Dialek bahasa Sunda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Dhivehi Man (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(35 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 9:
|child4=[[#Dialek Tenggara|Sunda Tenggara]]
|child5=[[#Dialek Timur Laut|Sunda Timur Laut]]
|child6=[[#Dialek Tengah
|map=Sundanese dialects distribution map.svg|mapcaption=Peta dialek-dialek bahasa Sunda|mapalt=Peta dialek-dialek bahasa Sunda}}
'''Dialek bahasa Sunda''' (
Dalam bahasa Sunda, istilah ''basa wewengkon'' dapat diterjemahkan secara [[Arti harfiah|harfiah]] sebagai 'bahasa wilayah' (''basa'' artinya [[bahasa]], ''wewengkon'' artinya [[wilayah]]) karena pada umumnya, dialek-dialek bahasa Sunda dibedakan berdasarkan wilayah geografis. Bahasa Sunda itu sendiri merupakan anggota dari [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|bahasa-bahasa Melayu-Polinesia]] dalam [[rumpun bahasa Austronesia]], yang bersama dengan [[bahasa Badui]] membentuk [[rumpun bahasa Sunda-Badui]], meskipun bahasa Badui kadangkala juga dianggap sebagai sebuah dialek dalam bahasa Sunda.{{Efn|Dalam pengklasifikasian bentuk-bentuk bahasa Sunda, seringkali tidak ada perbedaan yang jelas antara bahasa dan dialek}}
Dialek bahasa Sunda sebagai bentuk vernakular berfungsi sebagai [[alat]] [[komunikasi]] [[Bahasa lisan|lisan]] yang biasanya digunakan sehari-hari oleh masyarakat yang letak [[tempat tinggal]]nya jauh dari pusat pemakai bahasa Sunda baku ([[Parahyangan]]), meskipun demikian, bahasa Sunda baku (''lulugu'' {{Script/Sund|ᮜᮥᮜᮥᮌᮥ}}) tetap diterima dan dipahami secara [[universal]] oleh orang-orang yang [[Melek aksara|melek huruf]] dalam bahasa Sunda, atau setidaknya oleh orang-orang yang pernah mengenyam [[pendidikan]] [[sekolah]] yang menerapkan bahasa Sunda Priangan sebagai bahasa pengantar atau sebagai salah satu [[Disiplin ilmiah|mata pelajaran]].''{{Sfnp|Abdurrachman|Umsari|Zarkasih|1985|pp=1}}''▼
▲Dialek bahasa Sunda sebagai bentuk vernakular berfungsi sebagai [[alat]] [[komunikasi]] [[Bahasa lisan|lisan]] yang biasanya digunakan sehari-hari oleh masyarakat yang letak [[tempat tinggal]]nya jauh dari pusat pemakai bahasa Sunda baku ([[Parahyangan]]), meskipun demikian, bahasa Sunda baku (''lulugu''
Dalam perkembangannya, bentuk standar dan vernakular bahasa Sunda lambat laun mengalami pengutuban hingga seakan-akan tinggal menyisakan dua [[laras bahasa]], yakni bahasa Sunda Priangan (baku) dianggap sebagai bahasa yang [[Hormat|halus]]{{Sfnp|Arifin|2016|pp=3}}{{Sfnp|Arifin|2016|pp=12-13}} dan dialek-dialek bahasa Sunda lainnya dianggap sebagai bahasa yang [[Loma|kasar]],{{Sfnp|Arifin|2016|pp=16}} hal ini disebabkan bahasa Sunda Priangan memiliki sebuah sistem tingkatan berbahasa yang dinamakan [[tatakrama bahasa Sunda|''undak usuk'']] atau tatakrama bahasa Sunda yang membedakan penggunaan bahasa oleh pembicara ketika bertutur dengan lawan bicara yang sudah akrab dan dengan lawan bicara yang dihormati, sedangkan, dialek-dialek bahasa Sunda non-standar kebanyakan tidak mengenal sistem tingkatan berbahasa seperti ini, dan hanya menggunakannya secara terbatas.''{{Sfnp|Abdurrachman|Umsari|Zarkasih|1985|pp=8}}'' Oleh karena itu, pengertian bahasa halus dan bahasa kasar dalam bahasa Sunda seharusnya tidak dipandang dari variasi bahasa menurut wilayah geografisnya, melainkan dari tingkat tutur berdasarkan konteks pembicaraan antara pembicara dengan lawan bicara (''[[Tatakrama bahasa Sunda|Tatakrama basa Sunda]]''). ▼
▲Dalam perkembangannya, bentuk standar dan vernakular bahasa Sunda lambat laun mengalami pengutuban hingga seakan-akan tinggal menyisakan dua [[laras bahasa]], yakni bahasa Sunda Priangan (baku) dianggap sebagai bahasa yang [[Hormat|halus]]{{Sfnp|Arifin|2016|pp=3}}{{Sfnp|Arifin|2016|pp=12-13}} dan dialek-dialek bahasa Sunda lainnya dianggap sebagai bahasa yang [[Loma|kasar]]
Bahasa Sunda Priangan sebagai ragam baku secara [[linguistik]] merupakan sebuah dialek juga. Ragam ini menjadi baku karena munculnya prestise sosial tertentu. Faktor penentu ragam baku pada bahasa Sunda adalah digunakannya ragam bahasa pada kalangan terdidik atau [[ilmuwan]] yang dianggap oleh masyarakat sebagai golongan yang terdiri atas orang-orang yang berpengetahuan lebih dari orang kebanyakan. Nilai tinggi yang diberikan oleh masyarakat terhadap penutur itu memberikan prestise kepada ragam bahasanya.{{Sfnp|Arifin|2016|pp=11-12}}
== Pembagian ==
Jumlah dialek dalam bahasa Sunda hingga sekarang belum dapat ditentukan dengan pasti sebab belum diteliti seluruhnya secara deskriptif. Salah seorang pengamat bahasa Sunda bernama Satjadibrata pernah mengungkapkan bahwa dialek bahasa Sunda itu ada sembilan, yaitu dialek Bandung, Banten, Cianjur, Purwakarta, Cirebon, [[Bahasa Sunda Kuningan|Kuningan]], [[Bahasa Sunda Sumedang|Sumedang]], [[Bahasa Sunda Garut|Garut]], dan [[Bahasa Sunda Ciamis|Ciamis]].{{Sfnp|Sutawijaya|Samsuri|pp=1|Wahyu|1985}} Sementara itu, beberapa organisasi, seperti ''[[Ethnologue]]'' dan ''MultiTree'' menyatakan ada 4 dialek utama bahasa Sunda yang diberikan kodenya masing-masing yaitu, Banten (sun-ban),<ref>{{Cite web|title=Banten of Sunda (sun)|url=http://multitree.org/codes/sun-ban|website=MultiTree}}</ref> Cirebon (sun-cir),<ref>{{Cite web|title=Cirebon of Sunda (sun)|url=http://multitree.org/codes/sun-cir|website=MultiTree}}</ref> Priangan (sun-pri),<ref>{{Cite web|title=Pringan of Sunda (sun)|url=http://multitree.org/codes/sun-pri|website=MultiTree}}</ref> dan Bogor-Karawang (sun-bog),<ref>{{Cite web|title=Bogor of Sunda (sun)|url=http://multitree.org/codes/sun-bog|website=MultiTree}}</ref> sedangkan ''[[Glottolog]]'' membagi bahasa Sunda menjadi
=== ''Ethnologue & MultiTree'' ===
{{Tree list}}
* [[Bahasa Sunda|Sunda]]
{{Tree list/end}}
=== ''Glottolog 4.
{{Tree list}}
* [[Bahasa Sunda|Sunda]]
** [[Bahasa Sunda Kuno|Sunda Kuno]]
** [[Bahasa Sunda Banten|Sunda Banten]]
** Sunda Tengah-Timur
*** [[Bahasa Sunda Brebes|Sunda Brebes]]
*** [[Bahasa Sunda Indramayu|Sunda Indramayu]]
** [[Bahasa Sunda Pesisir Utara|Sunda Utara]]
*** [[Bahasa Sunda Bogor|Sunda Bogor]]
** [[Bahasa Sunda Priangan|Sunda Priangan]]
*** [[Bahasa Sunda Bandung|Sunda Bandung]]
*** [[Bahasa Sunda Ciamis|Sunda Ciamis]]
*** [[Bahasa Sunda Garut|Sunda Garut]]
*** [[Bahasa Sunda Sumedang|Sunda Sumedang]]
*** [[Bahasa Sunda Tasikmalaya|Sunda Tasikmalaya]]
{{Tree list/end}}
== Wilayah persebaran ==
[[Berkas:Ogeh Oge Ogen.png|jmpl|ka|350px|Peta zona pemakaian [[adverbia]] ''géh'', ''gé'', ''gén'' dalam dialek-dialek bahasa Sunda]]
Wilayah persebaran dialek bahasa Sunda secara alami meliputi daerah [[Banten]] di ujung barat hingga ke [[kabupaten Cilacap]] dan [[kabupaten Brebes]] di sebelah timur. Di bawah ini dijelaskan wilayah tempat digunakannya setiap dialek bahasa Sunda.
=== Dialek Barat ===
{{Utama|Bahasa Sunda Banten}}
Dialek Barat yang dikenal sebagai [[bahasa Sunda Banten]] dituturkan di sebagian besar wilayah [[Banten|provinsi Banten]] yang mencakup [[Kabupaten Serang]] bagian selatan, [[Kota Serang]] bagian selatan, [[Kabupaten Tangerang]], [[Kabupaten Pandeglang]], dan [[Kabupaten Lebak]], serta di luar wilayah provinsi Banten seperti, [[Kabupaten Bogor]] khususnya wilayah [[Jasinga Raya]] ([[bahasa Sunda Jasinga]]), dan bagian
=== Dialek Utara ===
{{Utama|Bahasa Sunda Pesisir Utara}}
Wilayah utama penggunaan dialek Utara berada di [[Kabupaten Bogor]] dan [[Kota Bogor]], selain itu, dialek Utara juga mencakup ragam percakapan bahasa Sunda yang dituturkan di [[Kabupaten Bekasi]] bagian
=== Dialek Selatan ===
{{Utama|Bahasa Sunda Priangan}}
Dialek Selatan atau [[bahasa Sunda Priangan|Dialek Priangan]] merupakan bentuk standar bahasa Sunda yang digunakan dalam komunikasi resmi dan formal, juga digunakan dalam berbagai hal, seperti dalam [[Rapat|rapat resmi]], [[media massa]] atau [[Percetakan|media cetak]], [[Belajar|pembelajaran di sekolah]] (dikenal sebagai ''basa sakola''), dan hal-hal [[publik]] lainnya. Dialek ini pertama kali dibakukan pada tahun [[1872]] oleh [[pemerintah]] [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]] dalam rangka menjadikannya sebagai bahasa komunikasi di lingkungan pemerintahan dan [[Bangsawan|kaum bangsawan]] [[pribumi]] di [[Keresidenan Priangan]].{{Sfnp|Wahya|2002|pp=2}}
=== Dialek Tenggara ===
{{Utama|Bahasa Sunda Ciamis}}
Dialek Tenggara pada dasarnya merupakan dialek yang memiliki banyak kemiripan dengan dialek Selatan, tetapi dalam beberapa hal, dialek Tenggara memiliki kekhasannya tersendiri bila dibandingkan dialek lainnya. Wilayah penggunaan dialek ini terutama berada di [[Kabupaten Ciamis]], [[Kota Banjar]], [[Kabupaten Pangandaran]], serta sebagian daerah di [[Kabupaten Cilacap]]. Di Kabupaten Ciamis, dialek Tenggara dikenal sebagai [[bahasa Sunda Ciamis]].{{Sfnp|Asteka|2019|pp=210}}{{Sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=154|Zein|2021}}{{Sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=157|Zein|2021}} Contoh [[sastrawan]] yang menggunakan bahasa Sunda Ciamis dalam karya-karyanya adalah [[Ahmad Bakri]] yang berasal dari [[Rancah, Ciamis]].{{Sfnp|Rosidi|2012|pp=39}}
Baris 74 ⟶ 87:
Dialek Timur Laut adalah ragam percakapan bahasa Sunda yang dituturkan di beberapa wilayah [[Keresidenan Cirebon|eks-Keresidenan Cirebon]], seperti, [[Kabupaten Cirebon]] (dikenal sebagai [[bahasa Sunda Cirebon]]), [[Kabupaten Kuningan]] ([[bahasa Sunda Kuningan]]), dan [[Kabupaten Indramayu]] (dikenal sebagai [[Bahasa Sunda Indramayu|bahasa Sunda Parean-Lelea]]), serta dituturkan di [[Kabupaten Brebes]] (dikenal sebagai [[bahasa Sunda Brebes]]).''{{Sfnp|Abdurrachman|Umsari|Zarkasih|1985|pp=5-6}}'' Kosakata khas dialek Timur Laut terutama dialek Kuningan sering diselipkan dalam karya-karya sastra ciptaan [[Ki Umbara]] (nama samaran dari Wiredja Ranusulaksana).{{Sfnp|Rosidi|2012|pp=38-39}}
==== Dialek Tengah
Dialek yang wilayah penuturannya terkonsentrasi di [[Kabupaten Majalengka]] ini dikenal sebagai bahasa Sunda dialek Majalengka atau [[bahasa Sunda Majalengka]].{{Sfnp|Asteka|2019|pp=210}} Secara gramatikal, dialek Tengah
== Kajian diakronis ==
Baris 94 ⟶ 107:
=== Ciri ===
[[Berkas:Phonotactics changes from Old Sundanese to Modern Sundanese.svg|jmpl|Evolusi pola fonotaktik eu-u dari [[Bahasa Sunda Kuno|bahasa Sunda kuno]] menjadi o-u; a-u (dialek non-standar) atau i-u (dialek standar) dalam bahasa Sunda modern pada contoh kata ''teulu'' → ''tolu''/''talu'' & ''tilu'' '[[3 (angka)|tiga]]'.{{Sfnp|Noorduyn|Teeuw|pp=72-73|2006}}{{Sfnp|Noorduyn|Teeuw|pp=332|2006}}|245x245px]]
Secara umum, perdedaan dialek geografis bahasa Sunda yang menonjol tampak pada perbedaan [[kosakata]], misalnya, ada dialek h dan dialek non-h dan ada dialek berciri fonotaktik eu-u, o-u, a-u, pada satu sisi dan dialek berciri fonotaktik i-u pada sisi lain (misalnya, ''leuntuh'', ''lontuh'', ''lantuh'' dengan ''lintuh'' ‘gemuk’). Ciri fonotaktik pertama menonjol dalam perbandingan leksikon baku dengan dialek Cirebon (dalam hal ini dialek Indramayu), sedangkan ciri fonotaktik kedua menonjol dalam perbandingan leksikon dialek Banten dan dialek Cirebon dengan leksikon baku dan dialek daerah lain.
Perbedaan lain yang juga cukup menonjol dalam dialek Sunda adalah aksen, yakni perbedaan dalam intonasi, misalnya, dikenal aksen [[Cigondewah Kaler, Bandung Kulon, Bandung|Cigondewah]] dan [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]], yang berbeda dengan aksen baku dan dialek di daerah lain umumnya.{{Sfnp|Wahya|2002|pp=4}}
=== Relasi ===
Baik dialek standar (Priangan) maupun dialek non-standar, sebagaimana disinggung sebelumnya, dapat menampakkan pewarisan etimon dalam beberapa leksikonnya.
Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan relasi leksikon antar dialek bahasa Sunda.{{Sfnp|Wahya|2002|pp=4-5}}
Baris 226 ⟶ 239:
== Referensi ==
=== Keterangan ===
{{notelist}}
=== Catatan kaki ===
Baris 268 ⟶ 283:
* {{Cite thesis|last=Wahya|title=Bahasa Sunda di Kecamatan Kandanghaur dan Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu: Kajian Geografi Dialek|date=1995|degree=Master|publisher=Universitas Padjajaran|place=Bandung}}
* {{Cite journal|last=Wahya|author-mask=3|year=2000|title=Fonem /h/ dalam Dialek-Dialek Bahasa Sunda|journal=Sastra|volume=8|issue=5}}
* {{Cite conference|conference=Makalah Seminar Internasional Hari Bahasa Ibu|title=Inovasi Bentuk Dalam Variasi Geografis Bahasa Sunda: Kedinamisan Dan Keharmonisan Dalam Perubahan Bahasa Ibu|url-status=live|volume=|last=Wahya|author-mask=3|first=|location=Bandung|publisher=Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran|ref=harv|year=2010|url=https://pustaka.unpad.ac.id/archives/129112|type=|oclc=|pages=1-13|doi=|isbn=|language=id}}
{{refend}}
Baris 279 ⟶ 295:
== Pranala luar ==
{{commons cat|Sundanese dialects|{{PAGENAME}}}}
* {{Id}} [[b:Bahasa_Sunda|Bahasa Sunda]] di [[Wikibuku]]▼
* {{Id}} [[b:
* {{Id}} [[wikt:Kategori:
{{Bahasa Sunda}}
|