Rosela: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: Generalisasi 9 Mei 2024
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8:
|unranked_divisio=[[Angiospermae]]
|unranked_classis=[[Eudikotil]]
|unranked_ordo=[[RosidaeRosid]]
|ordo=[[Malvales]]
|familia=[[Malvaceae]]
Baris 24:
== Produksi ==
 
[[Cina]] dan [[Thailand]] merupakanadalah produsen terbesar yang mengendalikan sebagian dari pasokan dunia.<ref name="produksi">{{Cite web|url=http://www.fao.org/in-action/inpho/en/|title=Home  {{!}}  Inpho  {{!}}  Food and Agriculture Organization of the United Nations|website=www.fao.org|access-date=2019-07-31}}</ref> Thailand berani berinvestasi dalam memproduksi rosela dan produk rosela mereka adalah termasuk ke dalam produk yang berkualitas unggul. Sedangkan produk rosela di China tampaknya agak kurang unggul, kurang terkontrol, kurang handal dan terpercaya dibandingkan dengan Thailand.<ref name=produksi /> Namun produksi rosela terbaik berasal dari [[Sudan]], tetapi dengan kuantitas yang masih rendah dan pengolahan produk yang buruk menghambat kualitas sehingga masih kurang maksimal. Rosela juga diproduksi secara umum di [[Meksiko]], [[Mesir]], [[Senegal]], [[Tanzania]], [[Mali]] dan [[Jamaika]] yang juga termasuk dalam pemasok penting, tetapi akan tetapi produksi tersebut masih dikonsumsi oleh penduduk dalam negeri.<ref name=produksi />
 
Di anak benua [[India]] khususnya di wilayah [[delta Gangga|Delta Sungai Gangga]], rosela banyak dibudidayakan sebagai serat nabati. Rosela oleh masyarakat lokal disebut ''Meśta'' di wilayah tersebut (atau ''meshta'', karakter ''''ś'''' menunjukkan suara sh/sy seperti pada kata ''she'' dalam [[bahasa Inggris]] dan ''syu''kur dalam [[bahasa Indonesia]]). Sebagian besar produksi serat yang dihasilkan dari rosella dikonsumsi secara lokal. Namun serat (serta stek atau puntung) dari tanaman rosella memiliki permintaan besar di berbagai serat alami dalam dunia industri.
 
Rosela atau ''asam paya''<ref name=melayu >[http://www.google.co.id/search?sclient=psy-ab&hl=id&client=firefox-a&hs=hcz&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&source=hp&q=KAMUS+BAHASA+MELAYU&btnG=Telusuri#hl=id&client=firefox-a&hs=yfz&rls=org.mozilla:en-US:official&sa=X&ei=raKbTuH5Ae6ciAeH1eGrAg&ved=0CBcQvwUoAQ&q=asam+paya&spell=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=7fc0ee9e9f6e5dc4&biw=1280&bih=503 rosela dalam perbincangan bahasa Melayu, pencarian [[google]], diakses 2011-11-17]</ref> merupakan tanaman yang relatif baru dalam dunia industri di Malaysia. Rosela diperkenalkan pada awal 1990-an dan penanaman komersial pertama kali dipromosikan pada tahun 1993 oleh Departemen Pertanian di [[Terengganu]]. Areal yang ditanami adalah sekitar 12,8 ha (30 hektaree) pada tahun 1993, tetapi dapat terus meningkat menjadi 506 ha pada (1.000 hektaree) pada tahun 2000. Areal yang ditanami sekarang kurang dari 150 ha (400 hektare) per tahun, di Malaysia umumnya rosela ditanam dengan dua varietas utama. [[Terengganu]] adalah wilayah yang pertama dan dipersiapkan untuk menjadi produsen terbesar di Malaysia, tetapi produksi rosela sekarang telah menyebar ke wilayah-wilayah lain di Malaysia. Walaupun luas lahan semakin berkurang selama satu dekade terakhir atau lebih, rosela menjadi semakin dikenal oleh masyarakat luas sebagai minuman kesehatan yang penting di Malaysia. Untuk sebagian kecil, rosela juga diolah menjadi acar manis, jeli dan juga selai.
Baris 119:
 
[[Kategori:Bunga]]
[[Kategori:Tumbuhan]]
[[Kategori:Pertanian tropis]]
[[Kategori:Hibiscus]]