Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
tambahan referensi
Tag: kemungkinan spam menambah pranala facebook pengguna baru menambah pranala luar VisualEditor
Sfriu (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(31 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo''' (المعاهد بستان العلوم الإسلامية) adalah salah satu pesantren kharismatik dan tertua di [[Kabupaten Jember|Jember]], [[Jawa Timur]]. Pesantren ini bertempat di [[Jl. K.H. Abdullah Yaqien|Jl. K.H. Abdullah Yaqien no 1-5]] Desa [[Mlokorejo, Puger, Jember|Mlokorejo]], [[Puger, Jember|Kecamatan Puger]], [[Kabupaten Jember]], [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]].
 
Pada awalnya, pesantren ini berupa langgar ngaji yang didirikan oleh KH. Harun pada pertengahanpenghujung abad ke-1819 (1880an), lalu diteruskan oleh sang menantu, KH. Irsyad Hasyim yang merupakan santri Syaikhona Kholil Bangkalan. Secara legal, lembaga ini kemudian diresmikan oleh pengasuh ke-III, [[KH. Abdullah Yaqin|KH. Abdullah Yaqien]] (menantu KH. Irsyad Hasyim) pada tahun [[1943]] dengan nama "Bustanul Ulum" atas perintah sang guru, R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa bin R. KH. Abdul Hamid bin Itsbat.
 
Nama pondok pesantren adalah Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo, namun karena pesantren ini terbilang tua, maka ia sering disebut "Pondhuk Mloko". Pesantren ini juga memiliki yayasan yang bernama [[Yayasan]] [[Wakaf]] [[Sosial]] [[Pendidikan]] [[Islam]] (YWSPI). Menurut catatan sejarah, pondok pesantren ini mengalami perkembangan yang pesat saat kepemimpinan diasuh oleh KH. Abdullah Yaqin pada tahun 1940.
 
Kategori Pondok Pesantren Bustanul Ulum adalah [[salaf]]-[[modern]] dan status pondok pesantren adalah pusat. Pesantren ini berakidah Ahlusunah Waljamaah Asy'ari dan bermazhab Syafi'i. Status yang ditempati Pondok Pesantren adalah tanah Wakaf yang memiliki luas sekitar 18.719 m2.[https://laduni.id]
 
Dari Pesantren Mlokorejo ini, terdapat juga beberapa pesantren afiliasi yang diasuh oleh para puteraputra dan menantu alm. KH. Abdullah Yaqin, seperti di antaranya:
* [https://www.facebook.com/pages/category/Cottage/PP-Darussalam-Torjun-Sampang-315394641994863/ PP. Darussalam Torjun], [[Kabupaten Sampang|Kab. Sampang]], pimpinan Alm. KH. A. Dhofir Shah.
* [https://www.laduni.id/post/read/67150/pesantren-bustanul-ulum-lumajang PP. Bustanul Ulum II Krai], [[Kabupaten Lumajang|Kab. Lumajang]], pimpinan Alm. KH. Affan Malik.
*[https://www.facebook.com/pesantrenululalbab1/ PP. Ulul Albab Candipuro], [[Kabupaten Lumajang|Kab. Lumajang]] Candipuro, pimpinan Alm.KH. Abdul Aziz Marwi Hasba.
* [[PP. Bustanul Ulum Kasiyan|PP. Bustanul Ulum III Sultan Agung]], [[Kabupaten Jember|Kab. Jember]], pimpinan KH. Abdul Hamid bin Abdullah Yaqin.
* [https://www.facebook.com/PPBUDaltim/ PP. Bustanul Ulum DaltimMlokorejo Dalem Timur], Mlokorejo, pimpinan KH. Abdul Halim bin Abdullah Yaqin,
*[http://isadul-ummah.blogspot.com/ PP. Isa'dul Ummah], [[Kota Pasuruan|Kab. Pasuruan]], pimpinan alm. KH. Mas Amir Kholili Hasbullah, dan
* [https://www.facebook.com/BustanulUlumAWS/ PP. Bustanul Ulum AWS], Mlokorejo, pimpinan KH. R. Abdullah Hanani binBasyamka, SyamsulM. ArifinHum.
 
== Riwayat Pendiri & Pengasuh ==
* [https://www.laduni.id/post/read/67150/pesantren-bustanul-ulum-lumajang PP. Bustanul Ulum Krai], [[Kabupaten Lumajang|Kab. Lumajang]], pimpinan Alm. KH. Affan Malik.
*[https://www.facebook.com/pesantrenululalbab1/ PP. Ulul Albab], [[Kabupaten Lumajang|Kab. Lumajang]] Candipuro, pimpinan KH. Abdul Aziz Marwi Hasba.
 
* '''Kiai Harun bin Kiai Rajihan''' (Pendiri & Pengasuh I)
* [[PP. Bustanul Ulum Kasiyan]], [[Kabupaten Jember|Kab. Jember]], pimpinan KH. Abdul Hamid bin Abdullah Yaqin.
 
Namanya adalah Kiai Harun bin Kiai Rajihan bin Nyai Qarib/Nyai Bi'a binti Kiai Abdul Qasim (Agung Berkoning) bin Kiai Abdul Hisan bin Kiai Amiruddin (Kiai Panggung Wetan) bin Kiai Muhtadi (Kiai Panggung Seppo). Beliau adalah santri Syaikhona Kholil Bangkalan dan dikenal sebagai penyiar agama Islam dari Sampang, Madura. Belum diketahui secara pasti tanggal beliau lahir dan wafat. Namun yang jelas, beliau hidup di pertengahan [[Abad ke 18|abad ke-19]] (±1850an). Beliau adalah penggagas dan peletak batu pertama Pondok Pesantren Mlokorejo.
* [https://www.facebook.com/PPBUDaltim/ PP. Bustanul Ulum Daltim], Mlokorejo, pimpinan KH. Abdul Halim bin Abdullah Yaqin,
*[http://isadul-ummah.blogspot.com/ PP. Isa'dul Ummah], [[Kota Pasuruan|Kab. Pasuruan]], pimpinan alm. KH. Amir Kholili Hasbullah, dan
 
Setelah sekian lama melakukan tirakat/riyadhah dan istikharah, beliau akhirnya mendapatkan isyarat agar mencari sebuah lahan baru yang ditumbuhi satu bunga teratai di tengah lahan tersebut. Setelah lahan itu dicarinya di pulau Madura, usaha beliau tidak mendapatkan hasil. Akhirnya suatu saat beliau dipanggil oleh gurunya, Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan. Lantas, sang guru mengarahkan agar pencarian lahan tersebut dilakukan di pulau Jawa. Sebab, menurut sang guru, isyarat lahan yang dimaksud berada di tanah Jawa.
* [https://www.facebook.com/BustanulUlumAWS/ PP. Bustanul Ulum AWS], Mlokorejo, pimpinan KH. Abdullah Hanani bin Syamsul Arifin.
 
Setelah lama mencari, akhirnya Kiai Harun mendapati lahan yang dimaksud. Lahan tersebut terletak di desa Mlokorejo. Maka di penghujung abad ke-19 (1880-awal 1900) beliau mendirikan langgar yang menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Mlokorejo. Langgar itu saat ini menjadi Masjid Jami' KH. Abdullah Yaqin di kompleks Pondok Pesantren Mlokorejo. Konon, Kiai Harun adalah pembabat pertama desa Mlokorejo.
===Riwayat Pengasuh [https://ponpes-mloko.com]===
 
AdalahKiai seorangHarun penyiarmenikah agamadengan IslamNyai Khadijah, dari Madura.pernikahan Belumini diketahuibeliau secaramempunyai pastitiga tanggalorang beliauanak: lahir1) danKiai wafat.Adlan/Kiai Namun yang jelasSulaiman, beliau2) hidupKiai diNur pertengahanKhatim [[Abaddan ke3) 18|abadNyai ke-18]].Habibah/Nyai KHMaimunah. HarunPutri mempunyaiKiai tigaHarun orang putra dan satu putri, putri KH. Harunyang bernama Habibah yang dikenal dengan Ny. Hj. Maimunah di kemudian hari dinikahkan dengan pemuda yang bernama Hasyim atau KH. Irsyad Hasyim.
* KH. Harun (Alm)
 
Lalu Kiai Harun juga menikah dengan Nyai Ummu Ismail dan dikaruniai satu putra bernama Kiai Ismail bin Kiai Harun.
Adalah seorang penyiar agama Islam dari Madura. Belum diketahui secara pasti tanggal beliau lahir dan wafat. Namun yang jelas, beliau hidup di pertengahan [[Abad ke 18|abad ke-18]]. KH. Harun mempunyai tiga orang putra dan satu putri, putri KH. Harun bernama Habibah yang dikenal dengan Ny. Hj. Maimunah di kemudian hari dinikahkan dengan pemuda yang bernama Hasyim atau KH. Irsyad Hasyim.
 
* '''KH. Irsyad Hasyim bin Muhyiddin Salim''' (AlmPengasuh II)
 
AdalahBernama lengkap Kiai Muhammad Irsyad Hasyim bin Muhyiddin Salim bin Hisyam bin Abdul Qasim (Agung Berkoning). Beliau adalah salah satu santri [[Kholil al-Bangkalani|Syaikhona KH. Muhammad Kholil bin Abdul Lathif]], [[Kabupaten Bangkalan|Bangkalan]]. Beliauyang jugadalam sahabat"Manaqib dekatSyaikhona" R.beliau KH.mendapat Abduldoa Azizlangsung Aliagar Wafabisa binnaik R.haji KH.berulang Abdul Hamid bin Itsbat, pendiri [[pesantren Al-Wafa Tempurejo]]kali. SecaraSepulangnya sanaddari keilmuanhaji, keduanyanama sama-samaKiai pernahIrsyad mengajimenjadi kepada Syaikhona Kholil Bangkalan. Belum diketahui secara pasti kapan beliau lahir dan tahun berapa beliau wafat. Namun, setelah diambil menantu oleh KH. Harun, KH.Muhammad Irsyad Hasyim diberi amanah untuk mengasuh Pesantren Mlokorejo.
 
Selain itu, Kiai Irsyad merupakan sahabat dekat R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa bin R. KH. Abdul Hamid bin Itsbat, pendiri [[pesantren Al-Wafa Tempurejo]] yang dikenal dengan Kiai Sepuh Temporan. Secara sanad keilmuan, keduanya sama-sama pernah mengaji kepada Syaikhona Kholil Bangkalan.
Pasangan KH. Irsyad Hasyim dan Ny. Hj. Maimunah dikaruniai tujuh anak, yaitu: 1) Nyai. Hj. Hamidah Hasyim, 2) Moch. Kholil beliau wafat muda, 3) KH. Hasan Basri Hasyim, 4) KH. Khotib Hasyim, 5) Ny. Hj. Khoiriyah Hasyim, 6) KH. Abdul Karim Hasyim dan 7) Ny Hj. Juwariah Hasyim.
 
Belum diketahui secara pasti kapan beliau lahir dan tahun berapa beliau wafat. Namun, setelah diambil menantu oleh Kiai Harun, KH. Irsyad Hasyim diberi amanah untuk mengasuh Pesantren Mlokorejo.
Karena kedekatannya dengan Kiai Sepuh Tempurejo, KH. Irsyad Hasyim pada akhirnya diberi hadiah dua menantu. Pertama, KH. Abdullah Yaqin, merupakan santri senior nan sangat alim yang diutus oleh [https://iqra.id/kh-abdul-hamid-ulama-madura-yang-disegani-penduduk-mekah-216998/ R. KH. Abdul Hamid Itsbat] [[Palenggaan, Pamekasan|Banyuanyar]] untuk mengaji dan membantu mengajar di Pesantren Tempuran (nama akrab PP. Al-Wafa). KH. Abdullah Yaqin dinikahkan dengan putri pertama KH. Irsyad Hasyim, Ny. Hj. Hamidah Hasyim. Kedua, Kiai Sepuh Tempurejo menghadiahkan putranya yang bernama R. KH. Ahmad Said bin R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa, untuk dinikahkan dengan Ny. Hj. Khoiriyah Hasyim.
 
Pasangan KH. Irsyad Hasyim danmenikah dengan Ny. Hj. Maimunah dan dikaruniai tujuh anak, yaitu: 1) Nyai. Hj. Hamidah Hasyim, 2) Moch. Kholil Hasyim, beliau wafat muda, 3) KH. Hasan Basri Hasyim, 4) KH. KhotibKhozin Hasyim, 5) Ny. Hj. Khoiriyah Hasyim, 6) KH. Abdul Karim Hasyim dan 7) Ny Hj. Juwariah Hasyim.
* KH. Abdullah Yaqin (1911-1996)
 
Karena kedekatannya dengan Kiai Sepuh Tempurejo, KH. Irsyad Hasyim pada akhirnya diberi hadiah dua menantu. '''Pertama''', KH. Abdullah Yaqin,; merupakan santri senior nan sangat alim yang diutus oleh [https://iqra.id/kh-abdul-hamid-ulama-madura-yang-disegani-penduduk-mekah-216998/ R. KH. Abdul Hamid Itsbat] [[Palenggaan, Pamekasan|Banyuanyar]] untuk mengaji dan membantu mengajar di Pesantren Tempuran (nama akrab PP. Al-Wafa). KH. Abdullah Yaqin dinikahkan dengan putri pertama KH. Irsyad Hasyim, yakni Ny. Hj. Hamidah Hasyim. '''Kedua''', Kiai Sepuh Tempurejo menghadiahkan putranya yang bernama R. KH. Ahmad Said bin R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa, untuk dinikahkan dengan Ny. Hj. Khoiriyah Hasyim.
Beliau pernah ber-khdimah dan mengaji di Pesantren Sumberanyar, [[Kabupaten Pamekasan|Pamekasan]], lalu mengaji dan berkhidmah kepada R. KH. Abdul Hamid bin Itsbat di [https://banyuanyar.net/banyuanyartv-profil-pondok-pesantren-banyuanyar.html Pondok Pesantren Banyuanyar]. Selang beberapa tahun kemudian, Kiai Sepuh Banyuanyar (panggilan akrab R. KH. Abdul Hamid bin Itsbat) memberikan sepucuk surat kepada KH. Abdullah Yaqin untuk disampaikan kepada putranya, R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa yang hijrah ke Tempurejo mendirikan pesantren. Sebagai seorang santri, KH. Abdullah Yaqin tidak berani membaca surat tersebut, beliau hanya langsung mengantarkannya pada tujuan.
 
* '''KH. Abdullah Yaqin''' (1911-1996Pengasuh III)
Setelah surat itu dibaca oleh Kiai Sepuh Tempuran, KH. Abdullah Yaqin langsung diamanahkan mengajar di pesantren tersebut, di samping berkhidmah kepada sang Kiai hingga pamit boyong dan dihadiahkan kepada sahabatnya, KH. Irsyad Hasyim. Setelah diambil menantu oleh KH. Irsyad Hasyim, KH. Abdullah Yaqin diberi amanah untuk mengasuh Pesantren Mlokorejo pada tahun 1940 atas perintah mertua dan guru, R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa. Sementara itu, KH. Irsyad Hasyim hijrah ke desa [[Kasiyan, Puger, Jember|Kasiyan]], Puger untuk mendirikan pesantren lagi dan dikenal dengan nama "[http://wikimapia.org/9020685/Pondok-Pesantren-Irsyadun-Nasyi-in-YPII Irsyadun-Nasyi'in]".
 
Nama beliau adalah Raden Kiai Abdullah bin Kiai Abdul Yaqin bin Kiai Abdul Qidam Montor bin Kiai Hasan bin Kiai Isnad bin Kiai Arham bin Kiai Adil bin Kiai Abdul Qidam Arsojih. Namun, beliau lebih akrab disebut KH. Abdullah Yaqin Mlokorejo atau Kiaeh Seppo Mloko. Lahir pada 1911 dan wafat pada 1996.
Dari pasangan KH. Abdullah Yaqin dan Ny. Hj. Hamidah Irsyad Hasyim, Allah SWT menganugerahkan tujuh anak: 1) Ny. Hj. Azizah Abdullah (PP. Darussalam Torjun), 2) Ny. Hj. Azimah Abdullah (PP. Bustanul Ulum Krai), 3) Ny. Hj. Aisyah Abdullah (PP. Ulul Albab Candipuro), 4) KH. Syamsul Arifin Abdullah (pengasuh Mlokorejo saat ini), 5) KH. Abdul Hamid Abdullah (PP. Bustanul Ulum Kasiyan), 6) KH. Abdul Halim Abdullah (PP. Bustanul Ulum Daltim Mlokorejo), dan 7) Ny. Hj. Afifah Abdullah (PP. Is'adul Ummah, Susukanrejo, Pasuruan).
 
BeliauSecara keilmuan, beliau pernah ber-khdimah dan mengaji di Pesantren Sumberanyar, [[Kabupaten Pamekasan|Pamekasan]], lalu mengaji dan berkhidmah kepada R. KH. Abdul Hamid bin Itsbat di [https://banyuanyar.net/banyuanyartv-profil-pondok-pesantren-banyuanyar.html Pondok Pesantren Banyuanyar]. Selang beberapa tahun kemudian, Kiai Sepuh Banyuanyar (panggilan akrab R. KH. Abdul Hamid bin Itsbat) memberikan sepucuk surat kepada KH. Abdullah Yaqin untuk disampaikan kepada putranya, R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa yang hijrah ke Tempurejo mendirikan pesantren. Sebagai seorang santri, KH. Abdullah Yaqin tidak berani membaca surat tersebut, beliau hanya langsung mengantarkannya pada tujuan.
* KH. Syamsul Arifin Abdullah
 
Setelah surat itu dibaca oleh Kiai Sepuh Tempuran, KH. Abdullah Yaqin langsung diamanahkan mengajar di pesantren tersebut, di samping berkhidmah kepada sang Kiai hingga pamit boyong dan dihadiahkan kepada sahabatnya, KH. Irsyad Hasyim. Setelah diambil menantu oleh KH. Irsyad Hasyim, KH. Abdullah Yaqin diberi amanah untuk mengasuh Pesantren Mlokorejo pada tahun 1940 atas perintah mertuamertuanya, KH. Irsyad Hasyim, dan guru, R. KH. Abdul Aziz Ali Wafa. Sementara itu, KH. Irsyad Hasyim hijrah ke desa [[Kasiyan, Puger, Jember|Kasiyan]], Puger untuk mendirikan pesantren lagi dan dikenal dengan nama "[http://wikimapia.org/9020685/Pondok-Pesantren-Irsyadun-Nasyi-in-YPII Irsyadun-Nasyi'in]".
Rihlah ilmiah KH. Syamsul Arifin dimulai dari pendidikan sang ayah, lalu beliau mengikuti jejak langkah ayahnya untuk mengaji di Pondok Pesantren Banyuanyar selama kurang lebih 10 tahun. Setelah dianggap cukup, beliau kemudian singgah di Pondok Pesantren Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan untuk kembali menimba ilmu. Tidak hanya sampai di situ, KH. Syamsul Arifin masih meneruskan ngaji-nya di tanah Haramain, Mekah dan Madinah. Beliau menghadiri majelis para ulama dan menyambungkan sanad keilmuan, di antaranya kepada: 1) [[Muhammad bin Alawi al-Maliki|Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki]], 2) [https://mubakid.or.id/archives/1149 Syekh Ismail Utsman Zein Yamani], 3) [https://jurnaltauhid.wordpress.com/2013/09/17/abdullah-dardum-al-fadani-sibuwaih-di-zamannya-2/ Syekh Abdullah Ahmad Dardum], 4) [[Yasin Al-Fadani|Syekh Yasin Isa al-Fadani]] dan beberapa masyayikh [[Madrasah Al-Shaulatiyah|Madarsah Shaulatiyah]]. Baru setelah berlama di tanah [[Hijaz]], beliau kembali ke Indonesia.
 
Dari pasangan KH. Abdullah Yaqin dan Ny. Hj. Hamidah Irsyad Hasyim, Allah SWT menganugerahkan tujuh anak: 1) Ny. Hj. Azizah Abdullah (PP. Darussalam Torjun), 2) Ny. Hj. Azimah Abdullah (PP. Bustanul Ulum II Krai), 3) Ny. Hj. Aisyah Abdullah (PP. Ulul Albab Candipuro), 4) KH. Syamsul Arifin Abdullah (pengasuh Mlokorejo saat ini), 5) KH. Abdul Hamid Abdullah (PP. Bustanul Ulum III Kasiyan), 6) KH. Abdul Halim Abdullah (PP. Bustanul Ulum DaltimDalem Timur Mlokorejo), dan 7) Ny. Hj. Afifah Abdullah (PP. Is'adul Ummah, Susukanrejo, Pasuruan).
Sejak tahun 1988, KH. Abdullah Yaqin sudah mengkader putranya, KH. Syamsul Arifin untuk memimpin pesantren. Dan pasca kewafatan KH. Abdullah Yaqin, KH. Syamsul Arifin kemudian didaulat menjadi pengasuh pesantren, 1996.
 
* '''KH. Syamsul Arifin Abdullah''' (Pengasuh IV, saat ini)
 
Merupakan putra tertua KH. Abdullah Yaqin. Rihlah ilmiah KH. Syamsul Arifin dimulai dari pendidikan sang ayah, lalu beliau mengikuti jejak langkah ayahnya untuk mengaji di Pondok Pesantren Banyuanyar selama kurang lebih 10 tahun. Setelah dianggap cukup, beliau kemudian singgah di Pondok Pesantren Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan untuk kembali menimba ilmu. Tidak hanya sampai di situ, KH. Syamsul Arifin masih meneruskan ngaji-nya di tanah Haramain, Mekah dan Madinah.
 
Rihlah ilmiah KH. Syamsul Arifin dimulai dari pendidikan sang ayah, lalu beliau mengikuti jejak langkah ayahnya untuk mengaji di Pondok Pesantren Banyuanyar selama kurang lebih 10 tahun. Setelah dianggap cukup, beliau kemudian singgah di Pondok Pesantren Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan untuk kembali menimba ilmu. Tidak hanya sampai di situ, KH. Syamsul Arifin masih meneruskan ngaji-nya di tanah Haramain, Mekah dan Madinah. Beliau menghadiri majelis para ulama dan menyambungkan sanad keilmuan, di antaranya kepada: 1) [[Muhammad bin Alawi al-Maliki|Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki]], 2) [https://mubakid.or.id/archives/1149 Syekh Ismail Utsman Zein Yamani] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210521141925/https://mubakid.or.id/archives/1149 |date=2021-05-21 }} , 3) [https://jurnaltauhid.wordpress.com/2013/09/17/abdullah-dardum-al-fadani-sibuwaih-di-zamannya-2/ Syekh Abdullah Ahmad Dardum], 4) [[Yasin Al-Fadani|Syekh Yasin Isa al-Fadani]] dan beberapa masyayikh [[Madrasah Al-Shaulatiyah|Madarsah Shaulatiyah]]. Baru setelah berlama di tanah [[Hijaz]], beliau kembali ke Indonesia.
 
Sejak tahun 1988, KH. Abdullah Yaqin sudah mengkader putranya, KH. Syamsul Arifin untuk memimpin pesantren. Dan pasca kewafatan KH. Abdullah Yaqin, KH. Syamsul Arifin kemudian didaulatdiangkat menjadi pengasuh pesantren, 1996.
 
Beliau dinikahkan oleh KH. Abdullah Yaqin dengan Ny. Hj. Karimah Aschal, putri [https://www.laduni.id/post/read/903/biografi-kh-abdullah-schal-bangkalan KHS. Abdullah Schal Bangkalan]. Dari pernikahan ini, KH. Syamsul Arifin dianugerahi enam anak: 1) KH. Abdullah Hanani, 2) Ny. Hj. Sulthonah, 3) KH. Abdul Mughits, 4) Lora Muhammad, 5) Ning Romlah Hamidah, 6) Ning Athiyah Muthmainnah.
 
=== Pendidikan= ==
Pada awalnya, sistem pendidikan Pondok Pesantren Mlokorejo menggunakan metode lama, yaitu sorogan, bandongan dan halakah. Metode sorogan artinya murid membacakan satu kitab di hadapan guru, metode bandongan adalah seorang guru membacakan kitab di hadapan murid, sedangkan halakah adalah istilah untuk sebuah diskusi keilmuan yang dilakukan oleh beberapa orang dengan bentuk melingkar.
 
Seiring dengan semakin banyaknya santri yang mengaji dan me-santren, pada 1940 atas saran Kiai Sepuh Tempurejo, KH. Abdullah Yaqien memberi nama pesantren dengan nama Pondok Pesantren Bustanul Ulum.
 
Seiring dengan bertambahnya para santri dan semakin banyaknya santri yang berminat untuk menetap, pada tahun 1940 atas saran Kiai Sepuh Tempurejo, KH. Abdullah Yaqien memberi nama pesantren dengan nama Pondok Pesantren Bustanul Ulum. Pada tahun 1950, Pondok Pesantren Bustanul Ulum membuka sekolah formal. Sekolah formal tersebut dibuka dari lembaga yang paling rendah, yaitu ''Roudatul Athfal'' sampai lembaga tinggi pada saat itu, yaitu Pendidikan Guru Agama (PGA).
 
Setelah berbagai lembaga formal didirikan, pada tahun 1956 KH. Abdullah Yaqin menderikanmendirikan Yayasan Wakaf Pendidikan Islam (YWPI). Pendirian yayasan ini dimaksudkan untuk memayungi berbagai lembaga formal dan non-formal yang bekerja sama dengan Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo.
 
Sejak didirikannya Yayasan Wakaf Pendidikan Islam (YWPI), perjalanan Pondok Pesantren Bustanul Ulum semakin berkembang. Perkembangan ini ditandai dengan dukungan beberapa cabang madrasah atau sekolah dan pesantren di luar Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo. Sebagai ketua yayasan, KH. Abdullah Yaqin berkeinginan agar yayasan tidak hanya mengurus bidang pendidikan, tetapi juga turut berkiprah dalam menyejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat disekitar pesantren.
Baris 64 ⟶ 78:
Seiring dengan perkembangan zaman, pembelajaran non-formal saja dirasa belum cukup. Oleh karena itu, para sesepuh, pengurus dan wali santri mengharapkan di lingkungan Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo didirikan kembali sekolah formal. Setelah melalui proses musyawarah yang panjang akhirnya pada tahun [[2000]] [[google:SMP-SMA Plus Bustanul Ulum, Jalan KH. Abdullah Yaqien, Krajan Timur, Mlokorejo, Jember Regency, East Java|SMP Plus Bustanul Ulum]] didirikan melihat keberminatan santri yang semakin tingggi terhadap ilmu formal.
 
Setelah tiga tahun kemudian, [[2003]], didirikanlah SMA Sultan Agung Filial Mlokorejo yang kemudian bergani nama menjadi [[google:SMP-SMA Plus Bustanul Ulum, Jalan KH. Abdullah Yaqien, Krajan Timur, Mlokorejo, Jember Regency, East Java|SMA Plus Busatanul Ulum]] pada 2005. Dan pada awal tahun 2007, Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo bekerja sama dengan [[Universitas Islam Jember|Universitas Islam Jember (UIJ)]] untuk membuka [[Filial|kelas filial]] di lingkungan Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo. Kemudian pada tahun 2023, pesantren ini membuka perguruan tinggi secara independen, bernama Sekolah Tinggi Raden Abdullah Yaqin, atau yang disingkat STAI RAYA.
 
Seperti dawuh dari KH. Syamsul Arifin Abdullah, bahwa PP.Ponpes Bustanul Ulum Mlokorejo ini, akan terus dikembangkan dari segi pembangunan maupun yang lainnya sampai hari kiamat nanti. [http://digilib.uinsby.ac.id]
 
=== Pendidikan Formal= ==
1. R.A Al-Musthafa
 
Baris 77 ⟶ 91:
3. SMA Plus Bustanul Ulum
 
4- STAI Raden Abdullah Yaqin
4- Kelas Filial
 
=== Pendidikan Non Formal= ==
1. TPQ Bustanu Ulum (khusus anak dari luar pesantren)
 
2. Madrasatul Qur’an Al-Lailiyah
 
3. Madrasah Ibtidaiyah (Ula)
Baris 94 ⟶ 108:
7. Halakah Kitab Kuning
 
=== Fasilitas= ==
1. Masjid
 
Baris 123 ⟶ 137:
14. Ruang Pertemuan
 
=== Ekstrakurikuler= ==
1. Tahfidz al-Qur’an
 
Baris 154 ⟶ 168:
15. Markaz Bahasa Arab dan Inggris
 
=== Alamat= ==
Jl. K.H. Abdullah Yaqien no1-5 Mlokorejo, Puger, Jember
Telpon: (0336) 721234 / (0336) 721444
Kode Pos: 68164
 
{{Uncategorized|date=Desember 2022}}
 
== Rujukan ==
 
* Wawancara dengan R. KH. Abdullah Hanani Syamsul Arifin Abdullah
* Wawancara dengan Lora H. Ismail Abdul Hamid Abdullah
* Situs resmi Ponpes Bustanul Ulum Mlokorejo