ([[Suku Dayak]], [[Suku Punan|Punan]], [[Suku Iban|Iban]]), di Jawa ([[Suku Baduy]]), di Sulawesi ([[Suku Toraja]], [[Suku Minahasa]]), di Kepulauan Maluku dan di Papua ([[Suku Dani|Dani]], [[Suku Asmat|Asmat]], [[Suku Amungme|Amungme]]).
 
Banyak ahli antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan.<ref>[http://www.indonesia-tourism.com/general/theatre.html name="The Indonesian Folk Dances]<"/ref> Tarian semacam ini biasanya berawal dari ritual, seperti tari perang, tarian [[dukun]] untuk menyembuhkan atau mengusir penyakit, tarian untuk memanggil hujan, dan berbagai jenis tarian yang berkaitan dengan pertanian seperti [[tari Hudoq]] dalam suku Dayak. Tarian lain diilhami oleh alam, misalnya [[Tari Merak]] dari Jawa Barat. Tarian jenis purba ini biasanya menampilkan gerakan berulang-ulang seperti [[Tari Tortor|tari Tor-Tor]] dalam suku [[Batak]] yang berasal dari [[Sumatera Utara]]. Tarian ini juga bermaksud untuk membangkitkan roh atau jiwa yang tersembunyi dalam diri manusia, juga dimaksudkan untuk menenangkan dan menyenangkan roh-roh tersebut. Beberapa tarian melibatkan kondisi mental seperti [[kesurupan]] yang dianggap sebagai penyaluran roh ke dalam tubuh penari yang menari dan bergerak di luar kesadarannya. [[Tari Sanghyang Dedari]] adalah suci tarian istimewasakral di [[Bali]], dimana gadis yang belum beranjak dewasa menari dalam kondisi mental tidak sadar yang dipercaya dirasuki roh suci. Tarian ini bermaksud mengusir roh-roh jahat dari sekitar desa. [[Tari Kuda Lumping]] dan [[tari keris]] juga melibatkan kondisi kesurupan.
 
=== Tari bercorak Hindu-Buddha ===
[[Berkas:Ramayana Java.jpg|jmpl|kaki|200px|[[Lakshmana]], [[Rama]] dan [[Sita|Shinta]] dalam sendratari [[Ramayana]] di [[Prambanan]], Jawa.]]
Dengan diterimanya agama dharma di Indonesia, Hinduisme dan Buddhisme dirayakan dalam berbagai ritual suci dan seni. Kisah epik Hindu seperti [[Ramayana]], [[Mahabharata]] dan juga [[Cerita Panji|Panji]] menjadi ilham untuk ditampilkan dalam tari-drama yang disebut "Sendratari" menyerupai "ballet" dalam tradisi barat. Suatu metode tari yang rumit dan sangat bergaya diciptakan dan tetap lestari hingga kini, terutama di pulau Jawa dan Bali. Sendratari Jawa Ramayana dipentaskan secara rutin di [[Candi Prambanan]], Yogyakarta; sementara sendratari yang bertema sama dalam versi Bali dipentaskan di berbagai [[Pura]] di seluruh pulau Bali. Tarian Jawa [[Wayang orang]] mengambil cuplikan dari episode Ramayana atau Mahabharata. Akan tetapi tarian ini sangat berbeda dengan versi India. Meskipun sikap tubuh dan tangan tetap dianggap penting, tarian Indonesia tidak menaruh perhatian penting terhadap [[mudra]] sebagaimana tarian India: bahkan lebih menampilkan bentuk lokal. Tari keraton Jawa menekankan kepada keanggunan dan gerakannya yang lambat dan lemah gemulai, sementara tarian Bali lebih dinamis dan ekspresif. Tari ritual suci Jawa [[Bedhaya]] dipercaya berasal dari masa [[Majapahit]] pada abad ke-14 bahkan lebih awal, tari ini berasal dari tari ritual yang dilakukan oleh gadis perawan untuk memuja Dewa-dewa Hindu seperti [[Shiwa]], [[Brahma]], dan [[Wishnu]].
 
Baris 28:
== Pendukung ==
=== Tari keraton ===
[[Berkas:TariPenari GolekBeksan Ayun-Ayun 9Jebeng.JPGjpg|jmplthumb|ka|200px|Tari[[Beksan GolekJebeng]] Ayun-ayun, dari Keratondi [[Keraton Yogyakarta]].]]
[[Berkas:Jaipongan.jpg|jmpl|ka|200px|Tari [[Jaipongan]], tari tradisi rakyat [[Orang Sunda|Sunda]]]]
 
Tarian di Indonesia mencerminkan sejarah panjang Indonesia. Beberapa keluarga bangsawan; berbagai istana dan keraton yang hingga kini masih bertahan di berbagai bagian Indonesia menjadi benteng pelindung dan pelestari budaya istana. Perbedaan paling jelas antara tarian istana dengan tarian rakyat tampak dalam tradisi tari Jawa. Strata masyarakat Jawa yang berlapis-lapis dan bertingkat tercermin dalam budayanya. Jika golongan bangsawan kelas atas lebih memperhatikan pada kehalusan, unsur spiritual, keluhuran, dan keadiluhungan; masyarakat kebanyakan lebih memperhatikan unsur hiburan dan sosial dari tarian. Sebagai akibatnya tarian istana lebih ketat dan memiliki seperangkat aturan dan disiplin yang dipertahankan dari generasi ke generasi, sementara tari rakyat lebih bebas, dan terbuka atas berbagai pengaruh.
 
Baris 36 ⟶ 34:
 
=== Tari rakyat ===
[[Berkas:Jaipongan.jpg|jmpl|ka|200px|Tari [[Jaipongan]], tari tradisi rakyat [[Orang Sunda|Sunda]]]]
Tarian Indonesia menunjukkan kompleksitas sosial dan pelapisan tingkatan sosial dari masyarakatnya, yang juga menunjukkan kelas sosial dan derajat kehalusannya. Berdasarkan pelindung dan pendukungya, tari rakyat adalah tari yang dikembangkan dan didukung oleh rakyat kebanyakan, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Dibandingkan dengan tari istana (keraton) yang dikembangkan dan dilindungi oleh pihak istana, tari rakyat Indonesia lebih dinamis, enerjik, dan relatif lebih bebas dari aturan yang ketat dan disiplin tertentu, meskipun demikian beberapa langgam gerakan atau sikap tubuh yang khas seringkalisering kali tetap dipertahankan. Tari rakyat lebih memperhatikan fungsi hiburan dan sosial pergaulannya daripada fungsi ritual.
 
Tari [[Ronggeng]] [[Tari Jawa|Jawa]] dan tari [[Jaipongan]] [[suku Sunda|Sunda]] adalah contoh yang baik mengenai tradisi tari rakyat. Keduanya adalah tari pergaulan yang lebih bersifat hiburan. Seringkali tarian ini menampilkan gerakan yang dianggap kurang pantas jika ditinjau dari sudut pandang tari istana, akibatnya tari rakyat ini seringkalisering kali disalahartikan terlalu erotis atau terlalu kasar dalam standar istana. Meskipun demikian tarian ini tetap berkembang subur dalam tradisi rakyat Indonesia karena didukung oleh masyarakatnya. Beberapa tari rakyat tradisional telah dikembangkan menjadi tarian massal dengan gerakan sederhana yang tersusun rapi, seperti tari [[Poco-poco]] dari Minahasa [[Sulawesi Utara]], dan tari [[Tari Sajojo|Sajojo]] dari [[Papua]].
 
== Tradisi ==
=== Tari tradisional ===
Tari gendeng tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia. Beberapa tradisi seni tari seperti; tarian Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau, tarian Palembang, tarian Melayu, tarian Aceh, dan masih banyak lagi adalah seni tari yang berkembang sejak dahulu kala, meskipun demikian tari ini tetap dikembangkan hingga kini. Beberapa tari mungkin telah berusia ratusan tahun, sementara beberapa tari berlanggam tradisional mungkin baru diciptakan kurang dari satu dekade yang lalu. Penciptaan tari dengan koreografi baru, tetapi masih di dalam kerangka disiplin tradisi tari tertentu masih dimungkinkan. Sebagai hasilnya, muncullah beberapa tari ''kreasi baru''. Tari kreasi baru ini dapat merupakan penggalian kembali akar-akar budaya yang telah sirna, penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi seni baru atas seni tari tradisional.
 
Sekolah seni tertentu di Indonesia seperti Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di [[Bandung]], Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di [[Jakarta]], Institut Seni Indonesia (ISI) yang tersebar di [[Denpasar]], [[Yogyakarta]], dan [[Surakarta]] kesemuanya mendukung dan menggalakkan siswanya untuk mengeksplorasi dan mengembangkan seni tari tradisional di Indonesia. Beberapa festival tertentu seperti Festival Kesenian Bali dikenal sebagai ajang ternama bagi seniman tari Bali untuk menampilkan tari kreasi baru karya mereka.
Baris 48 ⟶ 47:
=== Tari kontemporer ===
 
Seni tari kontemporer Indonesia meminjam banyak pengaruh dari luar, seperti tari [[balet]] dan [[tari modern]] barat. Pada tahun 1954, dua seniman dari Yogyakarta — Bagong Kusudiarjo dan Wisnuwardhana — merantau ke Amerika Serikat untuk belajar ballet dan tari modern dengan berbagai sanggar tari disana. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1959 mereka membawa budaya berkesenian baru, yang pada akhirnya mengubah arah, wajah dan pergerakan dan koreografi baru, mereka memperkenalkan gagasan seni tari sebagai ekspresi pribadi sang seniman ke dalam seni tari Indonesia.<ref>[http://www.goethe.de/ins/id/lp/prj/tac/zgt/jak/enindex.htm goethe]</ref> Gagasan seni tari sebagai media ekspresi pribadi seniman telah membangkitkan seni tari Indonesia, dari yang semula selalu berlatar tradisi menjadi ekspresi seni, melalui paparan sang seniman terhadap berbagai latar belakang seni dan budaya yang lebih luas dan kaya. Seni tari tradisional Indonesia juga banyak memengaruhi seni tari kontemporer di Indonesia, misalnya langgam tari Jawa berupa pose dan sikap tubuh serta keanggunan gerakan seringkalisering kali muncul dalam pagelaran seni tari kontemporer di Indonesia. Kolaborasi internasional juga dimungkinkan, misalnya kolaborasi seni tari Jepang [[Noh]] dengan seni tari teater tradisional Jawa dan Bali.
 
Tari modern Indonesia juga seringkalisering kali ditampilkan dalam dunia industri hiburan dan pertunjukan Indonesia, misalnya tarian pengiring nyanyian, pagelaran musik, atau panggung hiburan. Kini dengan derasnya pengaruh [[budaya pop]] dari luar negeri, terutama dari Amerika serikat, beberapa tari modern seperti tari jalanan (''[[street dance]]'') juga merebut perhatian kaum muda Indonesia.
 
== Catatan ==
{{reflist|2}}
 
== Lihat jugapula ==
{{commonscat|Dance of Indonesia}}
* [[Daftar tarian di Indonesia]]
 
== Pranala luar ==
* {{commonscat-inline|Dance of Indonesia}}
{{Tarian Indonesia}}
[[Kategori:Tari di Indonesia| ]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]