Gereja Ortodoks Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
(13 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{noref}}
{{Rapikan}}
{{Infobox}}
 
{{Infobox Christian denomination
|imagewidth=120px
|name = Gereja Orthodox di Indonesia
|image =
|main_classification = [[Gereja OrthodoxOrtodoks Timur]]
|caption = Logo GOI
|main_classification = [[Gereja Orthodox]]
|leader = Yang Mulia Episkop Daniel Dari Nikopolis (Bambang Dwi Byantoro)
|founded_date = 1990-an
Baris 20 ⟶ 17:
|members = 2.000 orang (2009)<ref name=russkiy>[https://russkiymir.ru/en/publications/139553/ Profil Gereja Orthodox Indonesia], ''Russkiy Mir Foundation''. Akses: 13 September 2022.</ref>
|footnotes =
|website = https://gerejaorthodox.id
}}
'''Gereja Orthodox Indonesia''' (GOI) merupakan salah satu Aras Gereja [[Kristen]] Orthodox di Indonesia yang mempertahankan penggunaan Kalender Lama atau Kalender Julian [[ Kalender Julian]][[Kalenderis Lama]] sebagai Kalender Liturgis Gereja dan menginduk pada Sinode Kudus Genuine Greek Orthodox Church (Gereja Orthodox Yunani Sejati) yang dikepalai oleh Episkop Agung Kalinikos (Sarantopoulos). GOI diketuai oleh pendirinya Yang Mulia Episkop [[Daniel Bambang Dwi Byantoro|Daniel dari Nikopolis]].
 
'''Gereja Orthodox di Indonesia''' (GOI) merupakan salah satu ArasArus Gereja [[Kristen]] Orthodox di Indonesia yang mempertahankan penggunaan [[Kalenderis Lama|Kalender Lama]] atau Kalender Julian [[ Kalender Julian]][[Kalenderis Lama]] sebagai Kalender Liturgis Gereja dan menginduk pada Sinode Kudus ''Genuine Greek Orthodox Church'' (Gereja Orthodox Yunani Sejati) yang dikepalai oleh Episkop Agung Kalinikos (Sarantopoulos). GOI diketuai oleh pendirinyasalah Yangsatu Muliapendirinya Episkop [[Daniel Bambang Dwi Byantoro|Daniel dari Nikopolis]].
== Sejarah Gereja Orthodox Indonesia (GOI) ==
 
== Sejarah Kemunculan Gereja-Gereja Ortodoks Orthodoxdi Indonesia (GOI) ==
 
=== Masa Awal Karya Pelayanan ===
Sejarah Gereja Orthodox Indonesia di zaman modern, muncul tak lepas dari pergumulan kelompokempat pemuda, yang kemudian kita kenal salah satunyasatu dari empat pemuda itu yaitu Romo Arkhimandit Daniel Bambang Dwi Byantoro yang pada masa mudanya mempertanyakan fenomena begitu banyak denominasi dengan ajaran yang berbeda-beda dan saling bertentangan. Dalam pemikirannya ia berpendapat jika Alkitab itu satu, Allah itu satu, Yesus Kristus itu satu, Roh Kudus itu satu, harusnya ajaran Gereja itu satu juga. Ajaran-ajaran yang saling bertentangan ini tidak semuanya benar, kalau begitu dicarilah bagaimana ajaran Kristen yang mula-mula, ajaran Kristen zaman Para Rasul. Dalam kegelisahan dan pertanyaannya serta kerinduan akan menemukan Gereja mula-mula sampai suatu waktu ia menemukan jawabannya oleh Rahmat Tuhan di Seoul – Korea Selatan pada buku yang ia beli berjudul “The Orthodox Cruch karangan Episkop Kalistos Ware (di Seoul – Korea Romo Daniel muda mengambil pendidikan di Sekolah Theologi selama 5 tahun), di Korea juga ia bergabung dengan Gereja Orthodox (Gereja Orthodox dari Missi Rusia) dan menjadi orang Indonesia pertama pada zaman modern yang memeluk iman Orthodox. Setelah dari Korea atas tuntunan Tuhan Romo Daniel muda pergi ke Yunani dan Amerika untuk melanjutkan belajar tentang Iman Rasuliah, yang Pada tahun 1987 Romo Daniel ditahbiskan menjadi Romo Diakon Daniel, sebagai rohaniawan yang selibat (tidak menikah, meskipun dalam Gereja Orthodox juga diizinkan memiliki isteri, yaitu saat sebelum tahbisan harus sudah menikah) di Gereja Orthodox Salib Kudus, Pittsburgh, Pa, oleh Episkop Maximos dari Pittsburgh. Tahun 1988 Romo Diakon Daniel diangkat dan ditahbiskan menjadi Romo Presbyter Daniel dalam Gereja Orthodox Jana Suci Rasul Paulus di North Royalton, Cleveland, OHIO, oleh Episkop Maximos.
 
Pada tahun 1988 Romo Daniel tiba di Indonesia dan menemui keluarganya di pulau Jawa untuk memberitahukan kepada mereka Iman Orthodox, sehingga mereka tertarik dan bergabung dengan Iman Orthodox. Setelah itu Romo Daniel pergi ke Solo untuk memulai Penginjilannya dengan mendirikan “Yayasan Suara Dharma Tuhu”, yang kemudian dirubah menjadi “Yayasan Orthodox Injili Indonesia”, didepan Notaris Ibu Monica Sri Widiyanti Adi Sutjipto.
 
=== Penetapan Gereja Orthodox Indonesia Sebagai Lembaga Gerejawi ===
Kantor Yayasan Orthodox Injili Indonesia beralamat di perumahan dosen Baturan, dengan dua orang pegawai kantor : Sdr. Parluhutan Manalu (sekarang dikenal Romo Chrysostomos Manalu yang juga salah satu dari empat pemuda yang mendirikan Gereja Orthodox di Indonesia ) dan Sdr. Khristodoulos Wahyu Utomo Nugroho. Tempat Ibadah Orthodox berada di ruang tengah kantor Yayasan. Tahun 1988-1990 karya Romo Daniel dalam menyebarkan Iman Ortodox di Indonesia, berada di bawah ikatan hukum kanon dengan wilayah ke-Episkop-an Pittsburg. Komunitas-komunitas Orthodox mulai terbentuk di sekitar Solo, seorang penginjil pedesaan lulusan STTII Sdr. Sri Gunarjo (saat ini dikenal Romo Methodius) dari desa Grasak, Boyolali, bergabung dengan Gereja Orthodox dan diangkat Romo Daniel sebagai pegawai Yayasan. Masa itu juga pelayanan Orthodox Indonesia oleh Romo Daniel banyak lewat undangan-undangan untuk ceramah, khotbah, dialog antar Agama, KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), mengajar di perguruan-perguruan tinggi dan kegiatan-kegiatan lainnya.
 
Komunitas umat Orthodox mulai terbentuk di beberapa daerah, Romo Daniel, Romo Yohanes, Romo Manalu serta Romo Lazarus bersama- sama mendaftarkan Yayasan Orthodox Injili Indonesia sebagai Lembaga Gerejawi di DEPAG RI (Departemen Agama Republik Indonesia). Sri Paus Yohanes Paulus dari Roma Katolik pernah mengutus Romo Suryo dan Romo Paulus, Pastur dari Roma Katolik di Kleco Solo dan Keuskupan Semarang, untuk bertemu Romo Daniel guna mengetahui keadaannya dalam memulai karya Kerasulannya di Indonesia. Setelah itu kantor Yayasan pindah ke Jalan Pajajaran, Sumber Tringkilan, RT 02, RW 15 Solo dan tempat Ibadah Orthodox berpindah tempat di tingkat 2, Hotel Kaloka, di Jalan Gajah Mada, Solo.
 
Oleh pertolongan Tuhan melalui Bapak Eliezer Sutarno dari kantor DEPAG Solo dan Bapak Parwoto Kakanwil DEPAG Bimas Kristen Semarang, Romo Daniel,Romo Yohanes, Romo Manalu serta Romo Lazarus berhasil mendaftarkan Gereja Orthodox Indonesia (GOI) ke Dirjen Bimas Kristen yang dipimpin oleh Dirjen Soenarto Martowiloyo.
 
Pada tahun 1991 dibawah Bapak Dirjen Yan Kawatu, Gereja Orthodox Indonesia (GOI) secara resmi diakui sebagai Lembaga Gerejawi yang sah dengan masa percobaan selama lima tahun, yang berarti Romo Daniel juga adalah Pendiri dan Ketua Umum Gereja Orthodox Indonesia. Pada masa itu setelah dua tahun Romo Daniel secara internal Lembaga Gerejawi berada dibawah Episkop Maximos dari Pittsburgh, akhirnya pelayanannya diletakan dibawah wilayah ke-Episkop-an Agung New Zeland dibawah Metropolitan (semacan Uskup Agung) Dionysios.
Baris 58 ⟶ 55:
* David Samiyono
 
* Yohanes Bambang Cahyo Wicaksono (ditahbis oleh Episkop Maximos dari Pittsburgh sebagai Romo Yohanes yang sekarang dikenal sebagai Protopresbyter Yohanes)
 
Bersamaan dengan itu mendirikan Sekolah Theologia “Salib Kudus” yang pada saat itu dimulai dengan lima mahasiswa namun karena kurang dukungan yang kuat maka tidak dapat berlanjut.
Baris 192 ⟶ 189:
Klerus :
 
* Protopresbiter Romo Alexios Setir Cahyadi
 
* Romo Makarios Rudyo Mursanto ( tertidur )
Baris 211 ⟶ 208:
*
 
*
 
==== Janasuci Matius, Boyolali ====