Sumatra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
The cinnamon (bicara | kontrib)
k →‎Sejarah: pranala
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Fazily (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 114.122.68.69 (bicara) ke revisi terakhir oleh Serigala Sumatera
Tag: Pengembalian
(150 revisi perantara oleh 80 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kegunaan lain|Sumatra (disambiguasi)}}
{{disambiginfo}}
{{Infobox Islands
|name = Sumatra
Baris 5:
|image_caption = Topografi Pulau Sumatra
|image_map = LocationSumatra.svg
|native_name =<br><span style="font-weight:normal;">'''سومترا'''</span> ([[Abjad Jawi|Jawi]]) <!-- silakan ditambahkan aksara lainnya di Pulau Sumatra, Jawi merupakan aksara bukan hanya digunakan oleh orang-orang Suku Melayu di Sepanjang Pantai Timur Sumatra dan Melayu Pesisir Barat, dan Melayu Daratan lainnya tapi juga sebagai bahasa budaya dan agama di sebahagian suku-suku non Melayu tetapi merupakan bagian dari rumpun Melayu seperti Suku Aceh dan Suku Minang -->
|native_name_link =
|location = [[Asia Tenggara]]
Baris 16:
|country = {{flagcountry|Indonesia}}
|country_admin_divisions_title = Provinsi
|country_admin_divisions = {{flag|Aceh}}<br />{{flag|SumatraSumatera Utara}}<br />{{flag|SumatraSumatera Barat}}<br />{{flag|Riau}}<br />{{flag|Jambi}}<br />{{flag|Bengkulu}}<br />{{flag|SumatraSumatera Selatan}}<br />{{flag|Kepulauan Bangka Belitung}}<br />{{flag|Lampung}}{{br}}{{flag|Kepulauan Riau}}
|country_largest_city = [[Berkas:Logo Kota Medan (Seal of Medan).svg|20px]] [[Kota Medan|Medan]]
|country_largest_city_population = 2.479.560 (2018)
|population = 57.940.351
|population_as_of = 2018
|density_km2= 96
|ethnic_groups = [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Rejang|Rejang]], [[Suku Komering|Komering]], [[Suku Gayo|Gayo]], dan lain-lain
|map_caption=Pulau Sumatra di Indonesia
|timezone=[[Waktu Indonesia Barat]] ([[UTC+07:00]])
}}
 
'''Sumatra''' (bentuk tidak baku: '''Sumatera''')<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sumatra|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|website=kbbi.kemdikbud.go.id}}</ref> adalah [[pulau]] [[Daftar pulau menurut luas wilayah|keenam terbesar di dunia]] yang keseluruhan nya milik terletak di [[Indonesia]], dengan luas 473.481&nbsp;km². Penduduk pulau ini sekitar 57.940.351 (sensus 2018). Pulau ini dikenal pula dengan nama lain yaitu ''Pulau Percha'', ''Andalas'', atau ''Suwarnadwipa'' ([[bahasa Sanskerta]], berarti "pulau emas"). Kemudian pada [[Prasasti Padang Roco]] tahun 1286 dipahatkan ''swarnnabhūmi'' ([[bahasa Sanskerta]], berarti "tanah emas") dan ''bhūmi mālayu'' ("Tanah Melayu") untuk menyebut pulau ini. Selanjutnya dalam naskah [[Negarakertagama]] dari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini.
'''Sumatra''' (bentuk tidak baku: ''Sumatera''){{efn|Dalam ''[[Kamus Besar Bahasa Indonesia]]'' telah disebutkan bahwa {{lang|id|'''Sumatra'''}} adalah ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia;<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sumatra|title=Sumatra – KBBI Daring|trans-title=Entri untuk "Sumatra" dalam versi daring dari ''Kamus Besar Bahasa Indonesia''|language=id|publisher=[[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia]]|website=kbbi.kemdikbud.go.id}}</ref> Namun, secara populer dieja dalam bahasa Indonesia yang tidak baku sebagai {{lang|id|''Sumatera''}}.}} adalah [[pulau]] [[Daftar pulau menurut luas wilayah|keenam terbesar di dunia]] yang terletak di [[Indonesia]], dengan luas 473.481&nbsp;km². Penduduk yang tinggal di pulau ini sekitar 57.940.351 jiwa (sensus 2018)<ref name='makalahislam'>https://www.britannica.com/list/the-largest-islands-in-the-world</ref>. Pulau ini dikenal pula dengan nama lain yaitu ''Pulau Percha'', ''Andalas'', atau ''Suwarnadwipa'' ([[bahasa Sanskerta]], berarti "pulau emas"). Kemudian pada [[Prasasti Padang Roco]] tahun 1286 dipahatkan ''swarnnabhūmi'' ([[bahasa Sanskerta]], berarti "tanah emas") dan ''bhūmi mālayu'' ("Tanah Melayu") untuk menyebut pulau ini. Selanjutnya dalam naskah [[Negarakertagama]] dari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini.
 
== Etimologi ==
Asal nama Sumatra berawal dari keberadaaan Kerajaan [[Kesultanan Samudra Pasai|Samudra]] (terletak di pesisir timur [[Aceh]]). Diawali dengan kunjungan [[Ibnu Batutah]], petualang asal [[Maroko]] ke negeri tersebut pada tahun [[1345]], dia melafalkan kata ''Samudra'' menjadi ''Shumathra'',<ref>Hamka (1950) ''[https://ia803101.us.archive.org/17/items/hamkasedjarahislamdisumaterazlib.org1/%5BHamka%5D_Sedjarah_Islam_di_Sumatera%28z-lib.org%29%20%281%29.pdf Sedjarah Islam di Sumatera]'' Medan : Pustaka Nasional. hal 7</ref> dan kemudian menjadi ''Sumatra'', selanjutnya nama ini tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan [[Imperium Portugal|Portugis]], untuk dirujuk pada pulau ini, sehingga kemudian dikenal meluas sampai sekarang.<ref>Nicholaas Johannes Krom, ''De Naam Sumatra'', BKI, 100, 1941.</ref>
 
Nama asli Sumatra, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah "Pulau Emas". Istilah ''Pulau Ameh'' ([[bahasa Minangkabau]], berarti pulau emas) kita jumpai dalam cerita [[Cindua Mato]] dari [[Minangkabau]]. Dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama tanoh mas untuk menyebut pulau Sumatra. Seorang musafir dari [[Tiongkok]] yang bernama [[I-tsing]] (634-713) yang bertahun-tahun menetap di [[Sriwijaya]] (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut Sumatra dengan nama ''chin-chou'' yang berarti "negeri emas". Emas menjadi daya tarik para pendatang di pulau Sumatra.<ref>{{cite web|url=https://historia.id/kuno/articles/pulau-emas-di-barat-nusantara-6k4rr|title=Pulau Emas di Barat Nusantara|first=Risa|last=Herdahita Putri|website=historia.id|date=13 Mei 2018|accessdate=20 Juni 2023}}</ref>.
 
Dalam berbagai [[prasasti]], Sumatra disebut dalam [[bahasa Sanskerta]] dengan istilah: ''Suwarnadwipa'' ("pulau emas") atau ''[[Suvarnabhumi|Suwarnabhumi]]'' ("tanah emas"). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah [[Buddha]] yang termasuk paling tua, Kitab [[Jataka]], menceritakan pelaut-pelaut [[India]] menyeberangi [[Teluk Benggala]] ke Suwarnabhumi. Dalam cerita [[Ramayana]] dikisahkan pencarian Dewi [[Sinta]], istri Rama yang diculik [[Rahwana]], sampai ke Suwarnadwipa.
Baris 39 ⟶ 42:
Naskah Yunani tahun 70, [[Periplous tes Erythras Thalasses]], mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi [[Nusantara]], terutama Sumatra. Di samping mencari emas, mereka mencari [[kemenyan]] (''Styrax sumatrana'') dan [[kapur barus]] (''Dryobalanops aromatica'') yang saat itu hanya ada di Sumatra. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan komoditas mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, sebagaimana tercantum pada naskah ''Historia Naturalis'' karya Plini abad pertama Masehi.
 
Dalam kitab umat [[Agama Yahudi|Yahudi]], Melakim (Raja-raja), fasalpasal 9, diterangkan bahwa Nabi [[SulaimanSalomo]] a.s. raja IsrailIsrael menerima 420 talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang menjadi bawahan dia. Emas itu didapatkan dari negeri Ofir. Kitab Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ 81, menerangkan bahwa kapal-kapal [[Nabi [[Sulaiman]] berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya” (al-ardha l-lati barak-Na fiha).
 
Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri [[Ophir]] itu terletak di Sumatra (Gunung Ophir di [[Kabupaten Pasaman Barat|Pasaman Barat]], [[SumatraSumatera Barat]] yang sekarang bernama [[Gunung Talamau]]?). Perlu dicatat, kota Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun menulis ''Geographike Hyphegesis'' berdasarkan informasi dari seorang pedagang Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatra dengan anggapan bahwa di sanalah letak negeri Ofir Nabi Sulaiman a.s.
 
=== Samudra menjadi Sumatra ===
Kata yang pertama kali menyebutkan nama ''Sumatra'' berasal dari gelar seorang raja [[Sriwijaya]] ''[[Haji Sumatrabhumi]]'' ("Raja tanah Sumatra"),<ref name="MUNOZ 175">{{cite book|last=Munoz|title=Early Kingdoms|pages=175}}</ref> berdasarkan berita China ia mengirimkan utusan ke [[China]] pada tahun [[1017]]. Pendapat lain menyebutkan nama Sumatra berasal dari nama [[KerajaanKesultanan SamudraSamudera Pasai|Samudra]], kerajaan di Aceh pada [[abadAbad ke-13]] dan [[abadAbad ke-14]]. Para [[musafir]] Eropa sejak abad[[Abad ke-15]] menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau. Sama halnya dengan pulau [[Kalimantan]] yang disebut ''[[Borneo]]'', dari nama [[BrunaiBrunei Darussalam|Brunei]], daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula didatangi orang Eropa. Demikian pula [[pulau Lombok]] tadinya bernama [[Selaparang]], sedangkan Lombok adalah nama daerah di pantai timur pulau Selaparang yang mula-mula disinggahi pelaut [[Portugis]].
 
Peralihan Samudra (nama kerajaan) menjadi Sumatra (nama pulau) menarik untuk ditelusuri. [[Odorico da Pordenone]] dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau.
Baris 50 ⟶ 53:
Pada tahun [[1490]] Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudra Hindia dan di sana tertulis pulau "Samatrah". Peta Ibnu Majid ini disalin oleh Roteiro tahun [[1498]] dan muncullah nama "Camatarra". Peta buatan [[Amerigo Vespucci]] tahun [[1501]] mencantumkan nama "Samatara", sedangkan peta [[Masser]] tahun [[1506]] memunculkan nama "Samatra". [[Ruy d’Araujo]] tahun [[1510]] menyebut pulau itu "Camatra", dan [[Alfonso Albuquerque]] tahun [[1512]] menuliskannya "Camatora". [[Antonio Pigafetta]] tahun [[1521]] memakai nama yang agak ‘benar’: "Somatra". Tetapi sangat banyak catatan musafir lain yang lebih ‘kacau’ menuliskannya: "Samoterra", "Samotra", "Sumotra", bahkan "Zamatra" dan "Zamatora".
 
Catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak [[Jan Huygen van Linschoten]] dan Sir [[Francis Drake]] abad[[Abad ke-16]], selalu konsisten dalam penulisan Sumatra. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian disesuaikan dengan lidah Indonesia: Sumatra
 
== Sejarah ==
 
Kerajaan maritim dan [[komersial]] [[Sriwijaya]] mengalami keruntuhan pada tahun 688 Hijriyah<ref name='sriwijayaempire'/>. Penyebutan Bupati di pergunakan untuk menyebut Raja Sriwijaya yang bernama Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa tertulis dalam [[Prasasti Hujung Langit]] Yuwaraja pada [[Abad ke-9]] Masehi, Sriwijaya berkembang di Indonesia<ref name='sriwijayaempire'/>. Kerajaan ini berasal dari [[Sumatera Selatan]] [[Batu Brak]] menguasai Selat [[Malaka]], kekuasaan Kedatuan Sriwijaya berlandaskan International Perdagangan [[Cina]] dan [[India]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Para Raja Sriwijaya mendirikan biara-biara di Negapattam tenggara India. [[Chola]] kerajaan India yang pada [[Abad ke-10]] Masehi Sriwijaya berkembang menguasai sebagian besar pulau [[Jawa]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Kedatuan Sriwijaya sebagai penghalang Kerajaan Chola India di jalur laut antara [[Asia Selatan]] dan Timur, pada tahun 1025 Kerajaan Chola merebut Kerajaan yang berada di [[Palembang]], menangkap raja dan seluruh anggota keluarganya termasuk pejabat-pejabat kerajaan, pembantu serta membawa hartanya, pada awal [[Abad ke-12]] Masehi Kedatuan Sriwijaya telah direduksi menjadi kerajaan dengan raja terahir seorang laki-laki bernama Ratu Sekerummong yang pada [[Abad ke-13]] M telah ditaklukkan ditumbangkan oleh keturunan dari Ratu Ngegalang Paksi tetesan darah, darah yang menetes dari Sultan Iskandar Zulkarnain<ref name='sriwijayaempire'/> "Sultan yang dipertuan" yakni Ampu Pernong, nyerupa, balunguh, berjalandiwai. Seorang bawahan Kerajaan [[Majapahit]] di Jawa segera mendominasi panggung [[Politik Indonesia]]<ref name='sriwijayaempire'>https://www.britannica.com/place/Srivijaya-empire</ref><ref>http://digilib.ubl.ac.id/index.php?p=show_detail&id=17297&keywords=</ref>, di daerah Jawa ketika konflik internal kerajaan Majapahit, berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik tersebut, hal ini dimanfaatkan oleh keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam di pulau jawa yaitu kerajaan Demak walaupun masih bersipat lokal.
Di Sidang Salai pada zaman megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, di mana masyarakatnya menggunakan peralatan dari batu yang berukuran besar. Secara etimologi, megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang artinya batu. Di SKB (Sindang Sulai) jaman tersebut di mulai dari tahun 200 SM berahir pada tahun 260 M terdapat peninggalan-peninggalan yang masih bisa kita jumpai hingga saat ini diantaranya Situs Batu Brak, Batu Kayangan, Batu Beghak, Batu Raja, Batu kebun tebbu, Batu penunjuk sakti, Batu jadi, Batu Selalau serta situs bebatuan yang berada penyambungan Bukit Sulang. Pada tahun 997 Masehi terdapat prasasti hujung langit terdapat tulisan kuno Aksara Pallawa dengan bahasa Melayu Kuno terbutkan di dalam Prasasti ini pada baris ke-7 dari 16 baris salah satu tokoh nama raja Sidang Salai. Setelah masa kekhalifahan muncul terahir Sayyidina Husain cucu Rasulullah Saw, menyebar keseluruh dunia membawa agama islam disanalah antara lain sampailah ahlul bait ini Sayyidina Husain di Pasai dari [[Pasai]] salah satu namanya [[Sultan Iskandar Zulkarnain]] pada tahun sekitar abad ke-7 bulan Shafar 133 Hijriyah memiliki anak cucu berangkat menuju Pagaruyung sekitar bulan Muharram 133 H syiar islam setelah itu beranjak ke muko-muko Bengkulu diperkirakan pada Rajab 142 H dari muko-muko berangkat menuju Sidang Salai Kuno mendirikan Kerajaan Sidang Salai pada bulan Syawwal 142 Hijriyah. Pada abad ke-13 rajab 688 hijriyah empat umpu melakukan penaklukan Sidang Selai Kuno. Pada tahun 1812 Masehi Sultan Palembang dengan tujuh kappal di buang ke ternate oleh belanda seluruhnya termasuk anak cucu nya tidak ada yang ditinggalkan di berangkatkan, kappal ke-1 berisikan raja keluarga dan kerabat-kerabatnya, kapal ke-2 punggawa pendekar-pendekar kerajaan, kapal ke-3 Juru masak, kapal ke-4 para penari-penari kerajaan dan sebagainya, kapal ke-5 bahan makanan buah-buahan sayuran dan sebagainya, kapal ke-6 para kiyai-kiyai kerajaan, kapal ke-7 pejabat-pejabat kerajaan, pada jama ini pula terjadilah Traktat London, tukar guling kekuasaan Inggris dan Belanda, saat pemerintahan colonial belanda menggantikan Inggris untuk berkuasa di Wilayah Keresidenan Bengkulu-Inggris termasuk wilayah pesisir keroi.Pada tanggal 25 Desember 1947 pernah terbentuknya Negara Sumatera Timur hasil dari RIS Belanda. Kemudian bergabung kembali dengan Republik Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1950.
 
Kemudian bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam lainnya dari pulau Sumatra<ref name='makalahislam'/>. Tertinggi bahkan bisa menkerucut menjadi Piramida kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 Hijriyah tanggal 29 Rajab tahun 688 Mujarrad rasulullah sallallahu alayhi wasallam di [[Lampung]] sebagai kekhususan satuan wilayah administrasi pemerintahan. Sedangkan pada tahun 1601 nusantara di jajah oleh kerajaan Belanda yang datang ke Indonesia<ref name='makalahislam'/>.
Sumatera Timur dipimpin oleh Presiden Dr. Tengku Mansoer, yang menguasai wilayah -wilayah berikut:
#Kabupaten Langkat
#Kesultanan Deli
#Kesultanan Serdang
#Serdang Begadai
# Karo
# Kabupaten Simalungan
# Kabupaten Batubara
# Asahan
# Kabupaten Siak
# Tamian
# Pelalawan
# Indragiri
# Riau-Lingga
 
== Penduduk ==
Secara umum, pesisir timur pulau Sumatra didiami oleh [[bangsa Melayu]], yang terbagi ke dalam beberapa suku/subsuku. Suku-suku besar lainnya selain suku Melayu ialah [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Rejang|Rejang]], [[Suku Komering|Komering]], [[Suku Gayo|Gayo]], [[Suku Enggano|Enggano]], [[Suku Mentawai|Mentawai]], [[Suku Devayan|Devayan]] dan suku-suku lainnya. Di wilayah pesisir timur Sumatra dan di beberapa kota-kota besar seperti [[Medan]], [[Batam]], [[PalembangPekan Baru]], [[PekanbaruPalembang]], dan [[Bandar Lampung]], banyak bermukim etnis pendatang seperti [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Banjar|Banjar]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dan [[India-Indonesia|India]]. Mata pencaharian penduduk Sumatra sebagian besar sebagai petani, nelayan, dan pedagang.
 
Penduduk Sumatra mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian kecil merupakan penganut ajaran Kristen [[Protestan]] maupun [[Katolik]], terutama di wilayah [[Tapanuli]] dan Toba-Samosir, termasuk sebagian wilayah lainya di [[SumatraSumatera Utara]]. Di wilayah perkotaan, seperti [[Medan]], [[Pekanbaru]], [[Batam]], [[Pangkal Pinang]], [[Palembang]], dan [[Bandar Lampung]] dijumpai beberapa penganut [[Buddha]] dan [[Konghucu]] utamanya dianut oleh orang-orang Tionghoa.
 
Berikut adalah 11 suku bangsa terbesar yang ada di Sumatera menurut sensus BPS 2010 (termasuk Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Nias, Mentawai, Simeulue dan pulau-pulau di sekitarnya)<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|website=www.bps.go.id|access-date=2021-12-19}}</ref>
{| class="wikitable"
!No
!Suku Bangsa
!Jumlah
|-
|1
|[[Suku Jawa]]
|15.239.275
|-
|2
|[[Suku Batak]]
|7.302.330
|-
|3
|[[Suku Minangkabau]]
|5.799.001
|-
|4
|Suku Asal Sumatera Selatan
|4.826.272
|-
|5
|[[Suku Melayu]]
|4.016.182
|-
|6
|Suku Asal Aceh
|3.991.883
|-
|7
|Suku Asal Sumatera Lainnya
|2.086.804
|-
|8
|Suku Asal Jambi
|1.379.351
|-
|9
|[[Suku Sunda]]
|1.231.888
|-
|10
|Suku Asal Lampung
|1.109.601
|-
|11
|[[Suku Nias]]
|1.021.267
|}
 
== Transportasi ==
Kota-kota di pulau Sumatra dihubungkan oleh empat ruas jalan lintas, yakni lintas tengah, lintas timur, lintas barat dan lintas pantai timur yang melintang dari barat laut - tenggara Sumatra. Selain itu terdapat pula ruas jalan yang melintang dari barat - timur, seperti ruas Bengkulu - [[Palembang]], Padang - Jambi, serta Padang - Dumai - Medan.
 
Di beberapa bagian pulau Sumatra, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dari [[Pelabuhan Panjang]] ([[Lampung]]) hingga [[Lubuk Linggau]] dan [[Palembang]] ([[SumatraSumatera Selatan]]). Di tengah pulau Sumatra, jalur kereta api hanya terdapat di [[SumatraSumatera Barat]]. Jalur ini menghubungkan antara kota [[Padang]] dengan [[Sawah Lunto]] dan kota Padang dengan kota [[Pariaman]]. Semasa kolonial Belanda hingga tahun [[2001]], jalur Padang - Sawah Lunto dipergunakan untuk pengangkutan batu bara. Tetapi semenjak cadangan batu bara di Ombilin mulai menipis, maka jalur ini tidak berfungsi lagi. Sejak akhir tahun [[2006]], pemerintah provinsi SumatraSumatera Barat, kembali mengaktifkan jalur ini sebagai jalur kereta wisata.
 
Di utara Sumatra, jalur kereta api membentang dari kota [[Medan]] sampai ke kota [[Rantau Prapat]]. Pada jalur ini, kereta api dipergunakan sebagai sarana pengangkutan kelapa sawit dan penumpang.
Baris 86 ⟶ 127:
 
== Ekonomi ==
Pulau Sumatra merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatra, yaitu provinsi Aceh, Riau dan SumatraSumatera Selatan. Hasil-hasil utama pulau Sumatra ialah kelapa [[sawit]], [[tembakau]], [[minyak bumi]], [[timah]], [[bauksit]], [[batu bara]] dan [[gas alam]]. Hasil-hasil bumi tersebut sebagian besar diolah oleh perusahaan-perusahaan asing.
 
Tempat-tempat penghasil barang tambang ialah:
* Arun (Aceh), menghasilkan gas alam.
* Pangkalan Brandan (SumatraSumatera Utara), menghasilkan minyak bumi
* Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjung Enim (SumatraSumatera Selatan), menghasilkan batu bara.
* Lahat (SumatraSumatera Selatan), menghasilkan batu bara.
* Plaju dan [[Sungai Gerong]] (SumatraSumatera Selatan), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjungpinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit.
* Natuna dan Kepulauan Anambas (Kepulauan Riau), menghasilkan minyak bumi dan gas alam.
* Singkep (Kepulauan Riau), menghasilkan timah.
* Karimun (Kepulauan Riau), menghasilkan granit.
* Indarung (SumatraSumatera Barat), menghasilkan semen.
* Sawahlunto (SumatraSumatera Barat), menghasilkan batubara.
 
Beberapa kota di pulau Sumatra, juga merupakan kota perniagaan yang cukup penting. [[Medan]] kota terbesar di pulau Sumatra, merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar nasional yang berkantor pusat di sini.
 
Selain kota [[Medan]], kota-kota besar lain di pulau Sumatra adalah:
# [[Palembang]], [[SumatraSumatera Selatan]]
# [[Bandar Lampung]], [[Lampung]]
# [[Pekanbaru]], [[Riau]]
# [[Batam]], [[Kepulauan Riau]]
# [[Padang]], [[SumatraSumatera Barat]]
 
== Geografis ==
Pulau Sumatra terletak di bagian barat gugusan kepulauan [[Nusantara]]. Di sebelah utara berbatasan dengan [[TelukLaut BenggalaAndaman]], di timur dengan [[Selat Malaka]], di sebelah selatan dengan [[Selat Sunda]] dan di sebelah barat dengan [[Samudra Hindia]]. Di sebelah timur pulau, banyak dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar yang bermuara di sana, antara lain [[Sungai Asahan|Asahan]] ([[SumatraSumatera Utara]]), [[Sungai Siak]] ([[Riau]]), [[Sungai Kampar|Kampar]], [[Sungai Inderagiri|Inderagiri]] ([[SumatraSumatera Barat]], Riau), [[Batang Hari]] (SumatraSumatera Barat, [[Jambi]]), [[Sungai Musi|Musi]], [[Sungai Ogan|Ogan]], [[sungai Lematang|Lematang]], [[Sungai Komering|Komering]] ([[SumatraSumatera Selatan]]), [[Way Semaka]], [[Way Sekampung]], [[Way Tulangbawang]], [[Way Seputih]] dan [[Way Mesuji]] ([[Lampung]]). Sementara beberapa sungai yang bermuara ke pesisir barat pulau Sumatra di antaranya [[Batang Tarusan]] (SumatraSumatera Barat) dan [[Sungai Ketahun|Ketahun]] ([[Bengkulu]]).
 
Di bagian barat pulau, terbentang [[pegunungan Bukit Barisan]] yang membujur dari barat laut ke arah tenggara dengan panjang lebih kurang 1500&nbsp;km. Sepanjang bukit barisan tersebut terdapat puluhan gunung, baik yang tidak aktif [[Gunung Pesagi]], maupun gunung berapi yang masih aktif, seperti [[Gunung Geureudong|Geureudong]] (Aceh), [[Gunung Sinabung|Sinabung]] (SumatraSumatera Utara), [[Gunung Marapi|Marapi]] dan [[Gunung Talang|Talang]] (SumatraSumatera Barat), [[Gunung Dempo]] (SumatraSumatera Selatan), [[Gunung Kaba]] (Bengkulu), dan [[Gunung Kerinci|Kerinci]] (SumatraSumatera Barat, Jambi). Di pulau Sumatra juga terdapat beberapa [[danau]], di antaranya [[Danau Laut Tawar]] (Aceh), [[Danau Toba]] (SumatraSumatera Utara), [[Danau Singkarak]], [[Danau Maninjau]], [[Danau Diatas]], [[Danau Dibawah]], [[Danau Talang]] (SumatraSumatera Barat), [[Danau Kerinci]] (Jambi) [[Gunung Suoh|Danau Suoh]] dan [[Danau Ranau]] (Lampung dan SumatraSumatera Selatan).
 
=== Gunung-gunung di Sumatra yang berketinggian di atas 2.500 meter dpl ===
Baris 120 ⟶ 161:
{{col|2}}
* [[Gunung Bandahara]], [[Aceh]] (3.030 m)
* [[Gunung Dempo]], [[SumatraSumatera Selatan]] (3.159 m)
* [[Gunung Geureudong]], Aceh (2.885 m)
* [[Gunung Kerinci]], [[Jambi]] (3.805 m)
* [[Gunung Leuser]], Aceh (3.172 m)
* [[Gunung Marapi]], SumatraSumatera Barat (2.891 m)
* [[Gunung Perkison]], Aceh (2.828 m)
* [[Gunung Singgalang]], SumatraSumatera Barat (2.877 m)
* [[Gunung Talamau]], SumatraSumatera Barat (2.912 m)
* [[Gunung Talang]], SumatraSumatera Barat (2.597 m)
* [[Gunung Pesagi]], [[Lampung]] (3.221) MDPL.
{{EndDiv}}
 
Baris 148 ⟶ 188:
| [[Aceh]]
| {{kota|Banda Aceh}}
| [[NovaAchmad IriansyahMarzuki]]
| align="center"|57.956
| align="center"|5.184.003
Baris 155 ⟶ 195:
| [[Berkas:Locator_Aceh_final.png|150px]]
|-
| [[SumatraSumatera Utara]]
| {{kota|Medan}}
| [[Edy Rahmayadi]]
| align="center"|72.981
| align="center"|14.753.286
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di SumatraSumatera Utara|33]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_North_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_north_sumatra.png|150px]]
|-
| [[SumatraSumatera Barat]]
| {{kota|Padang}}
| [[Mahyeldi Ansharullah]]
| align="center"|42.012
| align="center"|5.511.246
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di SumatraSumatera Barat|19]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_West_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator west sumatra.png|150px]]
Baris 209 ⟶ 249:
| [[Berkas:Locator_bengkulu_final.png|150px]]
|-
| [[SumatraSumatera Selatan]]
| {{kota|Palembang}}
| [[Herman Deru]]
| align="center"|91.592
| align="center"|8.182.597
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di SumatraSumatera Selatan|17]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_South_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_sumsel_final.png|150px]]
Baris 249 ⟶ 289:
|1
|[[Kota Medan|Medan]]
|[[SumatraSumatera Utara]]
|2.949.830
|{{start date and age|1590|7|1|df=yes}}
Baris 255 ⟶ 295:
|2
|[[Kota Palembang|Palembang]]
|[[SumatraSumatera Selatan]]
|1.573.898
|{{start date and age|683|6|17|df=yes}}
|-
|3
|[[Kota Batam|Batam]]
|[[Kepulauan Riau]]
|1.192.941
|{{start date and age|1829|12|18|df=yes}}
|-
|4
|[[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]]
|[[Lampung]]
|1.176.677
|{{start date and age|1682|6|17|df=yes}}
|-
|4
|[[Kota Batam|Batam]]
|[[Kepulauan Riau]]
|1.063.941
|{{start date and age|1829|12|18|df=yes}}
|-
|5
|[[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]]
|[[Riau]]
|1.074.989
|900.465
|{{start date and age|1784|6|23|df=yes}}
|-
|6
|[[Kota Padang|Padang]]
|[[SumatraSumatera Barat]]
|887.675
|{{start date and age|1669|8|7|df=yes}}
Baris 303 ⟶ 343:
|10
|[[Kota Pematangsiantar|Pematangsiantar]]
|[[SumatraSumatera Utara]]
|282.885
|{{start date and age|1871|4|24|df=yes}}
Baris 309 ⟶ 349:
|11
|[[Kota Binjai|Binjai]]
|[[SumatraSumatera Utara]]
|282.415
|{{start date and age|1872|5|17|df=yes}}
Baris 321 ⟶ 361:
|13
|[[Kota Lubuklinggau|Lubuklinggau]]
|[[SumatraSumatera Selatan]]
|226240,002
|{{start date and age|2001|6|21|df=yes}}
|-
|14
|[[Kota Metro]]<ref>{{Cite web|last=Bas|date=2020-10-26|title=Jumlah Penduduk Kota Metro 2020|url=https://dilut.com/jumlah-penduduk-kota-metro/|website=Dilut.com|language=en-US|access-date=2023-04-11}}</ref>
|[[Lampung]]
|167.400
|9 Juni 1937; 85 tahun lalu
|-
|15
|[[Kota Tanjungbalai|Tanjungbalai]]
|[[SumatraSumatera Utara]]
|167.012
|{{start date and age|1620|12|27|df=yes}}
|-
|15
|[[Kota Tebing Tinggi|Tebing Tinggi]]
|[[Sumatra Utara]]
|156.815
|{{start date and age|1917|7|1|df=yes}}
|}
 
Baris 347 ⟶ 387:
| 2. || [[Palembang]]|| [[Patungraya Agung]] || 1.455.284 || 1.548.064
|-
| 3. || [[Bandar LampungBatam]] || {{na}} |[[Batam–Bintan–Karimun|Batam 881.801 || 1.166.761Raya]]
| 1.329.773 || 1.192.808
|-
| 4. || [[BatamBandar Lampung]] || {{na}}Balameka Pringtata || 944881.285801 || 1.029166.808761
|-
| 5. || [[PadangPekanbaru]] || {{na}}[[Pekansikawan]] || 8331.562091.088 || 872959.271830
|-
| 6. || [[Padang]] || [[Kawasan Metropolitan Palapa|Palapa]] || 833.562 || 872.271
|}
 
Baris 364 ⟶ 407:
* [[Daftar gunung di Sumatra]]
* [[Kerajaan-kerajaan di Sumatra]]
 
== Catatan ==
{{Notelist}}
 
== Referensi ==