Johannes Leimena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
→‎cleanup: - honorifics; fixed infobox;
 
(14 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nama Maluku|([[Suku Ambon|Ambon]])|[[Leimena]]}}
{{Infobox Officeholder
| honorific_prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/profesi) -->
|name = {{PAGENAME}}
|image = Johannes Leimena.jpg
Baris 32 ⟶ 33:
|primeminister3 = [[Amir Sjarifuddin]]<br/>[[Mohammad Hatta]]<br/>[[Mohammad Natsir]]<br/>[[Sukiman Wirjosandjojo]]<br/>[[Wilopo]]
|term_start3 = 3 Juli 1947
|term_end3 = 30 Juli 1953{{efn|Leimena tidak menjabat sebagai Menteri Kesehatan dalam Kabinet [[Pemerintah Darurat Republik Indonesia]] antara 19 Desember 1948 sampai 13 Juli 1949. Dalam kabinet tersebut, [[Sukiman Wirjosandjojo]] menjabat sebagai Menkes.<ref>{{cite web |title=Kabinet Darurat |url=https://setkab.go.id/kabinet-darurat/ |publisher=[[Sekretariat Kabinet Republik Indonesia]]|accessdate=19 September 2020 |language=id}}</ref> Meskipun begitu, Leimena masih menjabat dalam [[Kabinet Hatta I]] yang tidak dianggap bubar.<ref name="Detail biodata Pejabat Menteri">{{cite web |title=Detail biodata Pejabat Menteri |url=https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=49&presiden_id=&presiden= |publisher=[[Perpustakaan Nasional]] |accessdate=19 September 2020 |language=id }}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>}}
|president3 = [[Soekarno]]
|predecessor3 = [[Darma Setiawan]]
Baris 38 ⟶ 39:
|office4 = Menteri Sosial Indonesia
|order4 = ke-14
|primeminister4 = [[Djoeanda Kartawidjaja]]
|term_start4 = 9 April 1957
|term_end4 = 24 Mei 1957
Baris 46 ⟶ 47:
|office5 = Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Indonesia
|order5 = ke-4
|term_start5 = 24 Februari 1966
|term_end5 = 18 Maret 1966
|succeeding5 =
|president5 = [[Soekarno]]
|predecessor5 = [[Syarief Thayeb]]
|successor5 = [[Mashuri Saleh]]
|office6 = Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]]
|term_start6 = 4 Maret 1956
|term_end6 = 23 Juli 1959
|constituency6 = [[Maluku]]
|office7 = Anggota [[Konstituante]]
|term_start7 = 10 November 1956
|term_end7 = 29 April 1957
|constituency7 = [[Maluku]]
|birth_date = {{Birth date|1905|3|6}}
|birth_place = [[Kota Ambon|Ambon]], [[Maluku]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|1977|3|29|1905|3|6|mf=y}}
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| resting_place = [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]
|nationality = [[Indonesia]]
|nationality = <!-- Kolom ini hanya untuk warga negara; atau pihak asing -->
|party = {{Parpolicon|Parkindo}}
|spouse = Ny. Raden Tjitjih Wiyarsih Leimena Prawiradilaga
Baris 73 ⟶ 75:
|profession =
|signature = Signature of Johannes Leimena.svg
|website nickname = "Om Jo"
|footnotes allegiance = {{flag|Indonesia}}
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Navy.svg|25px]] [[TNI Angkatan Laut]]
| serviceyears = 1945–1967
| rank = [[File:22-TNI Navy-ADM.svg|15px]] [[Laksamana]] ([[Tituler]])<ref name=":1">{{cite web|date=17 August 1964|title=Presiden Sukarno melantik Dr. Subandrio sebagai Laksamana Udara, Dr. Leimena sebagai Laksamana Laut dan Dr. H.C. Chaerul Saleh sebagai Jenderal TNI pada tgl. 17/8/1964|url=https://onesearch.id/Record/IOS1.INLIS000000000054682|publisher=Indonesia OneSearch}}</ref>
| servicenumber =
| commands =
|nationality battles = [[Revolusi Nasional Indonesia]]
| mawards = [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]]
|website =
|footnotes =
}}
[[Laksamana]] ([[Tituler|Tit.]]) Dr. '''Johannes Leimena''' ({{lahirmati|[[Kota Ambon|Ambon]], [[Maluku]]|6|3|1905|[[Jakarta]]|29|3|1977}}) adalah seorang dokter, politisi, dan [[Pahlawan Nasional Indonesia]]. Ia tercatat sebagai menteri yang menjabat [[Daftar menteri terlama di Indonesia|paling lama]] selama pemerintahan presiden [[Soekarno]], dengan total masa jabatan hampir 20 tahun. Leimena duduk dalam 18 kabinet yang berbeda, dimulai dari [[Kabinet Sjahrir II]] ([[1946]]) sampai [[Kabinet Dwikora III]] ([[1966]]), baik sebagai [[Menteri Kesehatan Indonesia|Menteri Kesehatan]], [[Perdana Menteri Indonesia|Wakil Perdana Menteri]], [[Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi Republik Indonesia|Menko Distribusi]], Wakil Menteri Pertama maupun [[Menteri Sosial Indonesia|Menteri Sosial]]. Di luar itu, ia juga menjabat sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]] dan [[Konstituante]], dan mengetuai [[Partai Kristen Indonesia]] (Parkindo) antara 1950 hingga 1961.
 
Leimena berasal dari [[Ambon]], [[Maluku]], dari sebuah keluarga [[Kristen]] dengan orang tua yang berprofesi sebagai guru. Pada usia dini, ia pindah ke [[Cimahi]] tahun 1914 dan tak lama kemudian [[Batavia]] untuk melanjutkan sekolahnya. Ia turut serta dalam pergerakan [[kebangkitan nasional]], sebagai anggota Jong Ambon dan sebagai panitia Kongres Pemuda Pertama dan [[Kongres Pemuda Kedua|Kedua]]. Dalam perihal keagamaan, Leimena juga aktif dalam gerakan [[oikumene]]. Selulusnya dari [[STOVIA]] tahun 1930, ia bekerja di berbagai rumah sakit, mulai di [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]] sebelum pindah ke [[Bandung]]. Selama [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pendudukan Jepang]], ia menjabat sebagai direktur rumah sakit di [[Purwakarta]] dan [[Tangerang]].
Baris 89 ⟶ 100:
Pada tahun 1914, Leimena pindah ke [[Cimahi]], [[Jawa Barat]], karena pamannya diangkat menjadi kepala sekolah di sana. Setelah sembilan bulan, pamannya dipindahkan lagi ke Batavia, sehingga Leimena turut kesana.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=25-27}} Di Batavia, Leimena sempat belajar di ''[[Europeesche Lagere School]]'' (ELS, setara sekolah dasar), tetapi kemudian pindah ke ''Paul Krugerschool''. Leimena melanjutkan studinya ke salah satu ''[[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]]'' (MULO, setara [[Sekolah menengah pertama|SMP]]) yang dikhususkan untuk murid [[Kristen]]. Selulusnya dari MULO, Leimena berniat untuk lanjut ke ''Hogereburgerschool'' (HBS, setara [[Sekolah menengah atas|SMA]]) atau sekolah teknik ''Koningin Wilhelmina School'' (KWS), tetapi bibinya melarang masuk HBS dan ia gagal seleksi KWS. Ia juga ditolak saat melamar kerja ke kantor pos dan kantor kereta api, sampai akhirnya ia diterima di sekolah kedokteran [[STOVIA]].{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=28-31}}
 
Selama studinya di STOVIA, Leimena aktif dalam organisasi pemuda seperti [[Jong Ambon]] dan ''Christen Studenten Vereniging'' (Perkumpulan Pelajar Kristen).{{sfn|Hitipeuw|1986|p=33}} Ia menjadi tokoh yang berpengaruh dalam organisasi Jong Ambon, pada masa ketika banyak organisasi Ambon yang terbelah antara mendukung gerakan [[Kebangkitan Nasional Indonesia|kebangkitan nasional Indonesia]] atau mendukung pemerintah Hindia Belanda (di bawah Leimena, Jong Ambon awalnya mengambil sikap netral).{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=37-38}} Karena pergaulannya dengan tokoh-tokoh Sumatra seperti [[Amir Sjarifuddin]] dan [[Mohammad Yamin]], Leimena bergabung dengan [[Perhimpunan Teosofi]].{{sfn|Hitipeuw|1986|p=40}} Pergeseran pandangan Leimena ke arah mendukung kemerdekaan Indonesia berlangsung selama pertengahan 1920-an, didorong oleh dibentuknya [[Partai Nasional Indonesia]] oleh [[Soekarno]] dan berkembangnya [[Perhimpoenan Indonesia]] di Belanda. Leimena menjadi salah seorang anggota panitia dalam [[Kongres Pemuda Pertama]] tahun 1926, dan juga [[Kongres Pemuda Kedua]] tahun 1928.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=41-42}} [[Oikumenisme|Gerakan oikumene]] yang pada masa itu baru mulai masuk Indonesia juga menarik perhatian Leimena.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=42-45}} Ia lulus dari [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen|STOVIA]] tahun 1930.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=52}}
 
== Karier ==
Baris 123 ⟶ 134:
=== Demokrasi Terpimpin ===
[[Berkas:UPACARA-PERINGATAN-HARI-ABRI-KE-XIX-1-08.jpg|jmpl|Leimena (paling kanan) sebagai inspektur upacara HUT ABRI ke-19 pada 5 Oktober 1964. Tampak Leimena mengenakan seragam Laksamana bintang empat.]]
Setelah [[Kabinet Ali Sastroamidjojo II]] jatuh, Leimena menyatakan bahwa kabinet-kabinet kedepannya harus bersifat lebih inklusif dan mencakup partai-partai yang sebelumnya tidak masuk dalam pemerintahan.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=141}} Leimena sendiri diikutsertakan dalam [[Kabinet Djuanda]], awalnya sebagai Menteri Sosial ketika kabinet tersebut diumumkan tanggal 9 April 1957, tetapi ia ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri (Waperdam) tahun itu juga.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=177}} Sejak bulan Mei 1957, Leimena menjadi anggota [[Dewan Nasional]] dan masih di tahun itu ia ditunjuk sebagai anggota Panitia 7 orang yang bertugas untuk menangani permasalahan dalam [[TNI Angkatan Darat]] beserta Presiden dan Wapres Soekarno dan [[Mohammad Hatta]], Perdana Menteri [[Djuanda Kartawidjaja]], Kasad TNI AD [[Abdul Haris Nasution]], Sultan [[Hamengkubuwono IX]], dan Menkes [[Abdul Azis Saleh]].{{sfn|Lev|2009|p=47}} Leimena dianggap seorang loyalis Soekarno yang masih mendukung Soekarno seusai [[Dekret Presiden 5 Juli 1959]]. Dikarenakan kesibukan Leimena dalam pemerintahan, jabatan ketua umum Parkindo didelegasikan ke [[Albert Mangaratua Tambunan]].{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=141-143}}
 
Seusai Dekret 1959, Leimena ditunjuk menjadi Menteri Distribusi, lalu kembali menjadi Waperdam.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=177}} Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Distribusi, Leimena memandang pentingnya memperbaiki asupan gizi untuk meningkatkan produktivitas pekerja, sehingga ia bertekad untuk mencapai swasembada beras. Untuk mencapai target ini, ia mendorong memajukan [[pertanian intensif]] di pulau Jawa, dan memperluas lahan pertanian di luar Jawa. Meskipun rencana Leimena dianggap ambisius, implementasinya menghadapi masalah karena perlunya koordinasi dengan kementerian-kementerian lainnya.{{sfn|Neelakantan|2017|p=49}}
Baris 139 ⟶ 150:
Beberapa jam setelah peristiwa tersebut, masih di tanggal 1 Oktober, Leimena dipanggil oleh [[Soekarno]] ke [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma]], tempat Soekarno sedang berunding dengan beberapa pimpinan G30S.{{sfn|Anderson|Mcvey|2009|p=63}}{{sfn|Hunter|2007|p=24}} Sebelum berangkat ke Halim, Leimena berdiskusi dengan Soeharto dan membawakan pesan dari Soeharto yang meminta Soekarno meninggalkan Halim sebelum pukul 16.30. Soeharto sebelumnya telah mengultimatum pihak G30S untuk meletakkan senjata sebelum pukul 16:30 dan mengancam akan menyerbu Halim apabila mereka tidak menyerah.{{sfn|Hunter|2007|p=24}} Setelah tiba di Halim, Leimena terus berada di dekat Soekarno sepanjang sore itu.{{sfn|Hunter|2007|p=35}} Setelah pembicaraan disana dan persetujuan Soekarno untuk menggantikan [[Ahmad Yani]] yang baru dibunuh dengan [[Pranoto Reksosamudro]] sebagai [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]], mereka diberitahukan bahwa Soeharto sedang mempersiapkan penyerbuan ke Halim. Tokoh-tokoh G30S seperti [[Omar Dhani]] mencoba meyakinkan Soekarno untuk mengikuti mereka ke [[Madiun]], ke [[Jawa Timur]] atau ke [[Bali]], tetapi Leimena berhasil memastikan bahwa Soekarno tidak dibawa pergi. Leimena menganggap bahwa apabila Soekarno mengikuti saran Dhani dkk, [[perang saudara]] dapat saja pecah.{{sfn|Hunter|2007|p=35}}{{sfn|Crouch|2007|pp=128–132}} Karena Leimena, rencana pihak G30S yang ingin membawa Soekarno ke lokasi yang dikendalikan mereka digagalkan, dan Soekarno sendiri memutuskan untuk kembali ke [[Istana Bogor]] sehingga ia tidak dapat dilibatkan dalam rencana-rencana kudeta.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=144–145}}{{sfn|Anderson|Mcvey|2009|p=85}}{{sfn|Hunter|2007|p=35}} Sore itu, pihak G30S di bawah Kolonel [[Untung Syamsuri]] mengumumkan "[[Dewan Revolusi Indonesia]]" yang termasuk Leimena, beserta banyak menteri dan petinggi negara lainnya.{{sfn|Anderson|Mcvey|2009|p=171}}{{sfn|Hunter|2007|p=20}}
 
Leimena kemudian ditunjuk sebagai Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan ''[[ad interim]]'' dan pada tanggal 3 Maret 1966 ia memerintahkan universitas-universitas ditutup. Perintahnya diabaikan oleh kesatuan-kesatuan TNI yang mengawal aktivitas di kampus-kampus.{{sfn|Crouch|2007|p=185}} Pada tanggal 11 Maret, Leimena ikut dalam suatu rapat kabinet di Jakarta, ketika sejumlah tentara memosisikan diri di depan [[Istana Presiden Indonesia|Istana Presiden]]. Sore itu, Soekarno beserta ketiga Waperdam (Leimena, [[Subandrio]], dan [[Chaerul Saleh]]) bertemu sejumlah jenderal TNI ([[Amirmachmud]], [[M. Jusuf]] dan [[Basuki Rachmat]]) di Istana Bogor. Hasil dari pertemuan tersebut merupakan [[Surat Perintah Sebelas Maret]] yang pada dasarnya menyerahkan sejumlah besar kekuasaan darurat ke Soeharto.{{sfn|Crouch|2007|pp=188–189}} Tak lama kemudian, pada tanggal 16 Maret, pertemuan lain yang diikuti Leimena berlangsung, dan dalam pertemuan itu Soekarno menolak permintaan untuk [[Perombakan kabinet|merombak kabinetnya]].{{sfn|Crouch|2007|pp=193–194}} Akan tetapi, pada tanggal 18 Maret 1966, 15 orang menteri Soekarno ditangkap.{{efn|15 orang menteri Soekarno tersebut meliputi Menteri Urusan Bank Sentral [[Jusuf Muda Dalam]], Menteri Pengairan Rakyat Ir. [[Surachman]], Menteri Negara [[Oei Tjoe Tat]], Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan [[Sumardjo]], Menteri Urusan Listrik dan Ketenagaan Ir. [[Setiadi Reksoprodjo]], Wakil Perdana Menteri III [[Chaerul Saleh]], Wakil Perdana Menteri I dr. [[Soebandrio]], Menteri Pertambangan [[Armunanto]], Menteri Perburuhan [[Soetomo Martopradoto]], Menteri Kehakiman [[Astrawinata]] S.H, Menteri Penerangan Mayor Jenderal TNI [[Achmadi]], Menteri Transmigrasi dan Koperasi Drs. [[Achadi]], Menteri dan Kepala Daerah DKI Mayjen TNI Dr. [[Soemarno Sosroatmodjo]], Menteri/Sekjen Front Nasional [[JK Tumakaka]] dan Menteri Khusus urusan Pengamanan Letkol [[Imam Sjafei]].<ref>{{cite web |last=Abdurahman |first=Hendi |title=Kisah Soeharto yang Berani Menangkap 15 Menteri Loyalis Soekarno. Lantaran Dianggap Pro PKI? |url=https://berita.99.co/soeharto-menangkap-15-menteri-loyalis-soekarno/ |website=99.co|date=27 Juli 2022 |accessdate=21 Oktober 2020 |language=id}}</ref> Meskipun begitu, Leimena masih menjabat dalam [[Kabinet Hatta I]] yang tidak dianggap bubar.<ref name="Detail biodata Pejabat Menteri">{{cite web |title=Detail biodata Pejabat Menteri |url=https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=49&presiden_id=&presiden= |publisher=[[Perpustakaan Nasional]] |accessdate=19 September 2020 |language=id }}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>}} Meskipun demikian, Leimena tetap menjabat sebagai menteri dan ditunjuk sebagai anggota bagian kabinet beranggotakan lima orang: Leimena, [[Hamengkubuwono IX]], [[Idham Chalid]], [[Adam Malik]], dan [[Ruslan Abdulgani]].{{sfn|Crouch|2007|p=200}}<ref>{{cite book |last1=Central Intelligence Agency |title=Daily Report, Foreign Radio Broadcasts |date=1966 |page=BBB4 |url=https://books.google.com/books?id=oS2ZjucSpRgC |language=en|author1-link=Badan Intelijen Pusat }}</ref> Ia pada waktu itu sudah menjabat sebagai menteri dalam berbagai kabinet selama hampir dua puluh tahun.<ref name="historia"/>
=== Orde Baru ===
Awalnya Soeharto berniat untuk menjadikan Leimena menteri juga dalam pemerintahannya, tetapi Leimena sendiri menolak secara tidak langsung melalui Hamengkubuwono IX.<ref name="historia">{{cite news |last1=Setiawan |first1=Andri |title=Nyong Ambon Pendeta Bung Karno |url=https://historia.id/politik/articles/nyong-ambon-pendeta-bung-karno-PyqLN |access-date=24 Januari 2021 |work=Historia |date=14 Agustus 2019 |language=id}}</ref> Maka itu, Leimena ditunjuk sebagai ''caretaker'' (pejabat sementara) Wakil Ketua [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA) antara 1966 dan 1968. Seusai masa jabatannya habis, ia tetap menjadi anggota DPA sampai tahun 1973. Dalam ranah ini ia meluruskan isu-isu internal DPA, khususnya dalam perihal perpajakan, pendidikan, dan suksesi presiden.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=144–145}} Ia juga ditunjuk sebagai direktur di [[Rumah Sakit PGI Cikini|Rumah Sakit Cikini]] pada tahun 1968.<ref>{{cite web |title=Dr. Leimena Direktur RS "Tjikini"|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19839489|date=16 Desember 1968|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|language=id}}</ref> Selama masa [[Orde Baru]], Leimena menjadi salah satu dari segelintir politisi yang tidak menjauhkan diri dari Soekarno.<ref name="KOMPAS020807">''Kompas''. 16 November 2007. hlm. 51</ref>
Baris 183 ⟶ 194:
*{{flag|Romania|1965}}:
**[[File:ROM Ordinul 23 August Clasa II BAR.svg|70px]] [[:en:Orders, decorations, and medals of Romania|Order of 23 August]] 2nd Class
*{{Flag|Thailand}} :
**[[File:Order of the White Elephant - 1st Class (Thailand) ribbon.svg|70px]] Knight Grand Cross (First Class) of the Most Exalted [[:en:Order of the White Elephant|Order of the White Elephant]] (KCE) (1960)<ref>[http://www.ratchakitcha.soc.go.th/DATA/PDF/2503/D/019/826.PDF แจ้งความสำนักนายกรัฐมนตรี เรื่อง พระราชทานเครื่องราชอิสริยาภรณ์]</ref>
*{{Flag|Yugoslavia}} :
**[[Berkas:YU Order of the Yugoslav Flag with Sash (1st rank) Ribbon Bar.png|70px]] [[:en:Orders, decorations, and medals of the Socialist Federal Republic of Yugoslavia|Order of the Yugoslav Flag]] with Sash
Baris 265 ⟶ 278:
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana]]
[[Kategori:Daftar pahlawan nasional Indonesia yang beragama Kristen]]