Kesultanan Asahan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(37 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| conventional_long_name = Negeri Kesultanan Asahan
| native_name = كسولتانن اسهن
| common_name = Kesultanan Asahan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| image_map_caption = Wilayah Kesultanan Asahan dan beberapa kerajaan Melayu di Sumatra Timur pada 1930
| capital = [[Kota Tanjung Balai|Tanjung Balai]]
|
|
|
|
|
| leader2 = Sultan Shaibun Abdul Jalil Rahmad Shah III
|
| leader3 = Sultan Kamal Abraham Abdul Jalil Rahmad Shah
|
| leader4 = Sultan Muhammad Iqbal Alvinananda Abdul Jalil Rahmadsyah
| year_leader4 = 2023-Sekarang<ref name="sultan 13">[https://sumut.antaranews.com/berita/541824/sultan-asahan-xiii-dinobatkan-ini-pesan-gubernur-sumatera-utara Penobatan Sultan Ke XIII Asahan]</ref>
|
| year_leader5 =
| title_deputy =
| deputy1 =
| year_deputy1 =
| deputy2 =
| year_deputy2 =
| currency =
| footnotes =
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van de Sultan van Asahan Muhammad Husain Rahmad Syah II TMnr 60003224.jpg|jmpl|
'''Kesultanan Asahan''' adalah sebuah kesultanan yang berdiri pada tahun 1630 di wilayah yang sekarang menjadi [[Kota Tanjung Balai]] dan [[Kabupaten Asahan]], [[Provinsi Sumatera Utara]]. Kesultanan ini ditundukkan Belanda pada tahun [[1865]]. Kesultanan Asahan menyatu ke dalam negara [[Republik Indonesia]] pada tahun [[1946]].<ref>Tengku Ferry Bustaman (2003). ''Bunga Rampai Kesultanan Asahan''. Medan.</ref>
Raja Abdul Jalil, [[Sultan]] pertama Asahan merupakan putra [[Sultan Iskandar Muda]]. Asahan menjadi bawahan [[Kesultanan Aceh]] sampai awal abad ke-19.
== Sejarah ==
=== Awal Mula ===
Perjalanan [[Sultan Aceh]], [[Sultan Iskandar Muda]], ke [[Johor]] dan [[Malaka]] tahun [[1612]] dapat dikatakan sebagai awal dari sejarah [[Asahan]]. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Sultan Iskandar Muda beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai yang kemudian dinamakan [[Asahan]]. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah "Tanjung" yang merupakan pertemuan antara [[Sungai Asahan]] dengan Sungai Silau, kemudian bertemu dengan Raja Simargolang. Di tempat itu juga Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai "Balai" untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan. Perkembangan daerah ini cukup pesat sebagai pusat pertemuan perdagangan dari [[Aceh]] dan [[Malaka]], sekarang ini dikenal dengan "Tanjung Balai".<ref name="sejarah">{{id}} [http://www.pemkab-asahan.go.id/sejarahsingkat.htm Sejarah singkat Asahan di situs Asahan.go.id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080420130601/http://www.pemkab-asahan.go.id/sejarahsingkat.htm |date=2008-04-20 }}</ref>
=== Sultan Pertama ===
Dari hasil perkawinan [[Sultan Iskandar Muda]] dengan Siti Ungu Selendang Bulan, anak dari Raja Pinang Awan yang bergelar “Marhum Mangkat di Jambu” lahirlah seorang putera yang bernama Abdul Jalil yang menjadi cikal bakal dari kesultanan Asahan. Abdul Jalil dinobatkan menjadi Sultan Asahan I. Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai tahun [[1630]] yaitu sejak dilantiknya [[Sultan Asahan|Sultan Asahan yang I s/d XI]].<ref name="sejarah"/>
Baris 54 ⟶ 66:
=== Dikuasai oleh Belanda ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de Sultan van Asahan TMnr 10001872.jpg|jmpl|220px|Sultan Shaibun Abdul Jalil Rahmad Shah III (memerintah [[1915]]-[[1980]]).]]
Pada tanggal [[12 September]] [[1865]], kesultanan Asahan berhasil dikuasai [[Belanda]]. Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda. Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler, yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal [[30 September]] [[1867]], Nomor 2 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah pemerintahan dibagi menjadi tiga, yaitu:<ref name="sejarah"/>
# Onder Afdeling Batubara
Baris 60 ⟶ 75:
== Sultan Asahan ==
{{artikel|Daftar Sultan Asahan}}
[[Berkas:Sultan Kamal Abraham Abdul Jalil Rahmad Shah bersama Presiden SBY.jpg|jmpl|220px|Sultan Kamal Abraham Abdul Jalil Rahmad Shah bersama [[Susilo Bambang Yudhoyono|Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]] di [[Istana Negara]] [[Jakarta]] saat acara silaturahmi dengan raja dan sultan se-Indonesia.]]
Sampai sekarang Kesultanan Asahan sudah memiliki 13 orang [[Sultan]] yang berkuasa, walaupun Sultan terakhir lebih merupakan Kepala Keluarga dari kerabat kerajaan yang masih ada. Sultan Asahan I, Sultan Abdul Jalil, adalah putera [[Sultan Iskandar Muda]] dari [[Kesultanan Aceh]] yang menikah dengan ''Siti Ungu Putri Berinai'' (Siti Unai), puteri Raja Halib (al-Marhum Mankat di-Jambu), dari Pinangawan.<ref name="royal 2">[http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/asahan2.htm Genealogi Kesultanan Asahan di Royal Ark]</ref>
== Silsilah ==
{{Chart top|width=108%|collapsed=no|[[Ali Mughayat Syah]]}}
{{Tree chart/start|align=center|style=font-size:100%}}
{{Tree chart|border=1| |}}
{{Tree chart|border=1| | |001 |
001={{color|white|'''Raja Abdul<br>Jalil Shah I'''<br><sup>(1)</sup><br><small>{{Memerintah|1630|?}}</small>}}|boxstyle_001=background-color:#FF0000}}
{{Tree chart|border=1| | | |!| |}}
{{Tree chart|border=1| | |001 |
001={{color|white|'''Raja Said<br>Shah'''<br><sup>(2)</sup><br><small>{{Memerintah|1600s|1700s}}</small>}}|boxstyle_001=background-color:#FF0000}}
{{Tree chart|border=1| | | |!| |}}
{{Tree chart|border=1| | |001 |
001={{color|white|'''Raja<br>Muhammad<br>Mahrum Shah'''<br><sup>(3)</sup><br><small>{{Memerintah|1700s|1760}}</small>}}|boxstyle_001=background-color:#FF0000}}
{{Tree chart|border=1| | | |!| |}}
{{Tree chart|border=1| | |001 |
001={{color|white|'''Raja Abdul<br>Jalil Shah II'''<br><sup>(4)</sup><br><small>{{Memerintah|1760|1765}}</small>}}|boxstyle_001=background-color:#FF0000}}
{{Tree chart|border=1| | | |!| |}}
{{Tree chart|border=1| | |001 |
001={{color|white|'''Raja Dewa<br>Shah'''<br><sup>(5)</sup><br><small>{{Memerintah|1765|1805}}</small>}}|boxstyle_001=background-color:#FF0000}}
{{Tree chart|border=1| |,|-|^|-|.| |}}
{{Tree chart|border=1|001 | |002 |
001={{color|white|'''Raja Said<br>Musa Shah'''<br><sup>(6)</sup><br><small>{{Memerintah|1805|1808}}</small>}}|boxstyle_001=background-color:#FF0000|
002={{color|white|'''Raja<br>Muhammad<br>Ali Shah'''<br><sup>(7)</sup><br><small>{{Memerintah|1808|1813}}</small>}}|boxstyle_002=background-color:#FF0000}}
{{Tree chart|border=1| | | | | |!| |}}
{{Tree chart|border=1| | | | |001 |
001={{color|white|'''Sultan<br>Muhammad<br>Husain Rahmad<br>Shah I'''<br><sup>(8)</sup><br><small>{{Memerintah|1813|1859}}</small>}}|boxstyle_001=background-color:#FF0000}}
{{Tree chart|border=1| |,|-|-|-|(| |}}
{{Tree chart|border=1|001 | |002 |
001={{color|white|'''Sultan<br>Ahmad Shah'''<br><sup>(9)</sup><br><small>{{Memerintah|1859|1888}}</small>}}|boxstyle_001=background-color:#FF0000|
002=Tengku<br>Muhammad<br>Adil}}
{{Tree chart|border=1| | | | | |!| |}}
{{Tree chart|border=1| | | | |001 |
001={{color|white|'''Sultan<br>Muhammad<br>Husain Rahmad<br>Shah II'''<br><sup>(10)</sup><br><small>{{Memerintah|1888|1915}}</small>}}|boxstyle_001=background-color:#FF0000}}
{{Tree chart|border=1| | | | | |!| |}}
{{Tree chart|border=1| | | | |001 |
001={{color|white|'''Sultan<br>Shaibun Abdul<br>Jalil Rahmad<br>Shah III'''<br><sup>(10)</sup><br><small>{{Memerintah|1915|1980}}</small>}}|boxstyle_001=background-color:#FF0000}}
{{Tree chart|border=1| | | | | |!| |}}
{{Tree chart|border=1| | | | |001 |
001={{color|white|'''Sultan<br>Kamal Abraham<br>Abdul Jalil<br>Rahmad Shah'''<br><sup>(11)</sup><br><small>{{Memerintah|1980|present}}</small>}}|boxstyle_001=background-color:#FF0000}}
{{Tree chart|border=1| |}}
{{Tree chart/end}}
{{Chart bottom}}
== Kehidupan Sosial Budaya ==
[[Berkas:Replika Istana Sultan Asahan.jpg|jmpl|220px|Salah satu bangunan di [[Kota Tanjungbalai|Tanjung Balai]] yang berfungsi sebagai pusat kegiatan Kesultanan Asahan saat ini, yang secara resmi bernama Bangunan Bersejarah Kota Tanjung Balai.<ref name=istana>[https://cagarbudaya.sumutprov.go.id/article/cagar/bangunan-bersejarah-6149ac116dbb7 Cagar Budaya Provinsi Sumatera Utara: Bangunan Bersejarah]</ref>]]
Sebagai kesultanan yang berada dalam pengaruh kebudayaan [[Islam]], maka di Asahan juga berkembang kehidupan keagamaan yang cukup baik. Bahkan, ada seorang ulama terkenal yang lahir dari Asahan, yaitu [[Abdul Hamid Mahmud Talu|Syekh Abdul Hamid]]. Ia lahir tahun [[1880]] (1298 H), dan wafat pada [[18 Februari]] [[1951]] (10 Rabiul Awal 1370 H). Datuk, nenek dan ayahnya berasal dari Talu, [[Minangkabau]]. Syekh Abdul Hamid belajar agama di [[Mekkah]], karena itu, ia sangat disegani oleh para ulama zaman itu.<ref name="simargolang"/>
Dalam perkembangannya, murid-murid Syekh Abdul Hamid inilah yang kelak mendirikan organisasi Jamiyyatul Washliyyah. Sebuah organisasi yang berbasis pada aliran sunni dan [[mazhab Syafi'i]]. Dalam banyak hal, organisasi ini memiliki persamaan dengan [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] (PERTI) yang didirikan oleh para ulama Minangkabau. Adanya banyak persamaan ini, karena memang para ulama tersebut saling bersahabat baik sejak mereka menuntut ilmu di Mekkah. Pandangan para tokoh agama ini sangat berbeda dengan paham reformis yang dibawa oleh para ulama muda Minangkabau, seperti Dr. Haji Abdul Karim Amrullah. Oleh sebab itu, sering terjadi polemik di antara para pengikut kedua paham yang berbeda ini.<ref name="simargolang"/>
Di paruh pertama abad ke-20, sekitar tahun [[1916]], di Asahan telah berdiri sebuah sekolah yang disebut Madrasah Ulumul Arabiyyah. Sebagai direktur pertama, ditunjuk Syekh Abdul Hamid. Dalam perjalanannya, madrasah Ulumul Arabiyah ini kemudian berkembang menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang penting di Asahan, bahkan termasuk di antara madrasah yang terkenal di Sumatera Utara, sebanding dengan Madrasah Islam Stabat, Langkat, Madrasah Islam Binjai dan Madrasah al-Hasaniyah Medan. Di antara [[ulama]] terkenal lulusan sekolah Asahan ini adalah Syeikh Muhammad Arsyad Thalib Lubis ([[1908]]-[[1972]]).<ref name="simargolang"/>
Peninggalan tertulis warisan Kerajaan Asahan hanya berkaitan dengan buku-buku di bidang keagamaan yang dikarang oleh para ulama untuk kepentingan pengajaran. Berikut ini beberapa buah buku yang dikarang oleh Syeikh Abdul Hamid di Asahan, yaitu:
Baris 76 ⟶ 164:
# Al-Mathalibul Jamaliyah
# Al-Mamlakul `Arabiyah
# Nujumul
# Tamyizut Taqlidi Minal Ittiba
# Al-Ittiba
Baris 86 ⟶ 174:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.pemkab-asahan.go.id/sejarahsingkat.htm Sejarah singkat Kabupaten Asahan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080420130601/http://www.pemkab-asahan.go.id/sejarahsingkat.htm |date=2008-04-20 }}
* {{id}} [http://history.melayuonline.com/?a=TFRWL29QTS9VenVwRnRCb20%3D= Sejarah Kerajaan Asahan di MelayuOnline.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305090047/http://history.melayuonline.com/?a=TFRWL29QTS9VenVwRnRCb20%3D= |date=2016-03-05 }}
* {{en}} [http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/asahan.htm Royal Ark: Asahan]
* {{en}} [
== Lihat Pula ==
* [[Daftar Sultan Asahan]]
* [[Kesultanan Kota Pinang]]
* [[Kesultanan Serdang]]
* [[Kesultanan Langkat]]
Baris 100 ⟶ 189:
{{Kerajaan di Sumatra}}
[[Kategori:Kesultanan Asahan| ]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Asahan]]
[[Kategori:Kerajaan di
[[Kategori:Kabupaten Asahan]]
[[Kategori:Sumatera Utara]]
{{indo-sejarah-stub}}
|