Partai Kebangkitan Bangsa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OnAir21 (bicara | kontrib)
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Distinguish|Partai Kebangkitan Nusantara}}
{{Redirect|PKB|pajak kendaraan bermotor|pajak kendaraan bermotor}}
{{Infobox Indonesianpartai politicalpolitik partyIndonesia
|name nama = Partai Kebangkitan Bangsa
| logo = [[Berkas:Logo PKB.svg|160px]]
| colorcode = #02754C
|chair ketuaumum = [[Muhaimin Iskandar]]
|SecGen sekjen = [[Hasanuddin Wahid]]
| leader1_title = Ketua Fraksi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]]
| leader1_name = [[Cucun Ahmad Syamsurijal]]
|foundation tahun = {{start date and age|1998|7|23}}
|headquarters kantorpusat = Jalan Raden Saleh No. 9, Senen, [[Jakarta Pusat]] 10430
| youth = [[Garda Bangsa]]|women=[[Perempuan Bangsa]]}}
|ideology = [[Pancasila]]<ref name="peta">{{cite journal| title = Peta Baru Ideologi Partai Politik Indonesia| last = Nurjaman| first = Asep| date = 2009| journal = Bestari | via = Neliti.com| url = https://www.neliti.com/publications/243916/peta-baru-ideologi-partai-politik-indonesia| access-date = 2024-03-01}}</ref><br>[[Demokrasi Islam]]<br>[[Nasionalisme Indonesia|Nasionalisme]]<br>[[Konservatisme bangsa]]<br>[[Liberalisme]]<ref>{{cite web |url= http://cald.org/members/national-awakening-party|title= Nation Awakening Party|website= cald.org|publisher= [[Dewan Liberal dan Demokrat Asia|Council of Asian Liberals and Democrats]]|date= 2016|access-date= 2024-03-01 |language=en}}</ref><br>[[Pluralisme]]
| women = [[Perempuan Bangsa]]
|political_position = [[Sentrisme|Tengah]]<ref>{{Cite web|url=https://australiaindonesiacentre.org/commentary/guide-to-the-2019-indonesian-elections-a-little-psephology/|title = Guide to the 2019 Indonesian elections: A little psephology|date = Oktober 2018}}</ref>
|international ideologi = [[Sentris Demokrat InternasionalPancasila]]<brref name="peta">{{cite journal| title = Peta Baru Ideologi Partai Politik Indonesia| last = Nurjaman| first = Asep| date = 2009| journal = Bestari | via = Neliti.com| url = https://www.neliti.com/publications/243916/peta-baru-ideologi-partai-politik-indonesia| access-date = 2024-03-01}}</ref><br>[[UniDemokrasi Demokrat InternasionalIslam]]<br>[[Nasionalisme /Indonesia|Nasionalisme]]<br>[[DewanKonservatisme Liberal dan Demokrat Asiabangsa]]<br>[[Liberalisme]]<ref>{{cite web |url= http://cald.org/pkbmembers/national-becomesawakening-full-cald-member/party|title=PKB BecomesNation FullAwakening CALD MemberParty|website= cald.org|publisher= [[Dewan Liberal dan Demokrat Asia|Council of Asian Liberals and Democrats]]|date= 2016|access-date= 2024-03-01 |language=en}}</ref><br />[[Persatuan Demokrat Asia PasifikPluralisme]]
| political_position = [[Sentrisme|Tengah]]<ref>{{Cite web|url=https://australiaindonesiacentre.org/commentary/guide-to-the-2019-indonesian-elections-a-little-psephology/|title = Guide to the 2019 Indonesian elections: A little psephology|date = Oktober 2018}}</ref>
| DPRseats = {{Composition bar|58|575|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| international = [[Sentris Demokrat Internasional]]<br />[[Uni Demokrat Internasional]]<br />[[Dewan Liberal dan Demokrat Asia]]<ref>{{cite web|url=http://cald.org/pkb-becomes-full-cald-member/|title=PKB Becomes Full CALD Member|website=cald.org|publisher=[[Dewan Liberal dan Demokrat Asia|Council of Asian Liberals and Democrats]]|access-date=2024-03-01|language=en}}</ref><br />[[Persatuan Demokrat Asia Pasifik]]
| DPRD1seats = {{Composition bar|180|2232|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| DPRD2seatskursi_dpr = {{Composition bar|155358|17340575|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| DPRseats kursi_dprd1 = {{Composition bar|58180|5752232|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
|website = {{url|https://www.pkb.id}}
| DPRD1seatskursi_dprd2 = {{Composition bar|1801553|223217340|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
|youth=[[Garda Bangsa]]|women=[[Perempuan Bangsa]]}}
| membership = 386.021 (2023)
|website situsweb = {{url|https://www.pkb.id}}
}}
'''Partai Kebangkitan Bangsa''' ('''PKB'''), adalah sebuah [[partai politik di Indonesia]] berideologi [[Moderat]]. Partai ini didirikan oleh Presiden Indonesia ke-4 Dr. K.H.[[Abdurrahman Wahid]], Lc. di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] pada tanggal 23 Juli 1998 (29 [[Rabiulawal|Rabi'ul Awal]] 1419 [[Kalender Hijriah|Hijriah]]) yang mendapat dukungan kuat dari para kiai-kiai [[Nahdlatul Ulama]], seperti [[Munasir Ali]], [[Ilyas Ruhiat]], [[Mustofa Bisri]], [[KH Zuhdi Fatkur|Zuhdi Fatkur]] dan [[Muhith Muzadi]].<ref>https://radarseluma.disway.id/read/662649/gus-dur-peran-pkb-dalam-politik-indonesia</ref>
 
Baris 48 ⟶ 51:
Ketegangan kedua kubu PKB makin memanas setelah jalur musyawarah gagal mempertemukan kedua kubu. Bahkan adanya campur tangan oleh [[Nahdlatul Ulama|NU]] tidak membuahkan hasil. Pada tahun 2002, NU menyatakan menyerah untuk menyelesaikan konflik kedua kubu tersebut<ref>{{Cite web|date=2003-10-14|title=Kiai Langitan Gagal Pertemukan Gus Dur-Matori|url=https://nasional.tempo.co/read/21709/kiai-langitan-gagal-pertemukan-gus-dur-matori|website=Tempo|language=en|access-date=2024-03-13}}</ref> dan kedua kubu kemudian menempuh jalur hukum untuk menentukan siapa yang paling berhak menjadi pimpinan PKB. [[Nahdlatul Ulama|NU]] juga mewanti-wanti kepada [[Megawati Soekarnoputri]] untuk tidak ikut campur tangan dalam konflik internal PKB.<ref name=":0" /> Konflik internal tersebut berlangsung selama 2 tahun dan pada 2003, [[Mahkamah Agung Republik Indonesia|Makhamah Agung]] memenangkan gugatan [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]].<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|title=Seperti Matori & Alwi, Muhaimin Belum Tentu Menang di MA|url=https://news.detik.com/berita/d-955768/seperti-matori-alwi-muhaimin-belum-tentu-menang-di-ma|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref> [[Matori Abdul Djalil]] yang kalah gugatan MA memutuskan untuk mendirikan partai baru, yakni [[Partai Kejayaan Demokrasi]] (PEKADE).<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Deretan 75 Parpol yang Berhak Daftar Pemilu 2024|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220424135247-617-788950/deretan-75-parpol-yang-berhak-daftar-pemilu-2024|website=nasional|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref>
 
Pada April 2004, PKB berpartisipasi dalam [[Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004]], memperoleh 10.6% suara. Untuk [[Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004]], di mana rakyat akan memilih secara langsung, PKB memilih [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] sebagai calon presiden. Namun, [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] gagal melewati pemeriksaan medis sehingga [[Komisi Pemilihan Umum]] menolak memasukkannya sebagai calon. Gus Dur lalu mendukung [[Salahuddin Wahid]] yang merupakan pasangan dari [[Wiranto]]. Pada 5 Juli 2004, Wiranto dan Salahuddin Wahid kalah dalam pilpres. Untuk pemilihan kedua antara pasangan [[Susilo Bambang Yudhoyono|Yudhoyono]]-[[Jusuf Kalla|Kalla]] dengan Megawati-[[Hasyim Muzadi|Muzadi]], PKB sempat dilirik dukungan oleh kedua pihak peserta pemilihan presiden.<ref name=":2">{{Cite web|title=Kini SBY dan Mega Tinggal Tunggu Keputusan PKB|url=https://news.detik.com/berita/d-199164/kini-sby-dan-mega-tinggal-tunggu-keputusan-pkb|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref> Menurut Wakil Ketua PKB [[Mahfud MD]], PKB memiliki peluang yang sama. Ketiga opsi itu adalah mendukung Mega-Hasyim, mendukung SBY-Kalla, dan bersikap netral. Secara pribadi, Mahfud MD memilih bersikap netral. Namun, sejumlah DPW PKB sudah menyatakan dukungan kepada SBY-Kalla. Namun, ada juga DPW yang menyatakan dukungan Mega-Hasyim.<ref name=":2" /> Namun pada 1 September 2004, Gus Dur dan PKB menyatakan sikap untuk tidak mendukung kedua pihak koalisi dan memperbolehkan kader PKB untuk memilih sesuai hati nurani masing-masing.<ref>{{Cite web|title=Putusan Mukernas: PKB Netral|url=https://news.detik.com/berita/d-200982/putusan-mukernas-pkb-netral|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref>
 
=== 2005-2009: Perpecahan Berlanjutan & Pemilu 2009 ===
PKB mengawali pemerintahan [[Susilo Bambang Yudhoyono|SBY]] sebagai bagian dari oposisi. Pada Agustus 2005, Gus Dur menjadi salah satu pemimpin koalisi politik yang bernama [[Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu]] bersama berbagai tokoh nasional seperti [[Megawati Soekarnoputri|Megawati]], [[Try Sutrisno]], [[Wiranto]] dan [[Akbar Tanjung]]. Koalisi ini kerap mengkritik kebijakan SBY. Namun, PKB kembali mengalami gejolak internal. Konflik kepengurusan tersebut terjadi setelah [[Pemilu 2004]], yakni munculnya PKB versi [[Muhaimin Iskandar]] hasil Muktamar Semarang yang didukung [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] dan PKB versi [[Choirul Anam]] hasil Muktamar Surabaya tahun 2005. PKB pimpinan [[Choirul Anam]] kemudian berubah menjadi [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama]] (PKNU) setelah secara hukum negara mengakui PKB versi Muhaimin. Setelah konflik ini, dinamika PKB relatif mereda sampai 2008.<ref name=":3" /> Sebagai konsekuensi konflik tersebut, Gus Dur memecat [[Alwi Shihab]] dan [[Saifullah Yusuf]] dari kepengurusan PKB.<ref name=":1" />
 
Konflik internal kembali terjadi pada tahun 2008 dengan isu dualisme kepengurusan kembali muncul. Kali ini, ada kepengurusan PKB versi [[Muhaimin Iskandar]] hasil Muktamar Ancol dan PKB versi [[Ali Masykur Musa]] hasil Muktamar Parung, Bogor, yang didukung [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]].<ref name=":3" /> Sebelumnya, memang beredar kabar bahwa alasan pemecatan [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] karena Cak Imin terlalu dekat dengan Istana.<ref name=":1" /> Gus Dur juga sempat menuding Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan Wakil Presiden [[Jusuf Kalla]] sebagai inisiator konflik PKB.<ref>{{Cite web|date=15 April 2008|title=Gus Dur Sebut SBY-JK Biang Runyam PKB|url=https://nasional.kompas.com/read/2008/04/15/20545640/gus.dur.sebut.sby-jk.biang.runyam.pkb|website=[[Kompas]]|access-date=28 Maret 2024}}</ref> Namun kali ini, [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] kalah karena pemerintahan SBY mengakui PKB versi Muktamar Ancol.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2008-07-24|title=Pemerintah Akui PKB Muhaimin|url=https://nasional.kompas.com/read/2008/07/25/00305076/index-html|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-03-20}}</ref> Perpecahan ini mengakibatkan putri Gus Dur, [[Yenny Wahid]], untuk keluar dari PKB dan membentuk partai baru, yakni [[Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru]] (PKBIB).<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2012-07-10|title=Yenny Wahid-Kartini Sjahrir Bentuk Partai|url=https://nasional.kompas.com/read/2012/07/11/01542763/yenny.wahid-kartini.sjahrir.bentuk.partai|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-03-20}}</ref>
 
Perpecahan internal yang berlangsung dalam partai memberi imbasan terhadap perolehan suara PKB dalam [[pemilu 2009]]. Berbagai analis prediksi bahwa suara PKB akan merosot tajam akibat konflik diantara [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] dan [[Muhaimin Iskandar]] yang mengakibatkan basis pemilih dari [[Nahdlatul Ulama|NU]] meninggalkan partai pilihannya untuk partai lain, terutama dengan perkembangan pesat [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama|PKNU]] yang mengancam dominasi PKB di kalangan pemilih [[Nahdlatul Ulama|nahdliyin]].<ref>{{Cite web|title=Suara Parpol Islam Diprediksi Merosot pada Pemilu 2009|url=https://news.detik.com/berita/d-889996/suara-parpol-islam-diprediksi-merosot-pada-pemilu-2009|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref><ref>{{Cite web|title=Suara PKB Diprediksi Bakal Merosot Tajam|url=https://www.nu.or.id/warta/suara-pkb-diprediksi-bakal-merosot-tajam-RmHam|website=NU Online|language=id-id|access-date=2024-03-28}}</ref> Dalam [[pemilu 2009]], PKB hanya berhasil meraup 4,95% suara nasional dan meraih 27 kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]].<ref>{{Cite web|last=Basyari|first=Iqbal|date=2022-09-07|title=Strategi Dua Kaki PKB demi Kuasai 100 Kursi Parlemen|url=https://www.kompas.id/baca/polhuk/2022/09/07/strategi-dua-kaki-pkb-demi-kuasai-100-kursi-parlemen|website=kompas.id|language=id|access-date=2024-03-28}}</ref> Hasil perolehan pemilu 2009 menjadi hasil terburuk yang pernah dicapai oleh PKB selama sejarah elektoralnya.
 
=== 2009-2023: Kebangkitan Kembali & Bergabung Masuk Pemerintahan ===
Sejak kekalahan PKB dalam pemilu legislatif, PKB berusaha memperbaiki jati partai untuk pemilu berikutnya. Hal ini dimulai dalam [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009|pilpres 2009]], dimana PKB dibawah pimpinan [[Muhaimin Iskandar]] memantapkan dukungan pencalonan kembali [[Susilo Bambang Yudhoyono]] sebagai presiden.<ref>{{Cite web|last=Cahyono|first=Budi|date=6 Mei 2009|title=PKB mantap dukung SBY|url=https://news.solopos.com/pkb-mantab-dukung-sby-132473|website=Solo Pos|access-date=28 Maret 2024}}</ref> Meskipun PKB sempat menyodorkan nama [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] sebagai calon wakil presiden mendampingi [[Susilo Bambang Yudhoyono|SBY]], PKB menolak melakukan upaya maneuver untuk berhendak demikian dan mendukung penuh pasangan SBY-[[Boediono]].<ref>{{Cite web|title=Mantap Dukung SBY, PKB Tolak Bermanuver ala PKS dan PAN|url=https://news.detik.com/pemilu/d-1117014/mantap-dukung-sby-pkb-tolak-bermanuver-ala-pks-dan-pan|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref><ref>{{Cite web|title=PKB Dukung SBY-Boediono|url=https://www.nu.or.id/warta/pkb-dukung-sby-boediono-r2RjX|website=NU Online|language=id-id|access-date=2024-03-28}}</ref> Koalisi SBY yang juga terdiri dari [[Partai Amanat Nasional|PAN]], [[Partai Keadilan Sejahtera|PKS]], dan [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]] memenangkan [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009|pilpres 2009]] dengan hasil sebesar 60,8% suara nasional atau 73.874.562 suara. [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] dan kader PKB lainnya, [[Helmy Faishal Zaini]] diangkat sebagai menteri di [[Kabinet Indonesia Bersatu II]].
 
[[Muhaimin Iskandar]] mulai melakukan beberapa upaya memperkuat kembali basis partai. Pada HUT PKB 2010, [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] menegaskan PKB akan menjadi partai yang berdiri sendiri, bahkan menggalang partai lain.<ref>{{Cite web|title=Cak Imin Sampaikan Terima Kasih Kepada Gus Dur|url=https://news.detik.com/berita/d-1403972/cak-imin-sampaikan-terima-kasih-kepada-gus-dur|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref> Ia juga mengajak kader PKB yang sempat berselisih untuk bergabung kembali untuk membesarkan partai.<ref>{{Cite web|title=Muhaimin : Islah PKB Terus Diupayakan|url=https://news.detik.com/berita/d-1289804/muhaimin-islah-pkb-terus-diupayakan|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref> Cak Imin juga mengonsolidasi kembali kekuatan basis suara [[Nahdlatul Ulama|nahdliyin]] menjelang pemilu 2014.<ref>{{Cite web|title=Kompasdata {{!}} Strategi PKB Mendongkrak Suara|url=https://data.kompas.id/data-detail/kompas_statistic/64994c1668b0d1e9c9bf0b49|website=data.kompas.id|language=en|access-date=2024-03-28}}</ref> Upaya ini membantu PKB kembali bangkit pada pemilu 2014 dengan meraup 11,29 juta suara (9,04%), dua kali lipat dari perolehan suaranya pada 2009.<ref>{{Cite web|date=2023-12-15|title=Profil PKB: Kendaraan Politik Nahdliyin Berharap Nasib Baik dari Nomor Urut 1|url=https://www.voaindonesia.com/a/profil-pkb-kendaraan-politik-nahdliyin-berharap-nasib-baik-dari-nomor-urut-1/7396113.html|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2024-04-13}}</ref>
 
Dalam kontestasi [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014|Pilpres 2014]], PKB bersama partai PDI-P, [[Partai NasDem|NasDem]] dan [[Partai Hati Nurani Rakyat|Hanura]] mendukung [[Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]] [[Joko Widodo]] sebagai calon presiden<ref>{{Cite web|last=Hasugian|first=Maria Rita|date=2014-05-11|title=PKB Resmi Dukung Jokowi Jadi Capres|url=https://nasional.tempo.co/read/576870/pkb-resmi-dukung-jokowi-jadi-capres|website=Tempo|language=en|access-date=2024-04-13}}</ref> dan [[Jusuf Kalla]] sebagai calon wakil presiden.<ref>{{Cite web|last=Sulistyawati|first=Anik|date=19 Mei 2014|title=PILPRES 2014 : PDIP, PKB, Hanura, Nasdem Mantap Usung Jokowi-JK|url=https://news.solopos.com/pilpres-2014-pdip-pkb-hanura-nasdem-mantap-usung-jokowi-jk-508645|website=Solopos.com|language=id|access-date=2024-04-13}}</ref>
 
== Identitas politik ==
 
=== Ideologi ===
Undang-Undang Partai Politik Tahun 2008 menyatakan bahwa partai politik diperbolehkan mencantumkan ciri-ciri tertentu yang mencerminkan aspirasi politiknya, sepanjang tidak bertentangan dengan [[Pancasila]] dan [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD 1945]].<ref>{{Cite journal|last=Saifulloh|first=Putra Perdana Ahmad|date=2016|title=Kewajiban Partai Politik Berideologi Pancasila Ditinjau dari Prinsip-Prinsip Negara Hukum Indonesia|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/pandecta/article/view/9276|journal=Pandecta Research Law Journal|volume=11|issue=2|pages=174–188|doi=10.15294/pandecta.v11i2.9276|issn=2337-5418}}</ref> Meski berbasis Islam, PKB mengidentifikasi sebagai partai nasionalis religius. Oleh sebab itu, sejak awal pendirian, PKB selalu menyatakan sebagai partai terbuka dalam pengertian lintas agama, suku, ras, dan lintas golongan.<ref>{{Cite web|last=Wulandari|first=Fitri|date=2023-12-15|title=Profil PKB: Kendaraan Politik Nahdliyin Berharap Nasib Baik dari Nomor Urut 1|url=https://www.voaindonesia.com/a/profil-pkb-kendaraan-politik-nahdliyin-berharap-nasib-baik-dari-nomor-urut-1/7396113.html|website=VOA Indonesia}}</ref> PKB kerap berbeda haluan dengan [[Nahdlatul Ulama]] karena meskipun mendukung peran Islam dalam pemerintahan, PKB tidak memiliki dukungan yang sama dengan organisasi lama terhadap [[republik Islam]] yang secara eksplisit.<ref>Evans, Kevin R (2003). ''The history of political parties & general elections in Indonesia''. Jakarta: Arise Consultancies.</ref> Sebagai contoh, PKB mendukung acara [[Miss World 2013]] yang diselenggarakan di [[Bali]] walaupun ditolak oleh [[Nahdlatul Ulama|NU]] dan ormas Islam konservatif lainnya.<ref>{{Cite web|last=TNR|first=Yandi M. rofiyandi|date=2013-09-06|title=PKB Dukung Miss World, Alat Diplomasi Budaya|url=https://nasional.tempo.co/read/511058/pkb-dukung-miss-world-alat-diplomasi-budaya|website=Tempo|language=en|access-date=2024-04-13}}</ref>
 
=== Dukungan Elektoral ===
Baris 113 ⟶ 130:
!Hasil
!Urutan
!Ketua umum
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|1999]]
Baris 118 ⟶ 136:
| align="right" |13.336.982
| align="right" |12,61%
|''partaiPartai baru''; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |34
|[[Matori Abdul Djalil]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2004|2004]]
Baris 125 ⟶ 144:
| align="right" |11.989.564
| align="right" |10,57%
|{{increase}}1 kursi; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |3
|[[Alwi Shihab]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009|2009]]
Baris 132 ⟶ 152:
| align="right" |5.146.122
| align="right" |4,94%
|{{decrease}}25 kursi; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |7
|[[Muhaimin Iskandar]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014|2014]]
Baris 139 ⟶ 160:
| align="right" |11.298.957
| align="right" |9,04%
|{{increase}}20 kursi; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |5
|[[Muhaimin Iskandar]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019|2019]]
Baris 146 ⟶ 168:
| align="right" |13.570.097
| align="right" |9,69%
|{{increase}}11 kursi; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |45
|[[Muhaimin Iskandar]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024|2024]]
|{{Composition bar|68|580|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| align="right" |16.115.655
| align="right" |10,62%
|{{increase}}10 kursi; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |5
|[[Muhaimin Iskandar]]
|}