Partai Kebangkitan Bangsa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 103.176.143.101 (bicara) ke revisi terakhir oleh DayakSibiriak
Tag: Pengembalian
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(26 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Distinguish|Partai Kebangkitan Nusantara}}
{{Redirect|PKB|pajak kendaraan bermotor|pajak kendaraan bermotor}}
{{Infobox Indonesianpartai politicalpolitik partyIndonesia
|name nama = Partai Kebangkitan Bangsa
| logo = [[Berkas:Logo PKB.svg|160px]]
| colorcode = #02754C
|chair ketuaumum = [[Muhaimin Iskandar]]
|SecGen sekjen = [[Hasanuddin Wahid]]
| leader1_title = Ketua Fraksi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]]
| leader1_name = [[Cucun Ahmad Syamsurijal]]
|foundation tahun = {{start date and age|1998|7|23}}
|headquarters kantorpusat = Jalan Raden Saleh No. 9, Senen, [[Jakarta Pusat]] 10430
| youth = [[Garda Bangsa]]
|ideology = [[Pancasila]]<br>[[Demokrasi Islam]]<br>[[Nasionalisme Indonesia|Nasionalisme]]<br>[[Liberalisme]]<ref>{{cite web |url= http://cald.org/members/national-awakening-party|title= Nation Awakening Party|author=[[Dewan Liberal dan Demokrat Asia]] |date= 2016|website= Council of Asian Liberals and Democrats|publisher= |access-date= 19 Agustus 2019 |quote=}}</ref><br>[[Pluralisme]]
| women = [[Perempuan Bangsa]]
|political_position = [[Sentrisme|Tengah]]<ref>{{Cite web|url=https://australiaindonesiacentre.org/commentary/guide-to-the-2019-indonesian-elections-a-little-psephology/|title = Guide to the 2019 Indonesian elections: A little psephology|date = Oktober 2018}}</ref>
| ideologi = [[Pancasila]]<ref name="peta">{{cite journal| title = Peta Baru Ideologi Partai Politik Indonesia| last = Nurjaman| first = Asep| date = 2009| journal = Bestari | via = Neliti.com| url = https://www.neliti.com/publications/243916/peta-baru-ideologi-partai-politik-indonesia| access-date = 2024-03-01}}</ref><br>[[Demokrasi Islam]]<br>[[Nasionalisme Indonesia|Nasionalisme]]<br>[[Konservatisme bangsa]]<br>[[Liberalisme]]<ref>{{cite web |url= http://cald.org/members/national-awakening-party|title= Nation Awakening Party|website= cald.org|publisher= [[Dewan Liberal dan Demokrat Asia|Council of Asian Liberals and Democrats]]|date= 2016|access-date= 2024-03-01 |language=en}}</ref><br>[[Pluralisme]]
|international = [[Sentris Demokrat Internasional]]<br />[[Dewan Liberal dan Demokrat Asia]]<br />[[International Democrat Union|Uni Demokrat Internasional]]<br />[[Uni Demokrat Asia Pasifik]]
| political_position = [[Sentrisme|Tengah]]<ref>{{Cite web|url=https://australiaindonesiacentre.org/commentary/guide-to-the-2019-indonesian-elections-a-little-psephology/|title = Guide to the 2019 Indonesian elections: A little psephology|date = Oktober 2018}}</ref>
| DPRseats = {{Composition bar|58|575|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| international = [[Sentris Demokrat Internasional]]<br />[[Uni Demokrat Internasional]]<br />[[Dewan Liberal dan Demokrat Asia]]<ref>{{cite web|url=http://cald.org/pkb-becomes-full-cald-member/|title=PKB Becomes Full CALD Member|website=cald.org|publisher=[[Dewan Liberal dan Demokrat Asia|Council of Asian Liberals and Democrats]]|access-date=2024-03-01|language=en}}</ref><br />[[Persatuan Demokrat Asia Pasifik]]
| DPRD1seats = {{Composition bar|180|2232|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| DPRD2seatskursi_dpr = {{Composition bar|155358|17340575|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| kursi_dprd1 = {{Composition bar|180|2232|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
|website = {{url|https://www.pkb.id}}
| kursi_dprd2 = {{Composition bar|1553|17340|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
|youth=[[Garda Bangsa]]|women=[[Perempuan Bangsa]]}}
| membership = 386.021 (2023)
'''Partai Kebangkitan Bangsa''' ('''PKB'''), adalah sebuah [[partai politik]] berideologi [[Moderat]] di [[Indonesia]]. Partai ini didirikan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] pada tanggal 23 Juli 1998 (29 [[Rabiulawal|Rabi'ul Awal]] 1419 [[Kalender Hijriah|Hijriah]]) yang dideklarasikan oleh para kiai-kiai [[Nahdlatul Ulama]], seperti [[Munasir Ali]], [[Ilyas Ruhiat]], [[Abdurrahman Wahid]], [[Mustofa Bisri]], [[KH Zuhdi Fatkur|Zuhdi Fatkur]] dan [[Muhith Muzadi]].
| situsweb = {{url|pkb.id}}
}}
'''Partai Kebangkitan Bangsa''' ('''PKB'''), adalah sebuah [[partai politik di Indonesia]] berideologi [[Moderat]]. Partai ini didirikan oleh Presiden Indonesia ke-4 Dr. K.H.[[Abdurrahman Wahid]], Lc. di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] pada tanggal 23 Juli 1998 (29 [[Rabiulawal|Rabi'ul Awal]] 1419 [[Kalender Hijriah|Hijriah]]) yang mendapat dukungan kuat dari para kiai-kiai [[Nahdlatul Ulama]], seperti [[Munasir Ali]], [[Ilyas Ruhiat]], [[Mustofa Bisri]], [[KH Zuhdi Fatkur|Zuhdi Fatkur]] dan [[Muhith Muzadi]].<ref>https://radarseluma.disway.id/read/662649/gus-dur-peran-pkb-dalam-politik-indonesia</ref>
 
== Sejarah ==
 
=== 1998: Pembentukan Partai ===
Pembentukan Partai Kebangkitan Bangsa berawal pada pertemuan para kiai [[Nahdlatul Ulama]] di Pondok Pesantren Langitan, [[Kabupaten Tuban|Tuban]], [[Jawa Timur]] yang diasuh oleh [[Abdullah Faqih|Kiai Haji Abdullah Faqih]]. Dalam pertemuan pada Mei 1998 membicarakan mengenai situasi terakhir negeri dan perlu adanya perubahan besar untuk menyelamatkan bangsa dari kehancuran. Mereka mengembangkan pernyataan resmi, yang dikirim oleh [[Muchid Muzadi|Kyai Muchid Muzadi]] dari [[Kabupaten Jember|Jember]] dan [[Yusuf Muhammad|Gus Yusuf Muhammad]] untuk disampaikan kepada Presiden Soeharto. Namun sebelum mereka sempat menyampaikan pernyataan tersebut, [[Soeharto]] mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.
 
Tidak lama setelah rezim [[Orde Baru]] lengser, digelar ''istighosah'' akbar [[Jawa Timur]] yang mengumpulkan para kiai [[Nahdlatul Ulama]] dikantor Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur dan meminta K.H [[Cholil Bisri|Muhammad Cholil Bisri]] dari [[Kabupaten Rembang|Rembang]], [[Jawa Tengah]] untuk menggagas pendirian partai untuk wadah aspirasi politik [[Nahdlatul Ulama|NU]]. Awalnya, Cholil menolak langkah tersebut karena Cholil masih ingin fokus di [[pesantren]]. Namun, Bisri akhirnya mengalah dan menerima peran kepemimpinan dalam partai yang akan dibentuk tersebut.
 
Seminggu kemudian, pada 6 Juni, [[Cholil Bisri]] bertemu dengan para [[Kiai|kyai]] guna membicarakan pembentukan partai baru tersebut. Undangan telah disampaikan melalui telepon dan lebih dari 200 kyai menghadiri pertemuan yang digelar di rumah [[Cholil Bisri]] di [[Leteh, Rembang, Rembang|Leteh]], [[Kabupaten Rembang|Rembang]], [[Jawa Tengah]]. Rapat ini menghasilkan pembentukan “Panitia Tetap” yang beranggotakan 11 orang, dengan Bisri sebagai ketua dan Gus Yus sebagai sekretaris. Secara bergantian, panitia ini bekerja secara maraton, menyiapkan platform dan komponen partai, termasuk logo yang akan menjadi lambang partai. Logo tersebut dibuat oleh [[Mustofa Bisri|KH A. Mustofa Bisri]].
 
Pengurus Tetap dan perwakilan NU mengadakan konferensi besar di [[Kota Bandung|Bandung]], pada tanggal 4 Juli 1998, yang dihadiri oleh 27 perwakilan daerah. Dalam pembahasan nama organisasi tersebut, berbagai nama yang diusulkan adalah “Partai Kebangkitan Bangsa”, “Partai Kebangkitan Nahdlatul Ummah” dan “Partai Ummat”. Nama yang dipilih sebagai nama resmi partai adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Deklarasi partai berjumlah 72 orang yang mewakili usia organisasi NU, terdiri dari Tim Panitia Tetap (11), Tim Pendamping Lajnah (14), Tim NU (5), Tim Pendamping NU (7), dan dua orang Wakil. dari masing-masing 27 wilayah (27 x 2). Ke-72 pendiri menandatangani Platform Partai dan komponen-komponennya. Namun setelahnya, PBNU memutuskan hanya lima orang yang bisa menjadi pengusung partai tersebut. Kelimanya adalah [[Munasir Ali]], [[Ilyas Ruhiat]], [[Muchid Muzadi]], [[Mustofa Bisri|KH A. Mustofa Bisri]], dan [[Abdurrahman Wahid|Abddurahman Wahid]] yang merupakan Ketua Umum PBNU. 72 nama asli deklarasi partai itu dihapus PBNU.
 
Usai pembentukan partai, deklarasi pun dilaksanakan di Jakarta pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998.<ref>{{Cite web|title=Sejarah Pendirian|url=https://pkb.id/page/sejarah-pendirian/|website=Partai Kebangkitan Bangsa|access-date=2024-03-12}}</ref> Setelah pendeklarasian tersebut, PKB bersiap dalam menghadapi [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|Pemilihan Umum 1999]] dengan sistem yang tidak berbeda jauh dari Pemilu pertama tahun [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|1955]] dan [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1971|1971]].
 
=== 1999: Mengikuti Pemilihan Umum ===
PKB berpartisipasi dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|Pemilu 1999]] dan berhasil memenangkan 12,61% suara nasional atau sebanyak 51 kursi. PKB berhasil mengalahkan suara [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]], partai islam yang dominan dalam sejarah [[Orde Baru]] dan menempati posisi ketiga setelah [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]] dan [[Partai Golongan Karya|Golkar]].<ref name=":0">{{Cite web|date=2021-12-27|title=Partai Kebangkitan Bangsa|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/lembaga/partai-kebangkitan-bangsa|website=Kompaspedia|language=id|access-date=2024-03-12}}</ref> PKB berhasil membangun kembali kepercayaan diri dari kalangan [[Nahdlatul Ulama|Nahdliyin]] dalam bidang politik yang sudah lama terpengaruh sejak era [[Orde Baru]].  Keberhasilan yang telah dipersiapkan selama satu tahun tidak terlepas dari peran para ulama [[Nahdlatul Ulama|NU]] yang memberi dukungan penuh terhadap partai. Namun dibandingkan dengan jumlah kursi di DPR, PKB masih belum melampaui [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]] karena PKB hanya mendapatkan 51 kursi dibandingkan 57 kursi yang diraih [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]].<ref name=":0" />
 
Menjelang [[Pemilihan Presiden Indonesia 1999|pemilihan presiden 1999]], PKB dibawah pimpinan [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] sempat mempertimbangkan untuk membentuk koalisi politik dengan [[Megawati Soekarnoputri]] dari [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]] dan [[Amien Rais]] dari [[Partai Amanat Nasional|PAN]], juga sebuah partai baru yang muncul menjelang Pemilu 1999, untuk melawan Presiden [[B. J. Habibie|Habibie]] dan [[GOLKAR|Golkar]]. Pada bulan Mei, [[Alwi Shihab]] mengadakan konferensi pers di rumahnya di mana Megawati, Wahid dan Amien akan mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama. Di menit-menit terakhir, Megawati memilih untuk tidak hadir, karena dia memutuskan tidak bisa mempercayai Amien.<ref name="autogenerated4">{{cite book|last=Barton|first=Greg|year=2002|url=https://archive.org/details/abdurrahmanwahid00bart/page/270|title=Abdurrahman Wahid: Muslim Democrat, Indonesian President|location=Singapore|publisher=UNSW Press|isbn=0-86840-405-5|page=[https://archive.org/details/abdurrahmanwahid00bart/page/270 270]}}</ref>
 
Untuk persiapan [[Sidang Umum MPR 1999]], PKB membentuk koalisi longgar dengan [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]]. Koalisi longgar tersebut diuji pada saat memilih [[Daftar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Ketua DPR]]. PDI-P mendukung Ketua Umum PKB [[Matori Abdul Djalil]] untuk merebut posisi tersebut, namun Matori Abdul Djalil dikalahkan oleh [[Akbar Tanjung]] yang didukung oleh [[Partai Golongan Karya|Golkar]] dan [[Poros Tengah]] yang dibentuk oleh [[Amien Rais]].<ref name="autogenerated3">{{Cite web|title=Indonesia in Transition: The 1999 Presidential Elections|url=http://www.nbr.org/publications/briefing/pdf/brief9.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20120925021128/http://www.nbr.org/publications/briefing/pdf/brief9.pdf|archive-date=25 September 2012|access-date=29 March 2007|url-status=dead}}</ref> Di saat yang bersamaan, PKB ikut bergabung dalam [[Poros Tengah]] yang terdiri dari PKB, [[Partai Amanat Nasional|PAN]], [[Partai Keadilan Sejahtera|Partai Keadilan]], [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]] dan [[Partai Bulan Bintang|PBB]].<ref>Gus Nuril Soko Tunggal, Khoerul Rosyadi (2010), ''Ritual Gus Dur dan Rahasia Kewaliannya''. Yogyakarta: Galangpress, hlm. 81.</ref> Setelah MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie, [[Partai Golongan Karya|Golkar]] memutuskan untuk mendukung [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]]. Pada 7 Oktober 1999, Amien dan [[Poros Tengah]] secara resmi menyatakan Abdurrahman Wahid sebagai calon presiden.<ref>Barton, halaman 281</ref> Pemilihan presiden yang dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 1999 berpihak pada [[Megawati Soekarnoputri|Megawati]] dan [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] dengan hasil Gus Dur terpilih sebagai presiden dengan perolehan 373 suara, sementara Megawati hanya mendapatkan 313 suara.<ref name="autogenerated32">{{Cite web|title=Indonesia in Transition: The 1999 Presidential Elections|url=http://www.nbr.org/publications/briefing/pdf/brief9.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20120925021128/http://www.nbr.org/publications/briefing/pdf/brief9.pdf|archive-date=25 September 2012|access-date=29 March 2007|url-status=dead}}</ref> Namun, karena mengetahui kerusuhan yang dilakukan oleh pendukung Megawati karena kekalahannya, [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] menyadari bahwa Megawati harus menjadi wakil presiden dan PDI-P harus diakui sebagai partai pemenang pemilu. Maka, Gus Dur memerintah PKB untuk mendukung Megawati sebagai calon Wakil Presiden, Megawati kemudian mengalahkan [[Hamzah Haz]] dan berhasil menjadi wakil presiden perempuan pertama di Indonesia.
 
=== 1999-2004: Pemerintahan Gus Dur & Megawati, Perpecahan Internal dan Pemilu 2004 ===
PKB dalam sejarah politik Indonesia merupakan partai yang paling dinamis dalam hal sukses penguasaan dan kepemimpinan partai. Saat dibawah kepemimpinan [[Matori Abdul Djalil]] selaku ketua umum pertama PKB, PKB solid hingga mampu mendudukan [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] selaku deklarator PKB menjadi Presiden RI keempat. Gus Dur membentuk [[Kabinet Persatuan Nasional]] yang dianggotai oleh kader PKB. Diantara lain adalah tokoh seperti [[Muhammad A. S. Hikam|AS Hikam]], [[Khofifah Indar Parawansa]], [[Mahfud MD]] dan [[Muhammad Tholchah Hasan|Muhammad Tolchah Hasan]].
 
Namun pada 2001, [[Pemakzulan Abdurrahman Wahid|Gus Dur dimakzulkan]].<ref>{{Citation|title=Megawati Resmi Menjadi Presiden Indonesia|newspaper=Tempo Interaktif|year=2001|date=23 Juli 2001|url=http://www.tempointeractive.com/hg/nasional/2001/07/23/brk,20010723-69,id.html|accessdate=5 Oktober 2009|archive-date=2010-01-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20100121133356/http://www.tempointeractive.com/hg/nasional/2001/07/23/brk,20010723-69,id.html|dead-url=yes}}</ref> Sebelum Sidang Khusus MPR, anggota PKB setuju untuk tidak hadir sebagai lambang solidaritas. Namun, [[Matori Abdul Djalil]], ketua PKB, bersikeras hadir karena ia adalah Wakil Ketua MPR. Dengan posisinya sebagai Ketua Dewan Syuro, Gus Dur menjatuhkan posisi Matori sebagai Ketua PKB pada tanggal 15 Agustus 2001 dan melarangnya ikut serta dalam aktivitas partai sebelum akhirnya mencabut keanggotaan Matori pada bulan November.<ref>{{Cite web|title=Tempo Interaktif: Matori dipecat dari PKB|url=http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2001/11/15/brk,20011115-05,id.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20070930023713/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2001/11/15/brk,20011115-05,id.html|archive-date=2007-09-30|dead-url=yes|access-date=2009-10-02}}</ref> Pada tanggal 14 Januari 2002, Matori mengadakan Munas Khusus yang dihadiri oleh pendukungnya di PKB. Munas tersebut memilihnya kembali sebagai ketua PKB. Gus Dur membalasnya dengan mengadakan Munasnya sendiri pada tanggal 17 Januari, sehari setelah Munas Matori selesai<ref>{{Cite web|title=UTAMA<!-- Bot generated title -->|url=http://www.indomedia.com/bernas/012002/01/UTAMA/01uta4.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20041020230400/http://www.indomedia.com/bernas/012002/01/UTAMA/01uta4.htm|archive-date=2004-10-20|dead-url=yes|access-date=2009-10-02}}</ref> Musyawarah Nasional memilih kembali Gus Dur sebagai Ketua Dewan Penasihat dan [[Alwi Shihab]] sebagai Ketua PKB. PKB Gus Dur lebih dikenal sebagai PKB Kuningan sementara PKB Matori dikenal sebagai PKB Batutulis.<ref name=":1">{{Cite web|date=2013-12-27|title=Gus Dur berseteru dengan tiga orang ini di PKB|url=https://www.merdeka.com/politik/gus-dur-berseteru-dengan-empat-orang-ini-di-pkb.html|website=merdeka.com|language=id|access-date=2024-03-13}}</ref> [[Matori Abdul Djalil]] menjadi satu satunya anggota PKB yang menjadi menteri di pemerintahan Megawati di [[Kabinet Gotong Royong]].
 
Ketegangan kedua kubu PKB makin memanas setelah jalur musyawarah gagal mempertemukan kedua kubu. Bahkan adanya campur tangan oleh [[Nahdlatul Ulama|NU]] tidak membuahkan hasil. Pada tahun 2002, NU menyatakan menyerah untuk menyelesaikan konflik kedua kubu tersebut<ref>{{Cite web|date=2003-10-14|title=Kiai Langitan Gagal Pertemukan Gus Dur-Matori|url=https://nasional.tempo.co/read/21709/kiai-langitan-gagal-pertemukan-gus-dur-matori|website=Tempo|language=en|access-date=2024-03-13}}</ref> dan kedua kubu kemudian menempuh jalur hukum untuk menentukan siapa yang paling berhak menjadi pimpinan PKB. [[Nahdlatul Ulama|NU]] juga mewanti-wanti kepada [[Megawati Soekarnoputri]] untuk tidak ikut campur tangan dalam konflik internal PKB.<ref name=":0" /> Konflik internal tersebut berlangsung selama 2 tahun dan pada 2003, [[Mahkamah Agung Republik Indonesia|Makhamah Agung]] memenangkan gugatan [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]].<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|title=Seperti Matori & Alwi, Muhaimin Belum Tentu Menang di MA|url=https://news.detik.com/berita/d-955768/seperti-matori-alwi-muhaimin-belum-tentu-menang-di-ma|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref> [[Matori Abdul Djalil]] yang kalah gugatan MA memutuskan untuk mendirikan partai baru, yakni [[Partai Kejayaan Demokrasi]] (PEKADE).<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Deretan 75 Parpol yang Berhak Daftar Pemilu 2024|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220424135247-617-788950/deretan-75-parpol-yang-berhak-daftar-pemilu-2024|website=nasional|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref>
 
Pada April 2004, PKB berpartisipasi dalam [[Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004]], memperoleh 10.6% suara. Untuk [[Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004]], di mana rakyat akan memilih secara langsung, PKB memilih [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] sebagai calon presiden. Namun, [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] gagal melewati pemeriksaan medis sehingga [[Komisi Pemilihan Umum]] menolak memasukkannya sebagai calon. Gus Dur lalu mendukung [[Salahuddin Wahid]] yang merupakan pasangan dari [[Wiranto]]. Pada 5 Juli 2004, Wiranto dan Salahuddin Wahid kalah dalam pilpres. Untuk pemilihan kedua antara pasangan [[Susilo Bambang Yudhoyono|Yudhoyono]]-[[Jusuf Kalla|Kalla]] dengan Megawati-[[Hasyim Muzadi|Muzadi]], PKB sempat dilirik dukungan oleh kedua pihak peserta pemilihan presiden.<ref name=":2">{{Cite web|title=Kini SBY dan Mega Tinggal Tunggu Keputusan PKB|url=https://news.detik.com/berita/d-199164/kini-sby-dan-mega-tinggal-tunggu-keputusan-pkb|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref> Menurut Wakil Ketua PKB [[Mahfud MD]], PKB memiliki peluang yang sama. Ketiga opsi itu adalah mendukung Mega-Hasyim, mendukung SBY-Kalla, dan bersikap netral. Secara pribadi, Mahfud MD memilih bersikap netral. Namun, sejumlah DPW PKB sudah menyatakan dukungan kepada SBY-Kalla. Namun, ada juga DPW yang menyatakan dukungan Mega-Hasyim.<ref name=":2" /> Namun pada 1 September 2004, Gus Dur dan PKB menyatakan sikap untuk tidak mendukung kedua pihak koalisi dan memperbolehkan kader PKB untuk memilih sesuai hati nurani masing-masing.<ref>{{Cite web|title=Putusan Mukernas: PKB Netral|url=https://news.detik.com/berita/d-200982/putusan-mukernas-pkb-netral|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref>
 
=== 2005-2009: Perpecahan Berlanjutan & Pemilu 2009 ===
PKB mengawali pemerintahan [[Susilo Bambang Yudhoyono|SBY]] sebagai bagian dari oposisi. Pada Agustus 2005, Gus Dur menjadi salah satu pemimpin koalisi politik yang bernama [[Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu]] bersama berbagai tokoh nasional seperti [[Megawati Soekarnoputri|Megawati]], [[Try Sutrisno]], [[Wiranto]] dan [[Akbar Tanjung]]. Koalisi ini kerap mengkritik kebijakan SBY. Namun, PKB kembali mengalami gejolak internal. Konflik kepengurusan tersebut terjadi setelah [[Pemilu 2004]], yakni munculnya PKB versi [[Muhaimin Iskandar]] hasil Muktamar Semarang yang didukung [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] dan PKB versi [[Choirul Anam]] hasil Muktamar Surabaya tahun 2005. PKB pimpinan [[Choirul Anam]] kemudian berubah menjadi [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama]] (PKNU) setelah secara hukum negara mengakui PKB versi Muhaimin. Setelah konflik ini, dinamika PKB relatif mereda sampai 2008.<ref name=":3" /> Sebagai konsekuensi konflik tersebut, Gus Dur memecat [[Alwi Shihab]] dan [[Saifullah Yusuf]] dari kepengurusan PKB.<ref name=":1" />
 
Konflik internal kembali terjadi pada tahun 2008 dengan isu dualisme kepengurusan kembali muncul. Kali ini, ada kepengurusan PKB versi [[Muhaimin Iskandar]] hasil Muktamar Ancol dan PKB versi [[Ali Masykur Musa]] hasil Muktamar Parung, Bogor, yang didukung [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]].<ref name=":3" /> Sebelumnya, memang beredar kabar bahwa alasan pemecatan [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] karena Cak Imin terlalu dekat dengan Istana.<ref name=":1" /> Gus Dur juga sempat menuding Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan Wakil Presiden [[Jusuf Kalla]] sebagai inisiator konflik PKB.<ref>{{Cite web|date=15 April 2008|title=Gus Dur Sebut SBY-JK Biang Runyam PKB|url=https://nasional.kompas.com/read/2008/04/15/20545640/gus.dur.sebut.sby-jk.biang.runyam.pkb|website=[[Kompas]]|access-date=28 Maret 2024}}</ref> Namun kali ini, [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] kalah karena pemerintahan SBY mengakui PKB versi Muktamar Ancol.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2008-07-24|title=Pemerintah Akui PKB Muhaimin|url=https://nasional.kompas.com/read/2008/07/25/00305076/index-html|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-03-20}}</ref> Perpecahan ini mengakibatkan putri Gus Dur, [[Yenny Wahid]], untuk keluar dari PKB dan membentuk partai baru, yakni [[Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru]] (PKBIB).<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2012-07-10|title=Yenny Wahid-Kartini Sjahrir Bentuk Partai|url=https://nasional.kompas.com/read/2012/07/11/01542763/yenny.wahid-kartini.sjahrir.bentuk.partai|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-03-20}}</ref>
 
Perpecahan internal yang berlangsung dalam partai memberi imbasan terhadap perolehan suara PKB dalam [[pemilu 2009]]. Berbagai analis prediksi bahwa suara PKB akan merosot tajam akibat konflik diantara [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] dan [[Muhaimin Iskandar]] yang mengakibatkan basis pemilih dari [[Nahdlatul Ulama|NU]] meninggalkan partai pilihannya untuk partai lain, terutama dengan perkembangan pesat [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama|PKNU]] yang mengancam dominasi PKB di kalangan pemilih [[Nahdlatul Ulama|nahdliyin]].<ref>{{Cite web|title=Suara Parpol Islam Diprediksi Merosot pada Pemilu 2009|url=https://news.detik.com/berita/d-889996/suara-parpol-islam-diprediksi-merosot-pada-pemilu-2009|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref><ref>{{Cite web|title=Suara PKB Diprediksi Bakal Merosot Tajam|url=https://www.nu.or.id/warta/suara-pkb-diprediksi-bakal-merosot-tajam-RmHam|website=NU Online|language=id-id|access-date=2024-03-28}}</ref> Dalam [[pemilu 2009]], PKB hanya berhasil meraup 4,95% suara nasional dan meraih 27 kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]].<ref>{{Cite web|last=Basyari|first=Iqbal|date=2022-09-07|title=Strategi Dua Kaki PKB demi Kuasai 100 Kursi Parlemen|url=https://www.kompas.id/baca/polhuk/2022/09/07/strategi-dua-kaki-pkb-demi-kuasai-100-kursi-parlemen|website=kompas.id|language=id|access-date=2024-03-28}}</ref> Hasil perolehan pemilu 2009 menjadi hasil terburuk yang pernah dicapai oleh PKB selama sejarah elektoralnya.
 
=== 2009-2023: Kebangkitan Kembali & Bergabung Masuk Pemerintahan ===
Sejak kekalahan PKB dalam pemilu legislatif, PKB berusaha memperbaiki jati partai untuk pemilu berikutnya. Hal ini dimulai dalam [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009|pilpres 2009]], dimana PKB dibawah pimpinan [[Muhaimin Iskandar]] memantapkan dukungan pencalonan kembali [[Susilo Bambang Yudhoyono]] sebagai presiden.<ref>{{Cite web|last=Cahyono|first=Budi|date=6 Mei 2009|title=PKB mantap dukung SBY|url=https://news.solopos.com/pkb-mantab-dukung-sby-132473|website=Solo Pos|access-date=28 Maret 2024}}</ref> Meskipun PKB sempat menyodorkan nama [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] sebagai calon wakil presiden mendampingi [[Susilo Bambang Yudhoyono|SBY]], PKB menolak melakukan upaya maneuver untuk berhendak demikian dan mendukung penuh pasangan SBY-[[Boediono]].<ref>{{Cite web|title=Mantap Dukung SBY, PKB Tolak Bermanuver ala PKS dan PAN|url=https://news.detik.com/pemilu/d-1117014/mantap-dukung-sby-pkb-tolak-bermanuver-ala-pks-dan-pan|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref><ref>{{Cite web|title=PKB Dukung SBY-Boediono|url=https://www.nu.or.id/warta/pkb-dukung-sby-boediono-r2RjX|website=NU Online|language=id-id|access-date=2024-03-28}}</ref> Koalisi SBY yang juga terdiri dari [[Partai Amanat Nasional|PAN]], [[Partai Keadilan Sejahtera|PKS]], dan [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]] memenangkan [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009|pilpres 2009]] dengan hasil sebesar 60,8% suara nasional atau 73.874.562 suara. [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] dan kader PKB lainnya, [[Helmy Faishal Zaini]] diangkat sebagai menteri di [[Kabinet Indonesia Bersatu II]].
 
[[Muhaimin Iskandar]] mulai melakukan beberapa upaya memperkuat kembali basis partai. Pada HUT PKB 2010, [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] menegaskan PKB akan menjadi partai yang berdiri sendiri, bahkan menggalang partai lain.<ref>{{Cite web|title=Cak Imin Sampaikan Terima Kasih Kepada Gus Dur|url=https://news.detik.com/berita/d-1403972/cak-imin-sampaikan-terima-kasih-kepada-gus-dur|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref> Ia juga mengajak kader PKB yang sempat berselisih untuk bergabung kembali untuk membesarkan partai.<ref>{{Cite web|title=Muhaimin : Islah PKB Terus Diupayakan|url=https://news.detik.com/berita/d-1289804/muhaimin-islah-pkb-terus-diupayakan|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref> Cak Imin juga mengonsolidasi kembali kekuatan basis suara [[Nahdlatul Ulama|nahdliyin]] menjelang pemilu 2014.<ref>{{Cite web|title=Kompasdata {{!}} Strategi PKB Mendongkrak Suara|url=https://data.kompas.id/data-detail/kompas_statistic/64994c1668b0d1e9c9bf0b49|website=data.kompas.id|language=en|access-date=2024-03-28}}</ref> Upaya ini membantu PKB kembali bangkit pada pemilu 2014 dengan meraup 11,29 juta suara (9,04%), dua kali lipat dari perolehan suaranya pada 2009.<ref>{{Cite web|date=2023-12-15|title=Profil PKB: Kendaraan Politik Nahdliyin Berharap Nasib Baik dari Nomor Urut 1|url=https://www.voaindonesia.com/a/profil-pkb-kendaraan-politik-nahdliyin-berharap-nasib-baik-dari-nomor-urut-1/7396113.html|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2024-04-13}}</ref>
 
Dalam kontestasi [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014|Pilpres 2014]], PKB bersama partai PDI-P, [[Partai NasDem|NasDem]] dan [[Partai Hati Nurani Rakyat|Hanura]] mendukung [[Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]] [[Joko Widodo]] sebagai calon presiden<ref>{{Cite web|last=Hasugian|first=Maria Rita|date=2014-05-11|title=PKB Resmi Dukung Jokowi Jadi Capres|url=https://nasional.tempo.co/read/576870/pkb-resmi-dukung-jokowi-jadi-capres|website=Tempo|language=en|access-date=2024-04-13}}</ref> dan [[Jusuf Kalla]] sebagai calon wakil presiden.<ref>{{Cite web|last=Sulistyawati|first=Anik|date=19 Mei 2014|title=PILPRES 2014 : PDIP, PKB, Hanura, Nasdem Mantap Usung Jokowi-JK|url=https://news.solopos.com/pilpres-2014-pdip-pkb-hanura-nasdem-mantap-usung-jokowi-jk-508645|website=Solopos.com|language=id|access-date=2024-04-13}}</ref>
 
== Identitas politik ==
 
=== Ideologi ===
Undang-Undang Partai Politik Tahun 2008 menyatakan bahwa partai politik diperbolehkan mencantumkan ciri-ciri tertentu yang mencerminkan aspirasi politiknya, sepanjang tidak bertentangan dengan [[Pancasila]] dan [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD 1945]].<ref>{{Cite journal|last=Saifulloh|first=Putra Perdana Ahmad|date=2016|title=Kewajiban Partai Politik Berideologi Pancasila Ditinjau dari Prinsip-Prinsip Negara Hukum Indonesia|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/pandecta/article/view/9276|journal=Pandecta Research Law Journal|volume=11|issue=2|pages=174–188|doi=10.15294/pandecta.v11i2.9276|issn=2337-5418}}</ref> Meski berbasis Islam, PKB mengidentifikasi sebagai partai nasionalis religius. Oleh sebab itu, sejak awal pendirian, PKB selalu menyatakan sebagai partai terbuka dalam pengertian lintas agama, suku, ras, dan lintas golongan.<ref>{{Cite web|last=Wulandari|first=Fitri|date=2023-12-15|title=Profil PKB: Kendaraan Politik Nahdliyin Berharap Nasib Baik dari Nomor Urut 1|url=https://www.voaindonesia.com/a/profil-pkb-kendaraan-politik-nahdliyin-berharap-nasib-baik-dari-nomor-urut-1/7396113.html|website=VOA Indonesia}}</ref> PKB kerap berbeda haluan dengan [[Nahdlatul Ulama]] karena meskipun mendukung peran Islam dalam pemerintahan, PKB tidak memiliki dukungan yang sama dengan organisasi lama terhadap [[republik Islam]] yang secara eksplisit.<ref>Evans, Kevin R (2003). ''The history of political parties & general elections in Indonesia''. Jakarta: Arise Consultancies.</ref> Sebagai contoh, PKB mendukung acara [[Miss World 2013]] yang diselenggarakan di [[Bali]] walaupun ditolak oleh [[Nahdlatul Ulama|NU]] dan ormas Islam konservatif lainnya.<ref>{{Cite web|last=TNR|first=Yandi M. rofiyandi|date=2013-09-06|title=PKB Dukung Miss World, Alat Diplomasi Budaya|url=https://nasional.tempo.co/read/511058/pkb-dukung-miss-world-alat-diplomasi-budaya|website=Tempo|language=en|access-date=2024-04-13}}</ref>
 
=== Dukungan Elektoral ===
Sebagai partai yang didirikan oleh kyai [[Nahdlatul Ulama]], PKB memiliki dukungan historis dengan kalangan ''nahdliyin.'' Partai ini adalah anak kandung dari NU, begitu narasi yang kuat dikumandangkan dari tokoh-tokoh ''nahdliyin.''<ref name=":3">{{Cite web|last=KOMPAS|first=YOHAN WAHYU/Litbang|date=2023-10-22|title=PKB, Mempertahankan Tren Positif Elektoral|url=https://www.kompas.id/baca/riset/2023/10/22/pkb-mempertahankan-tren-positif-elektoral|website=kompas.id|language=id|access-date=2024-03-13}}</ref> Hasil pemilu memperkuat narasi tersebut karena basis pemilih PKB berada di wilayah-wilayah yang memiliki pengaruh kuat dari [[Nahdlatul Ulama|NU]], terutama di [[Jawa Timur]] dan [[Jawa Tengah]]. Hal ini tampak dari porsi sumbangan pemilih dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang lebih besar dibandingkan dengan provinsi lainnya.<ref name=":3" /> Secara sosial ekonomi, mayoritas pemilih PKB yang berpendidikan tinggi meningkat enam kali lipat dibanding pemilu sebelumnya. Jumlah pemilih dari kalangan ibu rumah tangga dan aparat negara juga meningkat cukup signifikan. Di sisi lain, proporsi pemilih PKB yang berwirausaha cenderung berkurang.<ref name=":0" />
 
== Tokoh ==
Baris 25 ⟶ 79:
 
== Pimpinan ==
{| class="wikitable"
{{main|Pimpinan Partai Kebangkitan Bangsa}}
|-
! No. !! Potret !! Ketua Umum !! Mulai Menjabat !! Akhir Jabatan !! Periode
|-
|bgcolor={{Partai Kebangkitan Bangsa/meta/color}}|<center>{{white|'''1'''}}
| [[Berkas:KGR Matori Abdul Djalil.jpg|70px]]
| '''[[Matori Abdul Djalil]]'''<br>({{small|1942-2007}})
| <center>23 Juli 1998
| <center>15 Agustus 2001
| rowspan=2|<center>1
|-
|bgcolor={{Partai Kebangkitan Bangsa/meta/color}}|<center>{{white|'''Pjs'''}}
| rowspan=2|[[Berkas:Alwi Shihab.jpg|70px]]
| rowspan=2|'''[[Alwi Shihab]]'''<br>({{small|1946-}})
| <center>15 Agustus 2001
| <center>17 Januari 2002
|-
|bgcolor={{Partai Kebangkitan Bangsa/meta/color}}|<center>{{white|'''2'''}}
| <center>17 Januari 2002
| <center>25 Mei 2005
| <center>2
|-
| rowspan=4 bgcolor={{Partai Kebangkitan Bangsa/meta/color}}|<center>{{white|'''3'''}}
| rowspan=4|[[Berkas:Muhaimin Iskandar, Candidate for Indonesia's Vice President in 2024.jpg|70px]]
| rowspan=4|'''[[Muhaimin Iskandar]]'''<br>({{small|1966-}})
|<center>25 Mei 2005
|<center>23 Juli 2010
|<center>3
|-
|<center>23 Juli 2010
|<center>1 September 2014
|<center>4
|-
|<center>1 September 2014
|<center>21 Agustus 2019
|<center>5
|-
|<center>21 Agustus 2019
|<center>''petahana''
|<center>6
|}
 
== Perolehan suara dan kursi ==
=== DPR RI ===
{| class="wikitable"
{{electiontable|Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999}}
!Pemilu
'''Perolehan suara Partai Kebangkitan Bangsa pada pemilihan umum legislatif'''
!Jumlah kursi
!Jumlah suara
!Persentase
!Hasil
!Urutan
!Ketua umum
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|1999]]
! align=left style="background-color:#E9E9E9"|Tahun
|{{Composition bar|51|462|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
!align=center style="background-color:#E9E9E9"|Suara
| align="right" |13.336.982
!align=center style="background-color:#E9E9E9; width: 3em;"|%
| align="right" |12,61%
!align=center style="background-color:#E9E9E9; width: 3em;"|Kursi
|''Partai baru''; '''Pro-pemerintah'''
!align=center style="background-color:#E9E9E9; width: 3em;"|%
!| align="center style="background-color:#E9E9E9; width: 3em;"|+/−4
|[[Matori Abdul Djalil]]
|-
| align=left|![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 19992004|19992004]]
|{{Composition bar|52|550|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
|align=right|13,336,982
| align="right" |1211.61989.564
| align="right" |5110,57%
|{{increase}}1 kursi; '''Pro-pemerintah'''
|align=right|11.03
| align=right"center" |n/a3
|[[Alwi Shihab]]
|-style="background:#E9E9E9;"
|-
| align=left|![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 20042009|20042009]]
|{{Composition bar|27|560|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
|align=right|11,989,564
| align="right" |10,575.146.122
| align="right" |524,94%
|{{decrease}}25 kursi; '''Pro-pemerintah'''
|align=right|9,45
| align=right"center" |+17
|[[Muhaimin Iskandar]]
|-
| align=left|![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 20092014|20092014]]
|{{Composition bar|47|560|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
|align=right|5,146,122
| align="right" |4,9411.298.957
| align="right" |279,04%
|{{increase}}20 kursi; '''Pro-pemerintah'''
|align=right|4,82
| align=right"center" |-255
|[[Muhaimin Iskandar]]
|-
| align=left|![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 20142019|20142019]]
|{{Composition bar|58|575|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
|align=right|11,298,957
| align="right" |9,0413.570.097
| align="right" |479,69%
|{{increase}}11 kursi; '''Pro-pemerintah'''
|align=right|8,40
| align=right"center" |+205
|[[Muhaimin Iskandar]]
|-
| align=left|![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 20192024|20192024]]
|{{Composition bar|68|580|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
|align=right|13,570,097
| align="right" |9,6916.115.655
| align="right" |5810,62%
|{{increase}}10 kursi; '''Pro-pemerintah'''
|align=right|10,09
| align=right"center" |+115
|[[Muhaimin Iskandar]]
|}
 
Baris 118 ⟶ 223:
[[Kategori:Partai politik di Indonesia|Kebangkitan Bangsa]]
[[Kategori:Partai Islam|Kebangkitan Bangsa]]
[[Kategori:Partai konservatif nasional|Kebangkitan Bangsa]]
[[Kategori:Partai liberal|Kebangkitan Bangsa]]
[[Kategori:Partai politik yang didirikan tahun 1998]]